Share

Bab 93: Bimbang

Author: Suhadii90
last update Last Updated: 2024-12-13 23:59:26

“Padahal yang membuat Fandy nyaris kehilangan kewarasannya adalah Citra—perempuan itu seperti badai yang datang tiba-tiba, mengacak-acak dunia Fandy yang tenang. Tahu dunia malam itu karena Citra. Kurang ajar betul!”

Yuni mengepalkan tangannya erat, matanya berkilat seperti bara api yang menyala dalam kegelapan.

"Mama akan mencari tahu semuanya. Jangan sampai Fandy benar-benar terjerumus ke jurang gila hanya karena masih mencintai perempuan rapuh itu!"

Riana menarik napas dalam, menenangkan gemuruh kecil di dadanya. "Jangan terlalu emosi, Ma," ucapnya dengan suara yang lembut seperti angin pagi.

"Belum tentu benar kalau orang tua Citra sengaja membatalkan pernikahan itu. Mungkin, ini memang takdir yang tak bisa kita lawan."

Yuni mengembuskan napas dengan kasar, seperti mencoba mengusir semua amarah dan kegelisahan dalam sekali hembusan.

Wajahnya berubah melas, seperti bayangan senja yang mulai pudar. Perlahan, ia mengulurkan tangan, mengusap lengan Riana dengan sentuhan yang sarat den
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 94: Masih Ingat dengan Ucapanku?

    Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Langit di luar memamerkan semburat oranye terakhir sebelum sepenuhnya tertelan oleh gelap.Riana memutuskan untuk mengambil libur lagi hari itu, alasan sederhana: ia masih ingin menikmati sisa kehangatan rumah setelah perjalanan panjang dari Australia dua hari lalu.Rasanya, dinding rumah ini adalah pelukan yang terlalu nyaman untuk segera ditinggalkan."Aku pulang ..." Suara Fandy terdengar dari ruang depan, nadanya berat namun tak berlebihan.Lelaki itu segera melangkah ke dapur, tempat Riana sibuk dengan pisau kecil di tangannya, memotong alpukat dengan ketelitian seorang pematung."Mau buat apa?" tanyanya, matanya tertarik pada gerak tangan Riana yang anggun, meski hanya memotong buah.Riana menoleh, senyum kecil menghiasi wajahnya yang tampak lelah namun tetap manis. "Jus alpukat. Mau?" tawarnya dengan nada ringan, seperti biasa, tanpa memaksakan.Fandy mengangguk, raut wajahnya sedikit melunak. "Boleh. Aku mandi dulu, ya. Nanti kuminum

    Last Updated : 2024-12-14
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 95: Telepon dari Satya

    Riana menghela napas kasar, suaranya seperti embusan angin yang lelah melintasi lembah yang tandus. "Hanya itu salah satu cara supaya Mama bisa menerima Citra lagi dan membiarkan aku pergi," katanya tanpa menoleh ke arah Fandy. Tangannya masih sibuk, seolah-olah pekerjaan itu bisa mengalihkan rasa perih di hatinya."Jangan meminta hakmu lagi padaku," lanjut Riana, suaranya kini lebih dingin, seperti udara malam yang menusuk kulit."Aku tidak ingin melayanimu lagi karena rencana kita bisa gagal kalau kamu memintaku untuk melayani kamu. Aku ingin membatasi kita ... sampai perempuan itu kembali."Fandy tersenyum miring, senyum yang penuh dengan ironi dan kegetiran. Ia menatap Riana dengan tatapan datar, namun di baliknya ada kilatan emosi yang sulit dibaca."Aku tidak pernah bicara apa pun padamu, Riana. Bahkan sebaliknya. Aku tidak menunggunya lagi dan ingin belajar untuk mencintai kamu," katanya dengan nada yang hampir terdengar tulus.Riana menggeleng pelan, gerakannya penuh kepasraha

    Last Updated : 2024-12-14
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 96: Beri Aku Waktu

    “Aku ingin pulang. Tapi, kondisiku masih belum tahu bagaimana ke depannya. Masih belum bisa mengendalikan semuanya. Aku masih lemah dan tidak tahu sampai kapan akan seperti ini. Sementara pengobatanku hanya diberi waktu hingga empat bulan saja.”Suara Satya terdengar berat, seperti seorang pelaut yang kehilangan arah di tengah lautan yang gelap tanpa mercusuar.Helaan napasnya mengisi keheningan, panjang dan penuh kepasrahan, seakan melukiskan beban yang tak terlihat namun begitu nyata.Ia menunduk menatap lantai kamar perawatannya, kosong. Bayang-bayang lampu neon yang memantul di permukaan mengingatkan Satya pada mimpi-mimpi yang kerap ia rajut tapi tak pernah menjadi nyata.Semua yang diperintahkan dokter telah ia lakukan dengan sepenuh hati, namun hasilnya tetap nihil. Waktu seperti musuh yang tak kasat mata, terus berdetak menuju akhir yang ia sendiri tak mampu tebak.“Kakak yang sabar. Saya yakin, Kakak pasti akan sembuh. Yang penting ikhlas menjalani ini semua. Kakak pasti bisa

    Last Updated : 2024-12-15
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 97: Saya akan Menunggu

    Satya menarik napas panjang di seberang telepon, suaranya sarat dengan beban yang begitu nyata.“Jangan pergi, Riana. Mama sangat menyayangi kamu. Cobalah bertahan hingga empat bulan ini. Jangan biarkan Mama menderita karena kepergian kamu. Satu lagi, ini semua bukan karena Mama.“Karena memang aku tertarik pada kamu. Ingin mencintai sekali lagi,” katanya, suaranya perlahan merendah, seperti seorang pria yang berbicara kepada hatinya sendiri.“Aku mohon, Riana. Jangan pergi. Selama ini pun aku tahu kamu tidak pernah mencintai Fandy. Kamu hanya mencoba bertahan demi kebaikan Mama. Sekali lagi, aku mohon... bertahanlah. Setidaknya sampai empat bulan ini.”Kalimatnya bergulir seperti doa, sarat dengan kesungguhan yang nyaris tak terucapkan.Riana tetap diam, tak mampu berkata-kata. Pikirannya penuh dengan kepingan rasa—keterkejutan, keharuan, dan kebingungan.Ia tidak pernah membayangkan bahwa Satya, kakak ipar yang selama ini ia hormati, ingin menggenggamnya keluar dari jerat pernikahan

    Last Updated : 2024-12-15
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 98: Lebih Baik Pergi

    Satu minggu berlalu ....Sudah satu minggu ini pula Riana mencoba untuk tidak menyerah sampai empat bulan ke depan. Ia tidak akan pernah menganggap Fandy adalah suaminya. Hanya tinggal satu rumah dengannya, menerima dengan lapang dada bahwa Fandy tidak akan berubah.“Riana?” panggil Fandy. Ia baru saja pulang dari hotel setelah waktu sudah menunjuk angka tujuh malam.Riana yang tengah mencuci piring itu lantas menoleh ke arah Fandy. “Ada apa?” tanyanya pelan.Fandy menghela napas pelan. “Kamu kenapa? Akhir-akhir ini jadi pendiam dan tidak rewel seperti dulu lagi.” Fandy merasakan sikap Riana yang sudah mulai berubah.Riana menghela napas kasar kemudian menatap Fandy dengan lekat. “Aku jadi diam, salah. Cerewet pun salah. Harus gimana sebenarnya, Fandy?”“Aku hanya nanya. Nggak usah ngegas juga, Riana.” Fandy tampak ketakutan dengan Riana yang langsung berucap dengan nada yang cukup tinggi.Riana menghela napasnya. “Aku hanya lagi menata diri. Nggak mau berharap penuh sama kamu yang be

    Last Updated : 2024-12-16
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 99: Semakin Terlihat bahwa Riana Mencintai Satya

    Riana berucap dalam hatinya. Ia akan pergi dari hidup Fandy karena sudah tidak tahan dengan ini semua. Lari dari keluarga Pramudia dan mungkin akan hidup sendiri lagi seperti garis hidupnya yang dibuang oleh orang tuanya yang hingga kini tidak tahu alasannya kenapa.Fandy menganggukkan kepalanya seraya menatap kecewa wajah Riana. “Oke, fine! Kalau itu mau kamu, aku akan menemui Citra dan membawanya pada orang tuaku. Mereka pun tahu kalau kamu tidak mau membuka hati untuk aku. Selama ini aku sudah berusaha dan ternyata tidak dihargai olehmu!”“Apa maksudmu, Fandy? Tidak dihargai seperti apa? Kamu sendiri yang sudah menutup semuanya. Berubah kamu itu hanya pura-pura! Hanya pura-pura supaya kamu tidak kena marah Mama dan juga Kak Satya!” pekik Riana tidak mau dituding bila dirinya yang salah.“Selama dua bulan ini aku mencoba bertahan, menjadi istri yang baik untuk kamu, tapi tidak pernah kamu hargai. Bukannya malah sebaliknya? Kamu sendiri yang tidak pernah mau menghargai aku? Kenapa ma

    Last Updated : 2024-12-16
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 100: Hujaman Gila Fandy

    Fandy mengerang seraya menatap wajah perempuan itu. Tangannya kemudian menjambak rambut Riana dan membalikkan tubuh Riana dan mulai menyatukan dirinya lagi di bawah sana.Tanpa ampun mungkin akan ia lakukan sampai semua emosinya luruh dalam permainan gila yang dibuat oleh Fandy kepada Riana.Hampir dua jam lamanya Fandy menggerayangi tubuh Riana, akhirnya selesai dan langsung menyeret tubuh Riana—membawanya ke dalam kamar perempuan itu. Kini, Riana sudah berantakan bahkan tubuhnya lemas tak berdaya.“Untuk terakhir kalinya aku menyentuhmu! Tidak akan pernah lagi aku sentuh perempuan busuk sepertimu! Kita akan bercerai setelah Citra kembali!” ucapnya kemudian keluar dari kamar itu.“Brengsek!” pekik Riana kemudian menutup tubuh polosnya itu dengan selimut. Tangannya menjambak rambutnya kemudian menundukkan kepalanya seraya terisak lirih.“Haruskah aku mati saja? Untuk apa bertahan hidup kalau tidak punya tujuan? Untuk apa aku hidup kalau tidak ada satu pun orang yang mengharapkan aku h

    Last Updated : 2024-12-17
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 101: Akan Berlaku pada Satya juga?

    Riana menggeleng pelan, senyumnya samar seperti goresan tipis di kanvas pucat. “Tidak ada. Punya masalah dengan siapa? Aku tidak punya siapa-siapa,” ucapnya dengan suara datar, nyaris tanpa emosi. Kata-kata itu jatuh, seperti batu kecil yang menimbulkan riak kecil di permukaan air tenang.Rinda mengatupkan bibirnya, sadar mungkin ia telah menyentuh sisi yang tak seharusnya ia singgung. “Sorry... mungkin dengan pacarnya?” godanya ringan, meski nada suaranya sedikit berhati-hati.Riana tersenyum lirih, senyum yang tak mampu menyembunyikan luka dalam hatinya. “Pacar pun tidak ada,” jawabnya pelan, suaranya serupa bisikan angin di tengah hening ruangan.“Oh...” Rinda membisu sejenak, tapi rasa penasaran lebih kuat. “Tapi, rumor tentang kamu pacaran sama Pak Satya itu... bener nggak sih? Atau cuma gosip aja?” tanyanya dengan mata berbinar, mencoba mencari kejujuran di wajah Riana.Riana mengangkat bahunya ringan, gerakan itu seperti daun yang jatuh tanpa tujuan. “Hanya gosip. Jangan dideng

    Last Updated : 2024-12-17

Latest chapter

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 140: Cinta yang Penuh Untukmu - Tamat

    Waktu sudah menunjuk angka satu pagi. Riana sudah memasuki bukaan lengkap. Dokter Mery dan juga tiga perawat sudah berada di sana hendak membantu proses persalinan Riana."Tarik napasnya dalam-dalam, lalu keluarkan. Oke! Satu ... dua ... tiga ...."Riana menarik napasnya dan mengeluarkannya kembali. Mengejan dengan sekuat tenaga dengan tangan memegang erat tangan Satya.Lelaki itu benar-benar tak pernah meninggalkan Riana sejak mereka tiba di rumah sakit."Ayo, Sayang. Kamu pasti bisa," ucap Satya sembari mengusapi kening Riana yang sudah bercucuran keringat."Eeuurrnghhh ...." Dengan sekuat tenaga ia mengejan agar bayinya segera keluar.Riana mengatur napasnya yang sudah tersengal sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Tubuhnya sudah sangat lemas. Namun, bayinya belum juga ingin keluar dari sana."Ayo, Bu. Tarik lagi, yuk! Tarik napasnya, kemudian keluarkan." Dokter Mery memberikan interupsi lagi kepada Riana.Perempuan itu kembali mengejan. Tangannya sudah semakin erat memegang tang

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 139: Detik-Detik Menegangkan

    Sembilan bulan sudah, usia kandungan Riana. Perkiraan Riana akan melahirkan sekitar dua sampai tiga harian lagi."Kamu sudah cuti, Kak?" tanya Riana menghampiri Satya yang baru saja selesai mandi."Iya, Sayang. Waktu lahir Fabian dulu, kamu lahiran lebih cepat dari perkiraan. Aku tidak ingin hal yang dulu terjadi, terjadi lagi untuk saat ini. Aku mau stay di rumah dan menemani kamu."Riana menerbitkan senyumnya. "Manis banget. Suaminya siapa sih, ini?""Kamu nggak ngakuin aku?"Riana terkekeh pelan kemudian menggeleng pelan. "Aku anggapnya kamu teman hidupku. Forever."Satya mencubit gemas hidung istrinya itu. "Bisa aja. Mau sarapan apa? Mau aku buatkan lagi?""Boleh. Roti bakar selai strawbery, yaa.""Siap! Tunggu sebentar, yaa. Fabian udah bangun?""Udah. Mulai hari ini kan, Fabian udah sekolah. Lupa?""Oh, iyaa. Aku udah janji ke Fabian akan antar dia ke sekolah hari ini. Astaga! Untung kamu ingetin."Satya segera keluar dari kamarnya dan menghampiri Fabian. Riana yang melihatnya h

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 138: I Trust You!

    Riana mengerucutkan bibirnya. Satya kemudian menarik tangan Riana hingga kini perempuan itu duduk di sampingnya.Bibirnya menyapu bibir mungil perempuan itu dengan lembut. Tangannya melingkar di ceruk leher Riana merasakan sensasi ciuman yang semakin nikmat mereka rasakan.Lelaki itu sudah tidak sabar lagi. Ia lantas membuka celana dan juga kaus yang ia kenakan dan mengambil majalah yang ada di tangan Riana.Meraup bibir Riana lagi dengan ganas seraya meremas dada Riana dengan gemas. Suara desahan dari mulut Riana sudah mulai terdengar. Begitu jelas dan membuat Satya semakin ingin menghujam lebih dalam ciumannya itu.“Mmmpphh …,” desah Riana merasakan ciumannya itu. Lalu melingkarkan tangannya di ceruk leher Satya dengan tangan satunya membuka tali dress yang ia kenakan.Hingga kini, hanya celana dalam yang ia kenakan. Bagian atasnya sudah tereskpos dan tangan kekar itu kembali meremas gundukan kenyal dan indah milik istrinya itu

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 137: Modus Satya

    Satya menghela napasnya dengan panjang. "Nggak banyak, hanya segilintir saja. Lagian kan, jam tiga nanti baru berangkat. Jadi ini kan, alasan kamu nggak mau ikut karena lagi hamil?"Riana mengangguk. "Iya. Kalau lagi nggak hamil sih, aku pasti ikut. Kapan-kapan aja, yaa. Itu pun kalau nggak malas sih.""Babymoon?""Eum! Boleh deh."Satya kemudian mencium punggung tangan istrinya itu dan menatapnya sekali lagi. Membuat Riana yang melihatnya lantas salah tingkah karena ulah suaminya itu."Udah, aah. Aku mau ke dapur dulu. Mau minum susu hamil.""Biar aku saja. Kamu tunggu di sini, sambil nunggu Fabian bangun." Satya beranjak dari duduknya dan berlari kecil ke luar untuk membuatkan susu hamil untuk sang istri.Kali ini, ia benar-benar menikmati peran sebagai suami yang harus standby untuk istrinya yang tengah hamil bayinya itu.Lima menit kemudian, Satya masuk lagi ke dalam dan memberikan satu gelas susu hamil kepada sang istri.

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 136: Jangan Banyak Alasan!

    Riana menerbitkan senyumnya lalu melingkarkan tangannya di ceruk leher Satya yang kemudian mengecup singkat bibir lelaki itu."Terima kasih, sudah mau bertahan demi aku. Kalau nggak ada kamu, entah apa yang akan terjadi pada hidupku dan juga Fabian. Mungkin akan sengsara selamanya."Satya menghela napasnya dengan panjang dan menatap wajah Riana dengan lekat. "Jika aku tidak ada, mungkin akan ada pria lain yang akan buat kamu bahagia. Dan sepertinya aku tidak terima."Riana mengerucutkan bibirnya. "Alasan kamu nggak mau pulang ke Indonesia itu karena kamu tidak yakin akan sembuh?" tanyanya ingin tahu.Satya menggeleng pelan. "Karena aku tidak ingin melihat air mata Mama dan Papa yang terus meratapi kesedihan akan kondisiku. Itulah kenapa Mama sangat menyayangi kamu. Karena kamu sudah menyelamatkan hidup anak sulungnya."Riana mengulas senyumnya kepada suaminya itu. "Begitu rupanya. Aku bersyukur punya Mama dan Papa yang care dan sayang sama aku, Kak

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 135: Rasa Syukur Satya

    Riana menganggukkan kepalanya dan menerbitkan senyum kepadanya. "Semangat."Tak lama kemudian, Satya pun datang menghampiri istrinya itu. Ia lalu menyapa Deasy yang tengah duduk di samping istrinya."Kenalin, ini suami saya. Namanya Satya.""Deasy." Perempuan itu memperkenalkan dirinya kepada Satya."Satya." Ia hanya tersenyum kepada perempuan itu tanpa menjabat tangannya."Suami saya pernah memiliki penyakit aneh. Dia tidak berani menyentuh perempuan mana pun kecuali mamanya. Dan sampai sekarang, dia masih belum berani menyentuh perempuan lain selain saya dan mamanya."Riana menjelaskan kepada Deasy tentang Satya yang menolak jabatan tangannya.Deasy akhirnya paham kemudian mengulas senyumnya. "Memang ada, penyakit seperti itu dan sangat langka."Riana mengangguk. "Iya. Dan suami saya merupakan salah satunya yang mengalami penyakit itu."Deasy mengangguk. Ia kemudian pamit kepada Riana sebentar untuk mengambil ponselnya

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 134: Thank You for Tonight

    Satya menarik tangan Riana dan memeluknya lagi. Angin yang bertiup cukup kencang dengan terik matahari yang menyinari bumi, keduanya berpijak di sana menikmati keindahan alam.Malam harinya, Riana dan Satya memilih untuk dinner di sebuah restoran yang ada di dalam hotel miliknya.Baru pertama kali buka, pengunjung hotel sudah sebanyak hampir tiga puluh persen. Banyak yang menyukai desain dan interiornya. Juga pelayanan yang ramah, seperti hotel di Jakarta."Kak. Aku baru tahu kalau kamu punya banyak teman ternyata. Aku pikir kamu ini introvert," ucap Riana sembari melahap makanan miliknya.Satya terkekeh pelan. "Bisa-bisanya kamu mikir kalau aku seorang introvert. Aku menutup diri hanya sejak mengalami penyakit itu saja. Sebenarnya aku tidak seperti itu."Riana manggut-manggut dengan pelan kemudian menerbitkan senyumnya kepada suaminya itu."Sekarang udah berani buat terbuka lagi?"Satya mengendikan bahunya. "Aku sudah menikah, sudah

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 135: Tidak Perlu Buru-Buru

    Riana mengulas senyum dan mengangguk kecil. "Sama-sama. Makin ke sini kamu makin menggila, Kak."Satya terkekeh pelan. "Malu, sama badan kekar tapi payah dalam melakukan itu."Riana mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan suaminya itu. Ia kemudian beranjak dari tempat tidur dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum tidur.Pun dengan Satya. Lelaki itu juga masuk ke dalam kamar mandi dan mengenakan celana boxer miliknya."Kamu yakin, hanya ingin satu bulan saja di sini? Memangnya cukup?" tanya Satya kepada Riana yang tengah membasuh wajahnya.Riana menoleh dan menatap suaminya itu. "Kenapa emang? Mau nambah hari?""Terserah kamu sih."Riana menghela napasnya. "Nggak deh, Kak. Di sini hanya cabang, kan? Kamu nggak harus nuruti semua yang aku inginkan, Kak. Karena kamu pun pasti punya keinginan."Satya kembali mengecup kening Riana. "I love you," ucapnya kemudian keluar dari kamar mandi tanpa be

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 133: Tidak Perlu Khawatir

    Riana tampak begitu bahagia bahkan menganggukkan kepalanya sangat antusias. "Yeaayy! Liburan ke Bali.""Belum pernah, hm?" tanyanya sembari mengusapi sisian wajah Riana dengan lembut.Riana menggeleng pelan. "Belum. Karena nggak ada yang ngajakin."Satya manggut-manggut dengan pelan. "Mau satu bulan, di sana?""Woah! Lama juga. Boleh. Itu pun kalau kamu nggak keberatan.""No, Honey. Kapan, aku keberatan nurutin permintaan kamu? Gendong kamu aja nggak berat."Riana lantas mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan dari suaminya itu. "Nggak gitu maksudnya, Kak Satya."Lelaki itu lantas tertawa dengan pelan. "Canda, Sayang. Kamu boleh tinggal di sana sepuas kamu. Karena aku juga masih harus cek kondisi hotel dan semua karyawan juga pemimpin di sana.""Sekalian kerja juga, yaa. Bukan beneran mau liburan sama bininya," ucapnya kemudian menyunggingkan bibirnya.Melihat itu, sontak membuat Satya mencium gemas pipi istrinya. "Nggak

DMCA.com Protection Status