Riana meringis pelan. "Yaa maksudnya banyak banget ini, Kak. Aku nggak sanggup nih, buka sendirian hadiahnya.""Nanti aku bantu. Mama sama Papa juga nanti ke sini buat bantu kita bukain kadonya Fabian.""Okelah kalau begitu. Kamu masih cuti, Kak?" tanyanya kemudian."Sampai besok. Kenapa memangnya?""Nggak sih. Cuma nanya aja."Satya menaikan alisnya sebelah. "Nggak biasanya kamu nanya tapi nggak ada alasan. Ada apa, hem?" tanyanya sembari mengusapi sisian wajah istrinya itu."Nggak, kok. Beneran cuma nanya aja.""Oh, begitu. Baiklah." Satya kemudian mengulas senyumnya. "Eum. Ada yang ingin aku tanyakan pada kamu, Sayang."Satya menggenggam kedua tangan Riana seraya menatapnya dengan lekat kemudian menghela napasnya dengan panjang."Maaf, kalau aku terkesan buru-buru. Tapi, aku hanya ingin tahu adakah niat di hati kamu atau tidak."Riana menaikan alisnya sebelah. "Maksud kamu?" tanyanyak masih bingung dengan ucapan dari suaminya itu.Satya menelan saliva dengan pelan. "Eum! Aku ingin
Last Updated : 2025-01-04 Read more