All Chapters of Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah: Chapter 41 - Chapter 50

72 Chapters

41. Aryesta Meninggal?

"Mas Al! Apa yang mau kamu lakuin di sini, hah?!" bentak Aryesta dengan tangan yang terus memukul tubuh bagian belakang suaminya itu.Tetapi, Aleandra sama sekali tak mengindahkan bentakan istrinya, dan memilih terus berjalan.Ketika tubuh Aleandra sudah berdiri tepat di samping kolam berenang, langkahnya terhenti dan menatap riak air tenang di depannya.Kemudian dia menatap betis istrinya yang menjuntai di depan tubuhnya, karena memang Aryesta masih dia panggul layaknya barang di bahu lebarnya."Bukannya tadi kamu minta aku lepasin kamu, hmh?" kata Aleandra pada istrinya.Aryesta yang kepalanya sudah merasa berputar-putar pun mendadak membisu.Tak suka diabaikan ketika dirinya bertanya, Aleandra murka, dan secepat kilat dia melemparkan tubuh istrinya ke dalam air kolam yang dingin.Byur!"Argh! Dingin!" Aryesta berteriak ketika tubuhnya dengan ringan dilempar oleh suami tak beradabnya itu.Bahkan saking dinginnya, gigi Aryesta langsung beradu dan saling bergesekan, menandakan dirinya
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

42. Orang Asing

"Kamu enggak boleh mati dulu, Ar! Balas dendamku belum kelar!" panik Aleandra yang saat ini sudah berada di rumah sakit.Setelah kejadian di vila, istrinya ini masih saja belum sadarkan diri, ditambah lagi denyut nadinya yang sangat lemah, dan nyaris berhenti tadi.Dengan gerakan gesit tentu saja Aleandra langsung pergi menuju rumah sakit terdekat dari penginapan, untuk menghemat waktu.Setelah tiba, kini Aleandra mendorong brankar rumah sakit, hingga akhirnya berhenti tepat di depan ruangan unit gawat darurat."Saya ingin masuk, Dokter! Dia istri saya!" teriak Aleandra yang tubuhnya dihalangi oleh petugas keamanan.Karena jika tak ada beberapa petugas keamanan, sudah dapat dipastikan bahwa laki-laki itu akan dengan mudah menerobos masuk, dan tentunya akan menghambat kinerja para dokter dan suster di dalam ruangan."Minggir! Saya mau masuk!""Mohon maaf, Tuan. Tapi ini rumah sakit, dan orang yang bisa menemani pasien ketika sedang dalam penanganan hanya orang yang sedang melahirkan. Ja
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

43. Harusnya Sih Puasin Mantanmu Ini, Sayang ....

"Kenapa aku harus diam, Sayang ...?" sinis Dion, yang dibalas delikan tajam dari mantan istrinya ini.Bagaimana mungkin Dion bisa datang ke Lombok secepat ini?Bagiamana mungkin Dion bisa mengetahui dirinya terluka dan nyaris mati beberapa saat lalu?Dan yang lebih mencengangkan adalah, bagaimana mungkin Dion tahu ruang perawatannya.Ditambah lagi kehadiran Dion, bertepatan saat Aleandra tak ada di dalam ruangan tersebut.Mungkinkah mantan suaminya ini menempatkan mata-mata yang tak diketahui oleh Aryesta?Namun, apakah Aleandra seceroboh itu sampai membiarkan seorang penyusup diam-diam menusuknya dari belakang?Argh!Kepala Aryesta rasanya nyaris pecah sekarang.Aryesta sama sekali belum memahami kedatangan Dion hingga detik ini.Jika Aryesta kepalanya nyaris meledak memikirkan semua itu, maka berbanding terbalik dengan Dion yang sangat santai melihat kepanikan mantan istrinya ini.Mengingat jika Aryesta masih lemah, Dion pun semakin mendekat, yang spontan dadanya ditahan oleh Aryesta
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

44. Tanda Merah Milik Siapa?

"Lepasin aku, Mas!" marah Aryesta yang saat ini tubuh Dion sudah mengungkungnya.Tatapan mata tajam dan penuh dendam itu pun menghunus tajam, membuat tubuh Aryesta mendadak kaku penuh rasa takut.Perasaan yang tak pernah dia miliki ketika berada di dekat Dion, kini justru Aryesta merasakannya, dan saat ini juga Aryesta sangat ingin mencakar-cakar wajah tampan itu.Walau ketampanan Dion masih di bawah Aleandra suami keduanya, tetapi tetap saja Aryesta pernah sangat jatuh cinta pada laki-laki sialan itu.Dion menikmati wajah ketakutan Aryesta, yang ternyata membuat adik kecilnya langsung bereaksi di bawah sana."Aku benar-benar pengen rasain tubuhmu. Dan pengen lihat wajah kamu ketika aku puaskan, Sayang ...," bisik Dion, diiringi tangan yang sudah mencekal kedua pergelangan Aryesta di atas kepala wanita itu."K–kamu mau apa, Mas? Aku bisa teriak dan manggil Mas Al buat ngehajar kamu!" ancam Aryesta, yang sialnya dibalas senyum mengejek oleh mantan suaminya ini.Seolah-olah ancaman Aryes
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

45. Sisi Lain Sang Mantan

"Apakah ini kelakuanmu yang sebenarnya, Ar?"Aryesta menggelengkan kepalanya lemah, karena memang tubuhnya masih belum memiliki banyak tenaga.Aleandra kembali melihat leher Aryesta yang menampilkan kissmark dari seseorang. Dan pandangannya kembali menggelap.Laki-laki itu mendesis menahan amarah yang tak terima istrinya disentuh orang antah berantah.Lagi, pandangan keduanya bertemu dan Aleandra hanya menemukan tatapan lelah istrinya.Menyingkirkan perasaan kasihan melihat ketidakberdayaan Aryesta, Aleandra melepaskan cengkraman di dagunya, tetapi bukan untuk benar-benar melepaskannya. Melainkan untuk meraih rambutnya hingga otomatis kepala Aryesta mendongak secara paksa."Sshh!" Aryesta meringis dan berusaha menahan jambakan suaminya, yang ternyata bukan tandingannya."Kamu sangat menjijikkan, Aryesta!"Dengan napas memburu Aleandra menyiram leher Aryesta dengan air dalam gelas yang memang tersedia di atas nakas, lalu dia seka bekasnya menggunakan selimut secara kasar."Meski kamu me
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

46. Serpihan Kejadian Masa Lalu

Di lorong rumah sakit, Aleandra sedang menempelkan gawai di telinga, dengan tatapan tajam mengarah pada pemandangan taman rumah sakit di depannya."Pokoknya kamu harus cari tahu siapa yang udah masuk ke ruang perawatan istriku, sialan!" geram Aleandra yang tak suka mendengar jawaban seseorang di seberang telepon sana."Maaf Tuan. Tapi cctv-nya sudah disabotase dari dua jam sebelumnya. Dan entah kenapa sangat sulit untuk memulihkan data-datanya," jawab ajudan yang Aleandra perintahkan lewat sambungan telepon."Pokoknya kalian harus cari sampai dapat apa pun caranya! Kalau sampai gagal, kalian bakalan tahu akibatnya nanti!"Usai mengancam Aleandra memutus sambungan telepon sepihak, dan memijit pangkal hidungnya yang terasa sangat pusing.Beberapa detik terdiam, hingga pikiran-pikirannya mulai berkelana pada orang-orang yang mungkin saja berpotensi melakukan hal itu pada istrinya."Enggak mungkin mantan suami bodohnya itu, kan?" pikir Aleandra yang merasa tak mungkin jika Dion mampu melak
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

47. Misi Masing-masing

Tring!Tring!Dering ponsel itu masih mengudara dan belum Dion angkat. Apalagi emosinya sedang naik, dan Dion malas mendengar sesuatu yang mungkin saja semakin membuatnya kesal nanti.Hingga lagi dan lagi benda pipih itu berbunyi kembali. Melihat sekilas nomor seseorang yang dia ketahui, akhirnya Dion angkat teleponnya meski dengan setengah hati."Ada apa?" Adalah sapaan yang Dion berikan pada seseorang di seberang telepon sana."Maaf Bos Dion. Tapi ... user id peretas kita hampir dibobol oleh pihak lawan, Bos," gugup ajudan Dion dengan suara pelannya.Ajudan Dion bahkan sudah keringat dingin yang masih diam belum memberikan respon apa pun padanya.Sosok yang mengenakan pakain serba hitam dan sedang berada di sebuah bangunan terbengkalai, lengkap dengan set komputer super canggihnya untuk meretas sistem keamanan vila maupun rumah sakit, tempat Aryesta berada saat ini.Lain halnya dengan Dion yang sudah mengeraskan rahang, serta kembali meninju kaca di hadapannya, hingga benar-benar han
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

48. Meniduri Tisya

"Selamat malam, Sayangnya aku!" teriak Tisya yang baru saja membuka pintu masuk vila.Mata Tisya mengedar dan tak menemukan siapa pun di sana.Kaki jenjangnya berjalan ke lantai dua dan membuka sebuah kamar, di sana terlihat Aryesta yang sedang tertidur pulas, tetapi tak ada Aleandra.Baru saja Tisya ingin mengganggu waktu istirahat Aryesta, tiba-tiba saja ada sebuah tangan yang menahan bahunya.Spontan saja dia berbalik dan memekik girang, lantas memeluk tubuh gagah kekasihnya itu."Sayang! Kamu ngagetin aku aja, sih!" Manja sekali Tisya yang sedang merajuk dan memeluk erat belakang leher Aleandra.Akan tetapi, Aleandra diam saja dan melepaskan pelukan Tisya, seraya menyeret tangan perempuan itu menuju ke ruang keluarga di lantai bawah."Kamu kenapa sih jadi beda banget sama aku? Selama empat tahun kita bareng-bareng kamu enggak pernah nolak pelukan aku! Bahkan kamu juga enggak nolak tidur bareng sama aku!" Gerutuan Tisya terdengar sangat kencang, sehingga membuat Aryesta yang berada
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

49. Syarat Dion ....

"Jadi, bagaimana menurutmu, Sayang?" Pertanyaan Dion tak digubris oleh perempuan yang sedang menatap kosong video yang dia dapatkan dari ponselnya. Meski diabaikan, tetapi Dion merasa berada di atas awan. Apalagi dengan bukti kongkrit tanpa rekayasa yang dia dapatkan tadi. "Kamu harusnya tahu kalau suami kamu itu Kang Celap Celup, Sayang. Bahkan setelah kalian menikah kelakukannya semakin menjijikan. Dan apakah kamu mau lihat video lain?" tawar Dion yang masih sabar menanti. Wajah Aryesta spontan mendongak menatap ke arah Dion. "Apa itu, Mas?" Meski ragu dan tak ingin melihat video yang jauh lebih menyakitkan, daripada video Tisya yang merangkul manja semalaman di ruang keluarga, saat Aleandra sibuk dengan pekerjaannya. Hanya 1 menit, tetapi hal itu sudah membuktikan jika Aleandra hanya menoleh sekilas tanpa melepaskan rangkulan Tisya pada lengannya. Dion semakin senang melihat kepasrahan mantan istrinya pun mengambil alih ponsel di tangan Aryesta, dan mencari-cari sesuatu. Se
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

50. Tugas Seorang Istri ....

"Siapa yang harus aku percaya? Tapi bukankah enggak ada yang bisa aku percaya di antara mereka berdua?" bisik Aryesta di dalam hatinya, yang belum sepenuhnya percaya pada semua bukti yang Dion berikan. Ditatapnya Dion yang saat ini tengah berjalan di sampingnya menuju vila. Ya, Aryesta lebih memilih menggerebek suaminya terlebih dahulu. Baru setelahnya dia akan mengambil sikap. "Aku kenal kalian berdua adalah laki-laki yang sangat baik. Meskipun aku tahu kalian juga punya sisi berengsek masing-masing. Tapi aku enggak mau salah ambil keputusan. Dan untuk kesempatan kedua yang Mas Dion minta, bakalan aku pikirin nanti." Aryesta bukan lagi anak kecil, dia sudah dewasa dan tak ingin gegabah dalam bertindak. Sampai lima menit berlalu, terus saja sibuk dengan pemikiran masing-masing, kini mereka tiba di vila yang pintu masuknya sudah terbuka. "Kenapa pintunya kebuka? Apa Mas Al udah bangun?" Sedikit heran, karena saat Aryesta meninggalkan penginapan semua pintu tertutup rapat, teta
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status