Share

42. Orang Asing

last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-16 23:58:41
"Kamu enggak boleh mati dulu, Ar! Balas dendamku belum kelar!" panik Aleandra yang saat ini sudah berada di rumah sakit.

Setelah kejadian di vila, istrinya ini masih saja belum sadarkan diri, ditambah lagi denyut nadinya yang sangat lemah, dan nyaris berhenti tadi.

Dengan gerakan gesit tentu saja Aleandra langsung pergi menuju rumah sakit terdekat dari penginapan, untuk menghemat waktu.

Setelah tiba, kini Aleandra mendorong brankar rumah sakit, hingga akhirnya berhenti tepat di depan ruangan unit gawat darurat.

"Saya ingin masuk, Dokter! Dia istri saya!" teriak Aleandra yang tubuhnya dihalangi oleh petugas keamanan.

Karena jika tak ada beberapa petugas keamanan, sudah dapat dipastikan bahwa laki-laki itu akan dengan mudah menerobos masuk, dan tentunya akan menghambat kinerja para dokter dan suster di dalam ruangan.

"Minggir! Saya mau masuk!"

"Mohon maaf, Tuan. Tapi ini rumah sakit, dan orang yang bisa menemani pasien ketika sedang dalam penanganan hanya orang yang sedang melahirkan. Ja
😈BM Novita OTW🐊

Loh ko bisa ada Dion?

| 7
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
الغازالي مالع٣٢١
apa sebenarnya yg membuat aleandra punya dendam yg selalu benci n belum puas rasa dendamnya, kasihan aryesta Thor,
goodnovel comment avatar
Ita Tirtayani
pendek banget thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   43. Harusnya Sih Puasin Mantanmu Ini, Sayang ....

    "Kenapa aku harus diam, Sayang ...?" sinis Dion, yang dibalas delikan tajam dari mantan istrinya ini.Bagaimana mungkin Dion bisa datang ke Lombok secepat ini?Bagiamana mungkin Dion bisa mengetahui dirinya terluka dan nyaris mati beberapa saat lalu?Dan yang lebih mencengangkan adalah, bagaimana mungkin Dion tahu ruang perawatannya.Ditambah lagi kehadiran Dion, bertepatan saat Aleandra tak ada di dalam ruangan tersebut.Mungkinkah mantan suaminya ini menempatkan mata-mata yang tak diketahui oleh Aryesta?Namun, apakah Aleandra seceroboh itu sampai membiarkan seorang penyusup diam-diam menusuknya dari belakang?Argh!Kepala Aryesta rasanya nyaris pecah sekarang.Aryesta sama sekali belum memahami kedatangan Dion hingga detik ini.Jika Aryesta kepalanya nyaris meledak memikirkan semua itu, maka berbanding terbalik dengan Dion yang sangat santai melihat kepanikan mantan istrinya ini.Mengingat jika Aryesta masih lemah, Dion pun semakin mendekat, yang spontan dadanya ditahan oleh Aryesta

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   44. Tanda Merah Milik Siapa?

    "Lepasin aku, Mas!" marah Aryesta yang saat ini tubuh Dion sudah mengungkungnya.Tatapan mata tajam dan penuh dendam itu pun menghunus tajam, membuat tubuh Aryesta mendadak kaku penuh rasa takut.Perasaan yang tak pernah dia miliki ketika berada di dekat Dion, kini justru Aryesta merasakannya, dan saat ini juga Aryesta sangat ingin mencakar-cakar wajah tampan itu.Walau ketampanan Dion masih di bawah Aleandra suami keduanya, tetapi tetap saja Aryesta pernah sangat jatuh cinta pada laki-laki sialan itu.Dion menikmati wajah ketakutan Aryesta, yang ternyata membuat adik kecilnya langsung bereaksi di bawah sana."Aku benar-benar pengen rasain tubuhmu. Dan pengen lihat wajah kamu ketika aku puaskan, Sayang ...," bisik Dion, diiringi tangan yang sudah mencekal kedua pergelangan Aryesta di atas kepala wanita itu."K–kamu mau apa, Mas? Aku bisa teriak dan manggil Mas Al buat ngehajar kamu!" ancam Aryesta, yang sialnya dibalas senyum mengejek oleh mantan suaminya ini.Seolah-olah ancaman Aryes

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   45. Sisi Lain Sang Mantan

    "Apakah ini kelakuanmu yang sebenarnya, Ar?"Aryesta menggelengkan kepalanya lemah, karena memang tubuhnya masih belum memiliki banyak tenaga.Aleandra kembali melihat leher Aryesta yang menampilkan kissmark dari seseorang. Dan pandangannya kembali menggelap.Laki-laki itu mendesis menahan amarah yang tak terima istrinya disentuh orang antah berantah.Lagi, pandangan keduanya bertemu dan Aleandra hanya menemukan tatapan lelah istrinya.Menyingkirkan perasaan kasihan melihat ketidakberdayaan Aryesta, Aleandra melepaskan cengkraman di dagunya, tetapi bukan untuk benar-benar melepaskannya. Melainkan untuk meraih rambutnya hingga otomatis kepala Aryesta mendongak secara paksa."Sshh!" Aryesta meringis dan berusaha menahan jambakan suaminya, yang ternyata bukan tandingannya."Kamu sangat menjijikkan, Aryesta!"Dengan napas memburu Aleandra menyiram leher Aryesta dengan air dalam gelas yang memang tersedia di atas nakas, lalu dia seka bekasnya menggunakan selimut secara kasar."Meski kamu me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   46. Serpihan Kejadian Masa Lalu

    Di lorong rumah sakit, Aleandra sedang menempelkan gawai di telinga, dengan tatapan tajam mengarah pada pemandangan taman rumah sakit di depannya."Pokoknya kamu harus cari tahu siapa yang udah masuk ke ruang perawatan istriku, sialan!" geram Aleandra yang tak suka mendengar jawaban seseorang di seberang telepon sana."Maaf Tuan. Tapi cctv-nya sudah disabotase dari dua jam sebelumnya. Dan entah kenapa sangat sulit untuk memulihkan data-datanya," jawab ajudan yang Aleandra perintahkan lewat sambungan telepon."Pokoknya kalian harus cari sampai dapat apa pun caranya! Kalau sampai gagal, kalian bakalan tahu akibatnya nanti!"Usai mengancam Aleandra memutus sambungan telepon sepihak, dan memijit pangkal hidungnya yang terasa sangat pusing.Beberapa detik terdiam, hingga pikiran-pikirannya mulai berkelana pada orang-orang yang mungkin saja berpotensi melakukan hal itu pada istrinya."Enggak mungkin mantan suami bodohnya itu, kan?" pikir Aleandra yang merasa tak mungkin jika Dion mampu melak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   47. Misi Masing-masing

    Tring!Tring!Dering ponsel itu masih mengudara dan belum Dion angkat. Apalagi emosinya sedang naik, dan Dion malas mendengar sesuatu yang mungkin saja semakin membuatnya kesal nanti.Hingga lagi dan lagi benda pipih itu berbunyi kembali. Melihat sekilas nomor seseorang yang dia ketahui, akhirnya Dion angkat teleponnya meski dengan setengah hati."Ada apa?" Adalah sapaan yang Dion berikan pada seseorang di seberang telepon sana."Maaf Bos Dion. Tapi ... user id peretas kita hampir dibobol oleh pihak lawan, Bos," gugup ajudan Dion dengan suara pelannya.Ajudan Dion bahkan sudah keringat dingin yang masih diam belum memberikan respon apa pun padanya.Sosok yang mengenakan pakain serba hitam dan sedang berada di sebuah bangunan terbengkalai, lengkap dengan set komputer super canggihnya untuk meretas sistem keamanan vila maupun rumah sakit, tempat Aryesta berada saat ini.Lain halnya dengan Dion yang sudah mengeraskan rahang, serta kembali meninju kaca di hadapannya, hingga benar-benar han

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   48. Meniduri Tisya

    "Selamat malam, Sayangnya aku!" teriak Tisya yang baru saja membuka pintu masuk vila.Mata Tisya mengedar dan tak menemukan siapa pun di sana.Kaki jenjangnya berjalan ke lantai dua dan membuka sebuah kamar, di sana terlihat Aryesta yang sedang tertidur pulas, tetapi tak ada Aleandra.Baru saja Tisya ingin mengganggu waktu istirahat Aryesta, tiba-tiba saja ada sebuah tangan yang menahan bahunya.Spontan saja dia berbalik dan memekik girang, lantas memeluk tubuh gagah kekasihnya itu."Sayang! Kamu ngagetin aku aja, sih!" Manja sekali Tisya yang sedang merajuk dan memeluk erat belakang leher Aleandra.Akan tetapi, Aleandra diam saja dan melepaskan pelukan Tisya, seraya menyeret tangan perempuan itu menuju ke ruang keluarga di lantai bawah."Kamu kenapa sih jadi beda banget sama aku? Selama empat tahun kita bareng-bareng kamu enggak pernah nolak pelukan aku! Bahkan kamu juga enggak nolak tidur bareng sama aku!" Gerutuan Tisya terdengar sangat kencang, sehingga membuat Aryesta yang berada

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   49. Syarat Dion ....

    "Jadi, bagaimana menurutmu, Sayang?" Pertanyaan Dion tak digubris oleh perempuan yang sedang menatap kosong video yang dia dapatkan dari ponselnya. Meski diabaikan, tetapi Dion merasa berada di atas awan. Apalagi dengan bukti kongkrit tanpa rekayasa yang dia dapatkan tadi. "Kamu harusnya tahu kalau suami kamu itu Kang Celap Celup, Sayang. Bahkan setelah kalian menikah kelakukannya semakin menjijikan. Dan apakah kamu mau lihat video lain?" tawar Dion yang masih sabar menanti. Wajah Aryesta spontan mendongak menatap ke arah Dion. "Apa itu, Mas?" Meski ragu dan tak ingin melihat video yang jauh lebih menyakitkan, daripada video Tisya yang merangkul manja semalaman di ruang keluarga, saat Aleandra sibuk dengan pekerjaannya. Hanya 1 menit, tetapi hal itu sudah membuktikan jika Aleandra hanya menoleh sekilas tanpa melepaskan rangkulan Tisya pada lengannya. Dion semakin senang melihat kepasrahan mantan istrinya pun mengambil alih ponsel di tangan Aryesta, dan mencari-cari sesuatu. Se

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   50. Tugas Seorang Istri ....

    "Siapa yang harus aku percaya? Tapi bukankah enggak ada yang bisa aku percaya di antara mereka berdua?" bisik Aryesta di dalam hatinya, yang belum sepenuhnya percaya pada semua bukti yang Dion berikan. Ditatapnya Dion yang saat ini tengah berjalan di sampingnya menuju vila. Ya, Aryesta lebih memilih menggerebek suaminya terlebih dahulu. Baru setelahnya dia akan mengambil sikap. "Aku kenal kalian berdua adalah laki-laki yang sangat baik. Meskipun aku tahu kalian juga punya sisi berengsek masing-masing. Tapi aku enggak mau salah ambil keputusan. Dan untuk kesempatan kedua yang Mas Dion minta, bakalan aku pikirin nanti." Aryesta bukan lagi anak kecil, dia sudah dewasa dan tak ingin gegabah dalam bertindak. Sampai lima menit berlalu, terus saja sibuk dengan pemikiran masing-masing, kini mereka tiba di vila yang pintu masuknya sudah terbuka. "Kenapa pintunya kebuka? Apa Mas Al udah bangun?" Sedikit heran, karena saat Aryesta meninggalkan penginapan semua pintu tertutup rapat, teta

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21

Bab terbaru

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   126. Sudah Nasib

    Suara bel terdengar, membuat Aleandra menoleh ke arah Adam, yang sedari tadi hanya menyimak di pojok sofa. Mengerti tatapan bertanya bos-nya, Adam pun langsung paham dan bangkit, membuka pintu. "Kalian berdua?"Pertanyaan tersebut membuat Aleandra bangkit, melihat siapa gerangan yang berada di pintu masuk unit-nya. Setelah melihat siapa gerangan tamu yang baru saja datang, Aleandra langsung bergegas dan menarik salah satu lengan perempuan itu. "Kami sudah sepakat, pokoknya besok setelah acara pernikahan mereka, kita akan langsung pulang ke Indonesia, bareng papamu juga, Ar," ucap Aleandra dengan binar bahagia di matanya. "Tapi, Mas. Kamu enggak bercanda, kan?" Aryesta bertanya, perihal keputusan laki-laki itu tadi di telepon. Tentu saja, Aleandra menganggukkan kepalanya dan langsung membawa Aryesta ke dalam kamarnya. Meninggalkan tiga orang lainnya yang berada di dalam ruang tamu itu. Melihat bos-nya sudah memasuki kamar, Adam pun ikut beranjak. Bukan ke kamar, tetapi ke dapur,

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   125. Tak Berdaya

    "Halo, Mas? Kenapa?"Pertanyaan Tisya dibalut rasa takut. Takut jika laki-laki itu akan membuangnya. Takut jika semua kekhawatirannya benar-benar terjadi.Sama halnya dengan Aryesta, yang saat ini dadanya berdebar kencang, menunggu apalagi yang akan suaminya putuskan.Entah kenapa, Aryesta cemas. Mencemaskan pilihan Aleandra, yang sering tak terduga seperti sebelumnya.Bahkan Aryesta tak pernah berpikir sebelumnya, jika dia akan dimadu oleh Aleandra dengan Tisya. Untuk itulah, ada ketakukan tersendiri yang dia rasakan.Kedua tangan Aryesta meremat gaun hamilnya di atas paha. Duduk dengan tegang, menunggu kelanjutan informasi dari suaminya.Tak berbeda jauh dengan Tisya, kini dia menelan ludahnya susah payah. Menanti keputusan.Sementara itu, di seberang telepon sana Aleandra menarik napasnya sangat dalam, kemudian mengeluarkannya secara perlahan."Dengan kesadaran penuh, aku Aleandra menjatuhkan talak 3 padamu Tisya Rhani binti Denrik, tanpa amarah dan tanpa paksaan!"Deg!Kedua jantun

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   124. Kemungkinan Terburuk

    "Tolong jelaskan apa maksud kamu, Aryesta, " pinta Tisya yang masih merasa kebingungan itu.Aryesta pun menarik napas panjang, lalu menyandarkan punggung pada kursi. Menatap sekitar sejenak."Aku tahu, Kak Derren tidak akan melepaskanmu. Dan mungkin saja Kak Derren mengabaikan dirimu nantinya," kata Aryesta dengan helaan napas berat."Tapi jika Kak Derren main tangan atau berbuat yang tidak-tidak padamu, kamu bisa mengadukannya padaku nanti.""Apa yang akan aku dapatkan, jika nanti aku mengadukan apa yang dia perbuat padaku?" tanya Tisya cepat, "dan keuntungan apa yang aku miliki, jika suatu saat nanti kakak sepupumu itu melakukan KDRT padaku?"Tepat sekali. Aryesta sudah menunggu pertanyaan ini, kemudian perempuan hamil itu pun perlahan menjelaskan semuanya. "Yang pertama aku akan menegurnya.""Aku rasa, menegur laki-laki seperti dia tidak akan ada gunanya, Aryesta, " sela Tisya, yang merasa poin pertama tidak menguntungkannya sama sekali.Aryesta yang mendengar itu, hanya tersenyum

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   123. Gundah

    Masih teringat jelas apa yang baru saja Aryesta katakan padanya di sambungan telepon, yang diputus sepihak oleh istrinya itu."Sialan! Apa yang harus aku lakukan sekarang," geram Aleandra di tengah kondisi tubuhnya yang selalu saja lemah.Ya Tuhan, Aleandra rindu pelukan hangat sang istri, dan dia juga rindu pada kondisi fisiknya yang selalu prima jika di dekat perempuan tercintanya itu.Namun, kali ini dirinya berada di sebuah pilihan paling sulit. Membuatnya mengeraskan rahang, saking kesalnya pada kesepakatan yang Aryesta berikan tadi.Kegelisahan Aleandra tentu saja membuat Adam sang sekretaris pribadi menggelengkan kepalanya, tak habis pikir."Ini yang membuatku malas menikah, Al."Ucapan Adam membuat Aleandra mendengkus dan menatap tajam ke arah sahabatnya itu."Melihat kehidupan rumah tanggamu yang seperti ini, membuatku semakin yakin untuk tidak menikah," cetus Adam dengan pandangan kosong, yang sialnya, matanya tiba-tiba menyipit, saat bayangan wajah cantik Dinda terbayang di

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   122. Kesepakatan ....

    "Sebenernya aku itu sakit hati karena ditalak sama Mas Al tadi pagi di bandara. Tapi melihat kamu yang tidak peduli pada suamimu, kayakanya aku ada harapan untuk kembali bersamanya lagi."Entah kenapa, tiba-tiba dada Aryesta seolah terbakar, hanya karena mendengar kalimat menantang dari Tisya barusan.Matanya menatap tajam ke arah Tisya yang masih santai, meski Aryesta tahu ada kepedihan besar di dalam tatapan sendu Tisya.Mengingat semua hal yang menimpa Tisya, tentu saja Aryesta merasa prihatin dan tak bisa sepenuhnya membenci perempuan itu, karena ternyata semua yang menimpa ibunya adalah andil darinya juga, yang terlalu pembangkang kala itu.Membuat papa dari Tisya mengalami tekanan berat dalam hidupnya, sampai berujung mengakhiri hidupnya. Yang dilanjutkan dengan dendam kesumat ibunya Tisya.Namun, satu yang harus Aryesta garis bawahi, jika saja keluarganya bisa lebih peka terhadap keadaan ibunya yang sakit waktu itu, dan menyadari meminum obat yang salah, tentunya sang ibu tak mu

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   121. Fakta ....

    "Tidak mungkin," lirih Aryesta, yang bahunya langsung melemas saat mendengar pengakuan tak terduga dari mantan madunya ini.Sementara itu, Tiysa yang tak bisa berbohong pun hanya mampu menghela napasnya saja, karena sungguh demi apa pun, Tisya sangat bingung harus bagaimana sekarang.Terlebih Tisya tahu jika Aryesta pasti akan membencinya atau bahkan melaporkannya ke pihak berwajib, karena selama ini dia diam saja setelah tahu kebenarannya.Akan tetapi, Tisya tak punya pilihan selain diam. Dan sekarang Tisya tak mau lagi menutupinya. Karena itulah Tisya memutuskan untuk menceritakan semuanya sekarang.Satu tarikan napas Tisya ambil, lalu dia keluarkan, seblum akhirnya berkata, "Aku akan menjelaskan semuanya. Dan mengenai keputusanmu, aku tidak peduli lagi, meskipun nantinya kamu akan melaporkanku pada polisi."Sejenak dibalut rasa syok, Aryesta akhirnya mengalihkan perhatian dari keterkejutannya ke arah Tisya.Melihat jika lawan bicaranya sudah mulai menyimak penjelasan, Tisya pun akhi

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   120. Pengakuan

    "Aku tidak setuju kamu menikah dengan laki-laki sialan itu!" putus Aleandra pada Tisya yang terlihat sedikit ketakutan.Apalagi, Tisya mengingat jika laki-laki bernama Derren Rynegan itu sangat misterius, dan belum tahu sifat-sifatnya.Padahal, Tisya sudah sangat senang ketika dirinya hendak dijual kepada Derren saat di dalam pesawat. Tetapi sekarang, entah kenapa tiba-tiba hatinya menolak.Lebih tepatnya, saat Tisya melihat Derren yang memukuli Aleandra, dan tatapan tajam laki-laki itu padanya, yang membuat bulu kuduknya berdiri.Entah perasaan apa, tetapi yang jelas Tisya merasakan hawa negatif ketika berinteraksi bersama Derren tadi. Ya, meksipun Tisya hanya menampar dan membentaknya. Namun, dapat Tisya rasakan, jika Derren terlihat sangat berbahaya.Dengan gugup Tisya menggelengkan kepalanya, "Aku tidak mau ditukar dengan laki-laki itu, Mas!"Sungguh, demi apa pun, Tisya sangat ketakutan. Akan tetapi, Aleandra hanya mengangkat kedua bahunya lalu menjawab, "Aku juga tidak akan menuk

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   119. Pengantin Pengganti

    "Oh iya, Ar. Bukannya kamu harus ketemu sama calon kakak iparmu malam ini, ya?" Derren justru mengalihkan pembicaraan, karena tak berani mengatakan yang sebenarnya pada mereka.Aryesta tentu saja menatapnya dengan perasaan bingung pun bertanya, "Tapi kan aku janjiannya malam, Kak. Jadi enggak usah sekarang bangetlah.""Kalau malam takutnya kemalaman pulangnya. Lagi pula kamu sedang hamil, tidak baik pergi malam-malam, Ar," saran Derren yang terkesan perhatian, tetapi sesungguhnya Aryesta tahu bahwa kakak sepupunya itu hanya berusaha mengusir dirinya dari sana.Aryesta menggelengkan kepala, lalu bangkit dari sofa, "Aku juga perginya bareng 4 bodyguard, Kak. Jadi enggak usah terlalu berlebihan, oke? Aku juga capek mau istirahat dulu, Kak."Ya, tubuh Aryesta terasa sangat lemah sekarang, apalagi setelah kehamilannya, lelah itu mudah sekali datang padanya. Dan hal tersebut membuatnya jengkel bukan main.Padahal Aryesta sangat ingin menikmati kota London, tetapi karena kehamilannya, Aryesta

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   118. Sebuah Rencana

    Derren pun tersenyum manis, lalu berkata, "Aku akan menuruti saranmu, Ar."Mendengar jika Kakak sepupunya setuju dengan idenya, tentu saja membuat Aryesta tersenyum lebar. Kemudian memeluk erat tubuh kokoh itu."Aku sangat yakin kalau Kakak enggak akan menyesal menikah dengannya. Tapi sebelum itu, aku ingin menemuinya dan bicara dari hati ke hati. Boleh, kan? Mungkin malam ini?" tanya Aryesta pada Derren yang diam saja.Karena Derren terdiam, akhirnya Aryesta melepas pelukannya dan menatap wajah rupawan laki-laki itu yang terlihat seperti tengah berpikir.Karena terlalu ingin tahu, akhirnya Aryesta pun kembali bertanya, "Apakah ada sesuatu yang mengganjal, hm?"Tatapan penuh perhatian Aryesta membuat kesadaran Derren kembali, lalu membuang napas sejenak, "Apakah kamu tidak bisa bercerai dari suamimu, dan kita tetap menikah besok?"Entah kenapa, di dalam hati Derren masih sangat berharap jika Aryesta bisa benar-benar menikah dengannya. Dan pertanyaan Derren membuat Aryesta menghela napa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status