Home / Pendekar / PENGENDALI ANGIN PETIR / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of PENGENDALI ANGIN PETIR: Chapter 11 - Chapter 20

70 Chapters

Bab 011

"Aki Baplang, Nini Padma, terima kasih sudah terus menjaga!" ucap Bayu kepada sepasang manusia setengah baya yang sedang menjaga seseorang yang duduk bersila di sudut ruangan."Bayu, kau sudah besar sekarang. Kenapa datang dari belakang? Di mana Eyang Ismaya?" tanya wanita setengah baya yang disebut Nini Padma."Eyang berada di tempat tinggal leluhurnya." Kemudian Bayu menceritakan secara singkat tentang alam dimensi lain tempat leluhur Eyang Ismaya."Begitu rupanya!" sahut lelaki setengah baya yang disebut Aki Baplang.Mereka berdua ikut mengasuh Bayu sejak lahir. Namun, sampai sekarang Bayu tidak tahu kalau mereka sebenarnya bukan manusia, tapi sepasang makhluk dari bangsa guriang.Bayu hanya tahu mereka berdua masih ada hubungan kekerabatan dengan ayahnya Lalu siapa yang duduk bersila di sudut ruangan? Dialah Ki Abiasa sesepuh Padepokan Cakrabuana. Empat tahun lalu jasadnya dibawa diam-diam oleh Pendekar Angin Petir.
Read more

Bab 012

Di ujung halaman yang berbatasan dengan hutan inilah terdapat istal atau kandang kuda.Masih di lapangan rumput, di seberangnya, yaitu berdekatan dengan rumah Ki Wirya di pojok kiri ada rumah kecil.Suasana sudah gelap ketika Bayu sampai di sana. Ki Wirya membawa pemuda ini ke rumah kecil itu."Inilah rumah pekati yang tewas itu. Namanya Ki Tanu lebih tua sedikit umurnya dariku. Dia tinggal bersama istrinya di sini!"Ki Wirya mengucap salam yang langsung disambut oleh istri Ki Tanu yang segera keluar dari dalam. Sepasang mata wanita tua ini tampak sembab bekas tangisan, wajahnya pun pucat.Mereka dipersilakan masuk. Begitu di dalam tampaklah seorang lelaki tua yang sudah tak bernyawa tergeletak di atas bale bambu. Cahaya damar cukup menerangi ruangan sehingga bisa melihat keadaan jasad Ki Tanu.Berarti sudah sejak tadi malam jasadnya lelaki tua ini belum dikebumikan. Kondisinya pun sudah kaku dan dingin."Aku tidak membu
Read more

Bab 013

Tidak banyak bicara lagi, dua lelaki bersenjata golok ini langsung memberikan serangan yang tidak tanggung-tanggung.Dua golok berkelebat mengejar sasaran, ke arah perut dan leher. Bayu menggunakan salah satu jurus dari Kitab Gerbang Langit. Ini pertama kalinya menghadapi pertarungan sungguhan.Karena sebelumnya hanya berupa latihan bersama Eyang Ismaya dan lainnya.Sosok pemuda tampan ini seperti bayangan yang tidak bisa disentuh. Ke mana pun dua golok bergerak, selalu menemui sasaran kosong.Untungnya dua orang ini tingkat tenaga dalamnya masih biasa saja. Bukan termasuk pendekar yang sudah kawakan. Entah kenapa si peternak brewok itu menyewa orang semacam ini?Lewat belasan jurus, Bayu masih mulus tak sedikit pun tergores senjata lawan. Sedangkan dua orang tersebut napasnya sudah mulai tidak teratur.Namun, mereka tidak kehabisan akal. Secara tiba-tiba mereka melemparkan senjata rahasia berupa pisau kecil tadi guna mengecoh Ba
Read more

Bab 014

Wajah lelaki ini langsung memerah. Dua tangannya mengepal kuat."Sabar dulu, Paman. Kita memang hendak ke sana!""Si Brewok maksudmu?""Ya!""Jadi dia yang mencuri kudaku dan membunuh Ki Tanu!""Masalahnya belum jelas, Paman. Kita akan tahu setelah menemui si Brewok. Aku harap Paman menahan diri!"Ki Wirya mendengkus, mengatur nafasnya akibat menahan amarah yang meluap-luap."Baiklah!"Kemudian mereka melanjutkan langkahnya. Sampai di luar hutan, di lapangan rumput tampak kuda-kuda yang tadi pagi masih di dalam kandang kini sudah merumput liar.Bayu dan Ki Wirya langsung menuju depan ke rumah tempat tinggal si brewok. Mereka langsung masuk ke ruang depan tanpa mengetuk pintu lagi.Si bewok yang mendengar suara pintu dibuka secara kasar langsung tersentak marah dan segera keluar dari kamarnya. Namun, dia langsung lemas ketika melihat siapa yang datang.Padahal dia hendak memarahi orang
Read more

Bab 015

Pada jarak sepuluh tombak di depan, Bayu melihat dua orang yang berjalan terburu-buru masuk ke dalam hutan kecil, tapi rimbun dan lembab.Karena penasaran, Bayu ingin tahu apa yang akan dilakukan dua orang yang gerak-geriknya sepertinya tidak ingin diketahui orang lain.Segera saja Bayu usap bahu kanan sehingga sosoknya tidak bisa dilihat mata manusia. Anak ini melangkah lebih cepat agar tidak ketinggalan dua orang tadi.Setelah berada agak dekat di belakang kedua orang tersebut, barulah Bayu melihat ternyata mereka mengenakan pakaian berlapis.Bagian luarnya berupa pakaian sederhana serba hitam yang hampir menutup seluruh tubuh kecuali bagian kepala. Sedangkan di bagian dalam Bayu hanya melihat sedikit bagian sisinya saja, tapi tampak mewah seperti pakaian seorang pejabat istana.Kedua orang ini masuk ke hutan paling dalam. Suasananya semakin sepi. Ada aura yang bikin merinding, tapi Bayu tidak peduli. Dia menduga kedua orang ini pasti a
Read more

Bab 016

Hari beranjak mendekati senja. Walaupun tidak merasakan lelah karena efek Sabuk Ajaib, tapi Bayu masih ingin merasakan kesegaran minum air jernih.Dari jauh sudah terdengar suara deras aliran sungai. Segera saja Bayu bergerak ke arah suara gemuruh aliran sungai tersebut.Bayu melintasi jalan setapak yang sudah mengeras. Baru beberapa langkah saja Bayu harus segera menyelinap ke balik sebuah pohon besar.Agak ke dalam dari jalan setapak tersebut Bayu melihat sebuah rumah kecil. Ternyata di tempat sepi jauh dari perkampungan ini ada sebuah rumah.Namun, bukan rumah itu yang menjadi perhatian Bayu. Anak muda ini segera mengaktifkan Rompi Halimunan. Lalu memandang ke arah halaman rumah yang cukup luas itu.Di halaman depan rumah itu tampak seorang gadis berparas cantik berumur sembilan belas tahun sedang berlatih sebuah jurus.Pandangan Bayu sampai terbelalak melihat gadis itu. Parasnya lebih cantik dari Miranti. Lekuk tubuhnya pun l
Read more

Bab 017

Terlihat hanya ada rangkaian tulisan saja di halaman pertama. Bayu membacanya dengan pelan. Untung jenis aksaranya bisa dikenali Bayu sehingga bisa membacanya."Ilmu silat tidak dibatasi gerakGerak tidak akan memberikan kembanganKecuali hanya sedikitDan bagi orang yang terbuka pikiranSedangkan aksaraBisa membuat gerakan bebasMengikuti pikiranMenciptakan banyak kembanganSatu kata bisa membuat ribuan gerak."Bayu membuka halaman berikutnya, isinya sama. Semua tulisan tidak ada gambar gerakan silat sampai halaman terakhir seperti Kitab Aksara Sakti. Kitab ini tidak terlalu tebal, hanya sekitar lima puluh lembar saja. Bahannya terbuat dari daun lontar.Anak ini merenungkan tulisan di halaman awal tadi. Tidak butuh waktu lama dia menemukan makna tulisan itu. Sekarang dia sadar kenapa di dalam kitab ini tidak ada gambar orang memainkan jurus?Karena gambar gerakan akan membatasi gerakan jurus itu sendiri. Jurus ak
Read more

Bab 018

Kemudian Bayu duduk bersila di depan Ki Abiasa sampai menempelkan kedua lututnya. Lalu kedua telapak tangan ditempelkan di atas lutut Ki Abiasa.Bayu mulai mengerahkan kesaktiannya. Dia tahu apa yang harus dilakukan. Dalam seketika pemuda ini sudah menemukan rangkaian kalimat dalam hafalan Kitab Buana Sampurna yang bisa diaplikasikan untuk menyembuhkan luka dalam Ki Abiasa.Beberapa kejap kemudian hawa sakti mengalir dari tubuh Bayu masuk ke badan sesepuh Padepokan Cakrabuana itu melalui telapak tangan yang menempel ke lutut.Aki Baplang dan Nini Padma memperhatikan dengan penuh rasa kagum. Kecerdasan sang ayah telah menular kepada anaknya.Mereka yang dari bangsa guriang tentu saja bisa merasakan hawa sakti dalam tubuh pemuda itu. Sebelumnya memang masih terkunci karena belum bisa mengendalikannya.Sementara itu wajah Ki Abiasa yang tadinya sedikit pucat kini tampak bersinar. Aliran darahnya mengalir lancar lagi. Luka membekas yang bentu
Read more

Bab 019

"Sepertinya di sebelah sana. Ayo!" Ki Abiasa berlari lebih dulu ke arah sumber suara. Bayu mengikutinya dari belakang.Di tanah lapang di atas sebuah bukit kecil tampak lima orang tengah menggempur satu orang berpakaian serba hitam yang wajahnya ditutup kain hitam, hanya kedua matanya saja yang terlihat.Walaupun dikeroyok lima orang lelaki yang semuanya berbadan kekar dan pakaian mereka seragam warna kuning, tapi orang serba hitam tampak lebih unggul.Dilihat dari setiap gerakan tangannya selalu mengeluarkan kilatan seperti petir yang menyilaukan mata. Bahkan sesekali kilatan petir itu mencari sasaran salah satu di antara lima penyerangnya.Namun, kelima orang itu tampak sigap menghindari serangan tersebut. Mereka sudah mengantisipasi terhadap serangan lawannya."Kami semua sudah tahu kau, Panji. Kenapa mesti menutupi muka?" teriak salah seorang.Orang serba hitam hanya mengeluarkan tawa. Bayu dan Ki Abiasa yang menyaksikan agak
Read more

Bab 020

Pada saat itulah kesempatan ini digunakan orang serba hitam untuk melarikan diri. Bayu hendak mengejar, tapi Ki Abiasa keburu menahannya."Biarkan saja!" teriak Ki Abiasa. Sosoknya sudah mendekati Lima Singa Emas yang kini sedang duduk bersila mengatur napas dan hawa sakti guna menyembuhkan luka dalam mereka.Sementara itu, di tempat lain yang tidak disadari oleh semuanya. Tampak tiga orang sedang memperhatikan kejadian tadi. Mereka adalah dua orang kakek-kakek dan satu nenek-nenek.Ketiganya saling pandang penuh arti saat menyaksikan kehebatan Bayu. Apalagi sekarang anak muda itu tampak duduk bersila dikelilingi Lima Singa Emas yang juga duduk bersila.Setiap Singa Emas tangannya menyentuh bagian tubuh Bayu seperti lutut, bahu dan tangan.Rupanya Bayu sedang menyalurkan hawa sakti untuk menyembuhkan luka dalam kelima orang itu. Hal ini atas perintah Ki Abiasa yang ingin menolong Lima Singa Emas.Beberapa lama kemudian Lima Singa
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status