Semua Bab PENGENDALI ANGIN PETIR: Bab 31 - Bab 40

70 Bab

Bab 031

Sampai lima tombak, tidak ada lagi gangguan, tapi Bayu merasa belum aman selagi masih di dalam hutan itu. Tiba-tiba terdengar suara dari atas.Bayu segera melompat ke depan sejauh dua tombak setelah dia melihat apa yang ada di atas.Brukk!Sebuah kerangkeng besar terbuat dari kayu hampir saja mengurungnya."Benar, tampaknya penguasa hutan ini ingin menangkapku! ujar Bayu.Tapi hutan apa ini?Bayu sudah berjalan lagi. Kalau yang merintanginya adalah penghuni hutan ini maka setelah keluar tidak akan mengganggu lagi.Bisa jadi penyerang itu si Iblis Petir yang mengincar nyawanya. Mengingat dirinya sudah membuat Kupra sekarat.Masalahnya Bayu tidak tahu berapa lama lagi keluar dari hutan itu? Berapa panjang jalan setapak yang dia lalui? Namun, Bayu tidak takut sama sekali, dia selalu siap jika ada rintangan lagi yang menghadang.Jauh di ujung sana sekitar puluhan tombak tampak pepohonan sudah tidak rapat la
Baca selengkapnya

Bab 032

Mau tak mau Bayu harus mengikuti instruksi suara tanpa wujud itu. Dia melangkah maju. Suasana hatinya dibuat setenang mungkin. Dia masih bisa merasakan kekuatan yang dimilikinya.Berarti dia bisa menggunakannya saat melewati yang dinamakan ujian itu. "Tenaga Bintang, mungkin itu kekuatan yang ada di dalam Cincin Kamulyan!" batin Bayu.Seperti apa lawan pertama yang akan dihadapinya. Ada rasa menyesal setelah memakai Cincin pusaka itu. Tahu bakal begini, dia tak akan mencoba memakainya.Karena seluruh alam terlihat berwarna putih, Bayu merasa sedang jalan di tempat saja walau sudah berapa puluh langkah dia lewati. Keadaanya tetap sama seperti tidak kemana-mana.Baru setelah beberapa saat perubahan alam terlihat secara tiba-tiba. Bayu kini memasuki sebuah padang rumput yang sangat luas. Sejauh mata memandang hanya rumput dan ilalang yang tampak di depan mata. Namun, di atas tetap langit putih. Alam ini terang, tapi tidak ada matahari di a
Baca selengkapnya

Bab 033

Begitu mendarat, Eyang Ismaya sudah memutar sangat cepat sambil membabatkan tongkat. Bayu bersalto lagi, melakukan gerakan seperti semula. Memastikan benda yang menempel di tengkuk Eyangnya itu.Bayu penasaran dengan benda aneh itu.Ketika Eyang Ismaya berputar lagi, Bayu tidak menghindar. Dia siapkan tenaga besar pada tangannya. Dia menunggu serangan datang.Trang!Tongkat dan tangan berbenturan keras. Pada saat itu Bayu memutar tubuhnya hingga mendekati Eyangnya bergerak lincah hingga posisinya berada di belakang sang sesepuh.Secepat kilat tangannya disabetkan ke tengkuk mengenai benda aneh yang menempel di sana.Cesss!Sosok Eyang Ismaya tiba-tiba berubah menjadi asap putih lalu terhirup masuk ke lubang hidung Bayu. Beberapa saat pemuda itu tak sadarkan diri dalam posisi berdiri."Bagus, sekarang masuklah ke gerbang itu. Ujian selanjutnya ada di dalam!"Suara tanpa rupa terdengar lagi setelah Bayu
Baca selengkapnya

Bab 034

Namun, apakah tempatnya sama. Tentu berbeda. Maka Bayu memperhatikan setiap detil postur tubuh Ki Abiasa. Sampai dia menemukan ada tanda aneh pada pergelangan tangan.Pada pergelangan tangan kanan Ki Abiasa yang sedang memutar sorbannya, ada satu benda yang memendarkan cahaya kuning terang. Dorongan dalam benak Bayu harus menangkap pergelangan tangan itu."Itu dia!"Bayu melesat seperti hendak menubruk Ki Abiasa. Begitu sudah sangat dekat, dia ayunkan tangan sehingga menangkis dan menahan putaran sorban.Pada saat putaran sorban terhenti, maka tangan yang memegang pun berhenti. Secepat kilat tangan Bayu yang satunya meraih pergelangan tangan Ki Abiasa.Srett!Wesss!Sosok Ki Abiasa langsung berubah menjadi asap putih dan otomatis terhirup ke dalam lubang hidung Bayu sebelum mendarat."Apa masih ada lagi?" tantang Bayu setelah mengatur hawa sakti yang bergejolak dalam dadanya."Masih!" jawab suara tanpa
Baca selengkapnya

Bab 035

Bayu terkesiap ketika ada ombak raksasa bergulung-gulung beberapa tombak di depannya. Ombak ini sangat tinggi sampai lebih dari lima tombak.Otaknya langsung bekerja. Tidak mungkin dia melompat setinggi itu sementara tenaganya semakin menipis. Maka satu-satunya cara adalah menerobos ombak tersebut.Begitu sudah dekat, Bayu meluncur dengan dua tangan di depan. Gambarannya seperti orang yang hendak terjun berenang. Seperti ikan lumba-lumba yang melompat melewati sebuah lingkaran.Wussh!Brusss!Sesuai ukurannya, ombak raksasa ini menghempas kuat apa saja yang ada di dekatnya, tapi Bayu dengan sekuat tenaga menerobosnya hingga ujung. Beberapa kali mulutnya kemasukan air.Dadanya terasa sesak. Setelah berhasil melewati ombak raksasa, dia merasakan kehilangan daya. Sehingga tubuhnya melayang ke bawah.Bayu pasrah, dia melihat air laut siap melahapnya. Tenaga dalamnya benar-benar habis tak bersisa. Percuma juga tadi menerobos
Baca selengkapnya

Bab 036

"Ya!""Ilmu apa saja namanya?" Bayu menebak-nebak apakah pemuda melayang itu asli masih muda atau hanya wujudnya saja, sedangkan usianya mungkin sudah ratusan tahun."Bantai Jagat dan Serap Sukma!""Bantai Jagat?""Sekali pukul bisa menjatuhkan puluhan orang bahkan lebih!""Sama seperti kekuatan Cincin Kamulyan?""Bagaimana kalau digabung dengan Tenaga Bintang dan juga kekuatan Angin Petir yang kau miliki. Bagaimana hasilnya?""Boleh juga, terus Serap Sukma?""Serap Sukma bisa menyedot semua kekuatan lawan sampai habis sehingga lawan tidak memiliki kesaktian lagi!""Lebih mengerikan daripada kematian!" Bayu berpendapat."Bagaimana caranya kau memberikan dua ilmu itu?""Gampang sekali, setelah kau kembali ke alammu, maka kau sudah memilikinya!""Semudah itu!"Pemuda melayang mengangguk lalu sosoknya naik lagi ke udara, tidak berhenti, tapi terus melayang jauh hingga l
Baca selengkapnya

Bab 037

Bayu adalah lelaki normal yang bisa terangsang birahinya. Apalagi terhadap wanita cantik dengan tubuh molek yang setiap lekuknya mengundang gairah. Ditambah lagi Bayu pernah melihat gadis ini dalam keadaan polos.Bayangan pada waktu itu saja tidak dapat ditepiskan, apalagi sekarang dia sedang menyentuh tubuh gadis tersebut. Bayu menahan napasnya. Wangi tubuh Asmarini begitu mengundang hasrat.Tidak memungkiri juga sebagai lelaki normal dia menikmati dekapan Asmarini. Dia pernah memeluk dan mencium Miranti, tapi yang ini terasa lebih indah."Uhukk! Uhukk!"Akhirnya Bayu terbatuk-batuk karena lama menahan napas, tapi itu hanya sebentar karena Sabuk Ajaib seketika langsung memulihkan keadaan.Mendengar Bayu terbatuk, Asmarini akhirnya melepaskan pelukannya."Kau kenapa, Bayu?"Bayu menepi dari jalan, lalu duduk di batu besar yang tergeletak di dekat benteng istana. Pemuda ini mengatur napas. Sementara Asmarini sudah duduk d
Baca selengkapnya

Bab 038

Di sebuah desa yang letaknya di tengah-tengah antara kota Kawali dengan kampung halaman, Bayu menemukan suatu kegaduhan.Orang-orang desa tampak berlarian ke suatu tempat yang letaknya berada di tengah-tengah wilayah desa tersebut. Mau tak mau Bayu ikut penasaran dan ingin tahu apa yang terjadi.Kegaduhan itu ternyata terjadi di sebuah perguruan kecil yang ada di desa tersebut. Dari warga desa, Bayu mendengar orang menyebut nama perguruan tersebut yaitu Kembang Sari.Murid-murid yang semuanya perempuan ditemukan tewas termasuk gurunya yang bernama Sukarti. Hanya ada satu yang tersisa, tapi bukan murid. Dia hanya bekerja sebagai pengurus dapur. Namanya Rukmini.Yang mengejutkan ternyata kedua orang tua Bayu sudah berada si sini. Sang ibu sepertinya sangat mengenal dekat dengan murid-murid perguruan Kembang Sari.Saat itu Paramita sedang memangku Rukmini yang berlumuran darah karena banyak luka. Paramita sudah menghentikan pendarahan wanita
Baca selengkapnya

Bab 039

"Kau akan menemui banyak keanehan yang tidak bisa dimengerti oleh akal, itulah dunia persilatan!" Begitulah salah satu ucapan Eyang Ismaya waktu itu.Walaupun demikian tetap saja mengundang penasaran, apa sebab serangan ini? Dia harus tahu alasannya.Sejurus kemudian Bayu merasakan hawa sakti yang lebih kuat dari sebelumnya ketika baru menaiki lereng bukit. Si penunggu bukit ini mungkin sudah berada di sekitarnya.Hawa sakti ini bergerak berpindah-pindah. Kadang di depan, belakang juga samping kanan atau kiri pada jarak sekitar radius lima tombak.Akan tetapi pandangan Bayu tetap ke depan dengan terus bersikap tenang. Lawan bermaksud mengecohnya dengan berpindah-pindah tempat.Kejap berikutnya dia merasakan hawa sakti itu datang dari belakang sangat kuat, tetapi tiba-tiba saja satu sosok muncul dari depan membawa serangan pukulan.Secara refleks telapak tangan Bayu yang sudah dialiri tenaga listrik menghadang pukulan tersebut.
Baca selengkapnya

Bab 040

Walaupun tidak terkena sabetan pedang tersebut, tetapi hempasan angin yang ikut bersamanya terasa bagaikan kerikil menerpa wajahnya.Dari sorot matanya, si topeng tampak terkejut mendapati serangan ganas yang selama ini tidak pernah meleset sekarang hanya menemui angin kosong saja.Serangan berlanjut dengan gerakan cepat. Pedang berkelebat terlihat seperti gulungan cahaya yang mengurung si pemuda anaknya pendekar ternama ini.Dari setiap gerakan pedang, entah itu menebas atau menusuk, serangan intinya yaitu gerakan menebas dari kanan ke kiri yang ditujukan ke arah leher.Jurus yang diperagakan si topeng ini tampak kaku, tapi sangat cepat. Setelah beberapa saat mencerna, akhirnya Bayu menemukan kalau jurus ini bukan dari tanah Nusantara ini."Apa!" batin Bayu terlonjak. Apa mungkin yang dia hadapi sekarang adalah Arya Soma?Menurut sesepuh desa, Arya Soma memiliki guru seorang samurai dari negeri matahari terbit.Sampai l
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status