Share

Bab 032

Author: Nandar Hidayat
last update Last Updated: 2024-11-02 09:01:01

Mau tak mau Bayu harus mengikuti instruksi suara tanpa wujud itu. Dia melangkah maju. Suasana hatinya dibuat setenang mungkin. Dia masih bisa merasakan kekuatan yang dimilikinya.

Berarti dia bisa menggunakannya saat melewati yang dinamakan ujian itu. "Tenaga Bintang, mungkin itu kekuatan yang ada di dalam Cincin Kamulyan!" batin Bayu.

Seperti apa lawan pertama yang akan dihadapinya. Ada rasa menyesal setelah memakai Cincin pusaka itu. Tahu bakal begini, dia tak akan mencoba memakainya.

Karena seluruh alam terlihat berwarna putih, Bayu merasa sedang jalan di tempat saja walau sudah berapa puluh langkah dia lewati. Keadaanya tetap sama seperti tidak kemana-mana.

Baru setelah beberapa saat perubahan alam terlihat secara tiba-tiba. Bayu kini memasuki sebuah padang rumput yang sangat luas. Sejauh mata memandang hanya rumput dan ilalang yang tampak di depan mata.

Namun, di atas tetap langit putih. Alam ini terang, tapi tidak ada matahari di a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 033

    Begitu mendarat, Eyang Ismaya sudah memutar sangat cepat sambil membabatkan tongkat. Bayu bersalto lagi, melakukan gerakan seperti semula. Memastikan benda yang menempel di tengkuk Eyangnya itu.Bayu penasaran dengan benda aneh itu.Ketika Eyang Ismaya berputar lagi, Bayu tidak menghindar. Dia siapkan tenaga besar pada tangannya. Dia menunggu serangan datang.Trang!Tongkat dan tangan berbenturan keras. Pada saat itu Bayu memutar tubuhnya hingga mendekati Eyangnya bergerak lincah hingga posisinya berada di belakang sang sesepuh.Secepat kilat tangannya disabetkan ke tengkuk mengenai benda aneh yang menempel di sana.Cesss!Sosok Eyang Ismaya tiba-tiba berubah menjadi asap putih lalu terhirup masuk ke lubang hidung Bayu. Beberapa saat pemuda itu tak sadarkan diri dalam posisi berdiri."Bagus, sekarang masuklah ke gerbang itu. Ujian selanjutnya ada di dalam!"Suara tanpa rupa terdengar lagi setelah Bayu

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 034

    Namun, apakah tempatnya sama. Tentu berbeda. Maka Bayu memperhatikan setiap detil postur tubuh Ki Abiasa. Sampai dia menemukan ada tanda aneh pada pergelangan tangan.Pada pergelangan tangan kanan Ki Abiasa yang sedang memutar sorbannya, ada satu benda yang memendarkan cahaya kuning terang. Dorongan dalam benak Bayu harus menangkap pergelangan tangan itu."Itu dia!"Bayu melesat seperti hendak menubruk Ki Abiasa. Begitu sudah sangat dekat, dia ayunkan tangan sehingga menangkis dan menahan putaran sorban.Pada saat putaran sorban terhenti, maka tangan yang memegang pun berhenti. Secepat kilat tangan Bayu yang satunya meraih pergelangan tangan Ki Abiasa.Srett!Wesss!Sosok Ki Abiasa langsung berubah menjadi asap putih dan otomatis terhirup ke dalam lubang hidung Bayu sebelum mendarat."Apa masih ada lagi?" tantang Bayu setelah mengatur hawa sakti yang bergejolak dalam dadanya."Masih!" jawab suara tanpa

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 035

    Bayu terkesiap ketika ada ombak raksasa bergulung-gulung beberapa tombak di depannya. Ombak ini sangat tinggi sampai lebih dari lima tombak.Otaknya langsung bekerja. Tidak mungkin dia melompat setinggi itu sementara tenaganya semakin menipis. Maka satu-satunya cara adalah menerobos ombak tersebut.Begitu sudah dekat, Bayu meluncur dengan dua tangan di depan. Gambarannya seperti orang yang hendak terjun berenang. Seperti ikan lumba-lumba yang melompat melewati sebuah lingkaran.Wussh!Brusss!Sesuai ukurannya, ombak raksasa ini menghempas kuat apa saja yang ada di dekatnya, tapi Bayu dengan sekuat tenaga menerobosnya hingga ujung. Beberapa kali mulutnya kemasukan air.Dadanya terasa sesak. Setelah berhasil melewati ombak raksasa, dia merasakan kehilangan daya. Sehingga tubuhnya melayang ke bawah.Bayu pasrah, dia melihat air laut siap melahapnya. Tenaga dalamnya benar-benar habis tak bersisa. Percuma juga tadi menerobos

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 036

    "Ya!""Ilmu apa saja namanya?" Bayu menebak-nebak apakah pemuda melayang itu asli masih muda atau hanya wujudnya saja, sedangkan usianya mungkin sudah ratusan tahun."Bantai Jagat dan Serap Sukma!""Bantai Jagat?""Sekali pukul bisa menjatuhkan puluhan orang bahkan lebih!""Sama seperti kekuatan Cincin Kamulyan?""Bagaimana kalau digabung dengan Tenaga Bintang dan juga kekuatan Angin Petir yang kau miliki. Bagaimana hasilnya?""Boleh juga, terus Serap Sukma?""Serap Sukma bisa menyedot semua kekuatan lawan sampai habis sehingga lawan tidak memiliki kesaktian lagi!""Lebih mengerikan daripada kematian!" Bayu berpendapat."Bagaimana caranya kau memberikan dua ilmu itu?""Gampang sekali, setelah kau kembali ke alammu, maka kau sudah memilikinya!""Semudah itu!"Pemuda melayang mengangguk lalu sosoknya naik lagi ke udara, tidak berhenti, tapi terus melayang jauh hingga l

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 037

    Bayu adalah lelaki normal yang bisa terangsang birahinya. Apalagi terhadap wanita cantik dengan tubuh molek yang setiap lekuknya mengundang gairah. Ditambah lagi Bayu pernah melihat gadis ini dalam keadaan polos.Bayangan pada waktu itu saja tidak dapat ditepiskan, apalagi sekarang dia sedang menyentuh tubuh gadis tersebut. Bayu menahan napasnya. Wangi tubuh Asmarini begitu mengundang hasrat.Tidak memungkiri juga sebagai lelaki normal dia menikmati dekapan Asmarini. Dia pernah memeluk dan mencium Miranti, tapi yang ini terasa lebih indah."Uhukk! Uhukk!"Akhirnya Bayu terbatuk-batuk karena lama menahan napas, tapi itu hanya sebentar karena Sabuk Ajaib seketika langsung memulihkan keadaan.Mendengar Bayu terbatuk, Asmarini akhirnya melepaskan pelukannya."Kau kenapa, Bayu?"Bayu menepi dari jalan, lalu duduk di batu besar yang tergeletak di dekat benteng istana. Pemuda ini mengatur napas. Sementara Asmarini sudah duduk d

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 038

    Di sebuah desa yang letaknya di tengah-tengah antara kota Kawali dengan kampung halaman, Bayu menemukan suatu kegaduhan.Orang-orang desa tampak berlarian ke suatu tempat yang letaknya berada di tengah-tengah wilayah desa tersebut. Mau tak mau Bayu ikut penasaran dan ingin tahu apa yang terjadi.Kegaduhan itu ternyata terjadi di sebuah perguruan kecil yang ada di desa tersebut. Dari warga desa, Bayu mendengar orang menyebut nama perguruan tersebut yaitu Kembang Sari.Murid-murid yang semuanya perempuan ditemukan tewas termasuk gurunya yang bernama Sukarti. Hanya ada satu yang tersisa, tapi bukan murid. Dia hanya bekerja sebagai pengurus dapur. Namanya Rukmini.Yang mengejutkan ternyata kedua orang tua Bayu sudah berada si sini. Sang ibu sepertinya sangat mengenal dekat dengan murid-murid perguruan Kembang Sari.Saat itu Paramita sedang memangku Rukmini yang berlumuran darah karena banyak luka. Paramita sudah menghentikan pendarahan wanita

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 039

    "Kau akan menemui banyak keanehan yang tidak bisa dimengerti oleh akal, itulah dunia persilatan!" Begitulah salah satu ucapan Eyang Ismaya waktu itu.Walaupun demikian tetap saja mengundang penasaran, apa sebab serangan ini? Dia harus tahu alasannya.Sejurus kemudian Bayu merasakan hawa sakti yang lebih kuat dari sebelumnya ketika baru menaiki lereng bukit. Si penunggu bukit ini mungkin sudah berada di sekitarnya.Hawa sakti ini bergerak berpindah-pindah. Kadang di depan, belakang juga samping kanan atau kiri pada jarak sekitar radius lima tombak.Akan tetapi pandangan Bayu tetap ke depan dengan terus bersikap tenang. Lawan bermaksud mengecohnya dengan berpindah-pindah tempat.Kejap berikutnya dia merasakan hawa sakti itu datang dari belakang sangat kuat, tetapi tiba-tiba saja satu sosok muncul dari depan membawa serangan pukulan.Secara refleks telapak tangan Bayu yang sudah dialiri tenaga listrik menghadang pukulan tersebut.

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 040

    Walaupun tidak terkena sabetan pedang tersebut, tetapi hempasan angin yang ikut bersamanya terasa bagaikan kerikil menerpa wajahnya.Dari sorot matanya, si topeng tampak terkejut mendapati serangan ganas yang selama ini tidak pernah meleset sekarang hanya menemui angin kosong saja.Serangan berlanjut dengan gerakan cepat. Pedang berkelebat terlihat seperti gulungan cahaya yang mengurung si pemuda anaknya pendekar ternama ini.Dari setiap gerakan pedang, entah itu menebas atau menusuk, serangan intinya yaitu gerakan menebas dari kanan ke kiri yang ditujukan ke arah leher.Jurus yang diperagakan si topeng ini tampak kaku, tapi sangat cepat. Setelah beberapa saat mencerna, akhirnya Bayu menemukan kalau jurus ini bukan dari tanah Nusantara ini."Apa!" batin Bayu terlonjak. Apa mungkin yang dia hadapi sekarang adalah Arya Soma?Menurut sesepuh desa, Arya Soma memiliki guru seorang samurai dari negeri matahari terbit.Sampai l

Latest chapter

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 070

    "Keluarkan kemampuanmu Anak sialan, aku tidak takut sekalipun menghadapi bapakmu!" teriak Rukmini bermaksud memancing emosi. "Aku tidak menyangka, di balik kecantikan dan kemolekan tubuh bibi ternyata menyimpan hati yang busuk!" Bayu malah balas memancing kemarahan bibinya. "Bocah laknat, mampus kau!" Rukmini memutar pedang di atas kepala dua kali. Rupanya dia sedang menambah kekuatan. Karena pada putaran ketiga angin yang menyertai pedang tersebut mendadak lebih kuat. Hawa sakti yang keluar dari tubuh Rukmini juga semakin besar tekanannya. Namun, Bayu tetap bergeming di tempatnya. Terpaan angin kuat itu tidak membuatnya tersurut mundur. Sekarang bukan waktunya pura-pura lemah lagi. Sementara serangan Rukmini menjadi semakin berbahaya. Tidak diduga sama sekali, ternyata wanita ini masih menyimpan kekuatan lain. Wajah wanita ini berubah menjadi garang, terkesan menyeramkan seperti

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 069

    Semua yang ada di sana terkejut kecuali Bayu. Belum hilang rasa terkejutnya dari balik pagar rumah yang mirip benteng melompat masuk sebelas orang dengan pakaian prajurit dan senjata lengkap. "Kau...!" Telunjuk senapati Hanggara bergetar menunjuk ke wajah orang yang berdiri tegap di depannya. Sementara Rukmini langsung pucat pasi melihat siapa yang baru datang ini. Bahkan sampai tersurut dua langkah saking kagetnya. "Ya, aku yang merencanakan semua ini agar menemukan siapa dalang yang telah merusak nama baikku. Setelah pemuda itu menyebut namamu..." Sosok yang tak lain adalah Arya Soma menunjuk ke Rukmini. "Aku langsung curiga ini pasti ulah kau Hanggara!" lanjut Arya Soma. Bagaimana Arya Soma bersama sebelas prajurit pengikutnya bisa sampai di sini? Karena dimulai ketika berangkat dari perguruan Kembang Sari, Bayu diam-diam mengirimkan informasi lewat burung merpati pengantar surat.

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 068

    "Apa dia tahu rencana kita?" "Tidak mungkin, dia terlihat biasa saja. Tidak menandakan kalau dia curiga kepada kita!" "Lalu, kenapa tiba-tiba dia menawarkan diri untuk memasak?" "Mungkin bentuk terima kasih karena kau telah memberi tumpangan," "Tapi aku merasa ada yang aneh!" "Sudahlah, kita tunggu saja. Bayu pasti mengantuk juga!" Namun, setelah menunggu lama, Bayu terlihat masih kuat. Bahkan suaranya sampai terdengar ke dalam. Si kusir juga sampai terbawa hanyut dalam obrolan. Sementara rasa kantuk pada dua wanita yang gelisah karena lama tidak merasakan pelukan lelaki ini semakin berat. Akhirnya dua wanita itu terkulai karena tak kuat ingin tidur dan langsung terlelap. Pengaruh ngantuk pada Rukmini dan Pinasih cukup kuat, maka dua wanita ini bangun kesiangan. Pinasih tampak kesal rencananya gagal. Dia tidak mungkin meminta Rukmini menginap satu ma

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 067

    "Nanti aku ceritakan, apa kau tidak mau menyuguhi kami minum dulu?" "Oh, iya. Mari masuk!" Ternyata Pinasih adalah seorang selir salah satu pejabat di istana Sumedang Larang yang berteman baik dengan kerabat Rukmini yang menjadi senapati di sana. Sampai saat ini Bayu belum tahu siapa nama senapati itu. Sementara dia tidak ingin menanyakan langsung kepada bibinya. Dia ingin mendengarnya tanpa harus bertanya. Pinasih belum memiliki anak. Sang suami akan mengunjunginya setiap satu purnama dan akan berdiam di rumah ini antara tiga sampai tujuh hari lamanya. Kebetulan saat ini Pinasih belum mendapat jatah kedatangan suami. Katanya sekitar sepuluh hari lagi suaminya akan datang. Jadi selama tidak ada suami, Pinasih hanya ditemani seorang pembantu yang sudah tua. Ketika sang tuan rumah menjamu mereka dengan menyuguhkan berbagai makanan dan minuman, Rukmini belum juga memberi tahukan tentang maksudnya

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 066

    Sosok Bayu berputar mendatar, melayang di udara di antara sabetan dua pedang. Sekejap kemudian lawan di sebelah kanan menarik tangannya guna menghindari serangan tapak yang datang begitu cepat. Disusul lawan sebelah kiri juga menarik mundur diri karena mendapati kaki kanan Bayu meliuk bebas melewati sisi kosong sabetan pedang. Bayu melakukan hal ini karena ingin mendapat pengalaman bertarung dengan cara tidak selalu mengandalkan tenaga saktinya yang luar biasa. Sesuai anjuran ayahnya dalam mimpi. Sejurus kemudian ketika Bayu sudah berdiri sempurna di atas tanah, dua lawannya sudah menyerang lagi dengan jurus khas dari negeri seberang itu. Untungnya si pemuda sudah paham inti sari jurus serupa sewaktu melihat pertarungan antara Arya Soma dan Yamato. Setelah lewat beberapa jurus, kini Bayu ingat jurus yang digunakan lawan sama persis dengan jurus si topeng dulu. Memiliki gerakan inti membunuh law

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 065

    Lagi-lagi senjata mereka kandas di tengah-tengah, berjatuhan ke sungai karena tertahan oleh angin yang dikendalikan Bayu tanpa terlihat oleh orang lain. Pada saat itu, tahu-tahu Bayu sudah melesat ke arah pemimpin mereka yang tidak ikut melompat. Si pemimpin terkejut bukan main. Dia tidak sempat selamatkan diri. Tangan kanan Bayu sudah mencengkram lehernya. Setelah berhasil mendarat di atas perahu sambil mencekik leher si pemimpin, Bayu jejakkan lagi kedua kakinya ke lantai perahu. Si pemuda melesat kembali ke atas perahu sambil membawa si pemimpin bagaikan menjinjing seekor kucing saja. Kini si pemimpin berada dalam tawanan Bayu. Semua anak buahnya yang telah kembali mendarat di perahu masing-masing tampak kebingungan. Sementara Bayu sudah memberikan beberapa totokan agar tawanannya tidak bisa bergerak. "Menyerahlah!" seru Bayu. Para penumpang lain dibuat kagum dengan ulah si pe

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 064

    Bayu keluar dari kereta kuda untuk melihat-lihat isi kapal yang lebarnya sampai tiga perempat lebar sungai yang besar. Rasanya seperti di atas lautan, tapi masih terlihat dua tepian sungai di kedua sisi. Sambil berjalan keliling kapal, Bayu diam-diam memperhatikan beberapa orang yang selalu menguntitnya dan pura-pura menjadi penumpang kapal. Juga mendalami rencana yang sudah terpikirkan. Si pemuda hanya berharap rencana yang telah disusun bersama Arya Soma berjalan dengan lancar. Semoga saja bibinya masih percaya bahwa kepala Arya Soma adalah asli. Semakin lama kapal semaki penuh. Penumpang berdatangan dari berbagai arah. Ketika senja tiba kapal jung ini mulai bergerak ke arah selatan. Perjalanan yang cukup berat karena melawan arus, tapi sudah memiliki cara agar kapal tetap melaju. Rombongan Bayu berencana turun di dermaga Nunuk untuk kemudian melakukan perjalanan darat lagi ke arah barat. Sedangkan kapal ini akan berakhir

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 063

    "Tinggalkan bayaran terakhir anak buahmu di rumah itu dan juga pesan agar mereka mencari jalan hidup masing-masing. Gagak Setan telah musnah dari dunia!" Begitulah pesan Arya Soma kepada Permani. Rencananya malam nanti mereka sekeluarga akan meninggalkan rumah yang telah lama di tempati ini. Para pembantu yang sudah setia bekerja di sana, diberi upah yang layak dan diperbolehkan mencari pekerjaan yang lain. Mereka tidak diberi tahu kemana sang majikan akan pergi. Sementara Bayu pun pamit untuk kembali ke Perguruan Kembang Sari melanjutkan penyelidikan yang semakin rumit ini. Pemuda ini sudah jauh melangkah meninggalkan kediaman Arya Soma. Namun, sepanjang jalan dia merasa ada yang mengikuti langkahnya. Awalnya dia mengira orang yang biasa selalu menguntitnya, tetapi setelah dirasakan lebih lama, ternyata bukan. Setelah ditunggu lama pun tidak ada pergerakan lagi selain membuntuti langkahnya dal

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 062

    Apalagi Bayu sudah tahu kau kemana lawan bergerak sehingga selalu menemui jalan buntu. Wanita bertopeng mulai berpikir bagaimana cara untuk kabur. Sementara Arya Soma tampak sudah melangkah mendekat, ingin tahu lebih jelas lagi apa yang sebenarnya terjadi. Sedangkan Bayu kini mengubah sikap, dari bertahan ke menyerang. Tidak memberi ruang sedikit pun pada si topeng yang hendak kabur. Beberapa saat Arya Soma melihat jalannya pertarungan. Dari sini dia bisa membaca kalau Bayu akan mampu mengatasi lawannya. Kemudian sang tuan rumah ini memilih masuk ke bangunan tua yang sudah banyak kerusakan pada dindingnya itu. Betapa terkejutnya ketika sampai di dalam. Keadaan di dalam tampak bersih seperti ada yang mengurusnya. Dia juga menemukan kamar yang berisi kotak-kotak daun lontar. "Apa ini, seperti kumpulan nama-nama orang. Siapa yang menggunakan tempat ini secara diam-diam, kenapa aku sampai lengah. I

DMCA.com Protection Status