Share

Bab 013

last update Last Updated: 2024-10-21 09:10:36

Tidak banyak bicara lagi, dua lelaki bersenjata golok ini langsung memberikan serangan yang tidak tanggung-tanggung.

Dua golok berkelebat mengejar sasaran, ke arah perut dan leher. Bayu menggunakan salah satu jurus dari Kitab Gerbang Langit. Ini pertama kalinya menghadapi pertarungan sungguhan.

Karena sebelumnya hanya berupa latihan bersama Eyang Ismaya dan lainnya.

Sosok pemuda tampan ini seperti bayangan yang tidak bisa disentuh. Ke mana pun dua golok bergerak, selalu menemui sasaran kosong.

Untungnya dua orang ini tingkat tenaga dalamnya masih biasa saja. Bukan termasuk pendekar yang sudah kawakan. Entah kenapa si peternak brewok itu menyewa orang semacam ini?

Lewat belasan jurus, Bayu masih mulus tak sedikit pun tergores senjata lawan. Sedangkan dua orang tersebut napasnya sudah mulai tidak teratur.

Namun, mereka tidak kehabisan akal. Secara tiba-tiba mereka melemparkan senjata rahasia berupa pisau kecil tadi guna mengecoh Ba
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 014

    Wajah lelaki ini langsung memerah. Dua tangannya mengepal kuat."Sabar dulu, Paman. Kita memang hendak ke sana!""Si Brewok maksudmu?""Ya!""Jadi dia yang mencuri kudaku dan membunuh Ki Tanu!""Masalahnya belum jelas, Paman. Kita akan tahu setelah menemui si Brewok. Aku harap Paman menahan diri!"Ki Wirya mendengkus, mengatur nafasnya akibat menahan amarah yang meluap-luap."Baiklah!"Kemudian mereka melanjutkan langkahnya. Sampai di luar hutan, di lapangan rumput tampak kuda-kuda yang tadi pagi masih di dalam kandang kini sudah merumput liar.Bayu dan Ki Wirya langsung menuju depan ke rumah tempat tinggal si brewok. Mereka langsung masuk ke ruang depan tanpa mengetuk pintu lagi.Si bewok yang mendengar suara pintu dibuka secara kasar langsung tersentak marah dan segera keluar dari kamarnya. Namun, dia langsung lemas ketika melihat siapa yang datang.Padahal dia hendak memarahi orang

    Last Updated : 2024-10-22
  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 015

    Pada jarak sepuluh tombak di depan, Bayu melihat dua orang yang berjalan terburu-buru masuk ke dalam hutan kecil, tapi rimbun dan lembab.Karena penasaran, Bayu ingin tahu apa yang akan dilakukan dua orang yang gerak-geriknya sepertinya tidak ingin diketahui orang lain.Segera saja Bayu usap bahu kanan sehingga sosoknya tidak bisa dilihat mata manusia. Anak ini melangkah lebih cepat agar tidak ketinggalan dua orang tadi.Setelah berada agak dekat di belakang kedua orang tersebut, barulah Bayu melihat ternyata mereka mengenakan pakaian berlapis.Bagian luarnya berupa pakaian sederhana serba hitam yang hampir menutup seluruh tubuh kecuali bagian kepala. Sedangkan di bagian dalam Bayu hanya melihat sedikit bagian sisinya saja, tapi tampak mewah seperti pakaian seorang pejabat istana.Kedua orang ini masuk ke hutan paling dalam. Suasananya semakin sepi. Ada aura yang bikin merinding, tapi Bayu tidak peduli. Dia menduga kedua orang ini pasti a

    Last Updated : 2024-10-22
  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 016

    Hari beranjak mendekati senja. Walaupun tidak merasakan lelah karena efek Sabuk Ajaib, tapi Bayu masih ingin merasakan kesegaran minum air jernih.Dari jauh sudah terdengar suara deras aliran sungai. Segera saja Bayu bergerak ke arah suara gemuruh aliran sungai tersebut.Bayu melintasi jalan setapak yang sudah mengeras. Baru beberapa langkah saja Bayu harus segera menyelinap ke balik sebuah pohon besar.Agak ke dalam dari jalan setapak tersebut Bayu melihat sebuah rumah kecil. Ternyata di tempat sepi jauh dari perkampungan ini ada sebuah rumah.Namun, bukan rumah itu yang menjadi perhatian Bayu. Anak muda ini segera mengaktifkan Rompi Halimunan. Lalu memandang ke arah halaman rumah yang cukup luas itu.Di halaman depan rumah itu tampak seorang gadis berparas cantik berumur sembilan belas tahun sedang berlatih sebuah jurus.Pandangan Bayu sampai terbelalak melihat gadis itu. Parasnya lebih cantik dari Miranti. Lekuk tubuhnya pun l

    Last Updated : 2024-10-23
  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 017

    Terlihat hanya ada rangkaian tulisan saja di halaman pertama. Bayu membacanya dengan pelan. Untung jenis aksaranya bisa dikenali Bayu sehingga bisa membacanya."Ilmu silat tidak dibatasi gerakGerak tidak akan memberikan kembanganKecuali hanya sedikitDan bagi orang yang terbuka pikiranSedangkan aksaraBisa membuat gerakan bebasMengikuti pikiranMenciptakan banyak kembanganSatu kata bisa membuat ribuan gerak."Bayu membuka halaman berikutnya, isinya sama. Semua tulisan tidak ada gambar gerakan silat sampai halaman terakhir seperti Kitab Aksara Sakti. Kitab ini tidak terlalu tebal, hanya sekitar lima puluh lembar saja. Bahannya terbuat dari daun lontar.Anak ini merenungkan tulisan di halaman awal tadi. Tidak butuh waktu lama dia menemukan makna tulisan itu. Sekarang dia sadar kenapa di dalam kitab ini tidak ada gambar orang memainkan jurus?Karena gambar gerakan akan membatasi gerakan jurus itu sendiri. Jurus ak

    Last Updated : 2024-10-23
  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 018

    Kemudian Bayu duduk bersila di depan Ki Abiasa sampai menempelkan kedua lututnya. Lalu kedua telapak tangan ditempelkan di atas lutut Ki Abiasa.Bayu mulai mengerahkan kesaktiannya. Dia tahu apa yang harus dilakukan. Dalam seketika pemuda ini sudah menemukan rangkaian kalimat dalam hafalan Kitab Buana Sampurna yang bisa diaplikasikan untuk menyembuhkan luka dalam Ki Abiasa.Beberapa kejap kemudian hawa sakti mengalir dari tubuh Bayu masuk ke badan sesepuh Padepokan Cakrabuana itu melalui telapak tangan yang menempel ke lutut.Aki Baplang dan Nini Padma memperhatikan dengan penuh rasa kagum. Kecerdasan sang ayah telah menular kepada anaknya.Mereka yang dari bangsa guriang tentu saja bisa merasakan hawa sakti dalam tubuh pemuda itu. Sebelumnya memang masih terkunci karena belum bisa mengendalikannya.Sementara itu wajah Ki Abiasa yang tadinya sedikit pucat kini tampak bersinar. Aliran darahnya mengalir lancar lagi. Luka membekas yang bentu

    Last Updated : 2024-10-24
  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 019

    "Sepertinya di sebelah sana. Ayo!" Ki Abiasa berlari lebih dulu ke arah sumber suara. Bayu mengikutinya dari belakang.Di tanah lapang di atas sebuah bukit kecil tampak lima orang tengah menggempur satu orang berpakaian serba hitam yang wajahnya ditutup kain hitam, hanya kedua matanya saja yang terlihat.Walaupun dikeroyok lima orang lelaki yang semuanya berbadan kekar dan pakaian mereka seragam warna kuning, tapi orang serba hitam tampak lebih unggul.Dilihat dari setiap gerakan tangannya selalu mengeluarkan kilatan seperti petir yang menyilaukan mata. Bahkan sesekali kilatan petir itu mencari sasaran salah satu di antara lima penyerangnya.Namun, kelima orang itu tampak sigap menghindari serangan tersebut. Mereka sudah mengantisipasi terhadap serangan lawannya."Kami semua sudah tahu kau, Panji. Kenapa mesti menutupi muka?" teriak salah seorang.Orang serba hitam hanya mengeluarkan tawa. Bayu dan Ki Abiasa yang menyaksikan agak

    Last Updated : 2024-10-24
  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 020

    Pada saat itulah kesempatan ini digunakan orang serba hitam untuk melarikan diri. Bayu hendak mengejar, tapi Ki Abiasa keburu menahannya."Biarkan saja!" teriak Ki Abiasa. Sosoknya sudah mendekati Lima Singa Emas yang kini sedang duduk bersila mengatur napas dan hawa sakti guna menyembuhkan luka dalam mereka.Sementara itu, di tempat lain yang tidak disadari oleh semuanya. Tampak tiga orang sedang memperhatikan kejadian tadi. Mereka adalah dua orang kakek-kakek dan satu nenek-nenek.Ketiganya saling pandang penuh arti saat menyaksikan kehebatan Bayu. Apalagi sekarang anak muda itu tampak duduk bersila dikelilingi Lima Singa Emas yang juga duduk bersila.Setiap Singa Emas tangannya menyentuh bagian tubuh Bayu seperti lutut, bahu dan tangan.Rupanya Bayu sedang menyalurkan hawa sakti untuk menyembuhkan luka dalam kelima orang itu. Hal ini atas perintah Ki Abiasa yang ingin menolong Lima Singa Emas.Beberapa lama kemudian Lima Singa

    Last Updated : 2024-10-25
  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 021

    Siapakah sebenarnya Mangkubumi ini?Selanjutnya Mangkubumi mengenakan pakaian kebangsawanan lagi, tetapi bagian wajahnya tetap menyamar. Orang tidak bisa terlihat wajah aslinya kecuali keluarga Senapati Pranajaya.Sang senapati sendiri diperintahkan untuk bersiap menghadapi musuh yang akan datang. Mangkubumi sudah menyiapkan rencana apa saja yang harus dikerjakan Senapati Pranajaya.Di rumah kediaman senapati, Pranajaya sudah mengenakan pakaian kebesaran. Sedangkan Nala Ratih dan Asmarini hanya berganti pakaian yang lebih bersih saja.Saat di perjalanan sebelumnya Mangkubumi sudah menjelaskan bahwa hampir semua pejabat di istana Kawali sudah berpihak kepada tiga senapati senior.Mangkubumi sudah mencium gerakan tiga senapati tersebut tidak lama lagi akan menggulingkan dirinya. Dia juga sudah menyelidiki siapa di belakang tiga senapati itu.Malam harinya tiga senapati senior itu sedang berkumpul di satu tempat masih di dalam wilay

    Last Updated : 2024-10-26

Latest chapter

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 191

    Bayu keluarkan semua ilmu yang dimiliki satu persatu dilepaskan menghajar Buta Koneng. Terutama dari kesaktian Dewa Petir dan Dewa Angin. Sett! Derr! Dimulai dari Ilmu Tinju Bayu. Pukulan yang terbentuk dari angin yang dipadatkan. Tinju ini bisa merobohkan bukit. Namun, sosok Buta Koneng tak sedikit pun goyah. Yang terjadi malah tercipta serangan balik serupa mengancam si pemiliknya. Bayu bukannya tidak tahu hal tersebut. Dia memang sengaja dan tentunya sudah punya antisipasi agar serangan balik itu tidak mengenai dirinya seperti yang dialami empat pemimpin kelompok. Di saat yang tepat, Rompi Halimunan langsung aktif. Sosok Bayu tiba-tiba lenyap sehingga serangan balik tersebut hanya menemui sasaran kosong. "Hah!" Buta Koneng terkejut bukan main. Padahal dia memperkirakan lawannya akan hancur oleh ilmunya sendiri, tapi mengapa bisa begitu? Bayu sudah muncul lagi. Dia melepasliark

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 190

    Hawa sakti sangat kuat menebar di seantero tempat. Ki Sela Waru bersama pengikutnya beringsut mundur hingga cukup jauh.Begitu pula empat pemimpin kelompok walaupun dalam keadaan terluka berat, mereka berusaha menjauh dari arena pertarungan.Termasuk Panji Saksana, tapi tidak jauh seperti yang lainnya. Sedangkan di tempat lain, para pendekar golongan putih menantikan pertarungan yang pasti akan sengit.Hawa sakti tersebut berasal dari Bayu yang mengerahkan seluruh kesaktian yang dimiliki. Tenaga Angin, Petir, Bintang, kesaktian Kitab Aksara Sakti dan Kitab Buana Sampurna."Keluarkan semua kekuatan yang kau punya, Bocah!" teriak Buta Koneng masih percaya diri dengan Ilmu Raga Waja yang belum terkalahkan.Namun, setelah memamerkan kekuatannya, Bayu masih tampak berdiri tenang, sepertinya tidak akan melakukan serangan."Apa maksud anak ini?" batin Panji Saksana.Sebelum ke pertarungan antara Bayu dengan Buta Koneng. Tampak

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 189

    Pertarungan empat pemimpin kelompok melawan Buta Koneng terus berlangsung. Tokoh masa lalu yang bangkit lagi ini tampak sangat percaya diri dengan ilmunya.Buta Koneng membiarkan dirinya diserang sedemikian rupa. Ilmu Raga Waja membuat badannya kebal seperti baja.Ilmu ini memang mirip dengan ilmu yang dimiliki Soca Srenggi dulu setelah memakan telur badak siluman. Ilmu ini juga membuat pemiliknya hidup abadi sampai dunia kiamat.Yang pertama Ki Mandu Reksa melepaskan pukulan dengan tenaga dalam besar, menggunakan ilmu yang baru saja di dapat dari janin milik Nindya Saroya.Wutt!Segelombang angin kuat melesat menghantam dada Buta Koneng laksana tinju raksasa yang hendak mendobrak gunung.Dess! Wutt!Ki Mandu Reksa kaget bukan main, serangannya tidak mempan terhadap tubuh lawan. Malah seperti berbalik menghantam diri sendiri sampai tubuhnya terpental lalu jatuh.Brukk!"Uakh! Sialan keparat!"K

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 188

    Kaki gunung Salak sebelah barat.Malam hari terasa mencekam. Hawa membunuh berkeliaran. Satu persatu kelompok yang berambisi ingin menjadi yang terkuat di dunia persilatan telah sampai di sana.Mereka tidak meneruskan naik ke lereng. Terlalu dekat dengan sarang musuh akan sangat berbahaya. Empat kelompok tersebut akan memancing Buta Koneng turun.Kalau memang merasa paling kuat pasti akan turun. Jika ingin menjaga harga diri, maka harus menyongsong musuh ke depan. Bukan menunggu.Hal ini disadari oleh Buta Koneng sendiri. Walau dianjurkan untuk tetap menunggu di markas oleh anak buahnya, sosok tinggi besar ini tidak ingin kehilangan muka."Kita akan hadapi mereka di bawah. Semua bersiap, saat menggenggam dunia persilatan!"Maka Buta Koneng segera memimpin pengikutnya untuk turun gunung.Sebelum sampai ke kaki gunung, masih di lereng yang agak tinggi, kelompok Buta Koneng mengawasi ke bawah.Meski malam gelap, ta

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 187

    Buta Koneng menoleh kepada orang yang berbicara tadi. Lelaki setengah baya. Setelah dipindai, tenaga dalam orang ini masih di bawah Ki Sela Waru.Bahkan Ki Sela Waru sendiri tampak heran mendengarnya. Jelas raut wajahnya menunjukkan tidak suka."Kau jangan lancang bicara!" sentak Ki Sela Waru, tapi dengan suara pelan dan ditekan hampir berbisik."Siapa yang kau maksud orang yang akan merintangi langkahku?" tanya Buta Koneng. Suara hempasan napasnya bagai tiupan angin keras."Saya mendapatkan keterangan bahwa ada beberapa kelompok yang berhasil mendapatkan kekuatan sakti dari janin anak-anaknya Bayu Bentar," jawab lelaki setengah baya salah satu anak buah Ki Sela Waru tadi."Maksudmu kesaktian alami yang dimiliki calon anak-anaknya Bayu Bentar?" tanya Ki Sela Waru karena dia juga sempat mendengar kabar tersebut.Bahkan dia juga telah merencanakan akan menculik tiga istri Bayu setelah berhasil membangkitkan Buta Koneng, tapi ternya

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 186

    Orang tua berpakaian serba hitam ini memiliki rambut keriting diikat kepala warna merah. Wajahnya kelimis tirus dan keriput. Kedua matanya tampak cekung, tapi sorotnya sangat tajam."Usia kandungannya masih muda. Nanti kalau sudah lebih dari empat purnama, baru aku bisa menyedot kesaktian alami yang ada dalam janinnya. Masukkan dia ke kamarku!"Dua orang yang tadi membawa Nindya Saroya segera memindahkan wanita yang sudah tak sadarkan diri itu ke dalam kamar lelaki serba hitam ini.Kamar yang dimaksud ternyata berada di balik ruangan ini. Di belakang lelaki tua tersebut, tepat pada sudut ruangan ternyata ada sebuah pintu batu yang dibuka dengan cara dorong lalu digeser ke kiri.Setelah terbuka, barulah kamar lelaki tua itu terlihat dari luar. Nindya Saroya dimasukkan ke sana. Di baringkan di atas tempat tidur terbuat dari kayu. Dua orang tadi sudah keluar lagi.Sementara Santana palsu memperhatikan setiap sudut ruangan sembari menyesuaika

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 185

    Yang keluar adalah Nindya Saroya dari pintu belakang rumah. Dia hendak memetik sayuran di kebun. Istri kedua Bayu ini tampak tenang saja melangkah memasuki kebun.Sementara beberapa sosok yang mengepung rumah Panji langsung bergerak cepat. Terutama yang paling dekat dengan sasaran.Ilmu meringankan tubuh mereka cukup sempurna sehingga tidak bisa dirasakan oleh sasaran yang terus masuk ke kebun seolah tidak ada yang mengintainya.Kemudian dua sosok berkelebat paling cepat menyambar tubuh Nindya Saroya bagaikan elang mencengkram ayam. Secepat kilat pula kedua sosok tersebut langsung menghilang membawa Nindya Saroya.Begitu terlihat sasaran berhasil ditangkap, yang lainnya segera kembali ke tempat masing-masing. Menunggu buruan berikutnya keluar.Dua sosok yang berhasil membawa Nindya Saroya berhenti berkelebat ketika bertemu seseorang. Tubuh si Mawar Jingga dipanggul salah seorang. Rupanya mereka telah menotok wanita tersebut sehingga tidak

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 184

    Sempat terpikir pula, dia bisa saja bolak balik pindah jaman agar bisa bersama semua wanita yang dia miliki. Namun, semua itu juga harus diawali dengan kejujuran.Bisa jadi Arumi malah ingin ikut ke masa depan. Dengan demikian istrinya menjadi empat. Apakah Bayu mampu berbuat adil terhadap mereka.Namun, akhirnya Bayu harus memantapkan hati. Memilih satu jaman untuk menjalani kehidupannya sampai akhir hayat nanti.Kalau menurutkan kata hati, maka tidak akan ada habisnya menuruti hawa nafsu. Ya, bisa jadi rasa ketertarikan kepada Arumi sekarang hanyalah nafsu belaka.Bayu sudah punya tiga istri di jamannya. Jangan sampai jadi manusia serakah. Dia bukan raja yang bisa memiliki banyak selir.Setelah berpikir matang akhirnya Bayu menunjukkan cara berpindah ke jaman yang berbeda menggunakan Batu Pemutar Waktu.Bayu menatap Arumi saat dua jarinya sudah siap menekan ujung batu tersebut."Jaga diri baik-baik. Kau wanita hebat. K

  • PENGENDALI ANGIN PETIR   Bab 183

    Yang paling mencolok adalah di belakang rumah kayu tersebut ada sebuah kolam kecil. Di dalam kolam itu terlihat satu sosok mengambang seperti bangkai.Sosok ini menghadap ke atas sehingga jelas rupanya, yaitu seorang wanita cantik. Sepertinya masih gadis. Tubuhnya mungil terbalut kain sinjang basah sehingga membentuk lekuk tubuhnya yang indah.Bayu tidak mempedulikan dulu wanita cantik dalam kolam kecil itu, dia menembus atap masuk ke rumah. Di dalam sana bau kemenyan sangat tebal.Bahkan sepertinya seluruh ruangan rumah terpenuhi asal kemenyan yang entah berada di mana asalnya karena Bayu tidak menemukan tempat pembakaran kemenyan di dalam sana.Ganggasara juga masuk ke sana. Dia bergerak ke sudut sebelah kiri. Di situlah terlihat satu benda panjang dibungkus kain hitam tebal tersampir di dinding.Bayu merasakan aura sakti kuat dari benda panjang tersebut. Auranya sesuai dengan petunjuk ahli senjata di istana Kawali. Tombak Kawijayan.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status