Home / Romansa / Hati yang Terikat Takdir / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Hati yang Terikat Takdir: Chapter 71 - Chapter 80

100 Chapters

Bab 71 - Bayang-Bayang Masa Lalu

“Rendra, kamu yakin kita bisa melupakan semuanya begitu saja?” Arum bersandar di balkon, menatap matahari pagi yang baru saja terbit, menyejukkan udara pagi dengan cahaya hangat. Di sebelahnya, Rendra berdiri terdiam, melihat ke arah yang sama tapi dengan pikiran yang jauh mengembara.Rendra menarik napas dalam, lalu mengangguk perlahan. “Aku ingin bisa melupakan, Arum. Tapi bayangan itu... semuanya, tidak mudah hilang begitu saja,” jawabnya jujur, suaranya terdengar berat. Ada ketegangan halus di matanya, mengisyaratkan perasaan bersalah dan kelelahan yang ia simpan sejak lama.Arum menoleh, mengamati ekspresi Rendra dengan cermat. Ada sesuatu yang selalu melayang di balik senyumnya yang tenang belakangan ini, seolah ada bagian dirinya yang tetap terikat oleh masa lalu.Ia tahu Rendra telah melalui banyak hal, dan bahwa semua perubahan ini mungkin terlalu mendadak, bahkan untuk dirinya.“Sepertinya aku juga merasakan hal yan
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 72 - Ketidakpuasan Seorang Ibu

“Kau tahu, Rendra… aku masih belum mengerti keputusanmu,” suara Ibu terdengar lembut namun dingin di tengah makan malam keluarga yang seharusnya menjadi momen sederhana untuk berkumpul.Siti Rahayu, dengan tatapan mata tajam yang kontras dengan senyumnya, memandang langsung pada anaknya yang duduk di seberangnya. Di sebelah Rendra, Arum duduk tegang, mencoba memahami ke mana arah pembicaraan ini akan mengalir.Rendra menatap ibunya dengan tenang, meski ia bisa merasakan ketegangan di udara. “Apa maksud Ibu?” tanyanya perlahan.Siti menghela napas panjang, meletakkan sendoknya dengan hati-hati di piring seolah memilih setiap kata yang akan ia ucapkan.“Kau dan Arum... keputusan kalian untuk menikah di tengah-tengah semua masalah ini. Rasanya terlalu mendadak dan... jujur saja, tidak bijaksana,” ucapnya dengan nada yang sulit ditebak, seolah mencoba menyembunyikan kemarahan yang tak bisa ia kendalikan sepenuhnya.
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 73 - Kembalinya Arga

“Kau tahu, aku selalu penasaran bagaimana kabarmu,” suara Arga terdengar tenang namun hangat, mengiringi pertemuan yang tak terduga antara dirinya dan Arum di sebuah kafe kecil di sudut kota.Arum menatap wajah lama yang kini tampak sedikit berbeda — lebih matang, namun masih memancarkan pesona ramah yang tak berubah.“Aku baik, Arga. Terima kasih sudah menanyakan,” jawab Arum dengan senyum canggung. Rasanya aneh bisa bertemu lagi setelah sekian lama, terlebih saat kini hidupnya telah berada dalam masa-masa baru bersama Rendra.Arga hanya tersenyum kecil, matanya menyiratkan ketulusan yang membuat Arum merasa sedikit teringat pada kenangan lama mereka. “Sepertinya hidup sudah berubah banyak, ya? Bagaimana kabarmu sekarang?”Arum menarik napas panjang sebelum menjawab, mencoba meredam keraguannya. “Ya, banyak hal yang berubah. Aku dan Rendra... kami baru memulai perjalanan baru ini bersama.”&ldq
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 74 - Keraguan Arum

“Arum, kamu kelihatan lelah belakangan ini. Apa semuanya baik-baik saja?” Suara lembut Rendra terdengar dari ruang makan, mencoba menggapai perhatian Arum yang sejak beberapa hari terakhir sering tenggelam dalam pikirannya sendiri.Rendra duduk di seberang meja, memandangi istrinya yang tampak termenung, sesekali menyentuh ujung gelas kopinya tanpa minat.Arum tersentak pelan dari lamunannya. Ia mendongak, menatap Rendra dengan senyum kecil yang seolah terpaksa. “Maaf, mungkin aku sedang banyak pikiran,” jawabnya singkat.Rendra menatapnya dengan mata yang mencari, berusaha menangkap sesuatu yang tak terucapkan. “Banyak pikiran tentang apa? Kamu bisa cerita sama aku,” ujarnya lembut, dengan harapan bisa meringankan beban yang tampaknya disimpan Arum dalam diamnya.Arum terdiam sesaat, mencoba menyusun kata-kata yang tepat. Ada sesuatu di dalam dirinya yang sulit dijelaskan, keraguan yang perlahan merasuk setelah kehadir
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Bab 75 - Ketakutan Ratna di Balik Gemerlap

“Ratna! Lihat, kamu masuk di halaman utama lagi.” Suara semangat dari Sarah, salah satu rekan kerja di galeri, terdengar nyaring ketika ia menunjukkan koran yang memuat wajah Ratna di halaman depan.Di sana terpampang foto Ratna berdiri di depan salah satu karyanya yang baru-baru ini terjual dengan harga tinggi.Ratna tersenyum tipis, meski dalam hatinya ada perasaan campur aduk yang sulit ia jelaskan. Ia selalu bermimpi menjadi seorang seniman yang dikenal, tapi kini, setelah sorotan itu benar-benar datang, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.Rasanya seolah ada beban baru yang harus ia pikul, seakan-akan setiap langkah yang ia ambil kini diamati oleh banyak mata yang menuntut kesempurnaan darinya.“Terima kasih, Sarah,” ujarnya, mencoba terdengar antusias. Namun, tatapan Sarah yang penuh kekaguman membuatnya merasa canggung. Dulu, Ratna adalah seseorang yang lebih senang berada di balik layar, diam-diam bekerja tanpa perhatian
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Bab 76 - Persahabatan yang Retak

"Arum, aku rasa... kita perlu bicara," suara Ratna terdengar rendah namun mantap, mengalihkan perhatian Arum dari cangkir teh hangat yang baru saja ia ambil. Keduanya duduk di teras rumah Arum yang sejuk, diapit pepohonan dan udara segar, namun suasana terasa berbeda kali ini.Ada keheningan canggung di antara mereka yang belum pernah Arum rasakan sebelumnya.Arum meletakkan cangkirnya, menatap wajah sahabatnya dengan cermat. "Tentu, Ratna. Apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Arum, berusaha tetap tenang meski perasaannya tiba-tiba berdesir dengan gelisah.Ratna menarik napas panjang, matanya menghindari tatapan Arum sejenak sebelum akhirnya berbicara. "Aku... merasa terpinggirkan, Arum. Aku tahu ini mungkin terdengar egois, tapi... sejak kamu bersama Rendra, aku merasa kamu berubah. Rasanya, kamu sudah jauh meninggalkanku."Arum terkejut mendengar kata-kata itu. “Ratna, aku tidak pernah berniat begitu… Aku sangat menghargai persahabatan kit
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Bab 77 - Siasat Siti

“Rendra, Nak, sepertinya ada yang perlu Ibu bicarakan denganmu,” ucap Siti Rahayu Wulandari dengan suara yang lembut namun penuh makna. Ia duduk dengan anggun di ruang tamu, tangannya memegang secangkir teh, dan pandangannya lekat menatap anaknya, seolah hendak menembus isi pikirannya.Rendra menatap ibunya dengan dahi sedikit berkerut, merasa ada hal yang ganjil dalam perbincangan ini. “Ada apa, Bu?” tanyanya hati-hati.Siti tersenyum samar, meletakkan cangkirnya di meja, dan mendekatkan dirinya pada Rendra. “Ibu hanya khawatir, Nak. Setelah semua yang terjadi dalam keluarga kita, terutama dengan apa yang telah kamu alami, Ibu ingin memastikan bahwa kamu membuat keputusan yang benar. Terutama mengenai Arum.”Perkataan itu membuat Rendra tersentak sedikit. Meski selama ini ia mengetahui bahwa ibunya memiliki pendapat tersendiri tentang Arum, ia tidak pernah membayangkan bahwa ibunya akan membicarakan hal ini dengan serius.
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Bab 78 - Pengakuan Arga

Arum duduk di taman kota sore itu, terdiam menatap sekumpulan burung yang berkicau riang di dahan pohon dekat bangku yang didudukinya. Suasana di sekitar terasa damai, seakan menyuarakan kedamaian yang sulit ia temukan dalam pikirannya belakangan ini.Udara sore yang sejuk seolah menghapus sesaat segala beban yang terasa menggantung di hatinya.Tiba-tiba, ia mendengar suara langkah kaki yang dikenalnya dengan baik. Langkah ringan tapi mantap, langkah yang dulu sering menemaninya pulang sepulang kuliah di waktu lampau.Ia mengangkat kepalanya dan melihat Arga berdiri tak jauh darinya, mengenakan senyum lembut yang selalu membuatnya merasa hangat.“Arum,” panggil Arga pelan, seolah takut mengusik ketenangan sore itu.Arum tersenyum, walau sedikit terkejut melihat kehadiran Arga. “Arga? Tumben kamu ke sini. Ada apa?”Arga tersenyum kecil dan duduk di sampingnya, memberikan ruang tapi tetap dekat, seperti selalu menghorma
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Bab 79 - Kecemburuan Rendra

“Aku nggak pernah tahu kalau kamu masih dekat dengan Arga.” Nada suara Rendra rendah, tapi ada ketegangan yang tak bisa disembunyikan dalam setiap kata yang keluar dari mulutnya.Arum mengangkat alis, sedikit terkejut dengan arah pembicaraan mereka sore itu. “Rendra, Arga hanya teman. Kamu tahu itu.”Rendra menggelengkan kepala pelan, tapi matanya tetap menatap Arum dengan tatapan tajam. “Teman yang menyatakan perasaan padamu? Teman yang mengira dia bisa memberi kamu kebahagiaan lebih dari aku?”Arum menarik napas panjang, mencoba menenangkan hatinya yang mulai tertekan oleh ketegangan antara mereka. “Kamu salah paham. Aku memang bertemu Arga beberapa kali, tapi semua hanya percakapan biasa, Rendra. Nggak ada yang lebih dari itu.”Namun, Rendra sepertinya tidak bisa menerima penjelasan itu dengan mudah. Baginya, bayangan Arga masih mengintai dalam setiap kehadiran Arum, merongrong rasa percaya diri yang dulu
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

Bab 80 - Pernikahan yang Renggang

“Arum, apa kamu yakin dengan keputusan ini?” Rendra menatap Arum dalam-dalam, matanya penuh rasa cemas. “Kita bisa membicarakan semuanya, kan?”Arum menghela napas panjang, pandangannya jatuh ke cangkir kopi di depannya yang sudah dingin. Ia terdiam, merasa setiap kata yang ingin diucapkannya seolah menyesakkan dada. Ia tahu bahwa pembicaraan ini penting, tetapi juga berbahaya bagi hubungan mereka.“Rendra, ini bukan lagi soal bicara,” ujarnya dengan suara bergetar. “Kita sudah bicara berulang kali, tapi tetap saja… aku merasa tercekik. Semua yang terjadi antara kita, dari awal sampai sekarang, seolah hanya menambah beban yang tidak pernah hilang.”Mendengar itu, Rendra tampak terhenyak. “Jadi menurutmu aku yang menambah beban itu?”Arum menggeleng pelan, lalu menatapnya dengan penuh kesedihan. “Aku nggak bilang begitu. Tapi cemburu yang berlebihan, tekanan dari keluarga kita, dan&he
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more
PREV
1
...
5678910
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status