Home / Romansa / Hati yang Terikat Takdir / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Hati yang Terikat Takdir: Chapter 61 - Chapter 70

100 Chapters

Bab 61 - Pilihan Arum

Arum berdiri di tengah taman kecil di belakang rumahnya, matanya tertuju pada rerumputan yang basah oleh embun pagi. Udara pagi yang sejuk membuat napasnya terasa lebih tenang, namun perasaan di dalam hatinya tetap bergejolak.Setelah melalui begitu banyak dilema, ketakutan, dan kebimbangan, ia tahu bahwa waktunya telah tiba untuk mengambil keputusan. Kali ini, ia akan mengutamakan hatinya, tanpa memikirkan tuntutan keluarga atau tekanan dari masa lalu.“Arum?” Suara Rendra terdengar di kejauhan, membuat Arum tersentak dari lamunannya. Ia berbalik dan menemukan Rendra yang sedang berdiri di ujung taman, menatapnya dengan sorot mata yang penuh rasa harap.Rendra tampak tenang, meski ia tahu bahwa pria itu juga menanti jawaban yang bisa saja mengubah segalanya di antara mereka.Arum tersenyum kecil dan melangkah pelan mendekat ke arah Rendra. Kali ini, setiap langkah terasa lebih ringan, lebih yakin. Ketika ia berdiri di hadapan Rendra, ia meras
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

Bab 62 - Pengampunan untuk Rendra

Suasana sore di rumah keluarga Cahyaningtyas terasa lebih hening dari biasanya. Angin lembut meniup dedaunan, seolah-olah berusaha meredakan ketegangan di udara. Rendra berdiri di depan rumah sederhana itu, menatap pintu dengan perasaan berdebar-debar.Dia tahu bahwa kunjungannya kali ini bukan sekadar formalitas. Ini adalah momen penting, di mana dia akan menghadapi masa lalunya dan meminta pengampunan atas semua luka yang pernah ia timbulkan.“Rendra?” Arum berdiri di sampingnya, mengamati wajahnya yang terlihat tegang. Tatapannya penuh dukungan, memberikan semangat yang begitu ia perlukan. “Kau siap?”Rendra menarik napas dalam-dalam dan mengangguk. “Aku siap, Arum. Sudah saatnya aku bertanggung jawab atas semuanya.”Dengan tangan yang sedikit gemetar, Rendra mengetuk pintu. Tak lama, pintu terbuka dan Dimas, yang selama ini telah menjadi sosok ayah bagi Arum, muncul di ambang pintu.Ekspresi wajah Dimas tenan
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Bab 63 - Lamaran yang Tenang

Langit senja mulai memancarkan cahaya keemasan di taman kota yang tenang. Arum dan Rendra duduk berdampingan di bangku kayu, membiarkan angin sore yang lembut menyapu wajah mereka.Setelah semua yang mereka lalui, sore ini terasa seperti jeda yang berharga, sebuah waktu istimewa yang seolah-olah hanya ada untuk mereka.“Senja ini indah sekali, ya,” gumam Arum, memandang langit dengan senyum yang tak disadarinya merekah perlahan.Rendra menoleh, matanya berbinar saat ia menatap Arum. “Ya, tapi keindahan senja ini nggak ada apa-apanya dibandingkan dengan kehadiranmu di sampingku, Arum.”Arum tertawa kecil, meski pipinya memerah. “Kamu bisa aja, Ren.”Namun, di balik gurauan mereka, hati Rendra berdebar keras. Hari ini bukan sekadar waktu santai baginya. Ini adalah hari yang ia siapkan dalam pikirannya sejak lama, hari ketika ia akan meminta Arum untuk menjadi bagian dari hidupnya, selamanya.Tapi tidak ada h
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Bab 64 - Cinta Baru untuk Ratna

Galeri seni di tengah kota malam itu penuh dengan para pecinta seni dan kolektor yang terpukau oleh karya-karya terbaru Ratna. Batik modern yang ia ciptakan bukan hanya sekadar pola di atas kain; setiap desain mencerminkan perjalanan emosional dan keteguhan hatinya.Di sudut galeri, Ratna berdiri dengan senyum puas, menyaksikan orang-orang yang terpesona oleh hasil karyanya. Semua usaha dan ketekunan yang ia tanam selama ini akhirnya membuahkan hasil.“Selamat, Ratna.” Suara seorang pria terdengar lembut di sampingnya. Ratna menoleh, dan matanya bertemu dengan seorang pria berpenampilan sederhana namun berkarisma. Pria itu tersenyum tulus, wajahnya memancarkan rasa kagum yang dalam.“Oh, terima kasih,” jawab Ratna sambil mengangguk sedikit, berusaha mengingat apakah ia pernah bertemu pria ini sebelumnya.“Maaf, aku nggak memperkenalkan diri,” katanya sambil mengulurkan tangan. “Namaku Andi. Aku sebenarnya bukan ko
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Bab 65 - Kembalinya Fajar

Suasana di rumah keluarga Santoso tegang sejak kabar kedatangan Fajar terdengar. Setelah berbulan-bulan menghilang, pria yang dulu menjadi kebanggaan keluarga itu tiba-tiba kembali tanpa pemberitahuan.Tidak ada sambutan hangat untuknya kali ini, tidak ada rasa hormat yang dulu pernah melekat padanya. Fajar berjalan perlahan menuju ruang keluarga, matanya menyapu ruangan besar yang terasa asing meski pernah menjadi rumahnya sendiri.Ibunya, Ibu Siti, duduk di sofa dengan wajah yang penuh dengan rasa kecewa dan luka. Rendra berdiri di sudut ruangan, menyilangkan tangan di dada dengan ekspresi wajah dingin dan tanpa kompromi.Di sebelahnya, Arum duduk dengan tatapan waspada, seolah menjaga Rendra agar tak terperangkap lagi oleh tipu daya sepupunya itu.Fajar memandangi mereka satu per satu, lalu menundukkan kepalanya dengan perasaan bersalah. “Bu... Rendra... Arum... aku tahu kehadiranku di sini mungkin membuat kalian semua tidak nyaman,” ucapny
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 66 - Perpisahan Dimas

Langit senja berwarna oranye lembut menyelimuti rumah besar keluarga Cahyaningtyas saat Dimas Aditya Kusuma berdiri di beranda, memandangi pemandangan yang telah menemani hari-harinya selama bertahun-tahun.Udara sore yang hangat dan tenang membuatnya merenung lebih dalam tentang keputusan yang akan ia sampaikan malam itu kepada keluarganya, sebuah keputusan yang akan mengubah arah hidup mereka semua.Di ruang tamu, keluarga telah berkumpul, suasana penuh dengan kehangatan dan keakraban. Arum duduk di sebelah ayahnya dengan tatapan waspada, mencoba membaca apa yang ada di pikiran pria yang selama ini menjadi sosok pelindung keluarganya itu.Rendra duduk di samping Arum, siap mendukung apa pun yang terjadi.Dimas akhirnya berjalan masuk dengan langkah mantap. Ia tersenyum melihat wajah-wajah yang begitu berarti baginya, wajah-wajah yang telah ia bimbing dan dukung. Ketika semua mata tertuju padanya, ia menarik napas panjang, lalu memulai percakapan yang te
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 67 - Perpisahan Terakhir

Mentari pagi mulai menyelinap di sela-sela jendela besar galeri tempat Ratna bekerja. Udara pagi itu sejuk, penuh aroma bunga segar yang menghiasi ruang galeri dengan seni batik Ratna yang menjadi pusat perhatian.Namun, pagi ini ada yang berbeda—di antara kain-kain batik bermotif indah, ada keheningan yang mendalam, seolah suasana itu memahami bahwa pertemuan hari ini adalah perpisahan terakhir.Rendra dan Arum masuk ke galeri dengan hati-hati. Keduanya berbagi senyum kecil, tetapi di antara mereka ada kesadaran yang melingkupi, bahwa ini bukanlah pertemuan biasa.Ratna, yang sejak lama telah menjadi bagian dari kehidupan mereka, adalah sosok yang telah menemani perjalanan mereka dengan segala keterbatasan dan cinta yang ia simpan dengan begitu tulus. Kini, saatnya mengucapkan selamat tinggal.Ratna menyambut kedatangan mereka dengan senyum ramah, tatapannya lembut, namun menyiratkan kedewasaan baru yang telah tumbuh di dalam dirinya. “Kalian
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 68 - Pernikahan

Pagi itu, langit biru tanpa awan menjadi saksi bagi hari yang telah lama ditunggu-tunggu oleh Arum dan Rendra. Cahaya matahari menelusup lembut di sela dedaunan taman kecil di belakang rumah keluarga Cahyaningtyas, tempat pernikahan mereka akan dilangsungkan.Arum berdiri di depan cermin di kamar yang telah ia tinggali sejak kecil, mengenakan kebaya sederhana berwarna gading yang menambah keanggunan dalam dirinya.Di dalam kamar, Dewi dan Ratna sedang membantu menyempurnakan riasannya. Mereka bertiga tertawa kecil, mengingat berbagai kenangan yang telah mereka lalui bersama.Dewi mengagumi kain batik yang dikenakan Arum, yang dihiasi motif parang khas yang berarti kekuatan dan keberanian. Batik itu adalah karya Ratna, hasil kerja kerasnya selama ini yang dihadiahkan khusus untuk sahabatnya.“Arum, kamu terlihat luar biasa hari ini,” kata Dewi dengan tatapan bangga. Ia melirik Ratna dan tersenyum penuh arti. “Ini bukan hanya karena kebaya
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 69 - Kejatuhan Fajar

“Ini yang terakhir kali, Fajar. Jangan cari masalah lagi,” ujar Dimas dengan nada penuh peringatan. Dimas berdiri di ambang pintu ruang tamu, menatap Fajar dengan sorot mata yang tajam dan tegas.Fajar hanya mengangkat bahunya, senyum tipis sinis menghiasi wajahnya. “Masalah, Dimas? Yang kumiliki hanyalah kesempatan,” balasnya dengan nada dingin. Mata Fajar menyiratkan sesuatu yang dalam: keputusasaan dan kebencian yang nyaris tak terbendung.Setelah berbulan-bulan dalam pelarian, ia tahu, kembali ke rumah bukanlah pelipur lara, melainkan peringatan akan realitas yang pahit.“Apa pun alasanmu, keluargamu sudah merasakan dampaknya. Lihat dirimu, Fajar. Bahkan Rendra, yang dulu begitu menghormatimu, tak ingin melihatmu lagi,” Dimas menambahkan, mencoba memberi tekanan pada sepupunya yang dulu dikenal sebagai sosok ambisius dan penuh kebanggaan.Fajar tak seperti dulu lagi—keangkuhannya telah menipis, digantikan oleh
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 70 - Kehidupan Baru Intan

“Pantai ini seperti membawa ketenangan tersendiri, ya?” Intan duduk di atas pasir, memandang lautan yang luas dengan wajah tenang. Ombak yang datang bergulung-gulung tampak seolah berirama dengan napasnya, mengisi hatinya dengan rasa damai yang baru saja ia kenal.Di sampingnya, ada Wulan, seorang teman baru yang ia temui sejak pindah ke Bali. Mereka bertemu di sebuah komunitas sukarelawan yang sering berkegiatan di sekitar pantai, membersihkan sampah dan membantu para nelayan.Wulan, perempuan Bali yang ramah dan sederhana, adalah sosok yang membantu Intan melihat hidup dari sisi yang lebih ringan dan penuh syukur. Wulan mengangguk, tersenyum lebar dengan gigi putihnya yang kontras dengan kulitnya yang sawo matang.“Memang benar, Tan. Air laut itu seolah membawa semua beban kita ke dalamnya. Apa yang membawamu ke Bali, selain ingin berlibur dari kehidupan kota?” tanya Wulan sambil mencelupkan jari-jarinya ke pasir, membuat bulatan-bulata
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more
PREV
1
...
5678910
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status