“Ini yang terakhir kali, Fajar. Jangan cari masalah lagi,” ujar Dimas dengan nada penuh peringatan. Dimas berdiri di ambang pintu ruang tamu, menatap Fajar dengan sorot mata yang tajam dan tegas.Fajar hanya mengangkat bahunya, senyum tipis sinis menghiasi wajahnya. “Masalah, Dimas? Yang kumiliki hanyalah kesempatan,” balasnya dengan nada dingin. Mata Fajar menyiratkan sesuatu yang dalam: keputusasaan dan kebencian yang nyaris tak terbendung.Setelah berbulan-bulan dalam pelarian, ia tahu, kembali ke rumah bukanlah pelipur lara, melainkan peringatan akan realitas yang pahit.“Apa pun alasanmu, keluargamu sudah merasakan dampaknya. Lihat dirimu, Fajar. Bahkan Rendra, yang dulu begitu menghormatimu, tak ingin melihatmu lagi,” Dimas menambahkan, mencoba memberi tekanan pada sepupunya yang dulu dikenal sebagai sosok ambisius dan penuh kebanggaan.Fajar tak seperti dulu lagi—keangkuhannya telah menipis, digantikan oleh
Last Updated : 2024-11-16 Read more