Home / Romansa / Hati yang Terikat Takdir / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Hati yang Terikat Takdir: Chapter 81 - Chapter 90

100 Chapters

Bab 81 - Runtuhnya Ratna

“Aldi, aku nggak tahu lagi harus bagaimana…” Suara Ratna bergetar saat dia duduk di depan Aldi, wajahnya terlihat letih dengan mata yang merah akibat tangis yang tak berhenti sejak semalam. Ia merasa seolah dunia yang dulu ia cintai kini menjebaknya dalam bayangan ketakutan dan keraguan.Aldi menghela napas pelan, lalu menatap Ratna dengan ekspresi lembut namun penuh perhatian. Dia mengenal Ratna bukan hanya sebagai seorang seniman berbakat, tetapi sebagai pribadi yang penuh cinta dan dedikasi.Melihatnya berada di titik terendah seperti ini menyisakan rasa sakit yang tak ia sangka akan ia rasakan.“Ratna,” Aldi mulai dengan suara yang tenang, “kamu nggak harus memikul semua ini sendirian. Kamu sudah bekerja keras, dan nggak ada salahnya kalau kamu merasa lelah.”Ratna menundukkan kepala, menggigit bibirnya untuk menahan isak.“Aku merasa gagal, Aldi. Aku kehilangan sahabat terbaikku, aku merasa tera
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

Bab 82 - Warisan Fajar

"Rendra, kamu tahu berita ini bisa menghancurkan semua yang sudah kamu bangun, kan?" suara Dimas terdengar berat, menggaung di dalam ruangan yang hening.Rendra duduk di seberang meja, kedua tangannya mengepal erat. Matanya memandang lurus, berusaha tenang meskipun di dalam hatinya berkecamuk.Berita tentang Fajar dan skandal keuangan yang ditinggalkannya telah tersebar ke publik, menyebutkan bahwa sebagian dari kekayaan Santoso—bahkan yang terkait dengan usaha Rendra—mungkin berasal dari sumber yang tidak sah."Aku nggak tahu, Dimas," jawab Rendra pelan, suaranya terdengar getir. "Aku nggak pernah menduga Fajar akan melibatkan bisnis keluarga dalam hal seperti ini."Dimas menghela napas panjang, tatapannya penuh simpati namun juga tegas. "Kita harus mengambil langkah hati-hati, Ren. Media sedang gencar-gencarnya, mereka menggali setiap jejak yang pernah ditinggalkan Fajar, dan sayangnya kamu ada dalam lingkaran itu."Rendra merasa dada
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

Bab 83 - Skandal yang Terbuka

"Ren, kamu lihat berita pagi ini?" Arum bertanya dengan nada khawatir sambil menatap layar ponselnya. Wajahnya menegang, ekspresinya menunjukkan kegalauan yang sulit disembunyikan.Rendra menghela napas berat, matanya terpaku pada layar televisi di sudut ruangan yang menayangkan siaran langsung seorang pembawa berita yang dengan antusias mengupas isu keterkaitan dirinya dengan skandal yang ditinggalkan Fajar.Dia tahu bahwa sekali informasi ini bocor, seluruh mata masyarakat akan memandangnya, menghakimi setiap langkah yang pernah ia ambil."Iya, aku sudah lihat," jawab Rendra akhirnya, suaranya lebih rendah dari biasanya, penuh beban yang tak bisa ia sembunyikan. "Aku sudah menduga ini bakal terjadi cepat atau lambat."Arum menatap Rendra, matanya dipenuhi kecemasan. "Mereka bahkan menyebut namaku, Ren. Ada yang bilang… ada yang bilang aku hanya menikahimu demi uang." Arum tertunduk, air mata mulai menetes perlahan, meski ia mencoba menahannya.
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

Bab 84 - Ratna dan Aldi: Rasa yang Tak Terduga

“Ratna, kamu yakin kita nggak salah jalan?” Aldi berbisik, suaranya rendah namun sarat dengan kegelisahan yang tak bisa disembunyikan. Mereka duduk di sebuah kafe kecil yang tersembunyi di sudut kota, tempat yang jarang disinggahi orang yang mereka kenal.Ratna menatapnya, mencoba memahami sorot mata pria di depannya, sorot mata yang sering ia cari-cari akhir-akhir ini. Senyumnya muncul tipis di bibir, namun ada keraguan yang tak terelakkan dalam tatapannya.“Aku nggak tahu, Di. Aku hanya... aku merasa kita ini seperti angin yang lewat, tahu nggak? Kita tahu harus berhenti, tapi entah kenapa nggak bisa.”Aldi menghela napas panjang. Ia tahu hubungan mereka sulit dipahami, bahkan oleh mereka berdua. Ratna dengan segala kompleksitasnya, dengan kebutuhan yang kuat untuk mandiri dan menjalani hidup sesuai kehendaknya.Dan ia, seorang pria yang terjebak dalam kehidupan yang penuh batasan, tanggung jawab yang tak bisa ia lepaskan begitu
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

Bab 85 - Titik Terendah

"Arum, kamu pikir aku nggak tahu semua ini?" Rendra melemparkan tatapannya yang penuh amarah, berusaha menahan suara agar tak berteriak. Di hadapannya, Arum berdiri terpaku, dadanya berdebar kencang. Kalimat Rendra barusan seperti memukulnya tanpa peringatan.“Aku nggak tahu maksudmu apa, Rendra,” jawab Arum, mencoba menjaga suaranya tetap tenang meskipun di dalam hatinya, ia merasa terluka dan bingung. Rendra mengusap wajahnya, tanda frustasi yang semakin membara di dalam dirinya.“Kamu... kamu ikut terlibat dalam semua ini, kan? Semua tuduhan ini muncul begitu kita menikah, Arum. Setelah kamu masuk dalam hidupku, masalah semakin rumit!” ucapnya, suaranya menggema di ruangan yang sunyi.Arum menggeleng pelan, merasa terluka oleh tuduhan tak berdasar itu. “Rendra, kamu serius menuduh aku begitu?” suaranya gemetar, antara kesedihan dan kemarahan yang mendalam.“Kamu bahkan bisa mengatakan itu, padahal selama ini ak
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

Bab 86 - Perpisahan yang Menyakitkan

"Arum, kamu yakin nggak mau bicara lagi sama Rendra sebelum pergi?" tanya Dimas pelan, suaranya lembut namun penuh keprihatinan.Arum menggeleng, menatap lantai dengan tatapan kosong. Di depan pintu, koper kecilnya sudah siap, dan setiap sudut rumah yang pernah ia sebut 'rumah' itu sekarang terasa seperti sangkar tanpa kebahagiaan.“Udah cukup, Mas. Aku… aku butuh waktu untuk diriku sendiri,” jawab Arum dengan nada suara yang datar. Ia mencoba menahan segala rasa yang bergelut di dadanya, mencoba tidak menunjukkan betapa berat keputusan ini baginya.Dimas mengangguk paham, meskipun ia bisa melihat bahwa setiap kata yang diucapkan Arum mengandung beban emosi yang dalam. “Kalau kamu memang butuh, aku nggak akan menahanmu, Arum. Tapi tahu kan, rumah ini akan selalu terbuka buat kamu kapan saja?”Arum tersenyum tipis, mengangguk. “Terima kasih, Mas Dimas. Aku nggak akan lupa kebaikan kalian.”Dengan napas yang
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

Bab 87 - Cinta Baru Ratna

“Aldi… kita harus bicara,” suara Ratna terdengar lembut namun tegas. Mereka duduk berdua di sebuah kafe kecil yang tersembunyi, jauh dari sorotan kamera dan gosip yang terus mengelilingi mereka.Aldi menatap Ratna dengan ekspresi serius, berusaha membaca pikiran di balik mata yang kini penuh beban. “Tentu, Ratna. Apa yang kamu rasakan?”Ratna menundukkan kepalanya sejenak, seakan mencari kata-kata yang tepat. “Kita... kita sudah terlalu terbawa, Aldi. Aku nggak pernah menyangka hubungan kita akan jadi seperti ini—penuh sorotan, penuh kritik. Aku merasa… tertekan.”Aldi menggenggam tangan Ratna, menenangkannya. “Aku paham, Ratna. Tapi, kita berdua sama-sama tahu bahwa perasaan kita bukan sesuatu yang bisa dengan mudah diabaikan, kan?”Ratna menghela napas panjang, sedikit ragu-ragu. “Aku tahu, tapi sekarang semua orang melihat kita dengan pandangan negatif. Mereka bilang aku egois, b
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

Bab 88 - Keputusasaan Rendra

"Rendra, kamu nggak bisa terus-terusan begini," suara lembut Bima terdengar di sela-sela keheningan, memecah pikirannya yang terus berkutat pada rasa sesal dan keputusasaan.Mereka duduk di balkon rumah kecil Rendra, sebuah tempat yang dulu terasa seperti rumah, tapi kini seolah hanya menyisakan bayangan dari kehidupan yang pernah ia bangun.Rendra menatap kosong ke depan, menyandarkan tubuhnya pada kursi kayu yang goyah. "Aku nggak tahu lagi, Bima. Rasanya... semuanya sia-sia."Bima menghela napas panjang, lalu meletakkan tangannya di bahu Rendra, menepuknya pelan. “Kamu tahu, terkadang Tuhan memberi kita cobaan yang besar, bukan karena kita lemah, tapi karena kita harus belajar dari semua ini. Tapi lihatlah, kamu masih di sini, masih bernapas.”Rendra tertawa kecil, pahit. “Tapi apa gunanya kalau yang aku lakukan cuma menyakiti orang lain? Keluargaku hancur, bisnis yang kubangun dari nol terancam lenyap, dan sekarang... Arum sudah ngga
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

Chapter 89 - Tawaran dari Arga

Arum duduk di taman kecil di belakang rumah keluarganya, pandangannya menerawang jauh ke arah bunga-bunga kamboja yang berayun pelan tertiup angin. Pikiran-pikirannya berputar, terusik oleh kejadian-kejadian yang belum lama ini melanda kehidupannya.Rasa letih dan luka yang masih menggumpal membuatnya ragu-ragu dalam mengambil langkah ke depan. Suara langkah kaki yang menghampiri dari arah samping menyadarkannya. Ia menoleh, dan di sana berdiri Arga, dengan senyum tenangnya yang menenangkan hati.“Arum,” sapa Arga pelan sambil duduk di sebelahnya. Ia menatap Arum dengan tatapan lembut yang selama ini selalu ada untuknya, menanti kata-kata yang sulit diungkapkan.Arum tersenyum tipis, mencoba menyembunyikan rasa bingung yang berkecamuk di dalam hatinya. “Apa kabar, Arga?”“Kabar baik, meski kelihatannya kamu yang sedang butuh kabar baik,” Arga menanggapi dengan nada bercanda, berusaha mencairkan suasana. “Aku denga
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

Chapter 90 - Percakapan dari Hati ke Hati

Arum duduk diam di teras rumah sambil memandangi langit senja yang mulai berwarna jingga. Perasaannya bercampur aduk, antara kebingungan, keraguan, dan sedikit rasa takut. Di saat-saat seperti ini, ia sering kali merindukan kehadiran sosok yang bisa memberinya nasihat yang tulus.Dan seolah menjawab pikirannya, suara langkah kaki lembut terdengar menghampirinya.“Arum,” suara lembut yang familier terdengar di belakangnya. Dimas Aditya Kusuma, pamannya, berdiri di sana dengan senyuman penuh perhatian. Arum menoleh, menyambut kehadirannya dengan senyum tipis namun penuh rasa syukur.“Paman Dimas,” jawab Arum dengan suara lembut, “sudah lama kita tidak duduk berbicara seperti ini.”Dimas tersenyum kecil lalu mengambil tempat duduk di sebelahnya. “Aku tahu kamu sedang banyak berpikir, Arum. Seluruh keluarga ini mungkin bisa melihat itu dari raut wajahmu.” Ia tertawa kecil, mencoba mencairkan suasana.Arum
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status