“Dewi, aku… aku tak tahu harus bagaimana lagi.”Intan menghela napas panjang, menatap cangkir teh yang tergeletak di hadapannya tanpa minat. Tatapannya kosong, seakan pikirannya melayang jauh ke suatu tempat yang tak bisa disentuh.Di sisi lain meja, Dewi menatap sahabat lamanya itu dengan alis terangkat, matanya penuh dengan perhatian dan sedikit rasa penasaran.Dewi menyentuh lembut tangan Intan, menuntunnya untuk melihatnya. “Hei, kamu bisa bicara padaku, Tan. Apa yang sebenarnya terjadi?”Intan menggigit bibirnya, mencoba menyusun kata-kata. “Dewi, ini tentang perasaanku… perasaanku pada seseorang yang bukan Rendra.”Dewi terdiam, matanya membelalak sejenak sebelum kemudian menyunggingkan senyum kecil. “Aku sudah menduga,” ucapnya santai, namun tatapannya tetap penuh empati. “Kamu tidak mencintai Rendra, kan?”Intan tertawa pelan, namun tawa itu terdengar getir, pe
Last Updated : 2024-11-01 Read more