Home / Romansa / Hati yang Terikat Takdir / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Hati yang Terikat Takdir: Chapter 21 - Chapter 30

100 Chapters

Bab 21 - Kehancuran yang Terungkap

"Arum, kau tahu apa yang sedang terjadi di luar sana?"Dimas menatap Arum dengan tatapan penuh tekanan di wajahnya. Keduanya duduk di ruang tamu rumah Arum yang mulai tampak lusuh. Rumah itu, yang selama ini menjadi simbol kebanggaan keluarganya, kini seakan menyimpan bayangan gelap dari berbagai masalah yang kian membelenggu.Arum hanya bisa menunduk, memainkan ujung kain yang tergulung di pangkuannya. Dia tahu, pertanyaan Dimas tak membutuhkan jawaban. Rumor tentang keluarganya, dan hubungannya dengan Rendra, semakin meluas di masyarakat.Tetangga-tetangga mereka mulai berbisik-bisik, orang-orang yang dulu menyapanya dengan hangat kini seolah menghindari tatapan langsung dengannya. Seolah-olah nama Cahyaningtyas telah menjadi simbol kehancuran yang tak terhindarkan."Aku... aku tak tahu apa yang harus kulakukan lagi, Pak Dimas," ucap Arum pelan, mencoba menahan suara bergetar yang hampir pecah. "Aku sudah mencoba menjauh dari Rendra. Aku benar-benar ber
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Bab 22 - Pengakuan Intan

“Dewi, aku… aku tak tahu harus bagaimana lagi.”Intan menghela napas panjang, menatap cangkir teh yang tergeletak di hadapannya tanpa minat. Tatapannya kosong, seakan pikirannya melayang jauh ke suatu tempat yang tak bisa disentuh.Di sisi lain meja, Dewi menatap sahabat lamanya itu dengan alis terangkat, matanya penuh dengan perhatian dan sedikit rasa penasaran.Dewi menyentuh lembut tangan Intan, menuntunnya untuk melihatnya. “Hei, kamu bisa bicara padaku, Tan. Apa yang sebenarnya terjadi?”Intan menggigit bibirnya, mencoba menyusun kata-kata. “Dewi, ini tentang perasaanku… perasaanku pada seseorang yang bukan Rendra.”Dewi terdiam, matanya membelalak sejenak sebelum kemudian menyunggingkan senyum kecil. “Aku sudah menduga,” ucapnya santai, namun tatapannya tetap penuh empati. “Kamu tidak mencintai Rendra, kan?”Intan tertawa pelan, namun tawa itu terdengar getir, pe
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Bab 23 - Ciuman di Tengah Hujan

“Hujan turun deras, ya?”Arum menatap ke langit yang mendung, bulir-bulir air mulai jatuh deras, membasahi jalan kecil tempat ia berdiri. Rendra, yang berdiri di sampingnya, mengangguk sambil tersenyum, tatapan matanya tertuju pada Arum dengan sorot yang tak bisa ia sembunyikan.Di tengah hujan yang semakin deras, keduanya berteduh di bawah naungan pohon besar, namun cipratan air hujan tetap membasahi pakaian mereka. Arum bisa merasakan dinginnya hujan yang menyentuh kulitnya, namun ada kehangatan yang berbeda di hadapan Rendra.“Sepertinya kita tidak bisa pulang sekarang,” ucap Rendra, mencoba mengusir rasa canggung yang tiba-tiba terasa di antara mereka.Arum tersenyum kecil, jantungnya berdegup kencang. “Mungkin hujan akan segera reda…”Namun, dalam hati, Arum tahu bahwa hujan ini bukan sekadar hujan biasa. Ada sesuatu dalam keheningan di antara mereka, dalam tatapan yang terjalin tanpa kata.Per
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Bab 24 - Konfrontasi

“Kau mencintainya, bukan?”Suara Intan terdengar tenang, hampir berbisik, namun di baliknya ada luka yang begitu nyata. Rendra menatap Intan, terdiam di ambang pintu rumahnya. Pertanyaan itu melayang di udara, seolah waktu berhenti di sekitarnya.Wajah Intan tampak tenang, tetapi matanya berkaca-kaca, menyiratkan kepedihan yang selama ini ia simpan rapat-rapat.“Intan…” Rendra akhirnya bicara, tapi suara itu tenggelam, seakan tak mampu menahan beratnya perasaan yang ia bawa. Ia tahu ia harus jujur. Setelah semua yang terjadi, kebohongan bukan lagi pilihan.“Ya,” jawab Rendra, akhirnya. Suaranya nyaris berbisik, namun cukup jelas bagi Intan. “Aku mencintai Arum.”Intan mengangguk, meskipun terlihat ada air mata yang mengalir perlahan di pipinya. Ia mengusapnya cepat, seolah tak ingin memperlihatkan kelemahannya pada Rendra. Namun tak ada lagi alasan untuk menyembunyikan perasaan yang selama ini
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

Bab 25 - Pengakuan Arga

“Arum, ada sesuatu yang ingin aku katakan.”Arga menatap Arum dengan sorot mata yang hangat namun penuh ketegasan. Mereka duduk di sebuah kafe kecil di pinggir kota, tempat yang selama ini menjadi tempat favorit Arga untuk melarikan diri dari rutinitasnya yang padat.Namun kali ini, suasana terasa berbeda; ada ketegangan lembut yang terjalin di antara mereka. Arum menatap Arga dengan sedikit kebingungan, tapi ia merasakan bahwa ada sesuatu yang serius di balik tatapan lelaki itu.“Ya, Arga?” jawab Arum, mencoba memecah keheningan dengan senyumnya yang lembut.Arga menarik napas panjang, mencoba merangkai kata-kata yang selama ini terpendam dalam hatinya. “Aku… aku sudah lama menyimpan ini, Arum. Mungkin kau sudah menyadarinya atau mungkin juga tidak, tapi aku ingin kau tahu, aku mencintaimu.”Arum terkejut, ekspresi wajahnya berubah, dan dia hanya bisa menatap Arga dengan mata yang melebar. Kata-kata itu m
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

Bab 26 - Perangkap Fajar

“Kau tahu, Rendra, terkadang keluarga kita memang harus mengorbankan satu hal untuk mendapatkan yang lebih berharga.”Suara Fajar terdengar dingin dan penuh perhitungan saat ia duduk di hadapan Rendra di kantor keluarga. Sorot matanya menunjukkan ketegasan yang tak menyisakan keraguan sedikit pun, membuat suasana semakin mencekam.Rendra memandang sepupunya itu dengan penuh waspada, mencoba membaca maksud di balik kata-katanya. Mereka telah berdebat sepanjang minggu ini, khususnya mengenai penolakan Rendra untuk mengikuti perjodohan dengan Intan.Namun, kali ini, Rendra merasa bahwa Fajar sedang merencanakan sesuatu yang lebih serius.“Fajar, apa sebenarnya yang kau inginkan?” Rendra mencoba menahan nada kesal dalam suaranya, meski amarahnya sudah mulai membara.Fajar menyeringai kecil, menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. “Aku ingin kau menyadari apa yang terjadi jika kau terus bersikeras mengikuti keinginan hatim
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

Bab 27 - Kembalinya Ratna

Keesokan harinya, Rendra berdiri di luar rumah keluarga Cahyaningtyas. Tangannya mengepal erat, tekad untuk berbicara dengan Arum semakin kuat. Ia tahu bahwa tidak bisa menunda lagi; ia harus memberitahu Arum tentang rencana Fajar dan cara Fajar telah menekan keluarganya selama ini.Namun, sebelum ia sempat mengetuk pintu, suara langkah kaki mendekat dari arah samping rumah.Rendra berbalik dan mendapati Ratna berdiri di sana. Mata mereka bertemu, dan Rendra merasakan keterkejutan bercampur dengan rasa bersalah. Ratna, yang selama ini ia tahu sebagai sahabat setia Arum, kini kembali setelah beberapa bulan menghilang dari kota. Ratna tampak berbeda—lebih tegar, namun sorot matanya menyiratkan kelelahan yang mendalam.“Rendra,” sapa Ratna, suaranya terdengar tenang namun penuh arti.“Ratna,” Rendra berusaha tersenyum, meskipun ia tahu senyum itu tak sepenuhnya jujur. “Kau kembali?”Ratna mengangguk, d
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

Bab 28 - Rencana Dimas

Hari mulai beranjak malam ketika Arum, Rendra, dan Ratna berkumpul di ruang tamu rumah keluarga Cahyaningtyas, mencoba menyusun langkah selanjutnya. Di tengah-tengah pembicaraan mereka yang serius, suara ketukan pintu terdengar.Rendra menoleh dengan cepat, ekspresi penuh kewaspadaan. Namun ketika pintu terbuka, wajah Dimas Aditya Kusuma muncul di baliknya.“Pak Dimas?” Arum menyambut dengan kaget, namun segera menyadari ada alasan serius di balik kunjungan mendadak ini. Dimas masuk, menatap mereka bertiga dengan pandangan penuh makna, lalu menunduk, memberi salam pada mereka semua.“Aku harus bicara dengan kalian. Ini soal keluarga kalian dan cara untuk menyelamatkan kehormatan keluarga Cahyaningtyas,” ujar Dimas, suaranya terdengar serius dan tegas.Rendra dan Arum saling bertukar pandang, sementara Ratna duduk dengan tatapan penuh perhatian. Mereka tahu, Dimas bukan orang yang berbicara sembarangan, terlebih lagi soal urusan kel
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

Bab 29 - Pembangkangan Rendra

Rendra berdiri di luar kantor ayahnya, napasnya memburu oleh amarah dan tekad yang semakin menguat di dalam dirinya. Setelah pembicaraan dengan Dimas dan melihat tekanan yang dihadapi Arum, Rendra tahu bahwa tak ada lagi alasan untuk diam.Hari ini, ia akan menentang keluarganya, menghadapi langsung apa yang selama ini ia hindari—yaitu melawan ayahnya, Argono Kuswoyo.Ia mengetuk pintu dengan tegas, kemudian masuk tanpa menunggu jawaban. Di dalam, Argono duduk di belakang meja besar yang penuh dengan berkas-berkas penting, sebuah simbol kekuasaan yang selama ini mendominasi keluarga mereka.“Ada apa, Rendra?” suara Argono terdengar datar namun penuh kewaspadaan. Ia menatap putranya dengan tatapan dingin, seolah sudah menyadari bahwa ini bukan sekadar kunjungan biasa.“Ayah, aku ingin bicara tentang pertunanganku dengan Intan,” Rendra membuka pembicaraan tanpa basa-basi.Mata Argono mengeras, wajahnya berubah serius. &l
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

Bab 30 - Cinta Baru untuk Intan

Intan menatap bayangan kota dari jendela kantornya, membiarkan pikirannya tenggelam dalam kekosongan yang selama ini ia sembunyikan di balik senyum anggun dan sikap tenangnya.Sejak pertunangannya dengan Rendra batal, ia merasa bahwa semua yang ia bangun demi kehormatan keluarganya telah runtuh. Dunia di sekitarnya tampak sepi, meski ia tetap menjalani hidupnya dengan keteguhan hati.Suatu sore, ketika ia tengah melangkah keluar dari kantornya, seorang pria tinggi dengan postur tegas menunggunya di depan pintu. Pria itu adalah Adiarja Wibowo, seorang pengusaha sukses dengan senyum percaya diri dan aura karisma yang tak bisa diabaikan.Adiarja adalah sosok yang penuh pengaruh dalam dunia bisnis, dan ia sudah sering berpapasan dengan Intan di berbagai acara sosial.“Intan,” sapanya dengan nada santai namun penuh perhatian. “Boleh aku temani kau untuk makan malam?”Intan mengangkat alis, sedikit terkejut dengan undangan itu. &l
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status