All Chapters of Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu: Chapter 81 - Chapter 90

128 Chapters

81

"Sepertinya, wanita ini bisa diajak kerjasama. Aku bisa memanfaatkannya untuk mendekati Arya!"Kohar pun mengirim pesan pada Hana dan mengajaknya bertemu di sebuah restoran di sudut kota agar tidak diketahui oleh polisi karena dia masuk dalam DPO."Kemana dia? Kenapa lama sekali tak datang? Apa dia tidak mau datang?" Gumam Kohar sambil terus memandang pintu masuk. Berulang kali Kohar melirik jam tangan yang melingkar di tangannya, hampir 30 menit dia menunggu, tetapi sosok yang ditunggu tak kunjung datang.Beberapa saat kemudian, suara high heel yang beradu dengan lantai terdengar. Seorang wanita cantik yang mengenakan gaun berwarna ungu berjalan mendekatinya. Sesaat, Kohar terpana melihat wajah cantik wanita itu. “Hana,” Kohar menyapanya dengan senyum yang penuh arti. “Silakan duduk.” Hana memandang Kohar dengan sedikit curiga sebelum akhirnya duduk di depannya. “Kenapa kau menghubungiku? Apa yang kau inginkan dariku?” tanyanya tanpa basa-basi. Kohar menyandarkan tubuhnya ke kur
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

82

Arya duduk di ruang rapat kantor Rina, membahas kerjasama proyek terbaru. Di tengah pembicaraan serius, pintu ruang rapat terbuka. Kedua orang itu menoleh, dan di sana berdiri Bram, dengan ekspresi yang sulit diartikan. “Bram?” suara Arya terdengar dingin, nyaris tak percaya. “Maaf mengganggu,” Bram berkata sambil melangkah masuk. “Aku tidak bermaksud mengacaukan rapat ini. Tapi aku harus bicara denganmu, Arya.” Rina yang duduk di samping Arya menatap Bram dengan alis terangkat. “Apa kau yakin ini tempat yang tepat untuk bicara?” tanyanya. Bram mengangguk. “Aku akan segera pergi setelah ini. Tapi tolong, izinkan aku mengatakan sesuatu.” Arya bersandar di kursinya, melipat tangan di dada. “Katakan. Apa lagi yang kau inginkan kali ini?” Bram menatap Arya dengan serius. “Aku tidak datang untuk meminta apa pun. Aku datang untuk mengembalikan apa yang menjadi milikmu.” Ruangan itu langsung dipenuhi keheningan. Kedua orang itu menatap Bram dengan tatapan bingung, termasuk Arya. “Apa
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

83

"Aku harus mencari tahu kebenarannya. Jika memang apa yang dikatakan oleh pengirim pesan itu benar, akan aku pastikan, Hana akan mendapat balasannya," geram Arya. Dia pun meminta bantuan pada salah satu temannya yang bekerja di kepolisian yang bernama Tresno. Dia juga melaporkan tentang ancaman yang dia terima dari Kohar dan juga semua kejahatannya. Polisi pun segera mencari keberadaan Hana dan Kohar. Namun sayang, setelah mereka menemukan tempat persembunyian dia orang itu, mereka sudah menghilang saat polisi tiba di lokasi. --- Suatu sore, Arya menerima laporan dari detektif swasta yang ia sewa untuk menyelidiki masa lalu Hana. Dokumen tebal dan sebuah USB tiba di kantornya. Tanpa menunggu, Arya memutar rekaman tersebut di ruang kerjanya. Di layar, terlihat Hana berbicara dengan seseorang yang dia tidak tahu itu siapa. “Kau yakin dia tidak akan bangun lagi?” tanya Kohar. “Obat yang kuberikan pada Farida bekerja sempurna,” jawab Hana dingin. “Dia tidak akan pernah menghal
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

84

"Aku sudah sampai," kata Bram saat Kohar meneleponnya."Masuklah, aku sudah menunggumu di dalam!" Sahut Kohar dari seberang sana.Sebelum masuk ke dalam, dia menoleh pada para polisi yang berada di belakangnya. Setelah mereka mengangguk, barulah Bram masuk ke dalam. Saat dia membuka pintu gudang, empat pria berpakaian hitam langsung menodongkan senjata ke tubuh Bram, memaksanya untuk tetap di tempat. "Jangan bergerak! Ikuti kami," salah satu dari mereka memerintah dengan nada tajam. Bram mengangguk pelan dan membiarkan dirinya diantar ke sebuah kamar kecil di sudut gudang. Di dalam ruangan itu, ia melihat pemandangan yang menghancurkan hatinya-Jova duduk di kursi dengan tangan dan kaki terikat, wajahnya basah oleh air mata. Kohar berdiri di belakangnya, pistolnya menempel di pelipis wanita itu. "Kohar!" Bram berseru, matanya membara penuh amarah. "Ah," Kohar menyapa dengan seringai. "Akhirnya kau datang. Tepat waktu." Bram maju selangkah, tetapi anak buah Kohar segera menodong
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

85

"Selamat tinggal, Mas. Tunggu aku disana!" Begitu ucapan Jova sebelum wanita berperut buncit itu meninggalkan area pemakaman.Baru sebentar berumah tangga, kini Jova sudah harus menjanda. Dia pun kembali ke kota asalnya karena dia tidak perlu menghindari siapapun lagi. Sambil mengusap bayi di dalam perutnya, Jova pun melangkah pergi. Sementara itu di rumah, Arya tidak bisa tenang karena teringat akan pesan Bram saat lelaki itu akan menemui Kohar. "Arya, jika aku sudah tiada, tolong jaga Jova dan anakku. Aku tidak meminta kamu menikahinya, hanya saja, aku ingin kamu memastikan, mereka hidup dengan layak meski tanpa aku disisinya."Ucapan itu selalu terngiang-ngiang di kepalanya. Arya pun teringat dengan perusahaannya. Sebuah ide pun terlintas di kepalanya. "Aku harus menemuinya!"---"Jova," kata Arya, duduk di sofa di ruang tamu. "Aku tahu ini mungkin tidak akan menggantikan rasa kehilangannya, tapi aku ingin kau menerima ini. Perusahaan yang dulu dikelola Bram, sekarang menjadi mili
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Bab 86

"Kohar pasti suka. Hari ini, aku masak rendang balado kesukaannya." Hana sedang menyiapkan makanan untuk kunjungan rutinnya ke penjara. Seperti biasa, ia sudah menyiapkan hijab panjang dan cadar agar tidak ada yang tahu jika yang mengunjungi Kohar adalah dia. Karena sejak awal dia berkunjung ke penjara, mereka tahunya Hana adalah adik kandung Kohar yang bernama Lasmi.Namun, rencananya yang sudah berjalan mulus selama beberapa bulan itu hancur dalam sekejap ketika telepon dari sipir penjara menghentikan langkahnya.“Halo, ini dari penjara. Suami Anda dalam kondisi kritis. Dia sudah dipindahkan ke rumah sakit umum kota. Anda bisa ke sana jika ingin melihatnya,” kata suara di ujung telepon dengan nada tegas.Mendengar kabar itu, tangan Hana langsung gemetar. Ia menjatuhkan ponselnya ke lantai tanpa sengaja. Hatinya diliputi kecemasan, dan ia segera berlari keluar rumah tanpa berpikir panjang.---Setibanya di rumah sakit, Hana langsung menuju ruang ICU, di mana Kohar sedang dirawat. Ia
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

87

"Aku tidak bisa membiarkan Hana lolos begitu saja. Dia harus mendapatkan hukuman atas apa yang dia lakukan. Tapi, bagaimana caraku membuat Hana keluar dari sarangnya." Arya duduk di ruang kerjanya, menatap dokumen di depannya tanpa benar-benar membaca apa pun. Apa yang dia pikirkan tadi terus menari-nari dipikirannya. Dan dia harus memutar otaknya untuk membantu polisi menemukan Hana. "Pak Arya," kata Roni, asistennya, sambil mengetuk pintu. "Apa Anda baik-baik saja?" Arya mengangguk pelan, tetapi sorot matanya penuh dengan tekad. "Aku ingin kamu menghubungi pihak kepolisian. Katakan pada mereka, aku punya informasi penting tentang Hana." Roni terdiam sejenak. "Apa Anda yakin, Pak? Itu berarti Anda akan terlibat langsung dalam pengejarannya." "Justru itu yang kuinginkan," jawab Arya dingin. "Aku tidak akan tenang sampai wanita itu ditangkap dan membayar atas apa yang dia lakukan." --- Mereka pun sama-sama berpikir. Hingga salah satu diantara mereka pun memiliki ide cemerlang u
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

88

"Arya, nanti kamu temani saya meeting dengan Pak Gani ya," kata Rina saat wanita itu baru saja tiba di kantor."Siap, Bu," jawab Arya sambil menundukkan kepalanya.Lelaki tampan itu pun mengikuti Rina masuk ke dalam ruangan untuk membacakan jadwal wanita itu hari ini.Setelah membacakan jadwal Rina, Arya melihat wanita itu tengah memejamkan matanya. “Ibu kenapa? Apa Ibu sakit? Ibu terlihat lelah,” kata Arya sambil memandang wanita itu dengan sorot mata penuh perhatian. Rina membuka matanya sambil tersenyum kecil. “Aku baik-baik saja, Arya. Hanya sedikit penat dengan pekerjaan.” Arya mengangguk. “Ibu harus lebih banyak istirahat. Jangan terlalu memaksakan diri.” Rina menatap Arya sejenak. “Kau ini, sejak kapan jadi begitu peduli? Dulu kau tidak seperti ini.” Arya tersenyum getir. “Dulu aku begitu bodoh, Bu. Aku tidak bisa melihat wanita luar biasa yang ada di hadapan mata. Hingga wanita sebaik kamu aku sia-siakan. Tapi sekarang, aku tidak ingin mengulang kesalahan yang sama.” Rin
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

89

"Arya, kudengar, kamu balikan sama Rina?" Tanya salah satu sahabat Arya saat mereka menghabiskan waktu bersama."Belum resmi balikan sih, cuma, Rina bikang ingin jalan aja gitu," jawab Arya."Saran gue nih, kalau kamu pengen ambil hati ibunya, kamu mesti bisa ambil hati anaknya dulu. Kalau anaknya udah lengekt sama Loe, gue jamin, ibunya pub ngikut," kata Reno sambil menepuk bahu Arya.Lelaki itu pun merenungkan kata-kata sang sahabat. Dia pikir, apa yang dikatakan oleh reno ada benarnya. Senyum pun terbit di bibir Arya. Keesokannya, Arya sudah berdiri di depan pintu rumah Rina sambil membawa berbagai mainan untuk Keisha. Rina sempat kaget saat melihat kedatangan Arya."Arya, kamu ngapain pagi-pagi disini?" Tanya Rina saat wanita itu membuka pintu."Hehehe, aku bawa makanan untuk Keisha dan juga beberapa mainan untuknya," jawab Arya dengan cengiran tengilnya.Rina pun menyuruh Arya masuk dan menemui Keisha yang saat ini tengah bermain bersama kelinci kecilnya."Hai cantik, ini, Om ba
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

90

"Rin, bagaimana kalau besok pagi, kita mengajak jalan-jalan di taman? Mumpung weekend," ajak Arya saat mereka melakukan video call malam itu. Rina tampak berpikir, kemudian menganggukkan kepalanya. "Boleh deh, Mas. Besok aku bangunkan Keisha lebih pagi," sahut Rina."Rin, kita nikah, yuk? Rasanya, aku sudah tak sabar ingin menghalalkanmu," kata Arya sambil menatap wajah cantik mantan istrinya.Rina tersenyum malu. Dia merasa, sudah terlalu lama menggantung hubungan mereka. "Baiklah, kapanpun kamu siap, aku mau.""Baiklah, kalau begitu, kita akan menikah minggu depan!"Mata Rina membulat sempurna mendengar ucapan Arya. "Apa ini tidak terlalu cepat?"Arya tersenyum penuh arti. "Lebih cepat, lebih baik, Rin. Aku sudah tidak sabar ....""Dasar! Mesum!" Kesal Rina lalu segera menutup panggilannya. Dia yakin kalau saat ini, wajahnya sudah memerah seperti tomat. ---Keesokannya, Arya sudah berada di rumah Rina sejak pukul 6 pagi. Lelaki itu bahkan membawakan Rina sarapan bubur ayam sebelum
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status