Home / Pendekar / Takdir Di Bawah Langit Naga / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Takdir Di Bawah Langit Naga: Chapter 201 - Chapter 210

237 Chapters

Bab 201: Pertarungan di Bawah Langit Naga

Saat ini, Xiao Feng berdiri di tengah puing-puing arena yang kini dipenuhi aura lima elemen yang terus mengepungnya. Tubuhnya penuh luka, napasnya mulai tersengal, namun tekad di matanya tetap membara, ia tentu saja tidak ingin kalah dalam pertarungan ini. Pedang Pembalik Surga tampak bergetar di tangannya, memantulkan sinar dari kilat yang terus mengalir di sekitar Zhao Rui.“Kau masih berdiri, Xiao Feng?” Chen Yang tersenyum dingin, api yang berkobar di tangannya semakin besar. “Aku mulai berpikir kau benar-benar bukan manusia.”“Manusia, naga, atau setan, itu tidak penting,” jawab Xiao Feng sambil menyeka darah di sudut bibirnya. “Yang penting, aku tidak akan mati di tangan kalian.”Mendengar ucapan dari Xiao Feng barusan, Zhao Rui melangkah maju. Tubuhnya memancarkan aura petir yang begitu kuat hingga tanah di sekitarnya retak. “Cukup dengan basa-basi ini, aku mulai muak Xiao Feng. Serangan ini akan mengakhiri segalanya. Kilat Seribu Dewa!”Dia lalu mengangkat kedua tangannya, men
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Bab 202 : Pertarungan Tak Berujung di Penjara Langit

Saat ini, Xiao Feng berdiri kokoh di tengah penjara energi lima elemen dari para malaikat kematian. Keringat bercucuran di dahinya, perisai emas yang melindunginya mulai retak kembali, menandakan ia tidak akan dapat bertahan dari situasi itu. Serangan gabungan Zhao Rui dan keempat pendekar lainnya bukanlah sesuatu yang bisa diatasi dengan kekuatan biasa.“Berapa lama lagi kau bisa bertahan, Xiao Feng?” Zhao Rui menyeringai. Petir di tangannya berkobar liar, bersiap untuk serangan selanjutnya.“Sampai kau menyerah atau aku menghancurkan kalian semua,” balas Xiao Feng, meski dalam keadaan terdesak.Mendengar ucapan Xiao Feng itu, Wu Yue kembali melangkah maju. “Kita tidak punya waktu untuk bermain-main. Akhiri dia sekarang.”“Baiklah,” Zhao Rui mengangkat kedua tangannya, menciptakan ratusan tombak petir di udara. “Ini akan menjadi hujan terakhir yang kau lihat, Xiao Feng. Hujan Tombak Kilat!”Tombak-tombak petir itu melesat turun, menghujani Xiao Feng tanpa ampun. Setiap tombak membawa
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Bab 203 : Es dan Petir yang Berpadu

Bai Ling mengeluarkan kemampuan esnya. kipas esnya sudah terbuka dan dalam satu gerakan ia melepaskan gelombang energi yang menciptakan es, membuat semua lawannya membeku. Namun tidak hanya itu, dalam satu tarikan nafas berikutnya, ia memberikan satu kibasan lagi untuk menyapu bersih patung-patus manusia itu yang membuat mereka hancur menjadi debu. Bai Ling berdiri di antara mayat-mayat beku, kipas esnya terbuka lebar, mengalirkan hawa dingin yang menusuk hingga ke tulang. Wajahnya tetap tenang meski darah menetes dari luka kecil di pipinya. Para budak yang ia lindungi gemetar ketakutan, namun mereka juga tidak bisa mengalihkan pandangan dari wanita itu, seorang dewi penghancur yang membinasakan musuh tanpa ampun.“Berapa banyak lagi dari kalian yang ingin mati sia-sia?” ucap Bai Ling dengan dingin. Suaranya memecah kebisuan seperti hembusan angin musim dingin.Seorang prajurit Kota Naga Merah, yang tampak lebih nekat daripada lainnya, maju ke depan sambil menghunus pedangnya. “Kau ha
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Bab 204 : Sang Tetua Kota Naga Merah

Bai Ling baru saja menyingkirkan gelombang terakhir prajurit yang menyerangnya. Tubuhnya tetap berdiri tegak meski napasnya mulai memburu. Hawa dingin yang memancar dari kipas esnya menciptakan lapisan es tipis di tanah sekitarnya. Namun, rasa lega yang sempat menyelinap di hatinya seketika lenyap ketika suara berat dan penuh wibawa terdengar dari arah barat.“Siapa yang berani membuat kekacauan di wilayah Kota Naga Merah?”Bai Ling mendongak, dan di sana, di atas awan tipis yang bergulung-gulung, tampak seorang pria tua melayang di udara. Rambutnya panjang, putih bersih seperti salju, mengalir hingga ke punggungnya. Kumis dan jenggotnya menjuntai lembut, memberikan aura seorang bijak, meski tatapan matanya tajam dan penuh tekanan. Dia mengenakan jubah merah tua dengan bordiran naga emas, melambangkan otoritas tertinggi di kota itu.“Siapa dia…?” gumam Bai Ling dengan napas tertahan.Salah satu budak yang berada di belakangn
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Bab 205 : Kemarahan Langit Tak Terhentikan

Saat ini, Xiao Feng berdiri di tengah reruntuhan bangunan yang hangus. Tubuhnya penuh luka, akibat pertarungan yang tampak berat sebelah itu. Sementara itu,Wu Yue juga terluka cukup parah, tampak pria itu sedang berdiri dengan kaki terpincang-pincang berada tidak jauh di depannya. Udara di sekitar mereka penuh dengan energi liar yang dipancarkan dari kekuatan mereka masing-masing. Namun salah satu dari mereka tampak tersenyum sinis.“Kau memang tangguh, Xiao Feng. Tapi jangan kira aku akan menyerah begitu saja!” Dengan tarikan napas dalam, Wu Yue mengangkat kedua tangannya. Angin yang sebelumnya hanya melingkar di sekelilingnya kini berubah menjadi pusaran tornado. “Tornado Pemenggal Langit!”Pusaran angin raksasa meluncur ke arah Xiao Feng, menelan setiap reruntuhan yang ada di jalannya.Melihat kekuatan yang begitu besar menuju padanya, Xiao Feng memejamkan mata sesaat, merasakan aliran energi dari Kristal Naga yang bersinar di dalam tubuhnya. “Angin melawan angin?” gumamnya pelan.
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Bab 206: Ratu Es Melawan Tetua Lima Elemen

Bai Ling berdiri tegak di tengah medan pertempuran yang telah berubah menjadi arena es yang dingin dan membekukan. Tubuhnya penuh keringat dingin, bukan karena takut, tetapi akibat energi yang ia keluarkan untuk melawan Yang Huai, tetua terkuat dari Kota Naga Merah. Udara di sekitar mereka penuh ketegangan, bercampur antara suhu beku dan panas membara dari kekuatan lima elemen yang dikuasai Yang Huai.“Rupanya kau adalah Ratu Es dari Utara, kau memang berbakat nona muda,” ujar Yang Huai dengan suara rendah namun menggema. “Tapi kau terlalu muda untuk melawanku. Aku telah menguasai kelima elemen selama puluhan tahun, jauh sebelum kau berada didunia ini.”Bai Ling tidak menjawab ia tahu ini adalah pertarungan hidup dan mati, ia tidak ingin terus bergantung pada Xiao Feng, maka dari itu ia mempertaruhkan semuanya dalam pertarungan ini. Dengan tatapan dingin, ia membuka kipas esnya lebar-lebar. Udara di sekitarnya langsung dipenuhi serpihan salju kecil dan dalam satu gerak
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 207: Harapan

Saat itu Xiao Feng terengah-engah, tubuhnya dipenuhi luka kecil akibat bertarung melawan Chen Yang dan Luo Shan. Setelah pertempuran sengit dengan Chen Yang dan Luo Shan itu, entah mengapa ia berhasil meloloskan diri. Serangan petir terakhirnya telah menciptakan ledakan besar yang cukup untuk mengalihkan perhatian keduanya. Namun, kekuatan itu menguras hampir seluruh energinya, membuat ia harus bertahan dalam kondisi tersebut."Feng, jangan sampai kau mati di sini," pikirnya sambil melesat menuju lokasi Bai Ling. Bayangan Bai Ling, yang kini dikepung oleh ancaman baru, terus membayangi benaknya, membuat ia hampir kehilangan akal sehat.Dari kejauhan, Zhao Rui, yang sebelumnya hanya menjadi penonton pertarungan, menggertakkan giginya. Ia ingin membantu Xiao Feng saat melihat ketidakberdayaannya melawan dua Malaikat Kematian itu. Tapi kini, melihat Xiao Feng kabur, ia ragu."Dia terlalu keras kepala," gumam Zhao Rui sambil mengepalkan tinjunya. Namun, tatapannya b
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Bab 207: Kemunculan Naga Hitam

Di tengah kekacauan yang terjadi, suara ledakan besar menggema dari arah barat. Tanah bergetar hebat, dan angin kencang berhembus menusuk tulang, membuat setiap orang di medan pertempuran refleks menoleh ke sumber suara. Bahkan Yang Huai, yang selama ini terlihat tenang dan penuh percaya diri, mendadak menghentikan gerakannya.“Apa itu?” tanya Wu Yue dengan nada penuh keterkejutan. Wajahnya tampak pucat,sedangkan matanya  berusaha menembus kabut tebal yang berputar di kejauhan.Sementara Xiao Feng, yang berdiri sambil menahan rasa sakit di tubuhnya, menyipitkan mata, berusaha mengenali sosok yang muncul perlahan dari balik kabut. Aura yang dipancarkan begitu menekan, seolah-olah menghisap seluruh udara di sekitar. Di antara riuhnya medan pertempuran, semuanya mendadak hening seketika.Dari dalam kabut asap yang kian menipis, terlihat sebuah siluet melayang rendah di udara. Sosok itu tidak menggunakan jurus meringankan tubuh biasa; ada sesuatu ya
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Bab 208: Jalan yang Berliku

Beberapa saat yang lalu. Di tengah hutan yang gelap dan lebat, para budak yang sempat melarikan diri akhirnya berhenti di sebuah area terbuka kecil. Mereka duduk dengan napas tersengal, mencoba mengatur diri setelah pelarian panjang. Namun, ketenangan mereka tidak bertahan lama. Langkah kaki berat yang disertai aura gelap menyelimuti tempat itu.Feng Qian, Malaikat Kegelapan, muncul dengan senyuman dingin di wajahnya. Rambut hitam panjangnya berkibar di bawah angin malam, dan matanya yang penuh kebencian menatap para budak yang kini membeku ketakutan.“Jadi, kalian berpikir bisa lari dari kami?” Feng Qian berbicara dengan nada datar, namun ancaman dalam suaranya terasa nyata.Mendengar perkataan Feng Qian beberapa budak yang lebih lemah hanya bisa berlutut, menyerahkan diri mereka berfikir panjang seolah mereka bersiap menerima resiko akan tindakan mereka yang mencoba untuk melarikan diri. Tetapi di antara mereka, ada yang mencoba bangkit dan berlari
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Bab 210: Harapan di Tengah Duka

Setelah kepergian Feng Qian dan Zhou Rui, hutan yang sebelumnya terasa tegang kini dipenuhi keheningan. Xiao Feng dan Bai Ling berjalan mendekati para budak yang masih tampak ketakutan. Salah satu dari mereka, seorang gadis kecil bernama Xiaolian, berlari ke arah mereka. Wajahnya yang mungil menyiratkan kebahagiaan yang tulus saat melihat Xiao Feng dan Bai Ling telah kembali.“Paman Pendekar! Bibi Bai Ling! Kalian hebat sekali, seperti pahlawan dalam cerita!” seru Xiaolian dengan mata berbinar.Xiao Feng mengusap kepala gadis kecil itu dengan lembut, tetapi ketika Xiaolian teringat sesuatu, ekspresinya berubah drastis. Senyum di wajahnya memudar, tergantikan oleh duka mendalam.“Apa yang terjadi, Xiaolian?” tanya Bai Ling, suaranya lembut namun penuh perhatian.“Ayah… Ayahku… dia... dia sudah pergi, dibunuh oleh orang-orang jahat itu,” jawab Xiaolian, suaranya bergetar. Air mata mengalir di pipinya.
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more
PREV
1
...
192021222324
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status