Home / Pendekar / Takdir Di Bawah Langit Naga / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Takdir Di Bawah Langit Naga: Chapter 181 - Chapter 190

237 Chapters

Bab 181: Pertemuan dengan Penjaga Misterius

Perjalanan mereka menuju puncak cukup melelahkan, mereka bisa menggunakan jurus meringankan tubuh yang mereka miliki, tetapi mereka memilih untuk berjalan kaki, karena dengan itu mereka dapat meningkatkan kekuatan kaki mereka. Setibanya ditempat yang dimaksud, beberapa pasukan mencoba untuk memberikan perlawanan. Namun semua perlawanan itu sia-sia, malah beberapa dari mereka terpaksa meregang nyawa karena enggan menyerah.Mereka lantas mencari Tuan Zhi, tetapi pria yang dimaksud sudah pergi, jauh sebelum mereka tiba disana. Hal itu, membuat Xiao Feng dan Bai Ling seperti dipermainkan, membuat Tianbao berkeringat dingin. Namun untuk menyelamatkan nyawanya, ia kembali memberikan arah untuk perjalanan berikutnya.Setelah gagal menemukan Tuan Zhi di puncak gunung, Xiao Feng, Bai Ling, dan Tianbao melanjutkan perjalanan mereka menyusuri jalan setapak yang penuh kabut. Aroma hutan yang basah oleh embun menyelimuti udara, menciptakan suasana yang tenang namun penuh ketegangan.Dari kejauhan,
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 182: Keraguan Tentang Long Yu

Di bawah sinar matahari yang mulai memudar, Xiao Feng berjalan dengan langkah berat, pikirannya dipenuhi pertanyaan tentang pria misterius yang baru saja ditemuinya. Dia menoleh ke arah Bai Ling yang berjalan di sampingnya."Aku yakin pria itu menggunakan jurus yang ada di Kitab Dewa Naga," kata Xiao Feng pelan. "Tapi caranya... begitu sempurna, seolah-olah dia sudah mempelajarinya jauh lebih lama daripada aku."Bai Ling mengerutkan kening. "Kau pikir dia mungkin..."Xiao Feng mengangguk perlahan, ekspresinya penuh keraguan. "Mungkinkah dia adalah Naga Hitam? Entahlah... tapi jika benar, ini jauh lebih rumit dari yang kita duga."Bai Ling terdiam, tetapi tatapannya tetap waspada. "Jika dia benar Naga Hitam, kenapa dia tidak menyerang kita dengan sungguh-sungguh? Sebaliknya, dia hanya menguji kekuatanmu."Xiao Feng menghela napas. "Aku tidak tahu. Tapi aku yakin, pertemuan ini bukan kebetulan. Dia tahu sesuatu tentang kita, tentang perjalanan ini, dan mungkin tentang Tuan Zhi."Mereka
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 183: Janji di Bawah Langit

Malam itu, saat api unggun kecil menyala di tengah hutan, Xiao Feng dan Bai Ling duduk bersandar di sebatang pohon besar. Tianbao terikat erat di dekat mereka, wajahnya pucat ketakutan setelah menyaksikan pertarungan sengit mereka sebelumnya.Xiao Feng menatap langit malam yang bertabur bintang, mengingat janji yang ia bisikkan pada dirinya sendiri. "Setelah mereka semua berkumpul... aku akan menghabisi mereka. Tidak akan ada lagi yang lolos."Bai Ling menoleh, tatapannya tenang namun tajam. "Jangan biarkan kebencian menguasaimu, Xiao Feng. Kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi di depan."Xiao Feng menghela napas panjang, pandangannya tetap pada bintang-bintang. "Aku tahu, Bai'er. Tapi orang-orang seperti mereka tidak pantas dibiarkan hidup. Mereka hanya akan membawa lebih banyak kehancuran."Bai Ling tidak menjawab, ia hanya melihat kearah api unggun yang menyala terang, sembari memikirkan langkah berikutnya. Malam berlalu, Bai Ling tampak tertidur pulas, sementra Tianbao semakin
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 184: Pertarungan yang Diwarnai Taruhan

Sebelum mereka dapat melanjutkan langkah, beberapa orang muncul, datang tanpa diundang. Xiao Feng memutar koin peraknya di antara jari-jarinya dengan lincah, matanya tetap tajam mengawasi sekelompok pendekar bayaran yang mengelilingi mereka saat ini. Sementara Bai Ling berdiri di sisinya, kipas esnya sudah terbuka, menunggu serangan pertama untuk balasan yang mematikan.Seperti biasa, mereka kembali bertaruh untuk melawan musuh-musuh licik itu."Tidak ada aturan dalam taruhan ini, Feng'Ge," sindir Bai Ling sambil tersenyum tipis, matanya melirik koin di tangan Xiao Feng. "Tapi menyerang dengan koin? Itu pemborosan, bukan?" sambungnya berusaha menyindir Xiao Feng. Xiao Feng tidak segera menjawab. Dia malah melemparkan koin itu ke udara, memutar di bawah sinar matahari sebelum ditangkapnya lagi dengan anggun. Dengan gerakan cepat, koin itu melesat seperti panah, menghantam salah satu pendekar bayaran tepat di tengkoraknya. Pria itu terjatuh tanpa suara, mati tanpa perlawanan."Aku puny
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 185: Taktik dan Kekuatan Bersatu

Pria berpedang besar itu maju dengan gerakan yang luar biasa cepat untuk seseorang yang membawa senjata sebesar itu. Aura gelap tampak mengelilinginya, dan setiap langkahnya membuat tanah di sekitarnya bergetar, seolah ia adalah pengusa. Dengan kedatangan pria tersebut, Bai Ling membuka kipasnya dengan anggun, sementara Xiao Feng meraih pedangnya, bersiap untuk menghadapi serangan yang mungkin datang tanpa aba-aba."Siapa pun kau, kalau kau mau mati, aku akan membantu," ucap Xiao Feng dingin.Mendengar ucapa Xiao Feng barusan, pria itu tertawa kecil, suaranya seperti geraman binatang buas, sebelum akhirnya ia berucap, "Kalian memang tangguh, tapi kesombongan adalah kehancuran kalian."Pria itu lantas menghunus pedangnya kearah Xiao Feng, sebelum ia mulai menggerakkannya. Pedang besar itu berkelebat, mengeluarkan gelombang energi gelap yang mengarah langsung ke arah mereka. Xiao Feng melompat ke samping, menghindari serangan itu dengan lincah, sementara Bai Ling mengibaskan kipasnya un
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Bab 186: Kebusukan Tianbao Terungkap

Naga hitam raksasa itu berdiri dengan keanggunan yang bertentangan dengan aura gelapnya. Sisiknya yang hitam berkilauan seperti batu obsidian, sementara matanya yang merah menyala seolah menembus jiwa siapa pun yang menatapnya. Xiao Feng menggenggam pedangnya dengan erat, bersiap menghadapi ancaman apapun, termasuk jika naga itu menyerang."Bersiaplah, Bai'er," katanya tegas. "Aku tidak tahu ini jalan yang benar atau tidak, tetapi jika kita tidak melawan, makhluk ini pasti akan membunuh kita."Namun, alih-alih menyerang, naga itu menundukkan kepalanya dengan gerakan lambat, seperti menyampaikan ketenangan, tidak berniat untuk memberikan perlawanan. Dari dalam tubuhnya yang raksasa, terdengar suara rendah dan berat, seperti petir yang menggema di langit."Aku tidak datang untuk melawan," ucap naga itu. "Aku datang untuk memberikan petunjuk kepada kalian, para pelindung dunia ini."Mendengar perkataan Naga tersebut, Xiao Feng dan Bai Ling saling berpandangan, merasa kebingungan dengan
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab 187: Jejak Tuan Zhi

Setelah Xiao Feng dan Bai Ling meninggalkan Tianbao yang terluka parah, pasukannya akhirnya berhasil menemukan pria itu tergeletak di tanah, hampir mati karena kehilangan banyak darah. Salah satu anggota pasukan, seorang pria bertubuh kekar bernama Hu Lang, segera memberikan perintah."Cepat! Tangani lukanya sebelum dia mati di sini!" serunya.Mereka bekerja cepat, menggunakan kain dan obat-obatan seadanya untuk menghentikan pendarahan. Tianbao, yang setengah sadar, merintih pelan."Mereka… mereka akan menuju tempat Tuan Zhi," gumamnya.Hu Lang memandang Tianbao dengan wajah penasaran. "Ketua, kami tidak menyangka akan terjadi seperti ini... tetapi kami tidak akan membiarkan ini berakhir di sini. Kita harus membuat keputusan cepat."Salah satu anggota pasukan, seorang pemuda bernama Wen Zhuo, angkat bicara. "Kalau kita terus di sini, ketua Tianbao akan mati. Kita harus membawanya kembali ke markas untuk dirawat."Namun, seorang pendekar wanita bernama Yue Ruo menyela. "Dan membiarkan
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab 188: Jejak Berdarah

Di lokasi benteng yang telah menjadi ladang pembantaian, pasukan Tianbao berdiri memandang puluhan tubuh tak bernyawa. Bau anyir darah memenuhi udara, dan bekas-bekas pertarungan terlihat jelas di setiap sudut. Salah satu anggota pasukan, Yue Ruo, berjongkok memeriksa salah satu mayat."Ini bukan pekerjaan sembarangan," gumamnya. "Tebasannya terlalu bersih, dan luka-lukanya... sebagian besar akibat satu serangan mematikan."Hu Lang, pemimpin kelompok pengejar, mengepalkan tangan dengan murka. "Tidak perlu diperiksa lebih lanjut. Ini pasti ulah Xiao Feng dan Bai Ling! Mereka sudah terlalu jauh!""Cepat kejar mereka! Kita tidak bisa membiarkan mereka lolos lagi!" seru seorang pendekar muda dengan semangat, mencoba menyemangati kelompok.Pasukan itu segera bergerak, mengikuti jejak yang ditinggalkan Xiao Feng dan Bai Ling. Jejak sepatu di tanah dan beberapa bekas darah kecil memandu langkah mereka ke arah yang benar. Mereka berjalan cepat, tekad membara untuk menangkap buruan mereka.Di
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab 189: Pertemuan dengan Tuan Zhi

Setelah perjalanan panjang yang ditempuh Xiao Feng dan Bai Ling akhirnya membawa mereka ke sebuah benteng terpencil di puncak bukit terjal. Di sana, Tuan Zhi sudah menanti dengan ratusan pasukannya yang tersebar di berbagai penjuru benteng. Sorak-sorai para prajurit memenuhi udara, mengiringi kedatangan Xiao Feng dan Bai Ling yang melangkah santai ke tengah lapangan."Jadi, ini Tuan Zhi yang ditakuti?" ujar Bai Ling dengan nada dingin, kipasnya sudah terbuka, memancarkan kilauan es yang tajam. "Aku sedikit kecewa."Tuan Zhi, seorang pria paruh baya dengan janggut panjang yang berwarna abu-abu, berdiri di balkon bentengnya. Ia tersenyum sinis. "Xiao Feng, Bai Ling. Kalian mungkin telah menghabisi pasukan Tianbao, tetapi di sini, kalian hanya akan menemukan kematian. Serang mereka!"Puluhan prajurit menyerbu dari segala arah, setelah mendapat perintah dari atasan. Namun Bai Ling segera bereaksi dengan melangkah maju, angin dingin berputar mengelilinginya, seolah sudah siap dengan kedata
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab 190: Menuju Kota Xian

Xiao Feng dan Bai Ling memutuskan menggunakan jurus meringankan tubuh untuk mempercepat perjalanan mereka menuju Kota Xian. Dengan Tuan Zhi digantung dari kerah bajunya, mereka melesat bagaikan kilat melintasi pegunungan dan lembah."Tunggu! Tunggu! Aku tidak bisa bernapas! Tolong, perlahan sedikit!" teriak Tuan Zhi di tengah derasnya angin yang menerpa wajahnya. Ia tampak pucat pasi, tubuhnya tergantung lemah di tangan Xiao Feng."Diam, Zhi," ujar Xiao Feng dengan nada dingin. "Kau harusnya bersyukur masih hidup. Kalau aku mau, kau sudah menjadi santapan burung gagak sekarang."Bai Ling melirik ke arah mereka sambil melayang di udara dengan jurusnya. "Feng'Ge, jangan bunuh dia sekarang. Kita masih butuh dia untuk menemukan saudagar itu.""Aku tahu, Bai'er," sahut Xiao Feng tanpa menoleh. "Tapi kalau dia terus berteriak seperti ini, aku mungkin berubah pikiran."Tuan Zhi memohon dengan suara terputus-putus. "Aku... aku sudah memberitahu semuanya! Aku tidak berbohong! Tolong, turunkan
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
24
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status