Semua Bab Takdir Di Bawah Langit Naga: Bab 191 - Bab 200

237 Bab

Bab 191: Pengkhianatan Tuan Zhi

Tuan Zhi, dengan langkah gemetar dan penuh ketakutan, akhirnya masuk ke rumah perdagangan Zhang Rui. Sesuai rencana Xiao Feng dan Bai Ling, dia seharusnya memastikan keberadaan anak yang mereka cari. Namun, ketamakan dan rasa takutnya membuat dia memilih jalur berbeda.Setibanya di hadapan Zhang Rui, Tuan Zhi langsung berlutut, tangannya gemetar. "Tuan Zhang! Selamatkan aku! Dua orang pendekar gila mengejarku. Mereka sudah membantai banyak orang hanya untuk mencariku. Aku membutuhkan perlindunganmu!"Zhang Rui, pria dengan jubah mewah dan cincin emas di setiap jarinya, menatap Tuan Zhi dengan sorot mata dingin. "Kau pikir aku akan menolongmu tanpa imbalan? Kau tahu, masalah yang kau bawa ini akan merugikanku.""Aku... aku akan memberikan semua yang kumiliki! Semua kekayaanku, asalkan kau melindungiku!" Tuan Zhi memohon dengan suara serak.Zhang Rui tertawa kecil, lalu bertepuk tangan. Dari sudut ruangan, beberapa pasukan bersenjata lengkap masuk dan mengepung tempat itu. "Kau sangat m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

Bab 192: Pertarungan Dua Pendekar

Sesaat kemudian, Xiao Feng mulai serius menghadapi Wu Jian hingga membuat pria itu melangkah mundur, dan napasnya mulai terengah-engah. Peluh mengalir deras di dahi Wu Jian, tetapi sorot matanya tetap tajam. Di hadapannya, Xiao Feng berdiri tegap, seolah tidak terpengaruh oleh pertempuran yang telah berlangsung selama berjam-jam. Pedang Pembalik Surga di tangan Xiao Feng masih memancarkan aura emasnya, memantulkan cahaya rembulan yang samar."Kau kuat, Wu Jian," ucap Xiao Feng, nadanya datar namun mengandung penghormatan. "Tapi kau mulai melemah. Kenapa kau terus bertarung? Untuk uang? Atau ada alasan lain?"Wu Jian mengangkat pedangnya dengan kedua tangan, meski tangannya sedikit gemetar. "Aku tidak punya pilihan, Xiao Feng. Aku punya istri dan seorang anak yang harus kuberi makan. Zhang Rui adalah satu-satunya orang yang membayar cukup untuk menyelamatkan mereka dari kelaparan."Xiao Feng terdiam sejenak, memandangi Wu Jian dengan tatapan penuh pertimbangan."Kalau begitu, biarkan i
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

Bab 193: Perjalanan Menuju Kota Naga Merah

Setelah semuanya sudah selesai, Zhang Rui tidak dapat berkutik, sementara Tianbao meringkuk seolah dirinya adalah seorang pengemis. "Bagaimana denganku?" tanya Tianbao, merasa bingung, ia berharap jika dirinya akan dilepaskan.Bai Ling menatap Zhang Rui satu kali, yang membuat pria itu menunduk lesu lalu menatap kearah Tianbao, "Tolong jangan bunuh aku, jika aku mati, maka kelompok Bendera Lima Warna pasti akan mengejar kalian... Percayalah.." Namun perkataan itu terputus, ketika Wu Jian menebas kepalanya,"Jika itu terjadi, aku akan membantumu Xiao Feng... Apapun resikonya."Wu Jian menatap tubuh Tianbao yang tergeletak tak bernyawa dengan ekspresi tanpa emosi. Darah segar mengalir di atas tanah, meninggalkan noda merah yang mencolok di bawah cahaya pagi. Ia mengibaskan pedangnya, membersihkan sisa darah dengan gerakan tegas, lalu menatap Xiao Feng dengan penuh keyakinan."Xiao Feng," ucap Wu Jian sambil memasukkan pedangnya kembali ke sarungnya, "aku tidak ingin kau dibebani oleh anc
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

Bab 194: Mencari dalam Gelap

Xiao Feng dan Bai Ling melangkah memasuki Kota Naga Merah, tempat di mana malam dipenuhi lampu lentera merah yang memancarkan cahaya temaram. Hiruk-pikuk suara musik, tawa, dan bisikan menggoda dari para wanita penghibur menyelimuti udara. Aroma dupa bercampur dengan minuman keras dan parfum mahal memenuhi jalan-jalan sempit yang dipenuhi rumah bordir dan kasino.Keduanya mengenakan kain penutup wajah untuk menyembunyikan identitas mereka, berjalan pelan menyusuri lorong-lorong gelap yang dipenuhi wajah-wajah penuh nafsu. Xiao Feng memimpin, matanya tajam mengamati setiap rumah bordir yang mereka lewati, sementara Bai Ling mengikuti di belakang, merasa tidak nyaman dengan pandangan para pria yang terus menatapnya.Ketika mereka memasuki sebuah rumah bordir besar bernama Bunga Malam, seorang wanita muda yang mengenakan gaun sutra tipis mendekati mereka dengan senyum menggoda."Tuan, apa Anda mencari hiburan malam ini?" tanya wanita itu sambil menundukkan sedikit tubuhnya, memperlihatka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

Bab 195: Jalan Buntu

Xiao Feng menggendong Xiaolian, anak perempuan yang mereka cari. Matanya yang lembut bertemu dengan tatapan penuh ketakutan gadis kecil itu. Sementara itu, Bai Ling berdiri waspada, memastikan tidak ada ancaman yang mendekat.Namun, saat mereka hendak melangkah keluar dari ruang bawah tanah, pintu besar di ujung lorong tiba-tiba tertutup rapat dengan suara bergema keras."Trang!"Dari balik pintu, suara tawa keras menggema, penuh ejekan."Hahaha! Sekarang kalian akan tahu rasanya menjadi tawanan. Tidak ada jalan keluar dari sana, kalian akan membusuk di tempat itu! Setidaknya, sampai bala bantuan tiba untuk menangkap kalian."Para budak yang masih terkurung di ruangan itu mulai panik. Beberapa menangis terisak, sementara yang lain memohon kepada Xiao Feng dan Bai Ling."Tolong! Jangan tinggalkan kami di sini!" teriak seorang wanita muda, suaranya bergetar."Kita tidak akan pernah keluar hidup-hidup!" ujar pria tua di sudut ruangan, memegangi kepala dengan putus asa.Xiao Feng melirik
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

Bab 196: Lima Malaikat Kematian

Xiao Feng berdiri di tengah reruntuhan rumah bordir yang kini dipenuhi musuh. Api dari lentera-lentera yang jatuh mulai menjilat dinding-dinding kayu, membuat bayangan tubuhnya terpantul besar di tengah kegelapan.Sekelilingnya, ratusan orang dari kota Naga Merah berdatangan dengan berbagai senjata. Xiao Feng menghela napas, mengeluarkan beberapa koin perak dari kantong kecilnya. Ia melempar satu ke udara dan menangkapnya dengan cekatan."Kalian ingin mati begitu cepat?" tanyanya santai, dengan nada rendah yang penuh ancaman.Salah satu dari mereka berteriak. "Tangkap dia! Harga kepalanya lebih mahal dari rumah ini!" ucap salah satu dari mereka yang berusaha memimpin. Musuh pertama maju dengan tombak panjang, namun sebelum tombak itu mencapai tubuh Xiao Feng, koin peraknya telah melesat lebih dulu."Trang!"Koin itu menembus helm pria itu dan langsung menghancurkan tengkoraknya. Tubuhnya roboh, disusul teriakan panik dari yang lain.Namun Xiao Feng tetap bergerak dengan santai. Bahkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

Bab 197: Pewaris Naga Langit

Setelah Xiao Feng berkata-kata sembari menghunus pedangnya, Zhao Rui kembali melangkah maju, tangannya dipenuhi kilatan petir yang menyambar-nyambar dengan liar."Kau pasti tidak akan bertahan lama. Elemen petir adalah kehancuran itu sendiri," ucapnya sambil melemparkan serangan petir langsung ke arah Xiao Feng."Crack! Boom!"Gelombang listrik itu menghantam tanah, menciptakan kawah besar yang mengepul serta membuat debu dan batu-baut kecil berterbangan di udara.Namun, di balik asap tebal itu Xiao Feng muncul tanpa luka yang berarti. Ia menepuk bahunya dengan santai, seperti menghilangkan debu dari bajunya."Petir, ya? Kau tidak tahu siapa yang kau hadapi," ujar Xiao Feng sambil mengangkat tangannya, memperlihatkan kilatan petir biru yang mengalir di telapak tangannya.Zhao Rui membelalakkan matanya. "Apa?! Kau juga pengguna elemen petir?!""Bukan hanya petir," jawab Xiao Feng, senyum tipis muncul di bibirnya. "Aku adalah pewaris kekuatan Naga Langit."Mendengar hal itu, Zhao Rui te
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

Bab 198: Langit yang Tak Tergapai

Setelah Xioa Feng selesai berucap, lima Malaikat Kematian kembali melayang di udara, mengitari Xiao Feng dengan ekspresi penuh keyakinan. Zhao Rui melangkah maju, kilatan petir melingkar di sekujur tubuhnya. Wu Yue tersenyum kecil, angin mengelilinginya seolah dia bagian dari udara itu sendiri. Feng Qian hanya berdiri tenang, bayangannya meluas seakan menelan tanah di bawahnya. Chen Yang dan Luo Shan, dengan elemen api dan es, berdiri seperti dua kutub bertentangan yang menyatu dalam kehancuran.“Kau sudah cukup jauh melawan pasukan kota ini, pendekar kecil,” ujar Zhao Rui dengan suara berat, mengayunkan tangannya sehingga petir menyambar udara. “Tapi kau tidak akan bisa melawan kami semua sekaligus.”Xiao Feng menarik napas dalam-dalam, tangannya kembali mengencangkan genggaman pada Pedang Pembalik Surga. Matanya berkilat tajam, memindai kelima lawannya. Meski tubuhnya mulai merasakan lelah dari pertempuran sebelumnya akantetapi sikapnya tetap santai, seoleh tidak menampakkan bekas p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

Bab 199: Pertarungan di Bawah Langit

Melihat Xiao Feng yang sudah siap dengan pertarungan yang tampak berat sebelah itu. Kelima Malaikat Kematian meluncur ke arah Xiao Feng dengan kecepatan yang sulit ditangkap mata telanjang. Gerakan mereka begitu sinkron, menggabungkan elemen masing-masing dalam satu serangan berantai. Zhao Rui, pengguna elemen petir, memimpin serangan dengan kilatan biru terang yang memancar dari kedua tangannya.“Terimalah hukuman langit, Xiao Feng!” Zhao Rui berteriak lantang.“Hukuman langit, ya?” Xiao Feng tersenyum tipis sembari mengangkat Pedang Pembalik Surga yang kini memancarkan cahaya keemasan. “Kita lihat siapa yang akan bertahan.”Kilatan petir melesat dari tangan Zhao Rui, diikuti Wu Yue dengan angin yang berputar seperti badai kecil, lalu bayangan Feng Qian yang menutupi semua arah serangan. Chen Yang dan Luo Shanmenyerbu bersamaan, memanfaatkan momentum untuk menyerang titik-titik lemah Xiao Feng.“HIAAAA!” Suara pertempuran menggema.Xiao Feng mengayunkan pedangnya dengan cepat, menci
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 200: Kilat Langit Merah

Xiao Feng berdiri tegak, seolah tidak pernah menerima serangan barusan, meskipun napasnya sedikit tersengal tetapi ia masih memiliki jurus lain yang sepenuhnya ia keluarkan. Ia kembali menghunus Pedang Pembalik Surga di tangannya yang kini memancarkan kilau keemasan. Saat ini ia menatap kearah lima Malaikat Kematian dengan tatapan tajam.Namun Zhao Rui menanggapi tatapan Xiao Feng adalah sebuah tantangan, ia balik menatap Xiao Feng dengan tatapan dingin sebelum akhirnya berkata,"Xiao Feng," sembari melangkah maju lalu mengeluarkan petir yang mengalir deras di sekujur tubuhnya, membentuk tombak listrik. "Kami sudah memperingatkanmu. Tidak ada yang pernah lolos hidup-hidup dari pertarungan melawan kami berlima."Mendengar hal itu, Xiao Feng tersenyum tipis lalu menghunus pedangnya, seolah ia kembali menantang maut didepan mata. “Aku belum selesai. Kalian semua akan menyadari, aku tidak mudah ditundukkan.”Setelah Xiao Feng selesai berucap, Zhao Rui langsung melepaskan tombak petir itu y
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1819202122
...
24
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status