Home / Pendekar / Takdir Di Bawah Langit Naga / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Takdir Di Bawah Langit Naga: Chapter 171 - Chapter 180

237 Chapters

Bab 171: Melawan Zhang Tianbao

Xiao Feng berdiri tegap dengan Pedang Pembalik Surga di tangannya, matanya tajam menatap Zhang Tianbao. Angin malam yang menerobos masuk melalui celah dinding penginapan yang rusak membuat ujung jubahnya berkibar. "Kau akan menyesali perbuatanmu," ucapnya dengan nada dingin.Zhang Tianbao tertawa keras, suaranya menggema di ruangan yang berantakan. "Aku? Menyesal? Kau bercanda, Pendekar Pemula! Kau mungkin kuat, tetapi aku sudah bertarung lebih lama dari usiamu." Ia memutar tombaknya, menciptakan percikan api yang menerangi sekeliling. "Dan kau, Bai Ling... atau sebaiknya aku panggil Ratu Es dari Benua Utara? Kau pikir aku tidak mengenalmu?"Bai Ling mengerutkan alisnya, belatinya berkilat dalam cahaya redup. "Kau bicara terlalu banyak, Tianbao. Kalau kau tahu siapa aku, seharusnya kau juga tahu untuk tidak bermain-main denganku.""Ah, tapi aku suka bermain-main dengan lawan sepertimu," balas Tianbao dengan senyum licik. "Mungkin aku bisa menjual kabar tentangmu ke para bangsawan Chan
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 172: Menuju Markas tersembunyi

Setelah pertarungan berakhir, Tianbao diikat dengan tali yang kuat, tubuhnya yang kekar terpaksa duduk diam di tepi ruangan. Xiao Feng melirik ke arah Bai Ling, yang kini berdiri di sampingnya dengan belati berkilat es masih tergenggam."Kita harus bergerak cepat. Jika orang-orang Bendera Lima Warna mengetahui Tianbao ditawan, mereka tidak akan tinggal diam," ujar Xiao Feng sambil menyarungkan Pedang Pembalik Surga ke punggungnya."Kalian pikir kalian sudah menangkapku?" Tianbao menyeringai sinis, meski tubuhnya terikat, auranya masih menunjukkan kesombongan. "Kalian tidak tahu apa yang kalian hadapi. Kelompok Bendera Lima Warna tidak hanya besar, tapi mereka juga tak kenal ampun. Jika kalian melangkah lebih jauh, aku jamin kalian tidak akan keluar hidup-hidup dari Pegunungan Kabut Merah."Bai Ling mendekat, dengan tatapan matanya yang dingin. "Tuan Zhi ada di sana, bukan? Kalau begitu, itu tujuan kami. Kau hanya perlu menunjukkan jalan."Tianbao tertawa kecil, suaranya mengejek. "Hah
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 173: Tianbao Melakukan Pelarian

Langkah mereka semakin berat, setelah berhasil mengalahkan beberapa orang yang menghadang jalan mereka beberapa saat lalu, sementra pegunungan Kabut Merah masih jauh di depan. Suara angin yang berbisik di antara pepohonan sesekali membawa ketenangan, tetapi kegelisahan tidak meninggalkan hati mereka."Kau yakin jalan ini aman?" tanya Bai Ling, yang berjalan perlahan sambil menggenggam tali pengikat Tianbao.Xiao Feng tidak menjawab. Sebaliknya, telinganya menangkap suara samar dari kejauhan."Tolong...! siapapun itu... tolong aku!" suara seorang wanita terdengar lirih, namun penuh putus asa.Xiao Feng segera berhenti. "Bai'er, tunggu di sini dan jaga Tianbao. Aku akan memeriksa."Bai Ling mengangguk ragu, menatap sekeliling dengan waspada. Disatu sisi, Tianbao, hanya tersenyum samar. "Aku sudah bilang, perjalanan ini hanya akan membawa kalian pada kehancuran," ucapnya dengan nada mengejek.Xiao Feng tidak menanggapi. Ia lantas melangkah ke arah suara itu dengan tenang, tetapi setiap l
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 174: Jejak Ketakutan di Desa Kecil

Langkah mereka membawa rombongan itu ke sebuah desa kecil yang tersembunyi di balik rimbunnya pepohonan. Dari kejauhan, desa itu tampak sunyi, dengan beberapa rumah berdinding bambu dan jerami yang tampak rapuh. Namun, saat Xiao Feng, Bai Ling, dan Tianbao mendekat, suasana berubah. Wajah-wajah penduduk desa menegang, mata mereka dipenuhi ketakutan yang tidak bisa disembunyikan.Seorang pria tua, yang mungkin kepala desa, maju dengan langkah goyah. Ia mengamati kelompok itu, tetapi pandangannya langsung terpaku pada Tianbao."Tianbao...!" serunya dengan suara gemetar. "Kau kembali? Apa yang kau inginkan kali ini?"Para penduduk desa yang lain mulai berkumpul, beberapa dari mereka membawa alat pertanian sebagai senjata darurat. Ada ibu-ibu yang menarik anak-anak mereka ke dalam rumah, berbisik agar mereka tidak keluar.Tianbao menunduk, wajahnya pucat. "Sial," gumamnya pelan, suaranya nyaris tak terdengar. "Jika mereka tahu aku dipermalukan seperti ini..."Xiao Feng melangkah maju deng
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 175: Misteri Naga Hitam

Xiao Feng menatap langit berbintang di atas desa kecil itu, ia kembali bergumam, "Naga Hitam..." Ada sesuatu yang familiar dengan nama itu, tetapi ia tak mampu mengingat dari mana ia pernah mendengarnya. Rasa penasaran mulai menggigit, memaksanya mencari jawaban atas fikirannya yang mulai terganggu setelah mendengar nama tersebut.Ia lalu duduk di pojok ruangan sederhana yang mereka tempati sembari mengeluarkan Kitab Dewa Naga dari dalam tas kulit yang selalu ia bawa. Kitab itu tampak lusuh, dengan beberapa sudutnya yang sudah mulai terkikis oleh waktu. Xiao Feng mulai membolak-balik halaman demi halaman, berusaha menemukan sesuatu yang dapat memberinya petunjuk tentang makhluk yang disebut Naga Hitam.Bai Ling, yang sedang mengikat kembali rambutnya setelah menyisir, menatap Xiao Feng dengan penasaran. "Apa yang kau cari, Feng'Ge?""Kitab ini mungkin memiliki jawabannya," jawab Xiao Feng tanpa menoleh, jari-jarinya dengan hati-hati menyusuri huruf-huruf kuno di halaman kitab itu. "Ak
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 176: Ketakutan Tianbao

Fajar mulai menyingsing di atas desa kecil itu. Sinar matahari memercikkan warna keemasan di atas dedaunan basah oleh embun malam. Xiao Feng berdiri di pinggiran desa, memandang lebatnya pepohonan yang tampak tak berujung. Bai Ling berdiri di sampingnya, mengenakan jubah tipis untuk melindungi diri dari udara pagi yang dingin.Pagi itu terasa dingin menusuk tulang. Tianbao duduk bersandar pada sebatang pohon tua di tengah desa kecil. Wajahnya pucat, dan keringat dingin mengalir deras dari pelipisnya. Pandangannya terus melirik ke arah Xiao Feng dan Bai Ling, lalu menatap kearah tetua desa yang ingin berbicara dengan Xiao Feng. Hatinya diliputi ketakutan yang tak mampu ia sembunyikan, ketika menyadari nasib akan bergantung pada kedua orang itu."Mereka pasti akan membawaku ke tempat itu... Tempat di mana aku tidak akan pernah bisa kembali," gumamnya dengan suara serak, berusaha menyusun rencana untuk melarikan diri.Xiao Feng menatap tajam ke arah Tianbao, seolah menyadari niat licikny
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 177: Rencana Licik Tianbao

Tianbao terus melangkah, tubuhnya menggigil bukan hanya karena ketakutan, tetapi juga karena rencana licik yang perlahan terjalin di pikirannya. Ia tahu bahwa dirinya tidak akan selamat jika tetap mengikuti Xiao Feng dan Bai Ling menuju akhir perjalanan. Maka, ia memutuskan untuk mengarahkan mereka menuju markas tersembunyi kelompoknya, tempat sekutu-sekutunya berada."Kalian tahu," Tianbao mulai berbicara dengan nada yang dibuat seolah mengandung rasa prihatin, "kisah tentang Naga Hitam tidak seperti yang kalian kira. Ada orang yang mengatakan dia adalah pembawa kehancuran, tetapi ada juga yang percaya dia membawa kebaikan."Xiao Feng mengernyit, menatap Tianbao dengan tajam. "Kenapa kau tiba-tiba bercerita tentang itu? Jangan membuang waktuku dengan dongeng kosong."Namun, Tianbao tetap melanjutkan, kali ini dengan nada yang lebih misterius. "Percayalah, aku berbicara untuk menyelamatkan kalian. Naga Hitam... beberapa orang mengatakan dia adalah manusia yang dikutuk menjadi naga, te
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 178: Makhluk dari Dunia Lain

Setelah pertarungan cukup sengit, Xiao Feng mengeluarkan kemampuannya, Pedang Pembalik Surga berkilaun ketika mendapat cahaya, dalam satu gerakan cepat ia menebas makhluk itu. Sementara Bai Ling ikut mengeluarkan kemampuannya, dengan es yang mulai beterbangan. "Wshh"Dalam hitungan detik, makhluk itu terkapar. Xiao Feng menatap mayat makhluk raksasa yang kini tak bergerak, tubuhnya membeku sebagian oleh serangan Bai Ling, sementara bagian lainnya hangus terbakar oleh jurus terakhir Xiao Feng. "Makhluk ini... tidak seperti yang pernah kudengar sebelumnya," ujarnya sambil menyarungkan kembali Pedang Pembalik Surga.Bai Ling berdiri di sampingnya, kipas esnya perlahan memudar menjadi butiran salju yang beterbangan di udara. "Hutan Siluman memang menyimpan banyak rahasia, tetapi tak satu pun legenda yang menyebut tentang makhluk seperti ini." Matanya yang dingin memicing ke arah Tianbao, yang berlutut tak jauh dari mereka, wajahnya basah oleh keringat dingin.Xiao Feng mendekati Tianbao,
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 179: Serangan Tak Terduga

Setelah cukup lama melakukan perjalanan, mereka akhirnya memutuskan untuk beristirahat, Xiao Feng duduk di atas sebuah batu besar, memandang ke arah jalan setapak yang terhampar di depannya. Hutan di sekitar mereka begitu sunyi, hanya terdengar suara dedaunan yang berbisik pelan tertiup angin. Dengan satu tangan ia memijit pelipisnya yang terasa berdenyut. "Kenapa semua ini begitu rumit..." gumamnya kembali dengan nada lelah.Bai Ling berdiri tak jauh darinya, kipas esnya tergenggam di tangan lalu menghilang, berubah menjadi butiran salju yang memudar. Ia melirik Xiao Feng dengan pandangan penuh simpati. "Kita tidak bisa berhenti sekarang, Xiao Feng. Semakin banyak yang memburu kita, semakin cepat kita harus menemukan Tuan Zhi dan menyelesaikan semuanya."Xiao Feng menghela napas panjang, lalu berdiri. "Aku tahu. Tapi sekarang masalahnya bukan hanya Tuan Zhi. Kelompok Tianbao pasti sudah mengirim anak buah mereka untuk mencari kita, dan dengan hadiah dua peti emas, pendekar mana yang
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 180: Menuju Sarang Muuh

Pegunungan di depan mereka semakin jelas, menjulang tinggi dengan puncak yang tertutup awan gelap. Jalan menuju ke sana dipenuhi dengan rintangan alami: tebing curam, batu besar yang berserakan, dan hutan lebat yang tampak seperti labirin. Angin yang bertiup kencang membawa aroma lembap, seolah memberikan peringatan akan bahaya yang menanti.Xiao Feng memimpin perjalanan, dengan Tianbao berjalan di belakangnya, tangan terikat erat. Bai Ling berjalan paling belakang, terus mengawasi gerakan Tianbao yang sesekali tampak gelisah."Tempat ini... bahkan hewan liar pun jarang terlihat," gumam Bai Ling sambil memandang ke sekeliling.Tianbao tertawa kecil, suaranya penuh ejekan. "Tentu saja. Ini adalah wilayah yang dilindungi oleh sesuatu yang lebih berbahaya dari hewan biasa. Kalau aku jadi kalian, aku akan berpikir dua kali sebelum melangkah lebih jauh."Xiao Feng berhenti sejenak dan menoleh padanya. "Kalau kau tidak berhenti bicara omong kosong, aku tidak akan ragu meninggalkanmu di sini
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
24
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status