Fajar mulai menyingsing di atas desa kecil itu. Sinar matahari memercikkan warna keemasan di atas dedaunan basah oleh embun malam. Xiao Feng berdiri di pinggiran desa, memandang lebatnya pepohonan yang tampak tak berujung. Bai Ling berdiri di sampingnya, mengenakan jubah tipis untuk melindungi diri dari udara pagi yang dingin.Pagi itu terasa dingin menusuk tulang. Tianbao duduk bersandar pada sebatang pohon tua di tengah desa kecil. Wajahnya pucat, dan keringat dingin mengalir deras dari pelipisnya. Pandangannya terus melirik ke arah Xiao Feng dan Bai Ling, lalu menatap kearah tetua desa yang ingin berbicara dengan Xiao Feng. Hatinya diliputi ketakutan yang tak mampu ia sembunyikan, ketika menyadari nasib akan bergantung pada kedua orang itu."Mereka pasti akan membawaku ke tempat itu... Tempat di mana aku tidak akan pernah bisa kembali," gumamnya dengan suara serak, berusaha menyusun rencana untuk melarikan diri.Xiao Feng menatap tajam ke arah Tianbao, seolah menyadari niat licikny
Tianbao terus melangkah, tubuhnya menggigil bukan hanya karena ketakutan, tetapi juga karena rencana licik yang perlahan terjalin di pikirannya. Ia tahu bahwa dirinya tidak akan selamat jika tetap mengikuti Xiao Feng dan Bai Ling menuju akhir perjalanan. Maka, ia memutuskan untuk mengarahkan mereka menuju markas tersembunyi kelompoknya, tempat sekutu-sekutunya berada."Kalian tahu," Tianbao mulai berbicara dengan nada yang dibuat seolah mengandung rasa prihatin, "kisah tentang Naga Hitam tidak seperti yang kalian kira. Ada orang yang mengatakan dia adalah pembawa kehancuran, tetapi ada juga yang percaya dia membawa kebaikan."Xiao Feng mengernyit, menatap Tianbao dengan tajam. "Kenapa kau tiba-tiba bercerita tentang itu? Jangan membuang waktuku dengan dongeng kosong."Namun, Tianbao tetap melanjutkan, kali ini dengan nada yang lebih misterius. "Percayalah, aku berbicara untuk menyelamatkan kalian. Naga Hitam... beberapa orang mengatakan dia adalah manusia yang dikutuk menjadi naga, te
Setelah pertarungan cukup sengit, Xiao Feng mengeluarkan kemampuannya, Pedang Pembalik Surga berkilaun ketika mendapat cahaya, dalam satu gerakan cepat ia menebas makhluk itu. Sementara Bai Ling ikut mengeluarkan kemampuannya, dengan es yang mulai beterbangan. "Wshh"Dalam hitungan detik, makhluk itu terkapar. Xiao Feng menatap mayat makhluk raksasa yang kini tak bergerak, tubuhnya membeku sebagian oleh serangan Bai Ling, sementara bagian lainnya hangus terbakar oleh jurus terakhir Xiao Feng. "Makhluk ini... tidak seperti yang pernah kudengar sebelumnya," ujarnya sambil menyarungkan kembali Pedang Pembalik Surga.Bai Ling berdiri di sampingnya, kipas esnya perlahan memudar menjadi butiran salju yang beterbangan di udara. "Hutan Siluman memang menyimpan banyak rahasia, tetapi tak satu pun legenda yang menyebut tentang makhluk seperti ini." Matanya yang dingin memicing ke arah Tianbao, yang berlutut tak jauh dari mereka, wajahnya basah oleh keringat dingin.Xiao Feng mendekati Tianbao,
Setelah cukup lama melakukan perjalanan, mereka akhirnya memutuskan untuk beristirahat, Xiao Feng duduk di atas sebuah batu besar, memandang ke arah jalan setapak yang terhampar di depannya. Hutan di sekitar mereka begitu sunyi, hanya terdengar suara dedaunan yang berbisik pelan tertiup angin. Dengan satu tangan ia memijit pelipisnya yang terasa berdenyut. "Kenapa semua ini begitu rumit..." gumamnya kembali dengan nada lelah.Bai Ling berdiri tak jauh darinya, kipas esnya tergenggam di tangan lalu menghilang, berubah menjadi butiran salju yang memudar. Ia melirik Xiao Feng dengan pandangan penuh simpati. "Kita tidak bisa berhenti sekarang, Xiao Feng. Semakin banyak yang memburu kita, semakin cepat kita harus menemukan Tuan Zhi dan menyelesaikan semuanya."Xiao Feng menghela napas panjang, lalu berdiri. "Aku tahu. Tapi sekarang masalahnya bukan hanya Tuan Zhi. Kelompok Tianbao pasti sudah mengirim anak buah mereka untuk mencari kita, dan dengan hadiah dua peti emas, pendekar mana yang
Pegunungan di depan mereka semakin jelas, menjulang tinggi dengan puncak yang tertutup awan gelap. Jalan menuju ke sana dipenuhi dengan rintangan alami: tebing curam, batu besar yang berserakan, dan hutan lebat yang tampak seperti labirin. Angin yang bertiup kencang membawa aroma lembap, seolah memberikan peringatan akan bahaya yang menanti.Xiao Feng memimpin perjalanan, dengan Tianbao berjalan di belakangnya, tangan terikat erat. Bai Ling berjalan paling belakang, terus mengawasi gerakan Tianbao yang sesekali tampak gelisah."Tempat ini... bahkan hewan liar pun jarang terlihat," gumam Bai Ling sambil memandang ke sekeliling.Tianbao tertawa kecil, suaranya penuh ejekan. "Tentu saja. Ini adalah wilayah yang dilindungi oleh sesuatu yang lebih berbahaya dari hewan biasa. Kalau aku jadi kalian, aku akan berpikir dua kali sebelum melangkah lebih jauh."Xiao Feng berhenti sejenak dan menoleh padanya. "Kalau kau tidak berhenti bicara omong kosong, aku tidak akan ragu meninggalkanmu di sini
Perjalanan mereka menuju puncak cukup melelahkan, mereka bisa menggunakan jurus meringankan tubuh yang mereka miliki, tetapi mereka memilih untuk berjalan kaki, karena dengan itu mereka dapat meningkatkan kekuatan kaki mereka. Setibanya ditempat yang dimaksud, beberapa pasukan mencoba untuk memberikan perlawanan. Namun semua perlawanan itu sia-sia, malah beberapa dari mereka terpaksa meregang nyawa karena enggan menyerah.Mereka lantas mencari Tuan Zhi, tetapi pria yang dimaksud sudah pergi, jauh sebelum mereka tiba disana. Hal itu, membuat Xiao Feng dan Bai Ling seperti dipermainkan, membuat Tianbao berkeringat dingin. Namun untuk menyelamatkan nyawanya, ia kembali memberikan arah untuk perjalanan berikutnya.Setelah gagal menemukan Tuan Zhi di puncak gunung, Xiao Feng, Bai Ling, dan Tianbao melanjutkan perjalanan mereka menyusuri jalan setapak yang penuh kabut. Aroma hutan yang basah oleh embun menyelimuti udara, menciptakan suasana yang tenang namun penuh ketegangan.Dari kejauhan,
Di bawah sinar matahari yang mulai memudar, Xiao Feng berjalan dengan langkah berat, pikirannya dipenuhi pertanyaan tentang pria misterius yang baru saja ditemuinya. Dia menoleh ke arah Bai Ling yang berjalan di sampingnya."Aku yakin pria itu menggunakan jurus yang ada di Kitab Dewa Naga," kata Xiao Feng pelan. "Tapi caranya... begitu sempurna, seolah-olah dia sudah mempelajarinya jauh lebih lama daripada aku."Bai Ling mengerutkan kening. "Kau pikir dia mungkin..."Xiao Feng mengangguk perlahan, ekspresinya penuh keraguan. "Mungkinkah dia adalah Naga Hitam? Entahlah... tapi jika benar, ini jauh lebih rumit dari yang kita duga."Bai Ling terdiam, tetapi tatapannya tetap waspada. "Jika dia benar Naga Hitam, kenapa dia tidak menyerang kita dengan sungguh-sungguh? Sebaliknya, dia hanya menguji kekuatanmu."Xiao Feng menghela napas. "Aku tidak tahu. Tapi aku yakin, pertemuan ini bukan kebetulan. Dia tahu sesuatu tentang kita, tentang perjalanan ini, dan mungkin tentang Tuan Zhi."Mereka
Malam itu, saat api unggun kecil menyala di tengah hutan, Xiao Feng dan Bai Ling duduk bersandar di sebatang pohon besar. Tianbao terikat erat di dekat mereka, wajahnya pucat ketakutan setelah menyaksikan pertarungan sengit mereka sebelumnya.Xiao Feng menatap langit malam yang bertabur bintang, mengingat janji yang ia bisikkan pada dirinya sendiri. "Setelah mereka semua berkumpul... aku akan menghabisi mereka. Tidak akan ada lagi yang lolos."Bai Ling menoleh, tatapannya tenang namun tajam. "Jangan biarkan kebencian menguasaimu, Xiao Feng. Kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi di depan."Xiao Feng menghela napas panjang, pandangannya tetap pada bintang-bintang. "Aku tahu, Bai'er. Tapi orang-orang seperti mereka tidak pantas dibiarkan hidup. Mereka hanya akan membawa lebih banyak kehancuran."Bai Ling tidak menjawab, ia hanya melihat kearah api unggun yang menyala terang, sembari memikirkan langkah berikutnya. Malam berlalu, Bai Ling tampak tertidur pulas, sementra Tianbao semakin
Pasukan Bendera Biru yang tadinya terpecah belah kini berdiri diam, terpaku melihat tubuh pemimpin mereka, Luo Yunhai, yang tergeletak di tanah. Namun, ketenangan itu tiba-tiba berubah menjadi keterkejutan ketika tubuh Luo Yunhai perlahan bergerak. Dengan langkah gontai, ia bangkit berdiri, darah menetes dari sudut bibirnya, tetapi matanya menyala penuh kebencian dan tekad.“Jangan pikir aku akan mati semudah itu,” suara Luo Yunhai terdengar serak namun penuh kemarahan, menggema di seluruh arena. "Aku... adalah Pelaut Bayangan Laut! Tak ada yang bisa menjatuhkanku!"Sorakan pasukan Bendera Biru kembali pecah. Mereka berteriak penuh semangat, seolah kebangkitan Luo Yunhai membakar kembali nyali mereka yang sempat memudar. Mereka mulai bergerak lagi, mengepung Xiao Feng dan Bai Ling yang kini semakin kelelahan.Xiao Feng memandang Luo Yunhai dengan tajam, napasnya memburu. "Orang ini... bagaimana dia bisa bertahan dari serangan itu?" pikirnya. Luka di tubuh Luo Yunhai memang jelas terli
Saat kekacauan pertempuran semakin memuncak dan harapan hampir hilang serta kematian kakak seperguruan Xiao Feng yang telah mengorbankan diri dari peperangan itu. Bai Ling tiba-tiba menunjuk ke arah langit, seolah melihat satu harapan yang akan segera datang. "Feng'Ge! Lihat ke atas!" serunya dengan nada bergetar.Melihat hal itu, Xiao Feng segera mendongak, melihat kearah yang sama. Di antara awan gelap dan kilat yang menyambar, muncul sosok pria yang melayang perlahan, auranya menyelimuti medan perang dengan tekanan luar biasa. Tubuhnya diselimuti kilauan hitam pekat seperti sisik naga, sementara matanya menyala tajam seperti emas cair. Rambut hitam panjangnya berkibar diterpa angin, memberi kesan seorang pendekar yang tak tertandingi."Itu... Long Yu," gumam Xiao Feng dengan nada tidak percaya.Luo Yunhai, pemimpin kelompok Bendera Biru, mengernyit, matanya menyipit penuh waspada. "Long Yu? Siapa dia?" tanyanya.Xiao Feng mengatur napasnya, masih terpaku pada pria di udara itu. "Di
Pada saat ini, pertempuran terus berlangsung dalam kekacauan yang semakin mencekam. tampak darah mengalir, membasahi tanah, mengotori pasar gelap yang kini berubah menjadi medan perang. Terdengar jelas, rintihan kesakitan bercampur dengan suara denting pedang dan teriakan para prajurit yang masih bertarung.Sementara itu Xiao Feng masih bertarung sengit melawan Luo Yunhai yang saat ini masih menunjukkan aksinya dalam sebuah peperangan. Sementara Bai Ling mulai tampak ragu dalam mengambil tindakan. Matanya melirik ke arah rekan-rekannya yang semakin terdesak, terutama Xiao Feng, ia bingung harus berbuat apa dalam kondisi seperti ini.**Di satu sisi Qing Yue sedang mengayunkan tombaknya dengan kekuatan terakhir yang ia miliki, mencoba menahan pasukan musuh yang semakin ganas. "Lin Mei! Bertahanlah!" serunya dengan napas tersengal. Namun, Lin Mei sudah sangat kelelahan, tubuhnya penuh luka, dan pedangnya bergetar lemah di tangannya, seolah ingin segera mengakhiri hidupnya, menyerah dala
Saat ini. Tekanan dari segala sisi semakin terasa berat. Pasukan Bendera Biru yang terus berdatangan seperti ombak tak berujung membuat kelompok Xiao Feng semakin terdesak. Meski mereka telah bertarung mati-matian, kelelahan mulai terlihat di wajah mereka. Napas mereka tersengal-sengal, keringat bercucuran, dan luka-luka di tubuh mulai bertambah.Tepat berada di tengah medan pertempuran, Xiao Feng masih bertahan melawan Luo Yunhai, meskipun tubuhnya sudah terasa sangat berat, karena melepaskan begitu banyak tenaga pada serangan sebelumnya. Tampak Pedang Pembalik Surga di tangannya sedikit gemetar, tetapi sorot matanya tetap tajam.Sementara itu Luo Yunhai, dengan trisula besarnya, masih berdiri di depannya seperti gunung yang tak tergoyahkan."Menyerahlah, Xiao Feng," ujar Luo Yunhai dengan suara tenang namun dingin. "Kau mungkin kuat, tapi kau sudah terlalu lelah. Kau tak akan bisa melindungi teman-temanmu. Sebentar lagi, mereka akan mati satu per satu."Mendengar kalimat itu, Xiao F
Pada saat mencoba untuk melarikan diri dari kejaran musuh. Udara malam yang dingin diwarnai suara ribuan langkah kaki yang menggema dari arah berlawanan terdengar jelas di telinga. Dari dalam kegelapan, terlihat bendera-bendera biru berkibar dengan lambang ombak yang meliuk di tengahnya. Pasukan ini bukanlah sembarang pasukan, mereka adalah kelompok Bendera Biru, yang terkenal akan kekuatan mereka di wilayah laut dan perbudakan internasional.Pemimpinnya tidak lain ialah Luo Yunhai, yang dikenal sebagai Pelaut Bayangan, ia saat ini tampak berdiri di atas bukit kecil di depan pasukannya. Tubuhnya tinggi dengan sorot mata dingin yang seperti menembus tulang, rambut hitam panjangnya berkibar tertiup angin. Ia memegang sebuah trisula besar berwarna biru keperakan, senjata yang menjadi ciri khasnya."Jadi, kau Xiao Feng," ujar Luo Yunhai dengan suara yang berat namun tajam, seperti suara ombak menghantam karang. "Kau membunuh Zhang Tianbao, menghancurkan kelompok Yu Zhi, dan kini mencoba m
Tubuh Yang Zhan telah diamankan oleh Lin Mei dan Jian Hong ke tempat yang lebih aman, meski mereka masih dikepung oleh musuh dari segala arah. Bai Ling menciptakan dinding es tebal untuk melindungi mereka sementara Qing Yue terus menyerang dengan tombaknya, matanya memerah penuh kemarahan.Namun, musuh tidak memberi mereka waktu untuk berduka. Pasukan Bendera Merah, dengan jumlah yang terus bertambah, mulai mendobrak pertahanan Bai Ling dan menyerang kembali dengan kekuatan penuh. Di tengah kekacauan itu, Xiao Feng maju ke depan, melindungi yang lain sambil menghadapi Yu Zhi, pemimpin pasukan tersebut.Yu Zhi, dengan senjata pedang berwarna hitam pekat yang bersinar dengan aura gelap, maju dengan penuh percaya diri. "Jadi, kau Xiao Feng, si pendekar yang membunuh Zhang Tianbao. Menurutku, kau tidak sehebat yang diceritakan."Xiao Feng memutar Pedang Pembalik Surga di tangannya, menatap Yu Zhi dengan dingin. "Kau akan segera tahu mengapa aku disebut seperti itu."Mereka berdua melompat
Pada saat situasi semakin memanas, di tengah medan yang penuh darah dan jeritan, Yang Zhan berdiri tegak dengan tombak panjangnya, napasnya mulai memburu, keringat sudah bercucuran, membasahi hampir seluruh bagian tubuh, tetapi sorot matanya tetap tajam, seolah tidak menunjukkan rasa ketir sedikitpun. Ia mengamati ratusan musuh yang mengepungnya. Tubuh besar dan kekuatannya membuatnya menjadi pusat perhatian di medan perang, terutama bagi pasukan Bendera Merah yang mulai menyerangnya dari segala arah."Ayo! Siapa lagi yang ingin mati?!" teriak Yang Zhan dengan suara menggelegar. Ia memutar tombaknya, menciptakan angin kuat yang menyapu musuh di sekitarnya. Beberapa orang terlempar ke belakang, tulang mereka patah hanya dengan satu serangan."Zhan-ge, jangan terlalu memaksakan diri!" teriak Lin Mei dari kejauhan, yang masih bertarung dengan kelompok lainnya.Mendengar hal itu, ia segera menoleh lalu menjawab, "Tenang saja! Aku akan memastikan tak satu pun dari mereka bisa mendekatimu!"
Setelah pertarungan sengit dengan Han Feng dan berhasil membunuhnya, Xiao Feng dan rombongannya bersiap meninggalkan pasar gelap yang kini sunyi. Udara terasa berat dengan bau darah yang masih menguar, dan langit mulai gelap, seolah menggambarkan ketegangan yang belum berakhir saat itu.Namun, langkah mereka tiba-tiba terhenti ketika suara derap kaki dan gemuruh senjata menggema dari segala arah. Dari sudut-sudut jalan, gang-gang gelap, dan bahkan dari atap bangunan, muncul ratusan bahkan ribuan pasukan berseragam merah. Mereka adalah Pasukan Bendera Merah.Sorot obor menyala-nyala, menerangi raut wajah mereka yang penuh tekad dan kemarahan. Mereka berdiri rapat, mengepung Xiao Feng dan rombongannya dalam formasi yang tampak dirancang dengan sempurna. Seorang pria kurus dengan jubah merah berdiri di atas bangunan kayu yang dibawa oleh beberapa anak buahnya. Matanya penuh dendam, menatap lurus ke arah Xiao Feng."Xiao Feng!" teriak pria itu dengan suara lantang y
Langkah kaki pria besar itu menggema di tengah pasar yang porak-poranda. Tubuhnya seperti gunung yang bergerak, dengan zirah hitam berkilauan yang melindungi tubuhnya. Kapak raksasa di tangannya tampak seperti cukup kuat untuk membelah batu besar hanya dengan sekali serangan. Sorot matanya tajam, penuh percaya diri, seolah-olah tahu bahwa ia adalah rintangan terakhir yang akan sulit dilewati."Kalian pikir bisa lolos begitu saja?" pria besar itu berbicara dengan suara berat seperti guntur. "Aku adalah Han Feng, Penjaga Besar dari pasar gelap ini. Tidak ada seorang pun yang bisa meninggalkan tempat ini hidup-hidup setelah membuat kekacauan seperti kalian."Yang Zhan dan Qing Yue tampak ragu sejenak setelah melihat kedatangan penjaga tersebut. Aura pria itu begitu menekan, dan kekuatan yang terpancar dari tubuhnya membuat mereka sedikit ketir. Qing Yue menggenggam erat pedangnya, sementara Yang Zhan menelan ludah, mencoba menenangkan dirinya.Namun, Xiao Feng mela