Beranda / Pendekar / Takdir Di Bawah Langit Naga / Bab 181: Pertemuan dengan Penjaga Misterius

Share

Bab 181: Pertemuan dengan Penjaga Misterius

Penulis: ACANKUN
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-10 18:33:19

Perjalanan mereka menuju puncak cukup melelahkan, mereka bisa menggunakan jurus meringankan tubuh yang mereka miliki, tetapi mereka memilih untuk berjalan kaki, karena dengan itu mereka dapat meningkatkan kekuatan kaki mereka. Setibanya ditempat yang dimaksud, beberapa pasukan mencoba untuk memberikan perlawanan. Namun semua perlawanan itu sia-sia, malah beberapa dari mereka terpaksa meregang nyawa karena enggan menyerah.

Mereka lantas mencari Tuan Zhi, tetapi pria yang dimaksud sudah pergi, jauh sebelum mereka tiba disana. Hal itu, membuat Xiao Feng dan Bai Ling seperti dipermainkan, membuat Tianbao berkeringat dingin. Namun untuk menyelamatkan nyawanya, ia kembali memberikan arah untuk perjalanan berikutnya.

Setelah gagal menemukan Tuan Zhi di puncak gunung, Xiao Feng, Bai Ling, dan Tianbao melanjutkan perjalanan mereka menyusuri jalan setapak yang penuh kabut. Aroma hutan yang basah oleh embun menyelimuti udara, menciptakan suasana yang tenang namun penuh ketegangan.

Dari kejauhan,
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 182: Keraguan Tentang Long Yu

    Di bawah sinar matahari yang mulai memudar, Xiao Feng berjalan dengan langkah berat, pikirannya dipenuhi pertanyaan tentang pria misterius yang baru saja ditemuinya. Dia menoleh ke arah Bai Ling yang berjalan di sampingnya."Aku yakin pria itu menggunakan jurus yang ada di Kitab Dewa Naga," kata Xiao Feng pelan. "Tapi caranya... begitu sempurna, seolah-olah dia sudah mempelajarinya jauh lebih lama daripada aku."Bai Ling mengerutkan kening. "Kau pikir dia mungkin..."Xiao Feng mengangguk perlahan, ekspresinya penuh keraguan. "Mungkinkah dia adalah Naga Hitam? Entahlah... tapi jika benar, ini jauh lebih rumit dari yang kita duga."Bai Ling terdiam, tetapi tatapannya tetap waspada. "Jika dia benar Naga Hitam, kenapa dia tidak menyerang kita dengan sungguh-sungguh? Sebaliknya, dia hanya menguji kekuatanmu."Xiao Feng menghela napas. "Aku tidak tahu. Tapi aku yakin, pertemuan ini bukan kebetulan. Dia tahu sesuatu tentang kita, tentang perjalanan ini, dan mungkin tentang Tuan Zhi."Mereka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 183: Janji di Bawah Langit

    Malam itu, saat api unggun kecil menyala di tengah hutan, Xiao Feng dan Bai Ling duduk bersandar di sebatang pohon besar. Tianbao terikat erat di dekat mereka, wajahnya pucat ketakutan setelah menyaksikan pertarungan sengit mereka sebelumnya.Xiao Feng menatap langit malam yang bertabur bintang, mengingat janji yang ia bisikkan pada dirinya sendiri. "Setelah mereka semua berkumpul... aku akan menghabisi mereka. Tidak akan ada lagi yang lolos."Bai Ling menoleh, tatapannya tenang namun tajam. "Jangan biarkan kebencian menguasaimu, Xiao Feng. Kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi di depan."Xiao Feng menghela napas panjang, pandangannya tetap pada bintang-bintang. "Aku tahu, Bai'er. Tapi orang-orang seperti mereka tidak pantas dibiarkan hidup. Mereka hanya akan membawa lebih banyak kehancuran."Bai Ling tidak menjawab, ia hanya melihat kearah api unggun yang menyala terang, sembari memikirkan langkah berikutnya. Malam berlalu, Bai Ling tampak tertidur pulas, sementra Tianbao semakin

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 184: Pertarungan yang Diwarnai Taruhan

    Sebelum mereka dapat melanjutkan langkah, beberapa orang muncul, datang tanpa diundang. Xiao Feng memutar koin peraknya di antara jari-jarinya dengan lincah, matanya tetap tajam mengawasi sekelompok pendekar bayaran yang mengelilingi mereka saat ini. Sementara Bai Ling berdiri di sisinya, kipas esnya sudah terbuka, menunggu serangan pertama untuk balasan yang mematikan.Seperti biasa, mereka kembali bertaruh untuk melawan musuh-musuh licik itu."Tidak ada aturan dalam taruhan ini, Feng'Ge," sindir Bai Ling sambil tersenyum tipis, matanya melirik koin di tangan Xiao Feng. "Tapi menyerang dengan koin? Itu pemborosan, bukan?" sambungnya berusaha menyindir Xiao Feng. Xiao Feng tidak segera menjawab. Dia malah melemparkan koin itu ke udara, memutar di bawah sinar matahari sebelum ditangkapnya lagi dengan anggun. Dengan gerakan cepat, koin itu melesat seperti panah, menghantam salah satu pendekar bayaran tepat di tengkoraknya. Pria itu terjatuh tanpa suara, mati tanpa perlawanan."Aku puny

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 185: Taktik dan Kekuatan Bersatu

    Pria berpedang besar itu maju dengan gerakan yang luar biasa cepat untuk seseorang yang membawa senjata sebesar itu. Aura gelap tampak mengelilinginya, dan setiap langkahnya membuat tanah di sekitarnya bergetar, seolah ia adalah pengusa. Dengan kedatangan pria tersebut, Bai Ling membuka kipasnya dengan anggun, sementara Xiao Feng meraih pedangnya, bersiap untuk menghadapi serangan yang mungkin datang tanpa aba-aba."Siapa pun kau, kalau kau mau mati, aku akan membantu," ucap Xiao Feng dingin.Mendengar ucapa Xiao Feng barusan, pria itu tertawa kecil, suaranya seperti geraman binatang buas, sebelum akhirnya ia berucap, "Kalian memang tangguh, tapi kesombongan adalah kehancuran kalian."Pria itu lantas menghunus pedangnya kearah Xiao Feng, sebelum ia mulai menggerakkannya. Pedang besar itu berkelebat, mengeluarkan gelombang energi gelap yang mengarah langsung ke arah mereka. Xiao Feng melompat ke samping, menghindari serangan itu dengan lincah, sementara Bai Ling mengibaskan kipasnya un

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 186: Kebusukan Tianbao Terungkap

    Naga hitam raksasa itu berdiri dengan keanggunan yang bertentangan dengan aura gelapnya. Sisiknya yang hitam berkilauan seperti batu obsidian, sementara matanya yang merah menyala seolah menembus jiwa siapa pun yang menatapnya. Xiao Feng menggenggam pedangnya dengan erat, bersiap menghadapi ancaman apapun, termasuk jika naga itu menyerang."Bersiaplah, Bai'er," katanya tegas. "Aku tidak tahu ini jalan yang benar atau tidak, tetapi jika kita tidak melawan, makhluk ini pasti akan membunuh kita."Namun, alih-alih menyerang, naga itu menundukkan kepalanya dengan gerakan lambat, seperti menyampaikan ketenangan, tidak berniat untuk memberikan perlawanan. Dari dalam tubuhnya yang raksasa, terdengar suara rendah dan berat, seperti petir yang menggema di langit."Aku tidak datang untuk melawan," ucap naga itu. "Aku datang untuk memberikan petunjuk kepada kalian, para pelindung dunia ini."Mendengar perkataan Naga tersebut, Xiao Feng dan Bai Ling saling berpandangan, merasa kebingungan dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 187: Jejak Tuan Zhi

    Setelah Xiao Feng dan Bai Ling meninggalkan Tianbao yang terluka parah, pasukannya akhirnya berhasil menemukan pria itu tergeletak di tanah, hampir mati karena kehilangan banyak darah. Salah satu anggota pasukan, seorang pria bertubuh kekar bernama Hu Lang, segera memberikan perintah."Cepat! Tangani lukanya sebelum dia mati di sini!" serunya.Mereka bekerja cepat, menggunakan kain dan obat-obatan seadanya untuk menghentikan pendarahan. Tianbao, yang setengah sadar, merintih pelan."Mereka… mereka akan menuju tempat Tuan Zhi," gumamnya.Hu Lang memandang Tianbao dengan wajah penasaran. "Ketua, kami tidak menyangka akan terjadi seperti ini... tetapi kami tidak akan membiarkan ini berakhir di sini. Kita harus membuat keputusan cepat."Salah satu anggota pasukan, seorang pemuda bernama Wen Zhuo, angkat bicara. "Kalau kita terus di sini, ketua Tianbao akan mati. Kita harus membawanya kembali ke markas untuk dirawat."Namun, seorang pendekar wanita bernama Yue Ruo menyela. "Dan membiarkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 188: Jejak Berdarah

    Di lokasi benteng yang telah menjadi ladang pembantaian, pasukan Tianbao berdiri memandang puluhan tubuh tak bernyawa. Bau anyir darah memenuhi udara, dan bekas-bekas pertarungan terlihat jelas di setiap sudut. Salah satu anggota pasukan, Yue Ruo, berjongkok memeriksa salah satu mayat."Ini bukan pekerjaan sembarangan," gumamnya. "Tebasannya terlalu bersih, dan luka-lukanya... sebagian besar akibat satu serangan mematikan."Hu Lang, pemimpin kelompok pengejar, mengepalkan tangan dengan murka. "Tidak perlu diperiksa lebih lanjut. Ini pasti ulah Xiao Feng dan Bai Ling! Mereka sudah terlalu jauh!""Cepat kejar mereka! Kita tidak bisa membiarkan mereka lolos lagi!" seru seorang pendekar muda dengan semangat, mencoba menyemangati kelompok.Pasukan itu segera bergerak, mengikuti jejak yang ditinggalkan Xiao Feng dan Bai Ling. Jejak sepatu di tanah dan beberapa bekas darah kecil memandu langkah mereka ke arah yang benar. Mereka berjalan cepat, tekad membara untuk menangkap buruan mereka.Di

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 189: Pertemuan dengan Tuan Zhi

    Setelah perjalanan panjang yang ditempuh Xiao Feng dan Bai Ling akhirnya membawa mereka ke sebuah benteng terpencil di puncak bukit terjal. Di sana, Tuan Zhi sudah menanti dengan ratusan pasukannya yang tersebar di berbagai penjuru benteng. Sorak-sorai para prajurit memenuhi udara, mengiringi kedatangan Xiao Feng dan Bai Ling yang melangkah santai ke tengah lapangan."Jadi, ini Tuan Zhi yang ditakuti?" ujar Bai Ling dengan nada dingin, kipasnya sudah terbuka, memancarkan kilauan es yang tajam. "Aku sedikit kecewa."Tuan Zhi, seorang pria paruh baya dengan janggut panjang yang berwarna abu-abu, berdiri di balkon bentengnya. Ia tersenyum sinis. "Xiao Feng, Bai Ling. Kalian mungkin telah menghabisi pasukan Tianbao, tetapi di sini, kalian hanya akan menemukan kematian. Serang mereka!"Puluhan prajurit menyerbu dari segala arah, setelah mendapat perintah dari atasan. Namun Bai Ling segera bereaksi dengan melangkah maju, angin dingin berputar mengelilinginya, seolah sudah siap dengan kedata

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12

Bab terbaru

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 237: Kebangkitan Bayangan Laut

    Pasukan Bendera Biru yang tadinya terpecah belah kini berdiri diam, terpaku melihat tubuh pemimpin mereka, Luo Yunhai, yang tergeletak di tanah. Namun, ketenangan itu tiba-tiba berubah menjadi keterkejutan ketika tubuh Luo Yunhai perlahan bergerak. Dengan langkah gontai, ia bangkit berdiri, darah menetes dari sudut bibirnya, tetapi matanya menyala penuh kebencian dan tekad.“Jangan pikir aku akan mati semudah itu,” suara Luo Yunhai terdengar serak namun penuh kemarahan, menggema di seluruh arena. "Aku... adalah Pelaut Bayangan Laut! Tak ada yang bisa menjatuhkanku!"Sorakan pasukan Bendera Biru kembali pecah. Mereka berteriak penuh semangat, seolah kebangkitan Luo Yunhai membakar kembali nyali mereka yang sempat memudar. Mereka mulai bergerak lagi, mengepung Xiao Feng dan Bai Ling yang kini semakin kelelahan.Xiao Feng memandang Luo Yunhai dengan tajam, napasnya memburu. "Orang ini... bagaimana dia bisa bertahan dari serangan itu?" pikirnya. Luka di tubuh Luo Yunhai memang jelas terli

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 236: Kedatangan Long Yu, Sang Naga Hitam

    Saat kekacauan pertempuran semakin memuncak dan harapan hampir hilang serta kematian kakak seperguruan Xiao Feng yang telah mengorbankan diri dari peperangan itu. Bai Ling tiba-tiba menunjuk ke arah langit, seolah melihat satu harapan yang akan segera datang. "Feng'Ge! Lihat ke atas!" serunya dengan nada bergetar.Melihat hal itu, Xiao Feng segera mendongak, melihat kearah yang sama. Di antara awan gelap dan kilat yang menyambar, muncul sosok pria yang melayang perlahan, auranya menyelimuti medan perang dengan tekanan luar biasa. Tubuhnya diselimuti kilauan hitam pekat seperti sisik naga, sementara matanya menyala tajam seperti emas cair. Rambut hitam panjangnya berkibar diterpa angin, memberi kesan seorang pendekar yang tak tertandingi."Itu... Long Yu," gumam Xiao Feng dengan nada tidak percaya.Luo Yunhai, pemimpin kelompok Bendera Biru, mengernyit, matanya menyipit penuh waspada. "Long Yu? Siapa dia?" tanyanya.Xiao Feng mengatur napasnya, masih terpaku pada pria di udara itu. "Di

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 235: Gugurnya Para Pendekar

    Pada saat ini, pertempuran terus berlangsung dalam kekacauan yang semakin mencekam. tampak darah mengalir, membasahi tanah, mengotori pasar gelap yang kini berubah menjadi medan perang. Terdengar jelas, rintihan kesakitan bercampur dengan suara denting pedang dan teriakan para prajurit yang masih bertarung.Sementara itu Xiao Feng masih bertarung sengit melawan Luo Yunhai yang saat ini masih menunjukkan aksinya dalam sebuah peperangan. Sementara Bai Ling mulai tampak ragu dalam mengambil tindakan. Matanya melirik ke arah rekan-rekannya yang semakin terdesak, terutama Xiao Feng, ia bingung harus berbuat apa dalam kondisi seperti ini.**Di satu sisi Qing Yue sedang mengayunkan tombaknya dengan kekuatan terakhir yang ia miliki, mencoba menahan pasukan musuh yang semakin ganas. "Lin Mei! Bertahanlah!" serunya dengan napas tersengal. Namun, Lin Mei sudah sangat kelelahan, tubuhnya penuh luka, dan pedangnya bergetar lemah di tangannya, seolah ingin segera mengakhiri hidupnya, menyerah dala

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 234: Dalam Kepungan Tak Berujung

    Saat ini. Tekanan dari segala sisi semakin terasa berat. Pasukan Bendera Biru yang terus berdatangan seperti ombak tak berujung membuat kelompok Xiao Feng semakin terdesak. Meski mereka telah bertarung mati-matian, kelelahan mulai terlihat di wajah mereka. Napas mereka tersengal-sengal, keringat bercucuran, dan luka-luka di tubuh mulai bertambah.Tepat berada di tengah medan pertempuran, Xiao Feng masih bertahan melawan Luo Yunhai, meskipun tubuhnya sudah terasa sangat berat, karena melepaskan begitu banyak tenaga pada serangan sebelumnya. Tampak Pedang Pembalik Surga di tangannya sedikit gemetar, tetapi sorot matanya tetap tajam.Sementara itu Luo Yunhai, dengan trisula besarnya, masih berdiri di depannya seperti gunung yang tak tergoyahkan."Menyerahlah, Xiao Feng," ujar Luo Yunhai dengan suara tenang namun dingin. "Kau mungkin kuat, tapi kau sudah terlalu lelah. Kau tak akan bisa melindungi teman-temanmu. Sebentar lagi, mereka akan mati satu per satu."Mendengar kalimat itu, Xiao F

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 233: Bayangan di Tengah Kepungan

    Pada saat mencoba untuk melarikan diri dari kejaran musuh. Udara malam yang dingin diwarnai suara ribuan langkah kaki yang menggema dari arah berlawanan terdengar jelas di telinga. Dari dalam kegelapan, terlihat bendera-bendera biru berkibar dengan lambang ombak yang meliuk di tengahnya. Pasukan ini bukanlah sembarang pasukan, mereka adalah kelompok Bendera Biru, yang terkenal akan kekuatan mereka di wilayah laut dan perbudakan internasional.Pemimpinnya tidak lain ialah Luo Yunhai, yang dikenal sebagai Pelaut Bayangan, ia saat ini tampak berdiri di atas bukit kecil di depan pasukannya. Tubuhnya tinggi dengan sorot mata dingin yang seperti menembus tulang, rambut hitam panjangnya berkibar tertiup angin. Ia memegang sebuah trisula besar berwarna biru keperakan, senjata yang menjadi ciri khasnya."Jadi, kau Xiao Feng," ujar Luo Yunhai dengan suara yang berat namun tajam, seperti suara ombak menghantam karang. "Kau membunuh Zhang Tianbao, menghancurkan kelompok Yu Zhi, dan kini mencoba m

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 232: Pertarungan Tanpa Akhir

    Tubuh Yang Zhan telah diamankan oleh Lin Mei dan Jian Hong ke tempat yang lebih aman, meski mereka masih dikepung oleh musuh dari segala arah. Bai Ling menciptakan dinding es tebal untuk melindungi mereka sementara Qing Yue terus menyerang dengan tombaknya, matanya memerah penuh kemarahan.Namun, musuh tidak memberi mereka waktu untuk berduka. Pasukan Bendera Merah, dengan jumlah yang terus bertambah, mulai mendobrak pertahanan Bai Ling dan menyerang kembali dengan kekuatan penuh. Di tengah kekacauan itu, Xiao Feng maju ke depan, melindungi yang lain sambil menghadapi Yu Zhi, pemimpin pasukan tersebut.Yu Zhi, dengan senjata pedang berwarna hitam pekat yang bersinar dengan aura gelap, maju dengan penuh percaya diri. "Jadi, kau Xiao Feng, si pendekar yang membunuh Zhang Tianbao. Menurutku, kau tidak sehebat yang diceritakan."Xiao Feng memutar Pedang Pembalik Surga di tangannya, menatap Yu Zhi dengan dingin. "Kau akan segera tahu mengapa aku disebut seperti itu."Mereka berdua melompat

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 231: Pengorbanan Seorang Pendekar

    Pada saat situasi semakin memanas, di tengah medan yang penuh darah dan jeritan, Yang Zhan berdiri tegak dengan tombak panjangnya, napasnya mulai memburu, keringat sudah bercucuran, membasahi hampir seluruh bagian tubuh, tetapi sorot matanya tetap tajam, seolah tidak menunjukkan rasa ketir sedikitpun. Ia mengamati ratusan musuh yang mengepungnya. Tubuh besar dan kekuatannya membuatnya menjadi pusat perhatian di medan perang, terutama bagi pasukan Bendera Merah yang mulai menyerangnya dari segala arah."Ayo! Siapa lagi yang ingin mati?!" teriak Yang Zhan dengan suara menggelegar. Ia memutar tombaknya, menciptakan angin kuat yang menyapu musuh di sekitarnya. Beberapa orang terlempar ke belakang, tulang mereka patah hanya dengan satu serangan."Zhan-ge, jangan terlalu memaksakan diri!" teriak Lin Mei dari kejauhan, yang masih bertarung dengan kelompok lainnya.Mendengar hal itu, ia segera menoleh lalu menjawab, "Tenang saja! Aku akan memastikan tak satu pun dari mereka bisa mendekatimu!"

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 230: Kepungan Pasukan Bendera Merah

    Setelah pertarungan sengit dengan Han Feng dan berhasil membunuhnya, Xiao Feng dan rombongannya bersiap meninggalkan pasar gelap yang kini sunyi. Udara terasa berat dengan bau darah yang masih menguar, dan langit mulai gelap, seolah menggambarkan ketegangan yang belum berakhir saat itu.Namun, langkah mereka tiba-tiba terhenti ketika suara derap kaki dan gemuruh senjata menggema dari segala arah. Dari sudut-sudut jalan, gang-gang gelap, dan bahkan dari atap bangunan, muncul ratusan bahkan ribuan pasukan berseragam merah. Mereka adalah Pasukan Bendera Merah.Sorot obor menyala-nyala, menerangi raut wajah mereka yang penuh tekad dan kemarahan. Mereka berdiri rapat, mengepung Xiao Feng dan rombongannya dalam formasi yang tampak dirancang dengan sempurna. Seorang pria kurus dengan jubah merah berdiri di atas bangunan kayu yang dibawa oleh beberapa anak buahnya. Matanya penuh dendam, menatap lurus ke arah Xiao Feng."Xiao Feng!" teriak pria itu dengan suara lantang y

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 229: Penjaga Besar dari Pasar Gelap

    Langkah kaki pria besar itu menggema di tengah pasar yang porak-poranda. Tubuhnya seperti gunung yang bergerak, dengan zirah hitam berkilauan yang melindungi tubuhnya. Kapak raksasa di tangannya tampak seperti cukup kuat untuk membelah batu besar hanya dengan sekali serangan. Sorot matanya tajam, penuh percaya diri, seolah-olah tahu bahwa ia adalah rintangan terakhir yang akan sulit dilewati."Kalian pikir bisa lolos begitu saja?" pria besar itu berbicara dengan suara berat seperti guntur. "Aku adalah Han Feng, Penjaga Besar dari pasar gelap ini. Tidak ada seorang pun yang bisa meninggalkan tempat ini hidup-hidup setelah membuat kekacauan seperti kalian."Yang Zhan dan Qing Yue tampak ragu sejenak setelah melihat kedatangan penjaga tersebut. Aura pria itu begitu menekan, dan kekuatan yang terpancar dari tubuhnya membuat mereka sedikit ketir. Qing Yue menggenggam erat pedangnya, sementara Yang Zhan menelan ludah, mencoba menenangkan dirinya.Namun, Xiao Feng mela

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status