Beranda / Pendekar / Takdir Di Bawah Langit Naga / Bab 187: Jejak Tuan Zhi

Share

Bab 187: Jejak Tuan Zhi

Penulis: ACANKUN
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-12 14:22:02

Setelah Xiao Feng dan Bai Ling meninggalkan Tianbao yang terluka parah, pasukannya akhirnya berhasil menemukan pria itu tergeletak di tanah, hampir mati karena kehilangan banyak darah. Salah satu anggota pasukan, seorang pria bertubuh kekar bernama Hu Lang, segera memberikan perintah.

"Cepat! Tangani lukanya sebelum dia mati di sini!" serunya.

Mereka bekerja cepat, menggunakan kain dan obat-obatan seadanya untuk menghentikan pendarahan. Tianbao, yang setengah sadar, merintih pelan.

"Mereka… mereka akan menuju tempat Tuan Zhi," gumamnya.

Hu Lang memandang Tianbao dengan wajah penasaran. "Ketua, kami tidak menyangka akan terjadi seperti ini... tetapi kami tidak akan membiarkan ini berakhir di sini. Kita harus membuat keputusan cepat."

Salah satu anggota pasukan, seorang pemuda bernama Wen Zhuo, angkat bicara. "Kalau kita terus di sini, ketua Tianbao akan mati. Kita harus membawanya kembali ke markas untuk dirawat."

Namun, seorang pendekar wanita bernama Yue Ruo menyela. "Dan membiarkan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 188: Jejak Berdarah

    Di lokasi benteng yang telah menjadi ladang pembantaian, pasukan Tianbao berdiri memandang puluhan tubuh tak bernyawa. Bau anyir darah memenuhi udara, dan bekas-bekas pertarungan terlihat jelas di setiap sudut. Salah satu anggota pasukan, Yue Ruo, berjongkok memeriksa salah satu mayat."Ini bukan pekerjaan sembarangan," gumamnya. "Tebasannya terlalu bersih, dan luka-lukanya... sebagian besar akibat satu serangan mematikan."Hu Lang, pemimpin kelompok pengejar, mengepalkan tangan dengan murka. "Tidak perlu diperiksa lebih lanjut. Ini pasti ulah Xiao Feng dan Bai Ling! Mereka sudah terlalu jauh!""Cepat kejar mereka! Kita tidak bisa membiarkan mereka lolos lagi!" seru seorang pendekar muda dengan semangat, mencoba menyemangati kelompok.Pasukan itu segera bergerak, mengikuti jejak yang ditinggalkan Xiao Feng dan Bai Ling. Jejak sepatu di tanah dan beberapa bekas darah kecil memandu langkah mereka ke arah yang benar. Mereka berjalan cepat, tekad membara untuk menangkap buruan mereka.Di

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 189: Pertemuan dengan Tuan Zhi

    Setelah perjalanan panjang yang ditempuh Xiao Feng dan Bai Ling akhirnya membawa mereka ke sebuah benteng terpencil di puncak bukit terjal. Di sana, Tuan Zhi sudah menanti dengan ratusan pasukannya yang tersebar di berbagai penjuru benteng. Sorak-sorai para prajurit memenuhi udara, mengiringi kedatangan Xiao Feng dan Bai Ling yang melangkah santai ke tengah lapangan."Jadi, ini Tuan Zhi yang ditakuti?" ujar Bai Ling dengan nada dingin, kipasnya sudah terbuka, memancarkan kilauan es yang tajam. "Aku sedikit kecewa."Tuan Zhi, seorang pria paruh baya dengan janggut panjang yang berwarna abu-abu, berdiri di balkon bentengnya. Ia tersenyum sinis. "Xiao Feng, Bai Ling. Kalian mungkin telah menghabisi pasukan Tianbao, tetapi di sini, kalian hanya akan menemukan kematian. Serang mereka!"Puluhan prajurit menyerbu dari segala arah, setelah mendapat perintah dari atasan. Namun Bai Ling segera bereaksi dengan melangkah maju, angin dingin berputar mengelilinginya, seolah sudah siap dengan kedata

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 190: Menuju Kota Xian

    Xiao Feng dan Bai Ling memutuskan menggunakan jurus meringankan tubuh untuk mempercepat perjalanan mereka menuju Kota Xian. Dengan Tuan Zhi digantung dari kerah bajunya, mereka melesat bagaikan kilat melintasi pegunungan dan lembah."Tunggu! Tunggu! Aku tidak bisa bernapas! Tolong, perlahan sedikit!" teriak Tuan Zhi di tengah derasnya angin yang menerpa wajahnya. Ia tampak pucat pasi, tubuhnya tergantung lemah di tangan Xiao Feng."Diam, Zhi," ujar Xiao Feng dengan nada dingin. "Kau harusnya bersyukur masih hidup. Kalau aku mau, kau sudah menjadi santapan burung gagak sekarang."Bai Ling melirik ke arah mereka sambil melayang di udara dengan jurusnya. "Feng'Ge, jangan bunuh dia sekarang. Kita masih butuh dia untuk menemukan saudagar itu.""Aku tahu, Bai'er," sahut Xiao Feng tanpa menoleh. "Tapi kalau dia terus berteriak seperti ini, aku mungkin berubah pikiran."Tuan Zhi memohon dengan suara terputus-putus. "Aku... aku sudah memberitahu semuanya! Aku tidak berbohong! Tolong, turunkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 191: Pengkhianatan Tuan Zhi

    Tuan Zhi, dengan langkah gemetar dan penuh ketakutan, akhirnya masuk ke rumah perdagangan Zhang Rui. Sesuai rencana Xiao Feng dan Bai Ling, dia seharusnya memastikan keberadaan anak yang mereka cari. Namun, ketamakan dan rasa takutnya membuat dia memilih jalur berbeda.Setibanya di hadapan Zhang Rui, Tuan Zhi langsung berlutut, tangannya gemetar. "Tuan Zhang! Selamatkan aku! Dua orang pendekar gila mengejarku. Mereka sudah membantai banyak orang hanya untuk mencariku. Aku membutuhkan perlindunganmu!"Zhang Rui, pria dengan jubah mewah dan cincin emas di setiap jarinya, menatap Tuan Zhi dengan sorot mata dingin. "Kau pikir aku akan menolongmu tanpa imbalan? Kau tahu, masalah yang kau bawa ini akan merugikanku.""Aku... aku akan memberikan semua yang kumiliki! Semua kekayaanku, asalkan kau melindungiku!" Tuan Zhi memohon dengan suara serak.Zhang Rui tertawa kecil, lalu bertepuk tangan. Dari sudut ruangan, beberapa pasukan bersenjata lengkap masuk dan mengepung tempat itu. "Kau sangat m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 192: Pertarungan Dua Pendekar

    Sesaat kemudian, Xiao Feng mulai serius menghadapi Wu Jian hingga membuat pria itu melangkah mundur, dan napasnya mulai terengah-engah. Peluh mengalir deras di dahi Wu Jian, tetapi sorot matanya tetap tajam. Di hadapannya, Xiao Feng berdiri tegap, seolah tidak terpengaruh oleh pertempuran yang telah berlangsung selama berjam-jam. Pedang Pembalik Surga di tangan Xiao Feng masih memancarkan aura emasnya, memantulkan cahaya rembulan yang samar."Kau kuat, Wu Jian," ucap Xiao Feng, nadanya datar namun mengandung penghormatan. "Tapi kau mulai melemah. Kenapa kau terus bertarung? Untuk uang? Atau ada alasan lain?"Wu Jian mengangkat pedangnya dengan kedua tangan, meski tangannya sedikit gemetar. "Aku tidak punya pilihan, Xiao Feng. Aku punya istri dan seorang anak yang harus kuberi makan. Zhang Rui adalah satu-satunya orang yang membayar cukup untuk menyelamatkan mereka dari kelaparan."Xiao Feng terdiam sejenak, memandangi Wu Jian dengan tatapan penuh pertimbangan."Kalau begitu, biarkan i

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 193: Perjalanan Menuju Kota Naga Merah

    Setelah semuanya sudah selesai, Zhang Rui tidak dapat berkutik, sementara Tianbao meringkuk seolah dirinya adalah seorang pengemis. "Bagaimana denganku?" tanya Tianbao, merasa bingung, ia berharap jika dirinya akan dilepaskan.Bai Ling menatap Zhang Rui satu kali, yang membuat pria itu menunduk lesu lalu menatap kearah Tianbao, "Tolong jangan bunuh aku, jika aku mati, maka kelompok Bendera Lima Warna pasti akan mengejar kalian... Percayalah.." Namun perkataan itu terputus, ketika Wu Jian menebas kepalanya,"Jika itu terjadi, aku akan membantumu Xiao Feng... Apapun resikonya."Wu Jian menatap tubuh Tianbao yang tergeletak tak bernyawa dengan ekspresi tanpa emosi. Darah segar mengalir di atas tanah, meninggalkan noda merah yang mencolok di bawah cahaya pagi. Ia mengibaskan pedangnya, membersihkan sisa darah dengan gerakan tegas, lalu menatap Xiao Feng dengan penuh keyakinan."Xiao Feng," ucap Wu Jian sambil memasukkan pedangnya kembali ke sarungnya, "aku tidak ingin kau dibebani oleh anc

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 194: Mencari dalam Gelap

    Xiao Feng dan Bai Ling melangkah memasuki Kota Naga Merah, tempat di mana malam dipenuhi lampu lentera merah yang memancarkan cahaya temaram. Hiruk-pikuk suara musik, tawa, dan bisikan menggoda dari para wanita penghibur menyelimuti udara. Aroma dupa bercampur dengan minuman keras dan parfum mahal memenuhi jalan-jalan sempit yang dipenuhi rumah bordir dan kasino.Keduanya mengenakan kain penutup wajah untuk menyembunyikan identitas mereka, berjalan pelan menyusuri lorong-lorong gelap yang dipenuhi wajah-wajah penuh nafsu. Xiao Feng memimpin, matanya tajam mengamati setiap rumah bordir yang mereka lewati, sementara Bai Ling mengikuti di belakang, merasa tidak nyaman dengan pandangan para pria yang terus menatapnya.Ketika mereka memasuki sebuah rumah bordir besar bernama Bunga Malam, seorang wanita muda yang mengenakan gaun sutra tipis mendekati mereka dengan senyum menggoda."Tuan, apa Anda mencari hiburan malam ini?" tanya wanita itu sambil menundukkan sedikit tubuhnya, memperlihatka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 195: Jalan Buntu

    Xiao Feng menggendong Xiaolian, anak perempuan yang mereka cari. Matanya yang lembut bertemu dengan tatapan penuh ketakutan gadis kecil itu. Sementara itu, Bai Ling berdiri waspada, memastikan tidak ada ancaman yang mendekat.Namun, saat mereka hendak melangkah keluar dari ruang bawah tanah, pintu besar di ujung lorong tiba-tiba tertutup rapat dengan suara bergema keras."Trang!"Dari balik pintu, suara tawa keras menggema, penuh ejekan."Hahaha! Sekarang kalian akan tahu rasanya menjadi tawanan. Tidak ada jalan keluar dari sana, kalian akan membusuk di tempat itu! Setidaknya, sampai bala bantuan tiba untuk menangkap kalian."Para budak yang masih terkurung di ruangan itu mulai panik. Beberapa menangis terisak, sementara yang lain memohon kepada Xiao Feng dan Bai Ling."Tolong! Jangan tinggalkan kami di sini!" teriak seorang wanita muda, suaranya bergetar."Kita tidak akan pernah keluar hidup-hidup!" ujar pria tua di sudut ruangan, memegangi kepala dengan putus asa.Xiao Feng melirik

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12

Bab terbaru

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 237: Kebangkitan Bayangan Laut

    Pasukan Bendera Biru yang tadinya terpecah belah kini berdiri diam, terpaku melihat tubuh pemimpin mereka, Luo Yunhai, yang tergeletak di tanah. Namun, ketenangan itu tiba-tiba berubah menjadi keterkejutan ketika tubuh Luo Yunhai perlahan bergerak. Dengan langkah gontai, ia bangkit berdiri, darah menetes dari sudut bibirnya, tetapi matanya menyala penuh kebencian dan tekad.“Jangan pikir aku akan mati semudah itu,” suara Luo Yunhai terdengar serak namun penuh kemarahan, menggema di seluruh arena. "Aku... adalah Pelaut Bayangan Laut! Tak ada yang bisa menjatuhkanku!"Sorakan pasukan Bendera Biru kembali pecah. Mereka berteriak penuh semangat, seolah kebangkitan Luo Yunhai membakar kembali nyali mereka yang sempat memudar. Mereka mulai bergerak lagi, mengepung Xiao Feng dan Bai Ling yang kini semakin kelelahan.Xiao Feng memandang Luo Yunhai dengan tajam, napasnya memburu. "Orang ini... bagaimana dia bisa bertahan dari serangan itu?" pikirnya. Luka di tubuh Luo Yunhai memang jelas terli

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 236: Kedatangan Long Yu, Sang Naga Hitam

    Saat kekacauan pertempuran semakin memuncak dan harapan hampir hilang serta kematian kakak seperguruan Xiao Feng yang telah mengorbankan diri dari peperangan itu. Bai Ling tiba-tiba menunjuk ke arah langit, seolah melihat satu harapan yang akan segera datang. "Feng'Ge! Lihat ke atas!" serunya dengan nada bergetar.Melihat hal itu, Xiao Feng segera mendongak, melihat kearah yang sama. Di antara awan gelap dan kilat yang menyambar, muncul sosok pria yang melayang perlahan, auranya menyelimuti medan perang dengan tekanan luar biasa. Tubuhnya diselimuti kilauan hitam pekat seperti sisik naga, sementara matanya menyala tajam seperti emas cair. Rambut hitam panjangnya berkibar diterpa angin, memberi kesan seorang pendekar yang tak tertandingi."Itu... Long Yu," gumam Xiao Feng dengan nada tidak percaya.Luo Yunhai, pemimpin kelompok Bendera Biru, mengernyit, matanya menyipit penuh waspada. "Long Yu? Siapa dia?" tanyanya.Xiao Feng mengatur napasnya, masih terpaku pada pria di udara itu. "Di

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 235: Gugurnya Para Pendekar

    Pada saat ini, pertempuran terus berlangsung dalam kekacauan yang semakin mencekam. tampak darah mengalir, membasahi tanah, mengotori pasar gelap yang kini berubah menjadi medan perang. Terdengar jelas, rintihan kesakitan bercampur dengan suara denting pedang dan teriakan para prajurit yang masih bertarung.Sementara itu Xiao Feng masih bertarung sengit melawan Luo Yunhai yang saat ini masih menunjukkan aksinya dalam sebuah peperangan. Sementara Bai Ling mulai tampak ragu dalam mengambil tindakan. Matanya melirik ke arah rekan-rekannya yang semakin terdesak, terutama Xiao Feng, ia bingung harus berbuat apa dalam kondisi seperti ini.**Di satu sisi Qing Yue sedang mengayunkan tombaknya dengan kekuatan terakhir yang ia miliki, mencoba menahan pasukan musuh yang semakin ganas. "Lin Mei! Bertahanlah!" serunya dengan napas tersengal. Namun, Lin Mei sudah sangat kelelahan, tubuhnya penuh luka, dan pedangnya bergetar lemah di tangannya, seolah ingin segera mengakhiri hidupnya, menyerah dala

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 234: Dalam Kepungan Tak Berujung

    Saat ini. Tekanan dari segala sisi semakin terasa berat. Pasukan Bendera Biru yang terus berdatangan seperti ombak tak berujung membuat kelompok Xiao Feng semakin terdesak. Meski mereka telah bertarung mati-matian, kelelahan mulai terlihat di wajah mereka. Napas mereka tersengal-sengal, keringat bercucuran, dan luka-luka di tubuh mulai bertambah.Tepat berada di tengah medan pertempuran, Xiao Feng masih bertahan melawan Luo Yunhai, meskipun tubuhnya sudah terasa sangat berat, karena melepaskan begitu banyak tenaga pada serangan sebelumnya. Tampak Pedang Pembalik Surga di tangannya sedikit gemetar, tetapi sorot matanya tetap tajam.Sementara itu Luo Yunhai, dengan trisula besarnya, masih berdiri di depannya seperti gunung yang tak tergoyahkan."Menyerahlah, Xiao Feng," ujar Luo Yunhai dengan suara tenang namun dingin. "Kau mungkin kuat, tapi kau sudah terlalu lelah. Kau tak akan bisa melindungi teman-temanmu. Sebentar lagi, mereka akan mati satu per satu."Mendengar kalimat itu, Xiao F

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 233: Bayangan di Tengah Kepungan

    Pada saat mencoba untuk melarikan diri dari kejaran musuh. Udara malam yang dingin diwarnai suara ribuan langkah kaki yang menggema dari arah berlawanan terdengar jelas di telinga. Dari dalam kegelapan, terlihat bendera-bendera biru berkibar dengan lambang ombak yang meliuk di tengahnya. Pasukan ini bukanlah sembarang pasukan, mereka adalah kelompok Bendera Biru, yang terkenal akan kekuatan mereka di wilayah laut dan perbudakan internasional.Pemimpinnya tidak lain ialah Luo Yunhai, yang dikenal sebagai Pelaut Bayangan, ia saat ini tampak berdiri di atas bukit kecil di depan pasukannya. Tubuhnya tinggi dengan sorot mata dingin yang seperti menembus tulang, rambut hitam panjangnya berkibar tertiup angin. Ia memegang sebuah trisula besar berwarna biru keperakan, senjata yang menjadi ciri khasnya."Jadi, kau Xiao Feng," ujar Luo Yunhai dengan suara yang berat namun tajam, seperti suara ombak menghantam karang. "Kau membunuh Zhang Tianbao, menghancurkan kelompok Yu Zhi, dan kini mencoba m

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 232: Pertarungan Tanpa Akhir

    Tubuh Yang Zhan telah diamankan oleh Lin Mei dan Jian Hong ke tempat yang lebih aman, meski mereka masih dikepung oleh musuh dari segala arah. Bai Ling menciptakan dinding es tebal untuk melindungi mereka sementara Qing Yue terus menyerang dengan tombaknya, matanya memerah penuh kemarahan.Namun, musuh tidak memberi mereka waktu untuk berduka. Pasukan Bendera Merah, dengan jumlah yang terus bertambah, mulai mendobrak pertahanan Bai Ling dan menyerang kembali dengan kekuatan penuh. Di tengah kekacauan itu, Xiao Feng maju ke depan, melindungi yang lain sambil menghadapi Yu Zhi, pemimpin pasukan tersebut.Yu Zhi, dengan senjata pedang berwarna hitam pekat yang bersinar dengan aura gelap, maju dengan penuh percaya diri. "Jadi, kau Xiao Feng, si pendekar yang membunuh Zhang Tianbao. Menurutku, kau tidak sehebat yang diceritakan."Xiao Feng memutar Pedang Pembalik Surga di tangannya, menatap Yu Zhi dengan dingin. "Kau akan segera tahu mengapa aku disebut seperti itu."Mereka berdua melompat

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 231: Pengorbanan Seorang Pendekar

    Pada saat situasi semakin memanas, di tengah medan yang penuh darah dan jeritan, Yang Zhan berdiri tegak dengan tombak panjangnya, napasnya mulai memburu, keringat sudah bercucuran, membasahi hampir seluruh bagian tubuh, tetapi sorot matanya tetap tajam, seolah tidak menunjukkan rasa ketir sedikitpun. Ia mengamati ratusan musuh yang mengepungnya. Tubuh besar dan kekuatannya membuatnya menjadi pusat perhatian di medan perang, terutama bagi pasukan Bendera Merah yang mulai menyerangnya dari segala arah."Ayo! Siapa lagi yang ingin mati?!" teriak Yang Zhan dengan suara menggelegar. Ia memutar tombaknya, menciptakan angin kuat yang menyapu musuh di sekitarnya. Beberapa orang terlempar ke belakang, tulang mereka patah hanya dengan satu serangan."Zhan-ge, jangan terlalu memaksakan diri!" teriak Lin Mei dari kejauhan, yang masih bertarung dengan kelompok lainnya.Mendengar hal itu, ia segera menoleh lalu menjawab, "Tenang saja! Aku akan memastikan tak satu pun dari mereka bisa mendekatimu!"

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 230: Kepungan Pasukan Bendera Merah

    Setelah pertarungan sengit dengan Han Feng dan berhasil membunuhnya, Xiao Feng dan rombongannya bersiap meninggalkan pasar gelap yang kini sunyi. Udara terasa berat dengan bau darah yang masih menguar, dan langit mulai gelap, seolah menggambarkan ketegangan yang belum berakhir saat itu.Namun, langkah mereka tiba-tiba terhenti ketika suara derap kaki dan gemuruh senjata menggema dari segala arah. Dari sudut-sudut jalan, gang-gang gelap, dan bahkan dari atap bangunan, muncul ratusan bahkan ribuan pasukan berseragam merah. Mereka adalah Pasukan Bendera Merah.Sorot obor menyala-nyala, menerangi raut wajah mereka yang penuh tekad dan kemarahan. Mereka berdiri rapat, mengepung Xiao Feng dan rombongannya dalam formasi yang tampak dirancang dengan sempurna. Seorang pria kurus dengan jubah merah berdiri di atas bangunan kayu yang dibawa oleh beberapa anak buahnya. Matanya penuh dendam, menatap lurus ke arah Xiao Feng."Xiao Feng!" teriak pria itu dengan suara lantang y

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 229: Penjaga Besar dari Pasar Gelap

    Langkah kaki pria besar itu menggema di tengah pasar yang porak-poranda. Tubuhnya seperti gunung yang bergerak, dengan zirah hitam berkilauan yang melindungi tubuhnya. Kapak raksasa di tangannya tampak seperti cukup kuat untuk membelah batu besar hanya dengan sekali serangan. Sorot matanya tajam, penuh percaya diri, seolah-olah tahu bahwa ia adalah rintangan terakhir yang akan sulit dilewati."Kalian pikir bisa lolos begitu saja?" pria besar itu berbicara dengan suara berat seperti guntur. "Aku adalah Han Feng, Penjaga Besar dari pasar gelap ini. Tidak ada seorang pun yang bisa meninggalkan tempat ini hidup-hidup setelah membuat kekacauan seperti kalian."Yang Zhan dan Qing Yue tampak ragu sejenak setelah melihat kedatangan penjaga tersebut. Aura pria itu begitu menekan, dan kekuatan yang terpancar dari tubuhnya membuat mereka sedikit ketir. Qing Yue menggenggam erat pedangnya, sementara Yang Zhan menelan ludah, mencoba menenangkan dirinya.Namun, Xiao Feng mela

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status