Xiao Feng berdiri di tengah reruntuhan rumah bordir yang kini dipenuhi musuh. Api dari lentera-lentera yang jatuh mulai menjilat dinding-dinding kayu, membuat bayangan tubuhnya terpantul besar di tengah kegelapan.Sekelilingnya, ratusan orang dari kota Naga Merah berdatangan dengan berbagai senjata. Xiao Feng menghela napas, mengeluarkan beberapa koin perak dari kantong kecilnya. Ia melempar satu ke udara dan menangkapnya dengan cekatan."Kalian ingin mati begitu cepat?" tanyanya santai, dengan nada rendah yang penuh ancaman.Salah satu dari mereka berteriak. "Tangkap dia! Harga kepalanya lebih mahal dari rumah ini!" ucap salah satu dari mereka yang berusaha memimpin. Musuh pertama maju dengan tombak panjang, namun sebelum tombak itu mencapai tubuh Xiao Feng, koin peraknya telah melesat lebih dulu."Trang!"Koin itu menembus helm pria itu dan langsung menghancurkan tengkoraknya. Tubuhnya roboh, disusul teriakan panik dari yang lain.Namun Xiao Feng tetap bergerak dengan santai. Bahkan
Setelah Xiao Feng berkata-kata sembari menghunus pedangnya, Zhao Rui kembali melangkah maju, tangannya dipenuhi kilatan petir yang menyambar-nyambar dengan liar."Kau pasti tidak akan bertahan lama. Elemen petir adalah kehancuran itu sendiri," ucapnya sambil melemparkan serangan petir langsung ke arah Xiao Feng."Crack! Boom!"Gelombang listrik itu menghantam tanah, menciptakan kawah besar yang mengepul serta membuat debu dan batu-baut kecil berterbangan di udara.Namun, di balik asap tebal itu Xiao Feng muncul tanpa luka yang berarti. Ia menepuk bahunya dengan santai, seperti menghilangkan debu dari bajunya."Petir, ya? Kau tidak tahu siapa yang kau hadapi," ujar Xiao Feng sambil mengangkat tangannya, memperlihatkan kilatan petir biru yang mengalir di telapak tangannya.Zhao Rui membelalakkan matanya. "Apa?! Kau juga pengguna elemen petir?!""Bukan hanya petir," jawab Xiao Feng, senyum tipis muncul di bibirnya. "Aku adalah pewaris kekuatan Naga Langit."Mendengar hal itu, Zhao Rui te
Setelah Xioa Feng selesai berucap, lima Malaikat Kematian kembali melayang di udara, mengitari Xiao Feng dengan ekspresi penuh keyakinan. Zhao Rui melangkah maju, kilatan petir melingkar di sekujur tubuhnya. Wu Yue tersenyum kecil, angin mengelilinginya seolah dia bagian dari udara itu sendiri. Feng Qian hanya berdiri tenang, bayangannya meluas seakan menelan tanah di bawahnya. Chen Yang dan Luo Shan, dengan elemen api dan es, berdiri seperti dua kutub bertentangan yang menyatu dalam kehancuran.“Kau sudah cukup jauh melawan pasukan kota ini, pendekar kecil,” ujar Zhao Rui dengan suara berat, mengayunkan tangannya sehingga petir menyambar udara. “Tapi kau tidak akan bisa melawan kami semua sekaligus.”Xiao Feng menarik napas dalam-dalam, tangannya kembali mengencangkan genggaman pada Pedang Pembalik Surga. Matanya berkilat tajam, memindai kelima lawannya. Meski tubuhnya mulai merasakan lelah dari pertempuran sebelumnya akantetapi sikapnya tetap santai, seoleh tidak menampakkan bekas p
Melihat Xiao Feng yang sudah siap dengan pertarungan yang tampak berat sebelah itu. Kelima Malaikat Kematian meluncur ke arah Xiao Feng dengan kecepatan yang sulit ditangkap mata telanjang. Gerakan mereka begitu sinkron, menggabungkan elemen masing-masing dalam satu serangan berantai. Zhao Rui, pengguna elemen petir, memimpin serangan dengan kilatan biru terang yang memancar dari kedua tangannya.“Terimalah hukuman langit, Xiao Feng!” Zhao Rui berteriak lantang.“Hukuman langit, ya?” Xiao Feng tersenyum tipis sembari mengangkat Pedang Pembalik Surga yang kini memancarkan cahaya keemasan. “Kita lihat siapa yang akan bertahan.”Kilatan petir melesat dari tangan Zhao Rui, diikuti Wu Yue dengan angin yang berputar seperti badai kecil, lalu bayangan Feng Qian yang menutupi semua arah serangan. Chen Yang dan Luo Shanmenyerbu bersamaan, memanfaatkan momentum untuk menyerang titik-titik lemah Xiao Feng.“HIAAAA!” Suara pertempuran menggema.Xiao Feng mengayunkan pedangnya dengan cepat, menci
Xiao Feng berdiri tegak, seolah tidak pernah menerima serangan barusan, meskipun napasnya sedikit tersengal tetapi ia masih memiliki jurus lain yang sepenuhnya ia keluarkan. Ia kembali menghunus Pedang Pembalik Surga di tangannya yang kini memancarkan kilau keemasan. Saat ini ia menatap kearah lima Malaikat Kematian dengan tatapan tajam.Namun Zhao Rui menanggapi tatapan Xiao Feng adalah sebuah tantangan, ia balik menatap Xiao Feng dengan tatapan dingin sebelum akhirnya berkata,"Xiao Feng," sembari melangkah maju lalu mengeluarkan petir yang mengalir deras di sekujur tubuhnya, membentuk tombak listrik. "Kami sudah memperingatkanmu. Tidak ada yang pernah lolos hidup-hidup dari pertarungan melawan kami berlima."Mendengar hal itu, Xiao Feng tersenyum tipis lalu menghunus pedangnya, seolah ia kembali menantang maut didepan mata. “Aku belum selesai. Kalian semua akan menyadari, aku tidak mudah ditundukkan.”Setelah Xiao Feng selesai berucap, Zhao Rui langsung melepaskan tombak petir itu y
Saat ini, Xiao Feng berdiri di tengah puing-puing arena yang kini dipenuhi aura lima elemen yang terus mengepungnya. Tubuhnya penuh luka, napasnya mulai tersengal, namun tekad di matanya tetap membara, ia tentu saja tidak ingin kalah dalam pertarungan ini. Pedang Pembalik Surga tampak bergetar di tangannya, memantulkan sinar dari kilat yang terus mengalir di sekitar Zhao Rui.“Kau masih berdiri, Xiao Feng?” Chen Yang tersenyum dingin, api yang berkobar di tangannya semakin besar. “Aku mulai berpikir kau benar-benar bukan manusia.”“Manusia, naga, atau setan, itu tidak penting,” jawab Xiao Feng sambil menyeka darah di sudut bibirnya. “Yang penting, aku tidak akan mati di tangan kalian.”Mendengar ucapan dari Xiao Feng barusan, Zhao Rui melangkah maju. Tubuhnya memancarkan aura petir yang begitu kuat hingga tanah di sekitarnya retak. “Cukup dengan basa-basi ini, aku mulai muak Xiao Feng. Serangan ini akan mengakhiri segalanya. Kilat Seribu Dewa!”Dia lalu mengangkat kedua tangannya, men
Saat ini, Xiao Feng berdiri kokoh di tengah penjara energi lima elemen dari para malaikat kematian. Keringat bercucuran di dahinya, perisai emas yang melindunginya mulai retak kembali, menandakan ia tidak akan dapat bertahan dari situasi itu. Serangan gabungan Zhao Rui dan keempat pendekar lainnya bukanlah sesuatu yang bisa diatasi dengan kekuatan biasa.“Berapa lama lagi kau bisa bertahan, Xiao Feng?” Zhao Rui menyeringai. Petir di tangannya berkobar liar, bersiap untuk serangan selanjutnya.“Sampai kau menyerah atau aku menghancurkan kalian semua,” balas Xiao Feng, meski dalam keadaan terdesak.Mendengar ucapan Xiao Feng itu, Wu Yue kembali melangkah maju. “Kita tidak punya waktu untuk bermain-main. Akhiri dia sekarang.”“Baiklah,” Zhao Rui mengangkat kedua tangannya, menciptakan ratusan tombak petir di udara. “Ini akan menjadi hujan terakhir yang kau lihat, Xiao Feng. Hujan Tombak Kilat!”Tombak-tombak petir itu melesat turun, menghujani Xiao Feng tanpa ampun. Setiap tombak membawa
Bai Ling mengeluarkan kemampuan esnya. kipas esnya sudah terbuka dan dalam satu gerakan ia melepaskan gelombang energi yang menciptakan es, membuat semua lawannya membeku. Namun tidak hanya itu, dalam satu tarikan nafas berikutnya, ia memberikan satu kibasan lagi untuk menyapu bersih patung-patus manusia itu yang membuat mereka hancur menjadi debu. Bai Ling berdiri di antara mayat-mayat beku, kipas esnya terbuka lebar, mengalirkan hawa dingin yang menusuk hingga ke tulang. Wajahnya tetap tenang meski darah menetes dari luka kecil di pipinya. Para budak yang ia lindungi gemetar ketakutan, namun mereka juga tidak bisa mengalihkan pandangan dari wanita itu, seorang dewi penghancur yang membinasakan musuh tanpa ampun.“Berapa banyak lagi dari kalian yang ingin mati sia-sia?” ucap Bai Ling dengan dingin. Suaranya memecah kebisuan seperti hembusan angin musim dingin.Seorang prajurit Kota Naga Merah, yang tampak lebih nekat daripada lainnya, maju ke depan sambil menghunus pedangnya. “Kau ha
Pasukan Bendera Biru yang tadinya terpecah belah kini berdiri diam, terpaku melihat tubuh pemimpin mereka, Luo Yunhai, yang tergeletak di tanah. Namun, ketenangan itu tiba-tiba berubah menjadi keterkejutan ketika tubuh Luo Yunhai perlahan bergerak. Dengan langkah gontai, ia bangkit berdiri, darah menetes dari sudut bibirnya, tetapi matanya menyala penuh kebencian dan tekad.“Jangan pikir aku akan mati semudah itu,” suara Luo Yunhai terdengar serak namun penuh kemarahan, menggema di seluruh arena. "Aku... adalah Pelaut Bayangan Laut! Tak ada yang bisa menjatuhkanku!"Sorakan pasukan Bendera Biru kembali pecah. Mereka berteriak penuh semangat, seolah kebangkitan Luo Yunhai membakar kembali nyali mereka yang sempat memudar. Mereka mulai bergerak lagi, mengepung Xiao Feng dan Bai Ling yang kini semakin kelelahan.Xiao Feng memandang Luo Yunhai dengan tajam, napasnya memburu. "Orang ini... bagaimana dia bisa bertahan dari serangan itu?" pikirnya. Luka di tubuh Luo Yunhai memang jelas terli
Saat kekacauan pertempuran semakin memuncak dan harapan hampir hilang serta kematian kakak seperguruan Xiao Feng yang telah mengorbankan diri dari peperangan itu. Bai Ling tiba-tiba menunjuk ke arah langit, seolah melihat satu harapan yang akan segera datang. "Feng'Ge! Lihat ke atas!" serunya dengan nada bergetar.Melihat hal itu, Xiao Feng segera mendongak, melihat kearah yang sama. Di antara awan gelap dan kilat yang menyambar, muncul sosok pria yang melayang perlahan, auranya menyelimuti medan perang dengan tekanan luar biasa. Tubuhnya diselimuti kilauan hitam pekat seperti sisik naga, sementara matanya menyala tajam seperti emas cair. Rambut hitam panjangnya berkibar diterpa angin, memberi kesan seorang pendekar yang tak tertandingi."Itu... Long Yu," gumam Xiao Feng dengan nada tidak percaya.Luo Yunhai, pemimpin kelompok Bendera Biru, mengernyit, matanya menyipit penuh waspada. "Long Yu? Siapa dia?" tanyanya.Xiao Feng mengatur napasnya, masih terpaku pada pria di udara itu. "Di
Pada saat ini, pertempuran terus berlangsung dalam kekacauan yang semakin mencekam. tampak darah mengalir, membasahi tanah, mengotori pasar gelap yang kini berubah menjadi medan perang. Terdengar jelas, rintihan kesakitan bercampur dengan suara denting pedang dan teriakan para prajurit yang masih bertarung.Sementara itu Xiao Feng masih bertarung sengit melawan Luo Yunhai yang saat ini masih menunjukkan aksinya dalam sebuah peperangan. Sementara Bai Ling mulai tampak ragu dalam mengambil tindakan. Matanya melirik ke arah rekan-rekannya yang semakin terdesak, terutama Xiao Feng, ia bingung harus berbuat apa dalam kondisi seperti ini.**Di satu sisi Qing Yue sedang mengayunkan tombaknya dengan kekuatan terakhir yang ia miliki, mencoba menahan pasukan musuh yang semakin ganas. "Lin Mei! Bertahanlah!" serunya dengan napas tersengal. Namun, Lin Mei sudah sangat kelelahan, tubuhnya penuh luka, dan pedangnya bergetar lemah di tangannya, seolah ingin segera mengakhiri hidupnya, menyerah dala
Saat ini. Tekanan dari segala sisi semakin terasa berat. Pasukan Bendera Biru yang terus berdatangan seperti ombak tak berujung membuat kelompok Xiao Feng semakin terdesak. Meski mereka telah bertarung mati-matian, kelelahan mulai terlihat di wajah mereka. Napas mereka tersengal-sengal, keringat bercucuran, dan luka-luka di tubuh mulai bertambah.Tepat berada di tengah medan pertempuran, Xiao Feng masih bertahan melawan Luo Yunhai, meskipun tubuhnya sudah terasa sangat berat, karena melepaskan begitu banyak tenaga pada serangan sebelumnya. Tampak Pedang Pembalik Surga di tangannya sedikit gemetar, tetapi sorot matanya tetap tajam.Sementara itu Luo Yunhai, dengan trisula besarnya, masih berdiri di depannya seperti gunung yang tak tergoyahkan."Menyerahlah, Xiao Feng," ujar Luo Yunhai dengan suara tenang namun dingin. "Kau mungkin kuat, tapi kau sudah terlalu lelah. Kau tak akan bisa melindungi teman-temanmu. Sebentar lagi, mereka akan mati satu per satu."Mendengar kalimat itu, Xiao F
Pada saat mencoba untuk melarikan diri dari kejaran musuh. Udara malam yang dingin diwarnai suara ribuan langkah kaki yang menggema dari arah berlawanan terdengar jelas di telinga. Dari dalam kegelapan, terlihat bendera-bendera biru berkibar dengan lambang ombak yang meliuk di tengahnya. Pasukan ini bukanlah sembarang pasukan, mereka adalah kelompok Bendera Biru, yang terkenal akan kekuatan mereka di wilayah laut dan perbudakan internasional.Pemimpinnya tidak lain ialah Luo Yunhai, yang dikenal sebagai Pelaut Bayangan, ia saat ini tampak berdiri di atas bukit kecil di depan pasukannya. Tubuhnya tinggi dengan sorot mata dingin yang seperti menembus tulang, rambut hitam panjangnya berkibar tertiup angin. Ia memegang sebuah trisula besar berwarna biru keperakan, senjata yang menjadi ciri khasnya."Jadi, kau Xiao Feng," ujar Luo Yunhai dengan suara yang berat namun tajam, seperti suara ombak menghantam karang. "Kau membunuh Zhang Tianbao, menghancurkan kelompok Yu Zhi, dan kini mencoba m
Tubuh Yang Zhan telah diamankan oleh Lin Mei dan Jian Hong ke tempat yang lebih aman, meski mereka masih dikepung oleh musuh dari segala arah. Bai Ling menciptakan dinding es tebal untuk melindungi mereka sementara Qing Yue terus menyerang dengan tombaknya, matanya memerah penuh kemarahan.Namun, musuh tidak memberi mereka waktu untuk berduka. Pasukan Bendera Merah, dengan jumlah yang terus bertambah, mulai mendobrak pertahanan Bai Ling dan menyerang kembali dengan kekuatan penuh. Di tengah kekacauan itu, Xiao Feng maju ke depan, melindungi yang lain sambil menghadapi Yu Zhi, pemimpin pasukan tersebut.Yu Zhi, dengan senjata pedang berwarna hitam pekat yang bersinar dengan aura gelap, maju dengan penuh percaya diri. "Jadi, kau Xiao Feng, si pendekar yang membunuh Zhang Tianbao. Menurutku, kau tidak sehebat yang diceritakan."Xiao Feng memutar Pedang Pembalik Surga di tangannya, menatap Yu Zhi dengan dingin. "Kau akan segera tahu mengapa aku disebut seperti itu."Mereka berdua melompat
Pada saat situasi semakin memanas, di tengah medan yang penuh darah dan jeritan, Yang Zhan berdiri tegak dengan tombak panjangnya, napasnya mulai memburu, keringat sudah bercucuran, membasahi hampir seluruh bagian tubuh, tetapi sorot matanya tetap tajam, seolah tidak menunjukkan rasa ketir sedikitpun. Ia mengamati ratusan musuh yang mengepungnya. Tubuh besar dan kekuatannya membuatnya menjadi pusat perhatian di medan perang, terutama bagi pasukan Bendera Merah yang mulai menyerangnya dari segala arah."Ayo! Siapa lagi yang ingin mati?!" teriak Yang Zhan dengan suara menggelegar. Ia memutar tombaknya, menciptakan angin kuat yang menyapu musuh di sekitarnya. Beberapa orang terlempar ke belakang, tulang mereka patah hanya dengan satu serangan."Zhan-ge, jangan terlalu memaksakan diri!" teriak Lin Mei dari kejauhan, yang masih bertarung dengan kelompok lainnya.Mendengar hal itu, ia segera menoleh lalu menjawab, "Tenang saja! Aku akan memastikan tak satu pun dari mereka bisa mendekatimu!"
Setelah pertarungan sengit dengan Han Feng dan berhasil membunuhnya, Xiao Feng dan rombongannya bersiap meninggalkan pasar gelap yang kini sunyi. Udara terasa berat dengan bau darah yang masih menguar, dan langit mulai gelap, seolah menggambarkan ketegangan yang belum berakhir saat itu.Namun, langkah mereka tiba-tiba terhenti ketika suara derap kaki dan gemuruh senjata menggema dari segala arah. Dari sudut-sudut jalan, gang-gang gelap, dan bahkan dari atap bangunan, muncul ratusan bahkan ribuan pasukan berseragam merah. Mereka adalah Pasukan Bendera Merah.Sorot obor menyala-nyala, menerangi raut wajah mereka yang penuh tekad dan kemarahan. Mereka berdiri rapat, mengepung Xiao Feng dan rombongannya dalam formasi yang tampak dirancang dengan sempurna. Seorang pria kurus dengan jubah merah berdiri di atas bangunan kayu yang dibawa oleh beberapa anak buahnya. Matanya penuh dendam, menatap lurus ke arah Xiao Feng."Xiao Feng!" teriak pria itu dengan suara lantang y
Langkah kaki pria besar itu menggema di tengah pasar yang porak-poranda. Tubuhnya seperti gunung yang bergerak, dengan zirah hitam berkilauan yang melindungi tubuhnya. Kapak raksasa di tangannya tampak seperti cukup kuat untuk membelah batu besar hanya dengan sekali serangan. Sorot matanya tajam, penuh percaya diri, seolah-olah tahu bahwa ia adalah rintangan terakhir yang akan sulit dilewati."Kalian pikir bisa lolos begitu saja?" pria besar itu berbicara dengan suara berat seperti guntur. "Aku adalah Han Feng, Penjaga Besar dari pasar gelap ini. Tidak ada seorang pun yang bisa meninggalkan tempat ini hidup-hidup setelah membuat kekacauan seperti kalian."Yang Zhan dan Qing Yue tampak ragu sejenak setelah melihat kedatangan penjaga tersebut. Aura pria itu begitu menekan, dan kekuatan yang terpancar dari tubuhnya membuat mereka sedikit ketir. Qing Yue menggenggam erat pedangnya, sementara Yang Zhan menelan ludah, mencoba menenangkan dirinya.Namun, Xiao Feng mela