Semua Bab Takdir Di Bawah Langit Naga: Bab 221 - Bab 230

237 Bab

Bab 220: Amukan Seratus Pedang

Setelah membebaskan para tahanan, mereka berdua hendak kembali melanjutkan perjalanan. Di tengah hutan lebat mereka semua merasakan udara dingin mulai terasa menusuk kulit, seolah baru menemukan ketenangan yang berarti, namun ketenangan itu mendadak terpecah oleh suara gemuruh langkah kaki yang terdengar semakin mendekat.Xiao Feng lalu memberikan perintah pada tahanan yang mereka lepaskan untuk segera bersembunyi, mencari tempat yang aman, "Pergilah dari sini... Kalian harus selamat."Mendengar perintah dari Xiao Feng, orang-orang itu segera pergi menjauh, seolah tidak ingin terlibat dari pertarungan yang akan segera terjadi."Feng'Ge," ucap Bai Ling, matanya memandang lurus ke depan. "Kau dengar itu?"Xiao Feng mengangguk pelan. Ia memicingkan matanya, memeriksa lingkungan sekitarnya. "Langkah kaki... banyak sekali. Mereka datang ke arah kita."Tiba-tiba, dari balik pepohonan, muncul puluhan pria bersenjata. Mereka mengenakan pakaian khas dengan lambang bendera warna di dada mereka.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-23
Baca selengkapnya

Bab 222: Pertemuan yang Tak Terduga

Langit sore mulai memerah saat Xiao Feng dan Bai Ling melintasi jalan setapak menuju pegunungan utara. Hembusan angin dingin dari puncak gunung terasa menusuk kulit, tetapi mereka terus melangkah, tekad mereka terlalu kuat untuk dihentikan oleh cuaca."Feng'Ge," Bai Ling memecah keheningan. "Kita hampir sampai. Kau siap untuk apa pun yang akan terjadi di sana?"Xiao Feng tersenyum tipis, menoleh ke arah Bai Ling. "Aku selalu siap, Bai'er. Tapi ingat, kita tidak tahu apa yang menunggu di sana. Bersiaplah untuk segalanya."Namun, sebelum Bai Ling sempat menjawab, suara langkah kaki berat terdengar dari arah depan. Xiao Feng menghentikan langkahnya, instingnya membuat tangan kirinya langsung bergerak ke gagang pedang yang tergantung di pinggang. Bai Ling juga berjaga-jaga, es tipis mulai terbentuk di sekeliling tangannya.Dari balik pepohonan, lima sosok muncul. Tubuh mereka tegap, masing-masing memancarkan aura yang kuat dan mengintimidasi. Pakaian mereka m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

Bab 223: Kebenaran di Balik Perjalanan

Malam sudah larut ketika Xiao Feng dan Bai Ling duduk bersama lima kakak seperguruannya di sebuah gua kecil yang mereka temukan di lereng pegunungan utara. Nyala api unggun di tengah mereka memberikan kehangatan di tengah hawa dingin yang menusuk. Kelima pendekar itu, yang sebelumnya penuh amarah, kini menatap Xiao Feng dengan keraguan yang belum sepenuhnya hilang.Xiao Feng menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya sebelum mulai berbicara. Bai Ling duduk di sisinya, memberikan dukungan dalam keheningan."Aku tahu kalian sulit mempercayai apa yang akan aku ceritakan," kata Xiao Feng, memecah keheningan. Matanya menatap satu per satu wajah kakak seperguruannya. "Tapi aku tidak punya alasan untuk berbohong. Dengarkan aku hingga selesai."Long Wei, yang duduk dengan tangan terlipat di dadanya, menyeringai kecil. "Baiklah, Xiao Feng. Kami akan mendengar ceritamu. Tapi jangan berpikir kami akan mudah percaya."Xiao Feng mengangguk pelan. "Kalian semua
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

Bab 224: Perpecahan di Tengah Malam

Nyala api unggun di tengah gua kecil itu masih berkobar lembut, memancarkan cahaya hangat yang berpendar di dinding batu. Xiao Feng, dengan hati penuh harap, baru saja menyampaikan rencana untuk melanjutkan perjuangannya menghancurkan kelompok bendera lima warna yang masih tersisa. Namun, di tengah pembicaraan itu, Long Wei tampak termenung. Ia mengangkat wajahnya, matanya menyipit, memandang Xiao Feng dengan tatapan yang sulit diterjemahkan."Aku tidak yakin," ucap Long Wei akhirnya, memecah keheningan yang menggantung di udara.Semua mata langsung tertuju padanya. Yang Zhan, yang sejak tadi diam dengan tombaknya di tangan, mengangkat alisnya. "Tidak yakin? Maksudmu apa, Kakak Long Wei?"Long Wei menghela napas panjang, meletakkan pedangnya di tanah tepat berada di sampingnya. "Maksudku, kita hanya bertujuh di sini. Dan kau ingin kita menghadapi seluruh kelompok bendera lima warna? Kelompok itu bukan hanya sekelompok perampok biasa. Mereka memiliki ratusan, bah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Bab 225: Kota Lanzhou dan Awal Misi Baru

Malam itu, api unggun mulai mengecil, tetapi semangat diskusi mereka semakin membara. Xiao Feng duduk bersila di dekat api, wajahnya penuh perhatian mendengarkan informasi yang dibagikan oleh keempat kakak seperguruannya. Qing Yue, dengan tangan terlipat di dada, memulai penjelasan."Kami sudah mencari keberadaanmu selama bertahun-tahun, Xiao Feng. Dalam perjalanan itu, kami mendengar banyak tentang kelompok yang memperjualbelikan orang untuk dijadikan budak. Awalnya, kami pikir mereka bagian dari kelompok bendera lima warna, tetapi ternyata lebih dari itu. Ada banyak kelompok kecil lainnya yang memanfaatkan kekacauan ini," pungkasnya.Yang Zhan, yang tombaknya selalu berada dalam jangkauan, menyambung, "Kami menemukan salah satu tempat itu di kota Lanzhou. Sebuah kota yang dipenuhi oleh aktivitas gelap. Mereka menjual budak, senjata, dan segala macam barang haram. Dan yang paling parah, mereka melakukannya di depan mata penguasa kota yang sepertinya terlibat atau seti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya

Bab 226: Pilihan yang Salah atau Takdir yang Benar

Di tengah perjalanan menuju kota Lanzhou, Bai Ling memandang Xiao Feng dengan tatapan ragu. Hawa dingin malam sebelumnya tampaknya belum mereda di wajahnya, tapi nada suaranya tetap lembut ketika dia bertanya, "Kau yakin ini keputusan yang benar, Feng'Ge? Bukankah tujuan kita awalnya ke pegunungan utara? Apa kau tidak khawatir kita salah langkah?" tanya Bai Ling seolah memberikan arahan pada Xiao Feng supay tidak salah menentukan keputusan.Xiao Feng berjalan dengan tangan di punggung, wajahnya serius memandang ke  arah depan, seakan sedang memikirkan perkataan Bai Ling barusan. "Aku tidak yakin, Bai'er. Tapi aku merasa ada sesuatu di kota Lanzhou yang lebih penting dari pegunungan utara. Jika yang mereka katakan tentang pasar budak di kota itu benar, maka tawanan dari utara pasti sudah dipindahkan ke sana. Lagipula, Lanzhou adalah pusat perdagangan besar. Sangat strategis untuk operasi mereka."Mendengar perkataan Xiao Feng barusan, Bai Ling menarik napas panjang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-28
Baca selengkapnya

Bab 227: Serangan di Kota Lanzhou

Di bawah naungan gelap malam, enam orang berdiri di sebuah bukit kecil yang menghadap langsung ke kota Lanzhou. Xiao Feng, Bai Ling, dan empat kakak seperguruannya memandang kota dengan lampu-lampu yang mulai meredup. Udara dingin berembus membawa suara angin malam, sementara mereka merancang langkah berikutnya dengan hati-hati.Qing Yue, kakak seperguruan tertua saat ini, menatap Xiao Feng dengan pandangan serius. "Jadi, apa rencanamu, Feng?"Mendengar pertanyaan itu, Xiao Feng menyapu pandangan ke arah kota. "Kita harus membagi tugas. Bai Ling dan aku akan masuk dari gerbang utara. Qing Yue dan Yang Zhan, kalian menyusup dari sisi barat. Sementara Lin Mei dan Jian Hong berjaga di luar untuk mencegah siapa pun kabur."Lin Mei, wanita pendekar dengan sikap tegas, mengerutkan alis. "Menjaga di luar? Kau ingin aku hanya berdiri menunggu? Feng, aku bisa melakukan lebih dari itu."Xiao Feng menatap Lin Mei dengan tenang. "Tugasmu tidak kalah penting, Kakak Li
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-29
Baca selengkapnya

Bab 228: Pasar Gelap di Kota Lanzhou

Setelah pertarungan singkat di gerbang kota, Xiao Feng dan Bai Ling menyelinap masuk ke dalam Lanzhou. Kota itu tampak sepi, hanya beberapa cahaya obor yang menerangi jalan-jalan utama. Di kejauhan, terdengar suara samar musik dan tawa kasar, tanda bahwa pasar gelap sedang berlangsung."Pasar gelap pasti di tengah kota," ujar Xiao Feng dengan suara pelan. "Mereka mungkin sedang memperdagangkan budak-budak di sana."Bai Ling mengangguk. "Kita harus berhati-hati. Tempat seperti ini penuh dengan orang-orang licik dan penjaga bayaran."Saat mereka melangkah lebih jauh, Qing Yue dan Yang Zhan muncul dari gang sempit di sisi kanan."Kalian aman?" tanya Qing Yue, menatap Xiao Feng dan Bai Ling."Ya," jawab Xiao Feng singkat. "Bagaimana dengan kalian? Apa kalian melihat sesuatu?"Yang Zhan tersenyum tipis. "Kami melihat beberapa penjaga di sekitar pasar. Mereka tampak waspada, tapi tidak cukup kuat untuk menjadi ancaman serius. Apa rencanamu?"
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

Bab 229: Penjaga Besar dari Pasar Gelap

Langkah kaki pria besar itu menggema di tengah pasar yang porak-poranda. Tubuhnya seperti gunung yang bergerak, dengan zirah hitam berkilauan yang melindungi tubuhnya. Kapak raksasa di tangannya tampak seperti cukup kuat untuk membelah batu besar hanya dengan sekali serangan. Sorot matanya tajam, penuh percaya diri, seolah-olah tahu bahwa ia adalah rintangan terakhir yang akan sulit dilewati."Kalian pikir bisa lolos begitu saja?" pria besar itu berbicara dengan suara berat seperti guntur. "Aku adalah Han Feng, Penjaga Besar dari pasar gelap ini. Tidak ada seorang pun yang bisa meninggalkan tempat ini hidup-hidup setelah membuat kekacauan seperti kalian."Yang Zhan dan Qing Yue tampak ragu sejenak setelah melihat kedatangan penjaga tersebut. Aura pria itu begitu menekan, dan kekuatan yang terpancar dari tubuhnya membuat mereka sedikit ketir. Qing Yue menggenggam erat pedangnya, sementara Yang Zhan menelan ludah, mencoba menenangkan dirinya.Namun, Xiao Feng mela
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

Bab 230: Kepungan Pasukan Bendera Merah

Setelah pertarungan sengit dengan Han Feng dan berhasil membunuhnya, Xiao Feng dan rombongannya bersiap meninggalkan pasar gelap yang kini sunyi. Udara terasa berat dengan bau darah yang masih menguar, dan langit mulai gelap, seolah menggambarkan ketegangan yang belum berakhir saat itu.Namun, langkah mereka tiba-tiba terhenti ketika suara derap kaki dan gemuruh senjata menggema dari segala arah. Dari sudut-sudut jalan, gang-gang gelap, dan bahkan dari atap bangunan, muncul ratusan bahkan ribuan pasukan berseragam merah. Mereka adalah Pasukan Bendera Merah.Sorot obor menyala-nyala, menerangi raut wajah mereka yang penuh tekad dan kemarahan. Mereka berdiri rapat, mengepung Xiao Feng dan rombongannya dalam formasi yang tampak dirancang dengan sempurna. Seorang pria kurus dengan jubah merah berdiri di atas bangunan kayu yang dibawa oleh beberapa anak buahnya. Matanya penuh dendam, menatap lurus ke arah Xiao Feng."Xiao Feng!" teriak pria itu dengan suara lantang y
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
192021222324
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status