Semua Bab Malam Penuh Gelora Bersama Bosku: Bab 101 - Bab 110

380 Bab

Bab 101

Untuk mencegah Preston mengetahui hubungannya dengan Stanley. Begitu Preston mengetahuinya, dia pasti akan curiga dan meragukan tujuan Livy mendekatinya.Tugas Zoey hari ini sebenarnya bukan untuk mengganggu Livy, jadi dia tidak berminat untuk terus berdebat dengannya. Dia menunjuk ke dokumen di tangan Livy dan bertanya dengan kasar, "Kamu datang untuk ngantarkan dokumen sama Pak Preston? Kalau begitu cepatlah selesaikan dan pergi dari sini! Jangan ganggu aku dan Pak Preston lagi! Dia akan segera kembali untuk rapat!""Kamu sudah berapa lama sama Pak Preston?" Livy tidak bisa menahan diri dan langsung bertanya.Zoey menegakkan tubuhnya dengan penuh percaya diri, dadanya bergetar saat dia menjawab dengan sikap angkuh, "Kamu nggak tahu kenapa aku bisa masuk perusahaan ini? Apa kamu benar-benar nggak punya firasat tentang itu?""Livy, kamu nggak membantuku, tapi Pak Preston yang membantuku. Aku diterima secara khusus sama dia, dan sejak saat itu, dia sudah memperhatikanku." Zoey tertawa d
Baca selengkapnya

Bab 102

Preston menoleh ke arahnya. Para eksekutif lainnya ikut memandang Livy, tetapi ekspresi mereka hanya datar dan sekadar menunggu dengan sopan."Pak Preston, aku ...." Livy tiba-tiba gugup, keringat halus mulai bermunculan di dahinya. Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi pikirannya kosong karena tidak bisa menemukan alasan untuk menjelaskan panggilannya yang mendadak itu.Preston menyadari ada yang tidak beres dengan Livy. Dia kemudian menoleh kepada para eksekutif dan berkata dengan tenang, "Kalian kembali saja dulu. Kita bicarakan ini saat rapat besok pagi."Para eksekutif itu juga merasakan suasana yang janggal. Namun, tentu saja mereka tidak berani bertanya lebih jauh. Mereka merasa lega karena tidak perlu menghadapi teguran di ruang direktur. Bagi mereka, Livy seperti penyelamat yang datang tepat waktu. Tanpa membuang waktu, mereka segera meninggalkan tempat itu.Livy tidak menyangka Preston akan membubarkan para eksekutif hanya karena dirinya."Bu Livy mau ngomong? Kita bicarakan d
Baca selengkapnya

Bab 103

"Klik."Pintu terbuka, dan Preston masuk ke dalam kantor sambil tetap memeluk Livy erat-erat. Bibirnya tidak melepaskan ciuman, terus menggigit lembut bibir Livy yang kenyal dan manis.Sementara itu, Zoey yang merasa ingin buang air kecil, diam-diam menggunakan kamar kecil di dalam kantor. Mendengar suara di luar, dia mengira Preston telah kembali dan buru-buru keluar. Namun, pemandangan yang dia lihat membuatnya terkejut luar biasa.Pintu sudah tertutup dan Livy tampak disandarkan di dinding oleh Preston. Kedua kaki putih mulusnya diangkat dan melingkari pinggang pria itu.Zoey membeku di tempat, matanya membelalak, baru beberapa detik kemudian dia tersadar. Dia terkejut dan tak sadar berteriak, "Ah...!"Bagaimana bisa! Kenapa malah Livy! Bagaimana bisa Livy merebut kesempatan ini darinya!Zoey sudah mempersiapkan segalanya, bahkan menyemprotkan parfum khusus yang mengandung bahan untuk meningkatkan gairah di ruangan itu. Semuanya demi menggoda Preston dan membuatnya terjatuh ke dalam
Baca selengkapnya

Bab 104

Wajah Livy terlihat semakin pucat. Dia melangkah ke samping dengan kebingungan dan menjauh dari pusat perhatian.Preston tampaknya tidak menyadari perubahan emosi Livy. Dia hanya mengira Livy sedang merasa terganggu oleh keributan yang disebabkan oleh Zoey. Dengan tenang, dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang.Sementara itu, Zoey yang penuh harapan melangkah mendekat. Wajahnya dipenuhi antusiasme saat menatap Preston.Mendengar nada bicara Preston kepada Livy tadi, Zoey yakin Preston akan mengizinkannya untuk tetap bekerja di perusahaan. Hal ini membuatnya merasa bahwa dia masih memiliki tempat di hati Preston dan Preston pasti tertarik padanya.Terlebih lagi, Zoey merasa penampilannya hari ini sangat menggoda. Seandainya saja Livy tidak ada di sana menghalanginya, Zoey yakin dia akan berhasil memikat Preston sepenuhnya. Selama masih bisa tetap berada di perusahaan, Zoey percaya dia masih punya kesempatan untuk mendapatkan perhatian Preston.Dengan penuh percaya diri, Zoey
Baca selengkapnya

Bab 105

"Hmm." Livy mengangguk, lalu menceritakan semua kejadian yang baru saja terjadi kepada Preston dengan jujur.Mulai dari saat dia mengantarkan dokumen dan kebetulan bertemu Zoey, hingga ucapan Zoey yang penuh percaya diri. Dia juga menjelaskan bahwa dia memanggil Preston untuk menghentikan para eksekutif agar tidak memergoki Zoey dalam keadaan yang memalukan, meskipun hal itu membuat Preston salah paham dan mengira Livy ...."Jadi, maksudnya kamu belum benar-benar siap," ujar Preston. Matanya sedikit meredup, seolah-olah ada kekecewaan yang tersirat."Aku nggak yakin dengan hubunganmu dan Zoey apakah seperti yang dia katakan atau nggak. Jadi aku memutuskan untuk memanggilmu. Kalau banyak orang melihat Zoey dalam kondisi yang memalukan, itu juga akan merusak reputasimu," jelas Livy dengan serius.Dia merasa bahwa dirinya sudah cukup peduli dan mempertimbangkan segala hal dengan matang. Seharusnya Preston menghargai sikapnya."Kamu nggak yakin?"Nada bicara Preston menjadi lebih dingin. D
Baca selengkapnya

Bab 106

Suhu di dalam ruangan terus meningkat. Livy merasa kepalanya semakin pusing dan tubuhnya mulai terasa aneh, seolah-olah ada sesuatu yang menggugah dirinya. Preston mendekatkan tubuhnya dan memeluk Livy erat-erat. Tubuh mereka saling bersentuhan. Saking dekatnya hingga Livy bisa merasakan detak jantung Preston yang teratur dan kuat.Namun, Preston tidak melakukan gerakan lebih jauh. Dia hanya menatap Livy dengan intens, matanya yang gelap seperti menunggu persetujuan atau respons dari Livy.Livy menyadari maksud Preston. Meskipun pikirannya agak kacau, dia masih cukup sadar. Di satu sisi, dia merasa tergoda oleh kedekatan Preston, tetapi di sisi lain, dia tahu ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya sore ini.Dia mencoba memutar pergelangan tangannya, memberi isyarat agar Preston melepaskannya. Namun, cengkeraman tangan Preston terlalu kuat, seperti tidak ingin membiarkannya pergi begitu saja."Pak Preston, aku masih punya banyak pekerjaan sore ini," bisik Livy pelan.Kalimat it
Baca selengkapnya

Bab 107

"Livy, kamu kenapa? Wajahmu kok kelihatan pucat? Kamu tahu tentang masalah adikmu ini?" tanya Ivana dengan nada khawatir setelah melihat ekspresi Livy yang tampak murung.Livy mengangguk pelan. "Aku tahu Zoey mencoba menggoda Pak Preston dan akhirnya dibawa pergi sama petugas keamanan. Tapi aku nggak menyangka dia sampai difoto seperti itu dan jadi bahan gosip besar.""Ini karena ada banyak orang dari luar datang ke kantor hari ini. Orang-orang lalu-lalang dan banyak yang melihatnya. Jadi, ada yang sempat mengambil foto. Malunya sampai ke ujung dunia!" Ivana menurunkan suaranya, berbisik sambil bergosip, "Tapi Livy, kenapa kamu nggak senang? Zoey itu kan jahat. Sekarang dia kena batunya, kamu seharusnya senang, bukan?"Livy tahu Ivana tidak bermaksud jahat atau menikmati penderitaan Zoey. Dia hanya mencoba membela Livy karena sebelumnya Livy sempat bercerita tentang bagaimana Zoey menggunakan koneksi untuk masuk ke perusahaan dan membuatnya merasa terganggu.Namun, Livy tidak bisa ikut
Baca selengkapnya

Bab 108

Kalaupun Preston benar-benar mencampakkannya dan bahkan jika Livy harus kelaparan di jalanan, dia tidak akan pernah menjadi simpanan Stanley. Konyol sekali!Jika dia benar-benar terpojok, Livy lebih memilih menghancurkan seluruh Keluarga Taslim dan membawa mereka bersamanya ke akhirat untuk meminta maaf pada neneknya."Stanley, tunggu saja." Suara Livy terdengar dingin dan menakutkan. "Aku nggak akan membiarkanmu begitu saja.""Oh, ya? Mari kita lihat apa kamu punya kemampuan untuk itu. Tanpa Preston, kamu bukan siapa-siapa," balas Stanley dengan nada penuh ejekan. Dia tampak sangat bersemangat malam itu. Sebelum menutup telepon, dia berkata dengan nada mengejek, "Oh, ngomong-ngomong, kamu tahu nggak wanita idaman Preston sudah pulang? Malam ini, Preston akan menemaninya.""Apa maksudmu?"Livy tertegun. Sebelum dia sempat mendapatkan penjelasan lebih lanjut, Stanley sudah memutuskan sambungan telepon. Dia sempat berpikir untuk menelepon Stanley kembali, tetapi segera membatalkannya.Li
Baca selengkapnya

Bab 109

Seolah-olah, air matanya telah kering sejak dia menangis habis-habisan saat neneknya meninggal dunia. Dengan perasaan kosong, Livy berdiri dari sofa dan melangkah perlahan menuju kamar tidur.....Keesokan paginya.Livy bangun pagi untuk pergi bekerja. Dia hampir tidak tidur sepanjang malam, pikirannya dipenuhi mimpi-mimpi aneh yang membuatnya semakin lelah.Ketika Ivana datang ke kantor dan menyapa Livy, Livy menoleh untuk membalas. Namun, Ivana malah terkejut dan langsung berteriak, "Livy, jangan bilang kamu semalaman lembur di sini?"Ivana yang datang lebih awal dari biasanya, mendapati hanya Livy yang ada di kantor. Namun, lingkaran hitam di bawah mata Livy membuat Ivana curiga dia tidak tidur semalaman."Nggak, aku nggak lembur. Cuma tadi malam susah tidur. Jadi, aku pikir lebih baik datang lebih pagi dan mulai bekerja," jawab Livy dengan suara lemah.Ivana menghela napas dengan khawatir. "Kamu kangen nenekmu lagi, ya? Tunggu sebentar, kubelikan kopi supaya kamu lebih segar."Livy
Baca selengkapnya

Bab 110

Rivano sudah terbiasa dengan sikap dingin Livy. Dengan nada penuh basa-basi, dia melanjutkan pembicaraannya."Bisa hargai Ayah sedikit nggak? Sekarang kamu nggak pernah lagi cerita ke Ayah kalau ada kesulitan, giman Ayah bisa tahu? Livy, kenapa kamu sekarang jadi begini? Dulu kamu sangat manis dan patuh, Ayah selalu bangga padamu ...."Mendengar ucapannya, Livy tidak bisa lagi menahan diri. Sebuah senyuman dingin muncul di sudut bibirnya, tetapi matanya mulai terasa panas. "Rivano, putrimu cumaa Zoey. Aku bukan," potong Livy dengan suara sedingin es."Livy, jangan bilang begitu. Kamu dan Zoey sama-sama anak Ayah. Semuanya darah daging Ayah!" Rivano buru-buru mencoba menjelaskan.Ucapan itu hanya membuat hati Livy terasa perih. "Hentikan omong kosong itu, Rivano. Waktu kamu mengusirku dari rumah, apa aku masih dianggap anakmu?""Waktu itu Ayah juga nggak punya pilihan. Kamu harus mengerti keadaan Ayah saat itu," Rivano mencoba membela dirinya.Livy hampir tertawa karena ucapan itu. "Ngg
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
38
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status