Home / Romansa / Malam Penuh Gelora Bersama Bosku / Kabanata 121 - Kabanata 130

Lahat ng Kabanata ng Malam Penuh Gelora Bersama Bosku: Kabanata 121 - Kabanata 130

383 Kabanata

Bab 121

Kulit Livy sangat bagus, putih dan lembut. Livy juga tidak membutuhkan riasan yang berlebihan untuk menampilkan kecantikan dan keanggunannya. Dia berbeda dengan wanita lain."Kamu sampai lemas begini. Mana mungkin aku menolak cutimu?" Preston terkekeh-kekeh di samping telinga Livy. Tentunya, dia tahu Livy tidak mungkin mendengarnya. Bagaimanapun, wanita ini tidur dengan sangat nyenyak.Preston bangkit, lalu pergi ke kamar mandi. Dia tidak pernah merasa sepuas dan senyaman ini. Pelepasan yang dilakukannya semalam membuat seluruh kabut di dalam hatinya sirna.Setelah berpakaian, Preston keluar dari kamar. Kebetulan, dia bertemu Tina yang sedang menyapu. Preston lantas berpesan, "Dia masih tidur. Jangan ganggu dia sebelum dia bangun."Tina bisa merasakan ada yang berbeda dari biasanya. Dia segera tersenyum dan mengangguk.....Livy terlalu lelah. Dia tidur sampai sore hari. Ketika dia bangun, langit sudah mulai gelap. Dia mengira hari masih pagi. Ketika melihat matahari senja, dia baru me
Magbasa pa

Bab 122

Livy mengikuti arah pandang David. Tatapannya juga tertuju pada tong sampah. Begitu melihatnya, dia sontak terperanjat. Banyak tisu yang menumpuk di sana, bahkan ada beberapa yang terjatuh keluar.Seketika, wajah Livy memerah. Telinga dan lehernya juga terasa panas. Dia ingin sekali mencari lubang untuk bersembunyi supaya tidak ada yang memperhatikannya."Ini bukan urusanmu." Preston melirik David, lalu meneruskan dengan dingin, "Cepat periksa dia.""Menurut pengalamanku, Kak Livy seharusnya jatuh sakit karena bermain terlalu lama ...." Usai berbicara, David menarik napas dalam-dalam dan mengacungkan jempolnya kepada Preston.Preston langsung melontarkan tatapan tajam, membuat David buru-buru berlari ke pinggir ranjang untuk memeriksa denyut nadi Livy.David juga adalah dokter pengobatan tradisional. Makanya, dia bisa langsung mengobati beberapa penyakit tanpa mengharuskan pasien datang ke rumah sakit. Ini juga alasan kenapa Preston memanggilnya kemari."Tadi sudah kubilang, dugaanku n
Magbasa pa

Bab 123

"Pergi sana!"....Saat makan, hanya ada Livy dan Preston di vila. Suasana sangat sunyi dan agak aneh, seolah-olah mereka tidak pernah bercinta semalam.Livy sedang memikirkan cara untuk meminta kesempatan kepada Preston agar tidak menurunkan jabatannya. Dia sangat menghargai pekerjaannya yang sekarang. Bagaimanapun, pengorbanannya sangat besar.Namun, setelah mendongak dan melihat Preston yang sedang makan dengan tenang, Livy tiba-tiba takut Preston marah jika dirinya tiba-tiba membahas topik tersebut.Jadi, Livy memutuskan untuk berbasa-basi dulu, "Kenapa Pak David nggak ikut makan? Makanan malam ini sangat banyak. Kita berdua saja nggak bakal habis. Sayang sekali."Tina memang menyiapkan makanan untuk tiga orang karena melihat David datang. Porsinya lebih banyak, bahkan Tina menambahkan tiga lauk."Panggil saja namanya langsung, nggak usah seformal itu." Usai mengatakan itu, Preston menyahut, "Dia agak sibuk kalau malam. Nggak usah diajak makan."Saat mendengar kata sibuk, Livy pun
Magbasa pa

Bab 124

Entah mengapa, hati Livy terasa sakit. Sebuah emosi yang tidak bisa dideskripsikan menyelimuti hatinya. Ini berbeda dengan saat Stanley mengkhianatinya. Saat itu, dia memang sedih, tetapi lebih banyak kebencian. Kebencian itu membuatnya ingin mati bersama Stanley.Akan tetapi, sekarang berbeda. Livy seperti putus cinta. Kini, dia seperti memahami perasaan para tokoh wanita yang ada di novel yang dibacanya saat remaja.Sebelum Livy bereaksi, Preston sudah menjawab panggilan itu. Livy samar-samar bisa mendengar suara wanita, sangat mirip dengan suara yang didengarnya di luar kantor hari itu.Setelah mendengarnya, Preston berujar dengan suara rendah, "Ya, aku segera ke sana."Preston bangkit, lalu melontarkan kalimat singkat kepada Livy, "Aku ada urusan di luar. Kamu cepat tidur."Kemudian, pintu terbuka dan tertutup begitu saja. Livy akhirnya bereaksi. Sepertinya, Preston tidak akan pulang malam ini. Dia pergi mencari Sylvia.Livy tidak mendengar jelas omongan di ujung telepon, tetapi di
Magbasa pa

Bab 125

"Sekarang memang belum, tapi bukan berarti ke depannya nggak bakal ada hubungan istimewa, 'kan?""Benar, benar! Erick mengejarmu dengan sangat serius. Aku yakin sebentar lagi, kamu bakal jatuh cinta.""Erick tampan dan berbakat. Aku rasa kalian sangat serasi.""Aku lihat dia sangat perhatian, bahkan menunjukkannya secara terang-terangan. Lihat saja teh ini, masih panas.""Dia pasti suka Livy, makanya mengejarnya secara terang-terangan. Dia bukan playboy. Soalnya aku nggak pernah dengar rumornya dengan wanita lain.""Aku rasa pengorbanan Erick ini harus dihargai. Livy, kamu boleh mempertimbangkannya."Para rekan kerja sibuk mengobrol. Livy pun merasa pusing. Dia sama sekali tidak merasa senang, melainkan merasa terbebani."Sudah, jangan dibahas lagi. Aku rasa Erick belum tentu serius. Jangan kira kasih kopi kasih teh saja sudah bisa memenangkan hati Livy. Memangnya hati wanita begitu mudah didapatkan?" Ivana akhirnya maju untuk membela Livy. Kemudian, dia membujuk para staf untuk bubar.
Magbasa pa

Bab 126

Livy yakin dugaannya benar. Jika dia bermoral, dia seharusnya mengambil inisiatif untuk mundur. Hanya saja ....Stanley belum mendapat ganjaran yang setimpal. Keluarga Taslim masih hidup dengan tenang di luar sana. Jika meninggalkan Preston, dia tidak akan punya kesempatan untuk membalas dendam pada Keluarga Taslim.Livy telah mengambil risiko besar pada rencana sebelumnya. Siapa sangka, Chloe bisa memaafkan tindakan Stanley itu. Hal ini membuat perasaan Livy sungguh campur aduk.Setibanya di depan ruang kantor Preston, Livy ragu-ragu sejenak. Pada akhirnya, dia menarik napas dalam-dalam dan mengetuk pintu."Masuk." Terdengar suara Preston. Livy membuka pintu dan masuk. Ruangan ini tidak berbeda dari biasa, tetapi Livy agak gugup. Dia khawatir Preston mencarinya untuk membatalkan kontrak.Livy merasa dirinya sangat tidak tahu malu. Dia seharusnya berinisiatif mundur, merestui hubungan Preston dengan Sylvia. Namun, dia malah tidak ingin Preston mengakhiri kontrak mereka. Livy benar-bena
Magbasa pa

Bab 127

Makin dipikirkan, Livy merasa makin kesal."Gimana denganmu, Pak? Sebelumnya kamu dirumorkan gay. Terus, apa kamu benaran gay?" tanya Livy balik dengan keras kepala.Tiba-tiba, Preston tertawa. Tawa ringannya ini terdengar merdu dan seksi. Hal ini membuat Livy tak kuasa teringat pada suara napas Preston yang membuatnya merasa geli.Begitu menyadari dirinya teringat pada kejadian malam itu, Livy buru-buru mengenyahkan pikiran itu dan menahan kegelisahannya."Livy, menurutmu?" tanya Preston tiba-tiba.Livy tidak menjawab, merasa ada yang tidak beres."Jawab dong." Preston mengangkat dagu Livy, memaksanya untuk bertatapan dengannya. Sepasang mata bertemu pandang. Livy memalingkan wajahnya dengan panik."Menurutmu, aku gay atau bukan?" Preston maju supaya makin dekat dengan Livy. Suaranya sangat menggoda.Sebelum Livy sempat bereaksi, dia merasakan sakit dan sensasi basah di daun telinganya. Ternyata Preston menggigit telinganya.Sekujur tubuh Livy bergetar bak tersengat listrik. Perasaan
Magbasa pa

Bab 128

Jumat malam, Livy pulang kerja tepat waktu. Setelah merapikan barang-barangnya, dia mengirim pesan kepada Preston. Alhasil, Preston yang menyuruhnya jangan lembur malah sedang rapat.Setelah Livy menunggu selama sejam, keduanya baru berangkat ke rumah lama. Setibanya di sana, Tristan langsung menanyakan kabar Livy."Kamu sudah bawa Livy pergi periksa belum?" tanya Tristan setelah duduk di meja makan."Sudah, David bilang nggak ada masalah. Tapi, dia belum pulih sepenuhnya. Harus tunggu sampai dia sembuh dulu," jawab Preston.Livy awalnya kebingungan. Pada akhirnya, dia baru paham bahwa Tristan sedang mendesak mereka untuk segera melahirkan keturunan.Seketika, Livy merasa canggung. Dia juga teringat pada rumor yang didengarnya dari Ivana, yang mengatakan istri Preston sakit-sakitan.Pantas saja, Tristan terlihat terburu-buru dan langsung menanyakan kesehatannya. Jika Livy benar-benar sakit-sakitan, Tristan mungkin akan menentang hubungan ini.Livy tidak merasa sedih. Wajar jika keluarg
Magbasa pa

Bab 129

Kemudian, Livy duduk di seberang Tristan. Tristan mendongak memandang langit malam. Livy mengikuti arah pandangnya.Bulan dan bintang menyinari, membuat suasana terasa hening dan diliputi kerinduan. Livy menatap Tristan. Tatapan Tristan saat memandang langit dipenuhi kesedihan. Dia seharusnya merindukan seseorang yang telah tiada.Livy bisa merasakan hal yang sama. Lagi-lagi, dia teringat pada neneknya. Kerinduan seketika membanjiri benaknya."Mereka seharusnya melewati kehidupan bahagia di atas sana," gumam Livy."Semoga begitu ...." Tristan tak kuasa menghela napas, lalu mengelus janggutnya dan menggeleng. "Kehidupan nggak selalu sempurna, sama seperti bulan. Momen saat bersamanya adalah momen paling bahagia dalam hidup."Livy menoleh menatap Tristan. Dia kurang memahami siapa orang yang dimaksud Tristan. Apakah itu istri sahnya atau wanita yang melahirkan Preston?Samar-samar, Livy bisa merasakan bahwa orang yang dimaksud seharusnya adalah ibu Preston. Bagaimanapun, jika Tristan ben
Magbasa pa

Bab 130

Seketika, Livy bak disiram air dingin. Pikirannya menjadi lebih jernih.Benar, Preston hanya memanfaatkannya untuk menjadi istri gadungan. Preston tidak mungkin mau mempunyai anak dengannya. Itu sebabnya, Preston merasa ucapan Livy agak lancang. Sepertinya, Preston takut Sylvia salah paham padanya.Wajah Livy agak memucat, tetapi dia merasa jauh lebih lega. Jika dia menjadi Preston, dia pasti juga merasa kesal dengan sikapnya yang membuat keputusan sendiri seperti ini. Bagaimanapun, akan merepotkan jika Sylvia merajuk dan salah paham."Maaf, aku terlalu kepo. Aku cuma nggak ingin melihat ayahmu sedih. Lain kali aku nggak bakal begini lagi ...." Usai berbicara, suasana menjadi hening. Livy berbalik dan pergi ke kamar mandi. Dia ingin mandi dan istirahat.Bukan hanya batinnya yang lelah, tetapi fisiknya juga. Dia sangat sibuk seharian. Demi tidak lembur, dia sampai menahan pipis dan tidak istirahat supaya waktunya tidak terbuang. Meskipun begitu, belum semua pekerjaannya beres. Livy bern
Magbasa pa
PREV
1
...
1112131415
...
39
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status