Langit yang berwarna jingga keemasan sudah berganti dengan langit gelap saat Yara duduk di atas rooftop gedung SMA, tempat ia dulu sering melarikan diri dari keramaian.Angin sepoi-sepoi menyapa wajahnya, tapi tak mampu menenangkan gelombang emosi yang bergemuruh di hatinya. Ia memandang ke kejauhan, menatap tanpa fokus pada panorama kota yang terlihat dari ketinggian itu.Di tangannya, tergenggam ponselnya yang sudah dimatikan sejak ia meninggalkan rumah ibunya. Ia tidak ingin diganggu. Tidak oleh pesan, panggilan, atau bahkan keberadaan orang lain. Hanya di sini ia merasa bisa sendiri dan jujur pada perasaannya.Air mata mengalir perlahan dari sudut matanya, menetes ke pipinya. Yara menggigit bibir bawah, mencoba menahan suara isakan yang mulai keluar. Tapi sia-sia. Segala emosi yang selama ini ia pendam mulai menyeruak, menyesaki dadanya hingga terasa sesak.“Kenapa, Tuhan? Kenapa semuanya harus serumit ini?” bisiknya, hampir tak terdengar.Ia mengusap wajahnya dengan kasar, seolah
Last Updated : 2024-12-06 Read more