All Chapters of Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal: Chapter 41 - Chapter 50

81 Chapters

Enam minggu

HamilSatu kata itu terus terngiang di dalam kepala Prasetyo, tumpang tindih dengan bayangan Nathalia melemparkan diri dari jendela balkon kamar mereka. Tubuh lelaki itu gemetar membayangkan ia tidak hanya nyaris kehilangan Nathalia tapi juga anaknya yang kehadirannya sama sekali tidak ia ketahui.“Nyonya Nathalia mengalami syok, kondisi ini sama sekali tidak bagus, Tuan Prasetyo.” Prasetyo semakin sakit kepala.“Saya menganjurkan Nyonya Nathalia harus melanjutkan perawatan di rumah sakit, Nyonya harus mendapatkan pengawasan yang ketat.”“Apa kehamilannya sudah dapat dipastikan?” tanya Prasetyo“Saya sudah membuatkan jadwal untuk konsultasi ke dokter kandungan, begitu Nyonya Nathalia sadarkan diri dan kondisinya sudah lebih baik, kami akan membuat pengaturannya.”Prasetyo hanya mengangguk. “Aku ingin dokter kandungan terbaik dan harus perempuan.”Dokter muda mengangguk. *** Nathalia sibuk dengan pikirannya sendiri, sama sekali tidak terpengaruh oleh hiruk pikuk orang-orang di sekit
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Ya, Terima kasih

Nathalia ditinggalkan sendirian di kamar perawatannya, perempuan itu masih belum memberikan reaksi apa pun. Masih terngiang di benaknya, suara degup jantung janinnya yang penuh semangat. “Kenapa kamu harus hadir?” tanya Nathalia sembari menunjuk perutnya dengan ujung jari telunjuknya. “Kamu nggak tau apa yang akan kamu alami jika punya ibu seperti aku.” Lanjutnya lagi dengan suara bergetar. “Aku harap, kamu memilih menyerah aja. Karena semua nggak akan mudah.”Nathalia menelan ludah getir, bayang-bayang masa kecilnya kembali berputar. Membuatnya gemetar dan kembali tidak sadarkan diri.Flashback.“Ibu?” Panggil Nathalia kebingungan karena ibunya spontan menutup mulutnya dengan kencang.“Stttt, ayo tidur lagi.” Ibunya terlihat ketakutan, Nathalia kecil seolah dapat merasakan keresahan ibunya.“Ibu?” Nathalia justru menangis, selain karena ketakutan sekarang ia juga merasakan kesakitan karena cengkraman tangan ibu di wajahnya. “Sa- sakit.” Lirihnya sembari terisak.“Diam Nathalia, jan
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Menyusun rencana

“"Ha- hami?!” Samantha sama sekali tidak siap dengan kabar yang baru saja ia dengar.“Betul Nona, Nyonya Nathalia dikabarkan sedang mengandung. Karena kejadian di balkon kamar utama waktu itu, keadaan Nyonya Nathalia menjadi sangat rentan dan harus mendapatkan pengawasan ketat dari petugas medis.“Di mana Prasetyo?” tanya Samantha panik. Hans memberikan senyum manisnya. “Tentu saja di rumah sakit, Nyonya Nathalia sedang mengandung calon penerus keluarga Rahardjo, tentu saja Tuan Prasetyo harus memastikan Nyonya Nathalia mendapatkan dukungan yang pantas.”Tangan Samantha terkepal, ia benci kepala pelayan ini.“Kita lihat saja, sampai kapan Nyonya kamu itu akan bertahan. Asal kamu tahu, Hans. Begitu aku berhasil menyingkirkan Nathalia dari rumah ini, aku pastikan kamu yang berikutnya.”Hans sama sekali tidak gentar. “Anda bisa melakukan apa pun yang mau anda lakukan, Nona. Tapi saat ini saya memiliki tugas penting untuk dilaksanakan. Permisi.”Samantha menatap kepergian Hans dengan tat
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Apa anak itu benar milikmu?

Akbar menggelengkan kepala, ia tadi pamit keluar sebentar untuk menerima telepon Samantha. Begitu kembali, ia masih menemukan Arman terpekur, menatap kosong pada lantai keramik di bawah kakinya. Sama seperti Samantha, lelaki itu juga terkejut dengan berita kehamilan Nathalia.“Dia lelaki bersuami, seharusnya kamu tidak perlu sampai terkejut seperti itu.” “Nathalia hamil,” bisik Arman dalam diam. “Apa dia baik-baik saja?”Akbar mengangguk. “Prasetyo menjaganya.”Arman tertawa hambar, ia sama sekali tidak mengerti dengan permainan takdir. Seharusnya Nathalia menjadi miliknya, seharusnya ia memenangkan pertaruhan itu sehingga ia yang akan menikahi Nathalia, sehingga perempuan itu akan mengandung anaknya, buah cinta mereka.“Berhenti berpikiran bodoh.” Akbar menyentak lamunan Arman. “Lihatlah apa yang bisa Prasetyo lakukan kepadamu.” Akbar merentangkan tangan, meminta Arman lebih memperhatikan suasana.“Hanya dengan satu perintah, Ar. Hanya dengan satu hal itu dia bisa membuatmu membusu
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Buah Hati

Nathalia mendengar sayup-sayup suara percakapan beberapa orang, perempuan itu mengernyirkan kening lalu membuka mata dengan perlahan, silau dari caha lampu membuatnya kembali memejamkan mata dengan cepat.“Kamu bangun?” Prasetyo mengatur kembali cahaya penerangan di area tempat perawatan Nathalia. “Dokter bilang kamu akan butuh penyesuaian terhadap cahaya karena tertidur terlalu lama.”Nathalia memejamkan mata, ia berniat mengabaikan Prasetyo. Tapi sialnya perutnya berkhianat, bayinya sepertinya memprotes asupan nutrinya yang masuk ke tubuh ibunya karena tiba-tiba saja Nathalia merasa kelaparan.“Kamu lapar?” tanya Prasetyo.Nathalia tidak menjawab, perempuan itu memilih memejamkan mata, tapi dasar perut dan bayinya yang tidak dapat di ajak bekerja sama. Gemuruh di dalam perutnya kembali berbunyi, menunjukan seberapa laparnya Nathalia saat ini.“Ada makanan yang mau inginkan?” Tanya Prasetyo sembari memeriksa daftar makanan dari ahli gizi yang menangani istrinya. “Dokter bilang kamu b
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Waktu yang tepat

Prasetyo, meski enggan, memutuskan untuk mencarinya bersama sahabatnya, Akbar.Sementara itu, Samantha, yang kini menetap di ruang perawat rumah sakit untuk sementara waktu, memanfaatkan kesempatan ini untuk berbicara empat mata dengan Nathalia.“Kamu hamil, ya?” tanya Samantha langsung tanpa basa-basi.Nathalia yang sedang duduk di ruang tamu hanya menatap Samantha dengan datar. “Memangnya kenapa?”“Apa ini jebakan selanjutnya?” Samantha mendekat, nadanya menekan. “Kamu sama sekali tidak belajar dari kesalahanmu, hah?!”Nathalia tertawa kecil, tapi tidak ada humor dalam suara itu. “Masalahku dengan suamiku bukan urusanmu, Samantha. Kalau kamu ingin mendominasi hidup Prasetyo, mungkin kamu harus lebih baik daripada hanya sekadar jadi pelarian.”Samantha membalas tatapan Nathalia dengan tatapan tajam. “Jangan merasa terlalu aman, Nathalia. Kamu hanya berhasil mendapatkan Prasetyo karena—”“Karena pernikahan ini? Ya, aku tahu. Dan aku juga tahu dia mencintai kamu. Tapi ada satu hal yang
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Ego dan Harga diri

Keesokan paginya, suasana rumah sakit tempat Prasetyo dan Nathalia menjalani perawatan kembali dipenuhi ketegangan. Nathalia masih merasakan sakit hati atas pembicaraan mereka semalam, sementara Prasetyo mencoba menghindari percakapan dengan istrinya. Namun, ketegangan itu akhirnya memuncak saat Nathalia mengungkit kembali pembicaraan tentang kehamilannya saat sarapan. “Mas,” kata Nathalia sambil menatap Prasetyo yang tengah menyeruput kopi. “Aku ingin kita serius membicarakan soal anak ini.” Prasetyo menghela napas, meletakkan cangkirnya dengan keras di atas meja. “Berapa kali harus kubilang, Nathalia? Aku tidak akan membiarkanmu menggugurkan kandungan itu. Sudah cukup pembicaraan ini.” Nathalia menggigit bibirnya, matanya berkaca-kaca. “Tapi kenapa, Mas? Kamu bahkan tidak pernah mencintaiku. Kita menikah karena paksaan. Kenapa kamu menginginkan anak ini?” Prasetyo berdiri, tangannya terkepal di sisi tubuhnya. “Karena dia anakku! Dia darah dagingku, Nathalia. Apa itu tidak cu
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Peringatan dan Kepedulian

Arman menghembuskan napas panjang saat pintu selnya terbuka. Kebebasannya bukanlah hasil yang ia duga, namun satu hal memenuhi benaknya sejak ia keluar: Nathalia. Ada banyak hal yang harus ia sampaikan, terutama setelah mendengar kabar tentang kehamilan Nathalia dari desas-desus yang beredar.“Jadi, apa rencanamu sekarang?” Akbar berdiri di luar penjara, menyambut sahabat lamanya dengan sorot mata waspada.“Aku harus menemuinya,” kata Arman dengan tegas. “Aku harus memastikan dia baik-baik saja, Akbar. Terlebih dengan kondisinya.”Akbar menahan tangan Arman saat pria itu melangkah menuju mobil. “Itu bukan ide yang baik. Kamu tahu bagaimana situasinya dengan Prasetyo. Nathalia tidak butuh lebih banyak kekacauan.”Arman menatap Akbar, tatapannya tajam namun penuh rasa bersalah. “Aku tidak bisa tinggal diam. Aku hanya ingin memastikan dia aman.”“Jika kamu benar-benar peduli, biarkan dia menjalani hidupnya tanpa gangguan,” Akbar memperingatkan. “Keadaan sudah cukup rumit. Kehadiranmu han
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Flashback

Satu tahun yang lalu, di sudut swalayan kecil di pinggiran kota, Nathalia berdiri di belakang meja kasir, sibuk menghitung kembalian untuk seorang pelanggan. Kehidupannya sederhana, berputar antara pekerjaannya di swalayan dan waktu luangnya bersama sang ibu yang sakit. Dia tidak pernah membayangkan bahwa hari itu akan mengubah segalanya. Di luar swalayan, Akbar, Arman, dan Prasetyo berdiri bersandar pada mobil sport hitam milik Prasetyo. Ketiganya tertawa, berbicara tentang hal-hal remeh, hingga mata mereka tertuju pada Nathalia yang sedang bekerja di dalam. “Lihat dia,” ujar Akbar sambil menunjuk dengan dagunya. “Cantik, ya? Terlihat seperti tipe yang sulit ditaklukkan.” Arman tertawa kecil, mengeluarkan rokok dari saku jaketnya. "Susah? Tidak ada yang susah untukku," katanya dengan nada sombong. Namun, ada kilatan di matanya yang mencerminkan rasa frustrasi. "Aku sudah mencoba mendekatinya minggu lalu, tapi dia bahkan tidak melirikku," lanjut Arman, kini dengan nada lebih tajam
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Antusias yang tidak biasa

Prasetyo membuka matanya perlahan. Cahaya pagi yang masuk melalui jendela menyilaukan matanya, memaksanya menyesuaikan diri dengan realitas yang menggantung di hadapannya. Ia melirik jam di dinding, pukul tujuh pagi. Waktu dokter visit akan segera tiba.Ia bangkit dari tempat tidur, menarik napas dalam-dalam, lalu merapikan diri. Suara langkah suster yang berlalu-lalang di koridor rumah sakit menjadi latar belakang yang menenangkan sekaligus menegangkan. Ketika pintu kamar Nathalia terbuka, ia masuk dengan langkah mantap.Di dalam ruangan, Nathalia duduk di ranjangnya, wajahnya tampak letih. Namun, matanya tetap memancarkan keteguhan hati, meski terselubung dalam kebimbangan. Prasetyo berdiri di samping ranjang, diam-diam memperhatikan perut Nathalia yang semakin membesar.Ketika dokter memulai pemeriksaan, layar monitor USG menampilkan bayangan kehidupan kecil yang tumbuh di dalam Nathalia. Jantung Prasetyo berdegup lebih cepat. Bayi itu—calon buah hatinya—bergerak pelan, seolah meng
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status