“Mereka terlihat konyol, iya kan?” komentar Samantha pada film yang mereka tonton, jari-jari lentiknya juga dengan cepat membuka kulit jeruk, membersihkan seratnya lalu menyuapi Prasetyo yang masih fokus dengan tayangan di televisi.“Aku kenyang.” Prasetyo menolak uluran jeruk dari Samantha. “Tolong ambilkan aku air.”“Oh, airnya habis. Sebentar, aku ambil di dispenser.”Ruang rawat VIP Prasetyo luas dan bersekat, sekat satu untuk pasien dan sekat lainnya diperuntukan bagi keluarga pasien yang menginap. Dispenser ada di sekat keluarga pasien, karena itu Samantha harus berjalan cukup jauh untuk mengisi botol minum Prasetyo.“Arman belum kembali juga?” tanya Prasetyo. “Dia benar-benar ke toilet atau justru masuk ke ruang perawat dan menggoda perawat-perawat di sana?”Akbar tertawa, kecurigaan Prasetyo tidak salah. Karena semasa sekolah mereka dulu, Arman memang suka seperti itu. “Haruskah aku menyusulnya?”Prasetyo menggeleng. “Biar aku saja, aku juga ingin jalan-jalan.”“Kau yakin?” Ak
Last Updated : 2024-12-07 Read more