Share

Musuh bersama

Penulis: minipau
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-09 13:54:03

Nathalia membuka matanya yang terasa sangat berat, perempuan itu melirik jam di atas nakas, pukul 08.00. Prasetyo pasti sudah sarapan dan mungkin saja suaminya itu sedang menikmati pagi bersama Samantha.

“Aku lelah,” bisik perempuan itu kepada dirinya sendiri. Nathalia sudah lelah berjuang sendirian untuk pernikahannya, tapi pergi dari hidup Prasetyo juga bukan sesuatu yang ia inginkan. Ia tidak ingin kembali ke kehidupannya sebelum menjadi Nyonya keluarga Rahardjo.

“Permisi, Nyonya. Anda sudah bangun?” Seruni, pelayan yang hari ini bertugas membersihkan kamar utama mulai membuka tirai kamar dengan hati-hati,”Nyonya ingin di siapkan sarapan di kamar?”

“Tuan hari ini sudah mendapatkan perawatan untuk lukanya?” tanya Nathalia mengabaikan pertanyaan sebelumnya. “Apakah lukanya membaik?”

Seruni mengangguk. “Luka tuan sudah lebih membaik, Nyonya. Tuan juga sudah mulai sarapan bersama Nona Samantha di taman belakang, Nyonya ingin bergabung?”

Nathalia berpikir, haruskah ia bergabung atau mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Dessert atau Main course

    Prasetyo menyesap kopi hitamnya sembari sesekali melirik ke arah ruang tengah yang diijadikan tempat relaksasi, pemandangan dari ruang itu mengarah langsung ke arah taman dan kolam renang. “Pelayan sudah di kondisikan?” tanya Prasetyo dengan bibir menipis. Memang bukan sekali dua kali Nathalia memilih ruang tengan sebagai tempat untuk relaksasi. Tapi kali ini, istrinya itu melakukannya dengan hanya menggunakan tirai pelapis tipis berwarna putih sebagai penghalang pandangan. Siapapun yang berdiri di taman dapat melihat siluet dari orang-orang di ruang tengah. “Sudah, Tuan.” “Bagus, sampai Nathalia selesai pastikan tidak ada pekerja laki-laki di sekitar sini.” Lelaki itu bangkit, membawa laptonya dengan wajah kesal. Udara sejuk di taman rumahnya mendadak berubah menjadi panas. “Minta Aryo untuk datang besok, kita akan membuat ruang relaksasi agar Nathalia tidak bersikap sembarangan seperti ini lagi.” Geram Prasetyo karena istrinya jelas sedang berusaha memancing amarahnya d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Mencari kamar utama

    Samantha tersenyum puas, tubuhnya terasa ringan berkat serangkaian perawatan yang ia terima hari ini. Seperti ini lah hidupnya seharusnya, bukannya malah luntang lantung karena di tipu oleh lelaki yang menjadi selingkuhannya saat ia masih bersama Prasetyo dulu.“Ini adalah kehidupan yang seharusnya menjadi milikku.” Katanya penuh percaya diri sembari menatap pantulan wajahnya di dalam cermin. “Dimana Prasetyo?” Tanya Samantha kepada Lastri yang merapikan tempat tidur. Lastri yang ditanya meremas sarung bantal yang akan dipasangkan dengan perasaan takut. “ Sa- sayang kurang tahu, Non.”Samantha berdecak, pelayan muda ini sungguh tidak dapat diandalkan. Tapi ia memerlukan sekutu untuk memulai perang, ia membutuhkan pion untuk dijadikan kambing hitam jika sewaktu waktu rencananya tidak berjalan sesuai dengan keinginannya.“Dimana kepala pelayan?” tanya Samantha lagi, ia lapar dan memang ini sudah waktunya makan malam. Samantha tidak menunggu jawaban dari Lastri, perempuan itu memilih

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Permainan di kamar utama (18+warning)

    Suara desahan yang saling bersahutan langsung menyambut Samantha begitu ia menemukan kamar utama tempat Prasetyo dan Nathalia memadu kasih. Samantha bisa mendengar Nathalia memohon agar Prasetyo menyentuh bagian-bagian tubuhnya atau pun mempercepat tempo yang membuat perempuan itu semakin menggila.“Mas, berhenti main-main.” Nathalia merengek.“Kalau begitu, aku akan membiarkanmu memimpin permainannya.”Samantha mendengar suara gemerisik, suara tawa Prasetyo karena Nathalia bergerak tidak sabaran ketika mereka hendak berganti posisi kemudian geraman tidak sabar dari Prasetyo karena sekarang gantian Nathalia yang mempermainkan lelaki tersebut.“Sialan!” desisnya geram, kemudian meninggalkan kamar utama dengan langkah menghentak.**** “Aku lapar.” Guman Nathalia.“Aku juga.”Nathalia menyikut Prasetyo dengan kesal. “Aku benar-benar lapar makanan, bukan lapar yang lain.” Prasetyo tertawa, lelaki itu menarik tangan kanannya yang sejak tadi sibuk memegangi payudara istrinya. Lelaki itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Harapan yang jatuh

    Lastri, pelayan yang masih sibuk membereskan kamar Samantha terkejut begitu Nona yang dilayaninya datang dengan wajah merah padam, perempuan itu juga langsung membanting semua barang yang ia temui ke lantai.“Sialan!”Lastri hanya bisa berdiri di sudut ruangan sembari menunduk ketakutan.“Apa yang perempuan itu lakukan sampai Prasetyo mau bermesraan dengannya.” Desis Samantha dengan gigi bergemeluk. “Apa yang perempuan itu tawarkan sampai Prasetyo bersedia menyentuh istrinya yang sialan itu!” Lastri semakin ketakutan, perempuan mencoba keluar dari kamar Samantha dengan langkah yang mengendap-endap. Sialnya, Samantha menyadari niatnya. “A- ampun, Nona. Ampun, saya hanya ingin mengambil sapu.” Jerit Lastri ketika rambutnya yang disanggul dengan rapi di tarik oleh Samantha. “Bersihkan kamar ini dengan cepat, jangan sampai Prasetyo tahu membuat kekacauan. Ngerti, kamu?”Lastri mengangguk. “Ba- baik, Nona.”Samantha melepaskan pelayannya, setelah itu menuju balkon untuk menghisap bebera

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Kesenagan sendiri (17+ warning)

    Dengan mata kepalanya sendiri, Nathalia melihat bagaimana Samantha bergelayut dengan manja di lengan suaminya. Pemandangan itu membuat Nathalia tidak lagi memiliki selera untuk menikmati makanannya.“Anda baik-baik saja, Nyonya?” tanya Hans yang sejujurnya merasa iba dengan Nyonyanya yang baik hati. “Anda ingin melanjutkan sarapan di taman? kebetulan cuacanya bagus, lalu ada bunga-bunga baru yang hari ini bermekaran. Anda pasti suka.”Nathalia mengusap air matanya yang menetes dengan cepat, ia tidak mau kehilangan harga diri di hadapan orang-orangnya.“Ya, tolong pindahkan sarapannya ke taman.”Hans mengangguk, dengan cekatan ia memberikan perintah dan dalam sekejap Nathalia sudah menikmati sarapannya di tengah hamparan bunga-bunga yang indah.“Maaf mengganggu anda, Nyonya. Tapi Tuan Arman datang berkunjung.” Hans melapor. Arman memang juga salah satu rekan bisnis Prasetyo, keadaan Prasetyo pasti membuat kegiatan mereka sedikit terhambat sampai Arman harus datang langsung ke kediaman

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Kecuali kau! (18+ warning)

    Samantha mengerang, sesekali menggigit bibirnya untuk menahan desahan karena Prasetyo menuruti permintaannya. Lelaki itu dengan lihai memanjakan kedua payudaranya dengan gerakan perlahan hingga membuat Samantha yang sekarang duduk di pangkuan lelaki itu bergerak tidak sabaran.“Pras …” Samantha menggenggam tangan Prasetyo, meminta lelaki itu memberikan tekanan yang lebih kerasa. “Pras …” Rengek perempuan itu lagi, Samanta yang tidak sabaran kembali merapatkan diri dan mencoba mencium Prasetyo.“Sttt, aku ingin mendengar suaramu lebih keras.” Kata Prasetyo sembari tangannya menjelajah lebih dalam ke arah celah di antara kedua kali Samantha.Samantha semakin mendesah, keringat mulai bermunculan di keningnya. Tubuhnya bergelinjang karena gerakan jari-jari Prasetyo di inti tubuhnya yang semakin lembab. Tidak mau merasa kesenangan seorang diri, Samantha mencoba meraih area sensitif Prasetyo. Tapi lelaki itu menahan tanggan.“A- ah!” Napas Samantha berkejaran karena pelepasannya, perempuan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Melepaskan diri

    Prasetyo menyeret tubuh istrinya dengan kasar, tidak peduli meski Nathalia berkali-kali berusaha meloloskan diri. Perempuan itu bahkan sampai menjerit dengan keras karena menolak mengikutinya, sedangkan Arman, Hans sudah mengurus lelaki itu untuk Prasetyo.“Berhenti memberontak!” Prasetyo yang kesal memutuskan untuk membopong tubuh Nathalia, meletakan perempuan itu di bahunya tanpa memperdulikan apakah perempuan itu nyaman atau tidak. “Lepas! lepaskan aku!”Praseto mendorong Nathalia ke atas ranjang, setelahnya ia himpit tubuh kurus istrinya dengan tubuhnya yang besar. “Jangan jadi serakah, Nathalia. Tidak cukupkah kamu menjebakku? Kamu akan menjebak Arman juga?”“Apa peduli Mas Pras jika aku benar-benar akan melakukannya?!” teriak Nathalia kesal. “Siapapun orangnya, selama dia bisa memberikan aku kehidupan yang mewah, aku enggak akan peduli.” Prasetyo semakin kesal. “Jangan pikir aku akan membiarkanmu melakukannya.” Prasetyo semakin mendesak Nathalia di atas ranjang. “Berhenti menc

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Genderang perang

    Arman tahu ada yang tidak beres ketika para pelayan yang berusaha menahannya tiba-tiba bersikap aneh setelah menerima telepon ke dua dari Prasetyo, Hans sang kepala pelayan yang sejak tadi bersikap tegas berubah pucat.“Cari! temukan apa pun untuk menahan tubuh Nyonya Nathalia!”Begitu nama Nathalia disebut, perasaan Arman semakin tidak nyaman.“Apa yang terjadi?” tanya Arman kepada Hans yang masih terlihat panik.“Tuan Arman sebaiknya pulang dengan tenang, kami tidak punya banyak waktu.”“Apa yang terjadi?!” teriak Arman makin keras.Hans menghela napas, lalu dengan cepat menjelaskan situasinya. “Nyonya Nathalia mencoba bunuh diri, kami harus bergegas melakukan tindakan pengamanan. Jika Tuan Arman sudah mengerti, sebaiknya anda pulang dengan tenang dan tidak mengganggu kami.” Arman membiarkan Hans berlalu, lelaki itu bersama beberapa pelayan yang lain bergegas saling membantu untuk mengamankan keadaan. Ia sendiri masih belum bisa menerima informasi yang baru saja Hans sampaikan, Nat

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12

Bab terbaru

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Perayaan Pahit dengan Rahasia Tersembunyi

    Chapter Lanjutan: Perayaan Pahit dengan Rahasia TersembunyiSamantha kembali ke rumah Akbar dengan langkah pelan, menyembunyikan kepuasan di balik raut wajah yang tenang. Perasaan kosong masih menggelayuti dirinya meskipun rencananya untuk merusak hubungan Prasetyo dan Nathalia berjalan sesuai harapan. Duduk di sofa, ia menatap kosong pada layar televisi yang menyala tanpa suara, pikirannya sibuk memutar balik kenangan masa lalu.Ponselnya bergetar di atas meja, menampilkan nama Arman. Samantha menghela napas, kemudian tersenyum tipis sebelum menjawab panggilan tersebut. "Arman," sapanya dengan suara lembut namun penuh makna."Bagaimana semuanya berjalan?" tanya Arman dengan nada antusias. "Aku dengar Kareena dan Nathalia terlibat dalam perdebatan sengit tadi."Samantha menyesap anggur dari gelasnya, mencoba menenangkan pikirannya. "Ya, Kareena benar-benar membuat Nathalia terpojok. Prasetyo mencoba membela istrinya, tetapi aku bisa melihat Nathalia semakin tertekan."Arman tertawa ke

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Dalam Cengkeraman Kebencian

    Chapter Berikutnya: Dalam Cengkeraman Kebencian Nathalia berdiri di ambang pintu, tubuhnya menegang saat melihat Samantha duduk di ruang tamu. Perempuan itu tampak santai, seolah-olah tidak ada yang salah dengan kunjungannya. Di sebelahnya, Kareena, ibu mertua Nathalia, duduk dengan senyum puas di wajahnya. Keduanya tampak akrab, seperti dua teman lama yang tengah berbagi cerita. "Nathalia," suara Kareena terdengar tajam, meskipun dibalut dengan nada sopan. "Samantha datang untuk berbicara, tidak sopan jika kau tidak menyapanya." Nathalia mengatur napasnya, mencoba menahan amarah yang berkecamuk di dadanya. "Apa yang dia lakukan di sini?" tanyanya dengan nada yang berusaha ia jaga tetap tenang. Samantha tersenyum tipis, meletakkan tangan di perutnya yang mulai membesar. "Aku hanya ingin berkunjung, Nathalia. Lagipula, aku mengandung anak Prasetyo, dan aku pikir keluarga berhak tahu bagaimana keadaanku." Nathalia merasa darahnya mendidih. "Kau pikir ini tempat yang pantas untuk da

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Pendekatan

    Hari itu, Nathalia memutuskan untuk menghabiskan waktu di pusat perbelanjaan, mencoba melupakan sejenak masalah yang membebani pikirannya. Ia berjalan dari satu toko ke toko lain, matanya menelusuri rak-rak yang penuh dengan barang-barang. Meskipun tampak sibuk dengan belanjaannya, benaknya terus dipenuhi oleh kecemasan akan hasil tes DNA Prasetyo. Di sudut lain pusat perbelanjaan, seorang pria dengan tatapan tajam mengawasinya dengan saksama. Arman, sahabat lama Prasetyo, mengikuti Nathalia sejak ia memasuki tempat itu. Awalnya, ia berusaha membujuk dirinya sendiri bahwa ia hanya ingin memastikan Nathalia baik-baik saja. Namun, jauh di dalam hatinya, ia tahu ada perasaan lain yang mendorongnya untuk terus berada di dekatnya. Arman mempercepat langkahnya saat Nathalia berhenti di depan sebuah kafe kecil. Dengan hati-hati, ia mendekatinya, berpura-pura tidak sengaja bertemu. "Nathalia?" panggil Arman dengan suara terkejut yang dibuat-buat. "Apa kabar? Lama tidak bertemu." Nathal

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Tes DNA

    Hari-hari berlalu dengan keheningan yang mencekam. Prasetyo masih tenggelam dalam pikirannya, mencoba memahami jalan keluar dari situasi rumit yang sedang dihadapinya. Pesan dan panggilan dari Samantha terus berdatangan, menambah tekanan yang semakin membuatnya gelisah. Namun, satu keputusan sudah bulat di dalam pikirannya—ia tidak akan mengakui anak itu sebelum melakukan tes DNA. Pagi itu, Prasetyo menghubungi Samantha. Suaranya terdengar tegas, jauh dari nada bersalah atau ragu-ragu yang biasa ia tunjukkan. "Samantha, aku sudah berpikir panjang tentang semua ini," ucap Prasetyo, mencoba menjaga nada suaranya tetap tenang. "Aku tidak akan mengakui anak itu sebelum kita melakukan tes DNA." Di ujung telepon, Samantha terdiam sejenak sebelum tertawa kecil. "Pras, kau meragukan aku? Setelah semua yang kita lalui?" "Aku tidak meragukan apapun, Samantha. Aku hanya ingin memastikan kebenarannya," jawab Prasetyo dengan tegas. "Jika anak itu memang darah dagingku, aku akan bertanggung ja

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Menghadapi kenyataan

    Chapter SelanjutnyaPagi itu, Prasetyo duduk di ruang kerjanya, mencoba memusatkan perhatian pada berkas-berkas di depannya. Namun, pikirannya terus melayang ke percakapan terakhirnya dengan Nathalia. Rasa bersalah masih menyelimutinya seperti awan gelap yang tak kunjung pergi. Ia tahu, kesalahannya telah merusak segalanya, dan jalan menuju penebusan terasa begitu jauh dan sulit.Tiba-tiba, ponselnya bergetar. Nama yang muncul di layar membuat dadanya berdegup lebih kencang—Samantha. Mantan tunangannya yang selama ini berusaha ia hindari setelah kejadian yang menghancurkan pernikahannya.Dengan enggan, Prasetyo membuka pesan yang masuk. Sebuah gambar hasil USG menyambutnya, membuat napasnya tercekat. Di bawah gambar itu, terdapat pesan dari Samantha:"Pras, ini anak kita. Kau tidak ingin kehilangan anak lagi, kan? Jangan sampai kau menyesal."Pesan itu terasa seperti pisau yang menusuk tepat di hatinya. Prasetyo merasa pusing, tubuhnya gemetar saat menatap gambar itu. Ia tahu bahwa in

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Dengan atau tanpa dirimu

    Chapter SelanjutnyaNathalia duduk di sudut kamar yang redup, menatap kosong ke arah dinding yang dingin dan hampa. Air mata tak henti-hentinya mengalir di pipinya, membawa serta rasa sakit yang mendalam. Hatinya remuk, seperti kaca yang telah terjatuh dari ketinggian dan pecah berkeping-keping.Beberapa minggu yang lalu, dunia Nathalia telah runtuh saat ia mengalami keguguran. Rasa kehilangan itu begitu menyakitkan, menghancurkan harapan yang telah ia dan suaminya bangun bersama. Ia mencoba kuat, berusaha menerima kenyataan bahwa bayi yang begitu diidamkan kini telah tiada. Namun, luka itu belum sempat sembuh, ketika ia menerima kabar yang jauh lebih memilukan.Suaminya, Prasetyo, telah menghamili perempuan lain.Kabar itu datang seperti petir di siang bolong. Awalnya, Nathalia tidak percaya. Ia berharap itu hanya rumor jahat yang dibuat untuk menghancurkan rumah tangga mereka. Tapi kenyataan tak bisa dipungkiri. Perempuan itu datang sendiri, membawa bukti kehamilan dan cerita yang t

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Flashback

    Berikut ini adalah versi teks dengan nama kakak Prasetyo diubah menjadi Pradana: Prasetyo terbangun dengan napas terengah-engah, tubuhnya berlumuran keringat dingin. Kepalanya terasa berat, seakan-akan baru saja dibebani oleh beban dunia yang tak bisa lagi ia hindari. Mata yang terbuka dengan kebingungan memandang sekeliling, dan sejenak ia merasa tidak yakin di mana dirinya berada. Namun, perasaan hampa dan penyesalan yang menggerogoti hatinya kembali datang dengan begitu kuat. Ia teringat kembali dengan jelas—seperti dalam mimpi yang begitu nyata. Mimpi Prasetyo: Prasetyo melihat dirinya dan Pradana, kakaknya, sedang bermain di halaman belakang rumah besar mereka yang dikelilingi pepohonan rindang. Waktu itu mereka berdua masih anak-anak. Pradana, kakak kembarnya, lebih besar, lebih kuat, dan lebih bijaksana. Meski mereka sering kali berada di bawah tekanan yang sama dari orang tua mereka, Pradana selalu ada untuk Prasetyo. Setiap kali Prasetyo merasa tertekan dengan harapan oran

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Diambang keputusasaan

    Keputusan Rahardian dan Kareena untuk kembali ke Indonesia segera setelah panggilan telepon yang tegang itu mengguncang kediaman Rahardjo. Mereka berdua terbang dalam diam, tidak hanya karena kekhawatiran terhadap keadaan keluarga mereka, tetapi juga karena mereka tahu betul betapa beratnya masalah yang harus dihadapi ketika mereka tiba di Jakarta. Mereka tidak lagi merasa bahwa keluarga ini berjalan dengan baik. Malah, mereka merasa seolah-olah mereka sudah kehilangan kendali atas putra mereka, dan itu membuat Rahardian dan Kareena semakin frustasi.Sesampainya di kediaman Rahardjo, suasana semakin tegang. Rumah yang dulunya selalu dipenuhi tawa dan kebanggaan kini terasa hampa. Setiap sudut tampak terabaikan, bahkan langit-langit yang biasanya dipenuhi dengan cahaya lembut, kini tampak suram. Kehadiran orang tua Prasetyo semakin menambah tekanan yang ada. Rahardian yang terkenal dengan ketegasannya langsung mengumpulkan Prasetyo di ruang tamu, menunggu penjelasan yang ia anggap sang

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Kabar di singapura

    Kareena menatap layar ponselnya dengan ekspresi penuh kecemasan. Panggilan dari putra tunggal mereka, Prasetyo, datang tepat setelah Hans memberi laporan tentang situasi yang semakin buruk. Kejadian-kejadian yang terungkap begitu cepat—kehamilan Samantha, tuntutan Akbar, dan penolakan Prasetyo untuk mengakui anak itu—membuat hati Kareena penuh dengan kemarahan yang belum bisa ia sembunyikan.Rahardian, suaminya yang tenang dan selalu mengedepankan logika, terlihat sangat marah. Mereka memang tidak pernah memiliki hubungan yang dekat dengan Prasetyo. Namun, rasa malu dan frustrasi semakin menggerogoti mereka, apalagi setelah mendengar bahwa anak yang seharusnya membawa kehormatan keluarga malah terjebak dalam skandal yang bisa merusak nama baik mereka.Kareena mengangkat telepon, dengan tatapan tajam pada Rahardian yang kini berdiri di sampingnya. “Prasetyo,” katanya, dengan nada suara yang lebih rendah, namun penuh beban.Di ujung telepon, terdengar napas berat Prasetyo. “Bu, Ayah...”

DMCA.com Protection Status