All Chapters of Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan: Chapter 211 - Chapter 220

255 Chapters

Itu Cara Yang Mainstream

Rajendra menggenggam setir dengan erat. Ia mengerahkan seluruh kekuatannya untuk tidak meluapkan amarah yang memuncak. Pemandangan Livia duduk di mobil Langit dengan senyuman tipis tapi mengabaikannya menghantamnya lebih keras dari argumen mana pun yang pernah mereka lalui."Pagi yang luar biasa." Rajendra menggumam sinis. Ia mencoba menenangkan dirinya sendiri. Namun, rasa sakitdi dadanya tidak kunjung reda.Sementara itu di dalam mobil Langit Livia merasa puas karena sudah membuat Rajendra kesal. Masih hangat di ingatannya saat dulu Rajendra menurunkannya di jalan hanya karena Utary."Kamu nggak apa-apa, Liv?" tanya Langit sambil menurunkan volume musik di mobilnya."Nggak apa-apa. I'm happy," jawab Livia membalas senyuman Langit.Langit tertawa. "Rajendra pasti bakalan tambah marah sama aku.""Biarin aja. Hobinya kan emang marah-marah."Tawa Langit bertambah lebar mendengar ucapan Livia."Gimana tinggal di rumah mertua? Betah?" tanyanya kemudian."Tante Lola dan Om Erwin sih baik.
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Ajakan Ke Pesta

Rajendra duduk di kantornya dengan pikiran penuh. Bayangan Livia dan Langit yang tengah bersama terus menghantui benaknya. Perasaan marah, kesal, kecewa, serta frustrasi bercampur menjadi satu.Rajendra mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja lalu membuka kontak Livia.Ia ketikkan pesan singkat."Jadi kamu sengaja melakukan ini agar membuatku terlihat bodoh? Jika iya, selamat, kamu berhasil."Sebelum pesan itu terkirim Rajendra menghapusnya. Ia sadar tindakannya hanya akan membuat keadaan menjadi semakin buruk."Kenapa dia selalu membuat segalanya menjadi rumit?" Rajendra menggumam pelan sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi.Ketika lamunannya sedang dalam Tasia masuk ke ruangannya dengan setumpuk berkas."Pak, ini harus ditandatangani hari ini biar bisa saya follow up," kata Tasia dengan sopan."Taruh disitu, nanti saya tanda tangan."Tasia mengangguk."Hari ini Bapak nggak ada jadwal meeting tapi saya hanya ingin mengingatkan bahwa nanti malam Bapak harus menghadiri undanga
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Berpura-pura Adalah Keahlianmu

Livia termangu untuk beberapa detik mendengar permintaan yang begitu tiba-tiba dan tanpa basa-basi. Ditatapnya sang suami dengan penuh tanda tanya. Sementara Lola memandangi keduanya dengan sorot mata penasaran."Kenapa saya harus ikut?" Livia menanyakannya dengan nada datar tanpa menghentikan gerakannya merajut."Karena kamu adalah istriku. Acara ini adalah acara formal dan aku nggak bisa datang sendirian.""Bukankah kamu sudah terbiasa mengajak yang lain? Saya ini hanya wanita cacat. Kamu nggak malu membawa orang pincang seperti saya? Nanti di pesta itu seluruh perhatian akan tertuju kepada saya karena saya pincang. Mau kamu letakkan di mana muka kamu?"Sentilan Livia membuat Rajendra tersindir. Selama ini Rajendra tidak pernah mengajak Livia ke acara-acara dan mengenalkan sebagai istrinya dengan resmi."Lebih baik kamu bawa orang lain saja. Bukankah masih banyak wanita yang ingin bersamamu?" imbuh Livia sebelum Rajendra sempat menjawab perkataannya barusan."Liv, yang aku mau adala
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Mengenalkanmu Pada Dunia

Di saat Rajendra dan Livia memasuki ballroom yang mewah, suasana pesta terasa hening sejenak. Para tamu yang mengenakan pakaian terbaik mereka memandang ke arah pintu, melihat kehadiran pasangan yang mencolok dengan cara tak terduga.Rajendra dengan setelan jas navynya memancarkan pesona dan kepercayaan diri. Sedangkan di sebelahnya, Livia melangkah dengan perlahan. Ia mengenakan gaun biru yang memancarkan kecantikan. Tetapi, langkahnya yang pincang dengan cepat menarik perhatian orang-orang.Bisikan demi bisikan mulai terdengar bagaikan riak kecil di tengah keramaian."Oh, My God! Jadi itu istri Rajendra?" bisik seorang wanita kepada temannya."Kok bisa ya Rajendra sama dia?" timpal sang teman dengan nada mencemooh. "Sumpah, nggak pantas banget. Rajendra udah kayak pangeran, sedangkan istrinya ..." Wanita itu tidak menyelesaikan kalimatnya dan membiarkan gantung begitu saja."Kenapa dia mau nikah dengan perempuan kayak gitu? Apa karena keluarga perempuan itu kaya?" Seorang wanita yan
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bangga Memiliki Istri Sepertimu

Malam itu Rajendra benar-benar mengenalkan Livia pada rekan-rekan bisnisnya satu demi satu. Dan sudah bisa ditebak reaksi mereka hampir sama. Orang-orang itu terkejut mengetahui Livia adalah istri Rajendra. Mereka mengatakan Livia cantik, tapi dari tatapan mereka menyiratkan bahwa Livia tidak pantas menjadi istri Rajendra.Rajendra membawa Livia ke tempat yang lebih sepi, menghindari keramaian untuk sesaat. Disodorkannya air mineral pada istrinya itu. "Minum dulu, Liv, kamu kayaknya lelah banget," ujarnya dengan lembut.Livia menerima air dari tangan Rajendra tapi tidak langsung meminumnya. Ditatapnya lelaki itu dengan penuh tanda tanya. "Sebenarnya apa alasanmu membawa saya ke sini, Ndra? Apa kamu nggak malu mendengar apa yang mereka katakan? Atau sebenarnya kamu yang ingin membuat saya malu?""Nope. Nggak dua-duanya. Aku hanya ingin mereka tahu siapa istriku, Liv.""Setelah tiga tahun," jawab Livia pahit."Sorry, kamu kan tahu seburuk apa hubungan kita waktu itu," ucap Rajendra mer
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Never Go Back to What Hurt You

Dalam hitungan waktu sepuluh menit keduanya sudah berada di mobil. Rajendra menyalakan lampu kabin lalu mengambil sesuatu dari dalam laci dashboard. Ia memberikannya pada Livia."Apa ini?" tanya Livia melihat amplop putih berlogo laboratorium ternama. Amplop itu masih bersegel, belum dibuka sama sekali."Buka aja," jawab Rajendra sambil tersenyum. Rajendra memang belum membuka amplop tersebut tapi ia sudah tahu apa isinya.Livia menatap Rajendra sekilas kemudian membuka amplop tersebut dengan hati-hati.Setelah amplop itu terbuka ia menemukan selembar kertas putih. Livia membacanya dengan perlahan. Ternyata isinya adalah hasil tes DNA Rajendra dan Gadis. Di sana dinyatakan bahwa Gadis dan Rajendra memiliki kesesuaian genetik yang artinya Gadis adalah anak kandung Rajendra.Livia membeku. Kedua tangannya yang memegang kertas tersebut sedikit bergetar. Sepasang matanya terus menatap hasil tes DNA itu. Sekarang Rajendra pasti merasa menang karena juga merasa berhak untuk pengasuhan Gadi
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Kebahagiaanku Bukan Itu

Livia terdiam sesaat memikirkan tawaran Rajendra yang tiba-tiba. Ditatapnya lelaki itu dengan pandangan curiga. "Jadi sekarang kamu mau membelikan rumah baru hanya demi Gadis?""Nggak gitu, Liv. Aku mau beliin rumah untuk kamu juga. Untuk kita tinggali bertiga," jawab Rajendra cepat. "Aku tahu aku nggak pantas berharap banyak. Tapi aku ingin memberikan tempat yang benar-benar layak untuk kita tinggali bersama. Tempat di mana kita bisa merasa nyaman, aman dan bahagia." Rajendra tersenyum tipis di ujung kalimatnya tapi tidak membuat Livia terpengaruh. Livia malah mendengkus pelan."Kebahagiaan saya bukanlah dibelikan rumah baru atau barang-barang mahal. Yang saya inginkan adalah rasa nyaman dan dihargai. Saya ingin hidup tenang. Tapi sayangnya kamu nggak bisa kasih saya ketenangan itu.""Ketenangan yang bagaimana lagi, Liv?" keluh Rajendra frustrasi. "Aku tahu aku sudah kehilangan kepercayaan kamu. Tapi aku mau berusaha. Aku mau memperbaiki semuanya. Kalau kamu butuh waktu untuk percaya,
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Jangan Cemen

Ketiganya terdiam menyaksikan punggung Livia yang menjauh sambil terpincang-pincang menggendong Gadis."Papi dan Tante lihat sendiri kan? Bagaimana susahnya Livia? Tapi dia terlalu keras kepala. Dia butuh bantuan tapi menolak untuk dibantu. Dan akibatnya Gadis yang jadi korban."Erwin menghela napas panjang sembari menyandarkan tubuhnya ke sofa. Ia memberi putranya nasihat. "Ndra, yang kamu bilang sebagai keras kepala itu sebenarnya adalah luka. Livia bukan sekadar marah. Dia terluka, dan luka itu bukan sesuatu yang bisa sembuh hanya dengan permintaan maaf atau janji."Lola ikut menimpali dengan suaranya yang lembut tapi tegas. "Livia sudah melewati banyak hal, Ndra. Kamu kan udah lihat sendiri kalau dia perempuan yang nggak mudah menyerah. Kalau dia memilih untuk menjauh darimu itu bukan karena dia keras kepala. Tapi karena dia ingin melindungi dirinya dan Gadis dari sakit yang sama.Rajendra menekan-nekan pelipisnya, mencoba meredakan rasa frustasi yang tidak kunjung berhenti. "Tap
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Gengsi

Baru saja Rajendra hendak memejamkan matanya, rengekan Gadis menggagalkan niat itu. Rajendra bangkit dengan cepat dan melihat di atas tempat tidur Gadis sedang menangis. Di saat yang sama Livia juga terbangun."Biar aku yang urus Gadis, Liv. Kamu tidur aja." Rajendra mencegah Livia sebelum perempuan itu melakukan apa pun.Livia terlihat ragu tapi akhirnya ia menyerah. Ia ingin tahu apa Rajendra benar-benar bisa mengurus Gadis seperti yang dijanjikan laki-laki itu. Semua laki-laki mungkin bisa menggendong anak mereka, tapi tidak semua laki-laki mau membersihkan kotoran anak mereka.Livia membenahi selimutnya lalu memejamkan mata. Berpura-pura kembali tertidur. Tapi sebenarnya ia sedang mengintip apa yang Rajendra lakukan pada putri mereka.Rajendra mendekati Gadis yang sedang menangis. Tubuh mungilnya bergerak-gerak gelisah di atas tempat tidur. Rajendra mengusap-usap kepala Gadis namun tangis anak itu malah semakin keras."Kenapa, Sayang? Papa ada di sini," bisik Rajendra dengan lemb
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Memberi Peringatan

Rajendra terkantuk-kantuk mengemudikan mobilnya. Beberapa kali ia menutup mulutnya yang menguap. Akibat menjaga Gadis semalaman ia jadi kurang tidur. Ditambah lagi pagi ini ia harus mengantar Livia ke rumah sakit untuk fisioterapi. Tadinya Livia ingin berangkat dengan taksi. Tapi Lola meminta agar Rajendra yang mengantar dan menemaninya."Nguap melulu dari tadi? Ngantuk banget? Kalau nggak sanggup nyetir biar saya turun dan naik taksi saja," sindir Livia pada Rajendra yang terkantuk-kantuk dan sibuk menutup mulutnya.Rajendra memandang sekilas pada Livia lalu kembali fokus pada jalanan di hadapannya. "Nggak usah khawatir, Liv. Aku masih bisa nyetir. Semalam aku cuma kurang tidur karena Gadis," jawabnya sambil tersenyum sedikit dengan wajah yang tampak lelah."Emangnya Gadis ngapain?" Livia bersikap pura-pura tidak tahu."Setelah dia pup kemarin aku kasih susu, terus dia nangis lagi dan aku buatin susu tambahan karena mengira dia masih lapar. Tapi ternyata dia nggak mau. Aku gendong d
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
26
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status