Home / Romansa / BUKAN PERNIKAHAN BISNIS / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of BUKAN PERNIKAHAN BISNIS: Chapter 31 - Chapter 40

73 Chapters

Bab 31

Rayno semakin frustrasi karena tidak bisa menemukan Bella. Ia duduk di ruang kerjanya, sambil memikirkan kemungkinan di mana Bella berada. Anak buahnya Reza, datang mendekatinya. "Maaf Bos, kami sudah mencari kemana-mana tapi belum menemukan jejak Nona Bella. "Astaga, tidak bisa terus begini. Aku perintahkan kalian untuk memperluas pencarian ke luar negeri. Bella pasti ada di luar sana." "Siap Bos, tapi Mr Edi meminta bayaran yang cukup tinggi untuk pencarian selanjutnya." "Saya tidak perduli dengan biaya. Bella harus segera ditemukan dan saya tidak akan berhenti mencarinya sampai dia ditemukan. Saya percaya kalian pasti bisa menemukan Bella." "Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukannya, Bos." Tanpa ragu lagi, pengawal itu langsung menghubungi agen pencarian internasional yang bernama Mr Edi untuk membantu mereka menemukan Nona Bella. * * Pada suatu hari, Mr Edi memberikan kabar bahwa mereka menerima informasi bahwa Bella berada di sebuah rumah tua m
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Bab 32

Di dalam rumah mewah dengan penjagaan ketat, Bella duduk di sofa menunduk dengan meremas tangannya. Di depannya, ada wanita paruh baya yang masih sangat cantik seperti gadis dan seorang pria paruh baya yang tampan berjalan mondar mandir di depannya. "Siapa namamu, sayang?" tanya Yoona lembut. "Bella, Nyonya." "Bella saja?" 'Nama belakangku Ahn Kyo Nyonya," jawab Bella pelan. "Dimana orangtuamu? Apa mereka tidak khawatir kamu hilang begitu lama?" tanya Bella lagi. "Dia yatim piatu, sayang," jawab Raydan yang kini sudah duduk di samping istrinya, Yoona. "Oh, maaf nak. Saya tidak tahu. Tapi wajahmu mengingatkanku dengan seseorang teman," ucap Yoona. "Memangnya kau punya teman?" ledek Raydan. "Ih, Raydan, temanku banyak. Bukan hanya Sora saja," kesal Yoona yang merajuk. "Ya, aku hanya bercanda, sayang." Raydan pun memeluk Yoona lalu mencium keningnya. "Sayang, malu ada Bella," ucap Yoona. Di saat itu, terdengar suara langkah kaki dari seorang pria yang d
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Bab 33

Bella duduk di sebelah Rayno dengan penuh lelah, setelah mengikuti upacara pernikahan mereka yang begitu megah. Namun, senyuman di wajahnya kini tergantikan dengan raut sedih yang tak dapat disembunyikan. Baju pengantin yang begitu indah namun sesak membuatnya merasa tak nyaman. Rayno, yang duduk disampingnya seperti biasa, melemparkan sindiran pedas ke arahnya. "Kau puas sekarang, menjadi menantu orang terpandang dan kaya?" ucap Rayno dengan sinis. Bella menengadahkan wajahnya, menatap ke arah suaminya. "Rayno, aku tidak seperti itu," ucapnya pelan. "Jangan panggil namaku, walaupun kita sudah menikah. Kau hanyalah seorang pekerja rendahan," sindir Rayno tanpa perasaan. Bella tersenyum getir. "Ya, tuan Rayno, ucapnya dengan pelan. Setelah mengucapkan kata-kata yang menyakitkan, Rayno dengan santainya pergi menyapa tamu undangan yang hadir. Bella terdiam, merenungkan kata-kata suaminya yang begitu menusuk hatinya. Selama ini, ia selalu merasa Rayno adalah sosok yang baik
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Bab 34

"Saya pun baru mengetahuinya setelah diberitahukan kepala pelayan beberapa hari yang lalu," ucap Park. Raydan tampak diam berpikir lalu berkata. "Pastikan Rayno tak melewati batas kalau sampai hal yang tidak di inginkan terjadi halangi apapun yang berhubungan dengan kekuasaannya." "Baik, Ketua Han saya mengerti," jawab Park yang sudah tahu arah kemana pembicaran ini. Inilah Raydan Han walaupun sudah lama pensiun dini menjadi hakim ketua. Tapi kekuasaan dan ucapannya sangat berpengaruh kepada para pemerintah dan para pengusaha-pengusaha yang berani macam-macam dengannya. *** Bella yang sedang duduk di taman memperhatikan tukang kebun yang sedang bekerja dengan penuh konsentrasi. Dia menyesap secangkir teh hangat sambil menikmati udara segar pagi yang menyegarkan. Tiba-tiba, Bella terkejut oleh suara seorang pria yang tidak dikenalnya. "Wah, kenapa setelah sekian lama rumah ini begitu berbeda? Apalagi ada penghuni cantik yang sedang melamun," kata pria tampan yang wajahnya agak
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Bab 35

"Mungkin saja, bro. Tapi aku tidak seperti kamu, yang memperlakukan istri dengan kasar," ujar James dengan suara tegas. Rayno langsung memandang James dengan tatapan marah. "Apa maksudmu?" tanyanya dengan nada tinggi. James tetap tenang meskipun melihat reaksi Rayno. "Aku melihat cara kamu berbicara dengan Bella. Kamu tidak mencintainya, kan?" tanyanya sambil menatap tajam ke arah Rayno. Rayno semakin meradang mendengar ucapan James. "Apa yang kamu ketahui tentang aku dan Bella?!" teriaknya sambil menatap James dengan penuh amarah. James mengangguk pelan. "Aku tahu. Kau hanya melampiaskan amarahmu kepada Bella karena cinta pertamamu, Maria, menikahi temanmu," ujarnya dengan mantap. Rayno terdiam sejenak, mencerna kata-kata James. Hanya James yang tahu tentang masa lalunya dengan Maria, cinta pertamanya. Tapi, James tahu dari mana tentang perlakuan kasarnya kepada Bella. "Apa salahnya jika aku masih menyimpan perasaan untuk Maria?" ujar Rayno dengan suara pelan James
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Bab 36

Rayno masuk ke kamar Bella tanpa melepaskan tangan wanita itu dari genggamannya. Matanya terus memancarkan ketegasan, meskipun hatinya sebenarnya penuh dengan kekesalan. "Tidur dan jangan lagi keluar diam-diam. Kalau kau butuh sesuatu, panggilkan pelayan yang berjaga malam. Biar mereka yang menyiapkannya," ucap Rayno dengan suara dingin, tetapi tetap penuh perhatian. "Ya, Tuan," jawab Bella pelan sambil mengangkat kakinya ke atas kasur. Pergerakan tubuhnya terhenti sejenak, menyesuaikan posisi karena perutnya yang sudah semakin membesar, meskipun baru menginjak usia empat bulan kehamilan. Saat melihat Bella kesulitan mengangkat kakinya, refleks Rayno membantu wanita itu. Tanpa disadari, tangan Rayno menyentuh perut Bella saat menarik selimut untuk menutupinya lebih rapat. Bella menahan nafas secara tiba-tiba, merasa sedikit kaget dengan sentuhan tak terduga tersebut. Wanita itu tahu betul betapa sensitifnya Rayno tentang sentuhan pada perutnya. Sejak awal kehamilan, Rayno se
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Bab 37

"Maksud anda?" "Lihat matamu kedepan bukannya pemandangan disana begitu menarik," ucap James yang melihat seorang wanita berambut panjang coklat, tinggi langsing berjalan ke arah mereka. Reza menatap datar wanita yang sedang berjalan ke arahnya. "Siang Reza, Raynonya sudah datang. Aku ingin ke ruangannya," ucap Maria. "Wah, ada apa ini Nyonya Maria jauh-jauh datang ke kantor kami?" tanya James. "Tentu saja ada keperluan penting. Dan kau sedang apa disini?" tanya Maria tak suka kepada James. "Aku manager perancangan baru disini. Kalau kau ingin ke ruangan Rayno, mari kesana. Aku juga akan kesana," ucap James. "Baiklah, ayo kita ke ruangan Rayno." Mereka berjalan menuju ruangan Rayno yang terletak di lantai atas. Begitu masuk, mereka disambut oleh Rayno yang tersenyum ramah kepada Maria. "Kau sudah datang. Ada yang bisa aku bantu, Maria?" tanya Rayno lembut. Maria menjelaskan keperluannya dengan jelas. Mereka berdiskusi panjang mengenai proyek baru yang akan mereka
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Bab 38

"Tuan Rayno anda sudah pulang kantor?" tanya Bella saat melihat Rayno berdiri didepannya dengan wajah yang serius menatapnya. "Mom, meminta aku mengantarmu ke rumah sakit. Sudah waktunya kontrol kehamilan bukan?" jelas Rayno sambil tatapannya memandang ke perut Bella. Bella mengangguk dan tersenyum lembut. "Ya, Tuan. Terima kasih, mau mengantar. Kita bisa pergi sekarang," ujarnya sambil berdiri kesusahan dari sofa. Tiba-tiba Rayno memasukkan tangannya dan menahan punggung Bella dari belakang lalu tanpa aba-aba menggendong Bella. "Tuan apa yang anda lakukan turunkan saya," ucap Bella yang panik karena perlakuan Rayno yang tiba-tiba. "Diam, kau mau jatuh," jawab Rayno datar berjalan menuju mobilnya. Sedangkan kepala pelayan yang mengikuti dibelakangnya tersenyum simpul melihat sikap tuannya yang sedikit berubah karena kehadiran tuan muda James di rumah ini. Mereka berdua segera meluncur ke rumah sakit. Perjalanan mereka cukup tenang, meskipun Rayno masih sesekali terdiam d
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Bab 39

Pagi harinya, saat Rayno pergi bekerja, Bella segera mengambil kesempatan untuk melarikan diri. Ia mengambil berlian dari laci tempatnya menyimpan dan menyelipkannya di dalam saku bajunya. Dengan hati-hati, Bella membuka pintu rumah dan melangkah keluar. Ia berjalan pelan-pelan menuju pintu gerbang keluar, berharap dapat lepas dari segala penjagaan yang ketat di rumahnya. Namun, tiba-tiba Bella merasa ada orang yang mengikuti dan memperhatikannya dari kejauhan. Ia merasa cemas dan mempercepat langkahnya. Ternyata, Rayno telah tahu bahwa Bella sedang berusaha melarikan diri. "Kau mau kabur dari sini, huh?!' teriak Rayno sambil berlari mendekati Bella. Bella panik dan berusaha sekuat tenaga melarikan diri. Ia berlari secepat yang ia bisa, tanpa memedulikan kehamilannya. Rayno terus mengejarnya dengan penuh kemarahan. Ketika Bella hampir kehabisan nafas, tiba-tiba Rayno mengangkat tubuhnya membawanya dalam gendongannya kembali kerumah. "Dasar wanita bodoh, apa yang kau lak
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Bab 40

Tangan Rayno mengambil alih buntalan benang sweaternya yang menyangkut lalu menariknya kuat sampai terlepas. "Tidurlah sudah malam," ucapnya kepada Bella. Setelah itu dia pergi setelah memandang perut Bella sebentar. 'Sial, kenapa hatiku berdebar-debar saat menyentuh perut Bella dan memandang wajah wanita itu dari dekat?' gumam Rayno dalam hatinya saat akan menuju kamarnya. Dia akui, belakangan ini Bella begitu cantik dan manis. Istri yang tidak dia harapkan itu selalu membuatnya kesal karena begitu dekat dengan sepupunya. Tak mau memikirkan hal yang tak penting Rayno memjamkan matanya bersiap tidur. *** Dua bulan kemudian "Sudahlah Rayno, ayo kita bicara serius," ucap Maria dengan suara lembut. Rayno hanya bisa mengangguk dan duduk di samping sofa yang ditempati Maria. Tiba-tiba, Maria mulai memegang pergelangan tangan Rayno dengan lembut. "Apa yang sedang kamu pikirkan, Rayno? Kita harus membicarakan tentang hubungan kita. Aku tahu kamu mungkin masih kesal dengan k
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more
PREV
1234568
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status