Home / Fantasi / Sang KAISAR PRODEO / Chapter 281 - Chapter 290

All Chapters of Sang KAISAR PRODEO: Chapter 281 - Chapter 290

334 Chapters

Bab 281. SELAMAT JALAN..

Namun diam-diam rupanya Drajat melakukan sesuatu, yang tak diduga oleh kedua sahabat mudanya tersebut. Ya, rupanya Drajat sedang memompa sesuatu keluar dari dalam tubuhnya. Sesuatu yang harus dikeluarkannya, dalam kondisi dirinya masih hidup. Hingga pada batasnya.."Kyaarrghks..!" pekikan naga murka bergaung dahsyat. Dimas dan Gatot sampai terhempas ke belakang, dan membentur dinding helikopter. Helikopter seketika itu juga oleng dan tak terkendali. "Hegghs..!" Drajat keluarkan seruan tersedak. Dan dari mulutnya, keluar sebuah batu putih berkilau sebesar bola pingpong. Batu itu seperti giok, namun lebih transparan wujudnya. Benda itu langsung di genggam oleh Drajat, yang tangannya sejak tadi telah bersiap di depan mulutnya. Dimas dan Gatot cepat kembali menghampiri Drajat. Tangan mereka langsung menahan tubuh lemas Drajat, agar tak terjerembab jatuh. "Di .. mas ..hhh ... hhh.. berikan pa ..da Ba..ra. Telan sa .. ja. Kitab..nya di lema..ri.shhh ..." dan akhirnya terkulai sudah t
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Bab 282. DUKA DAN MURKA

"Baik Bara," sahut Sandi seraya meningkatkan kecepatan helikopter itu. Keharuan, kesedihan, dan rasa kehilangan nampak jelas terlukis, pada wajah semua para sahabat Bara cs. Mereka semua berkumpul di vila tanpa ada yang ketinggalan. Resti, Revina, Katrin, Dewi, bahkan Retno ibu Dimas juga ikut berada di vila markas malam itu. Mereka semua bergegas datang ke vila markas, saat dikabari tentang gugurnya paman Drajat. Semua anggota Pasukan Super Level pun tertunduk sedih, karena mereka merasa sangat kehilangan sosok pemimpin, guru, dan juga panglima terdepan mereka. Lima buah helikopter sudah disiapkan di halaman markas. Untuk berangkat ke Cirebon, menuju ke kediaman keluarga besar Drajat. Dimas juga sudah mengabarkan perihal meninggalnya Drajat, pada pihak keluarganya. Pihak keluarga Drajat tentu saja terkejut dan sedih mendengar kabar itu. Namun rupanya Drajat sudah mewanti-wanti mereka, untuk tabah jika sesuatu terjadi pada dirinya. Mereka pun menunggu jenasah Drajat di terbang
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Bab 283. AMANAH YANG BERAT

"Keparath..!" Graito berteriak marah entah memaki siapa, seraya menghantam meja. Braakhh..!!Namun yang pasti ... again.! Sebuah meja jati ukir harus segera dibeli. Untuk menggantikan meja jati ukir yang ambyar dan hancur, di ruang pribadinya. Tuttt ... Tuttt ... Tuttt.! Kembali ponsel sang Jendral berdering. Klik.! "Ya Angga..!" seru sang Jendral, yang masih merasa emosi dengan kabar dari Atri tadi. "Ayah. ! Paman Denta telah tewas, helikopter yang dinaikinya jatuh semalam." "A-apa..?! Siapa yang menjatuhkan helikopternya..?!" seru sang Jendral terkejut bukan main, mendengar kabar buruk itu. Sang Jendral pun langsung menduga, jika helikopter pasti jatuh akibat sesuatu hal. "Itu gara-gara pukulan Bara, Ayah! Bara yang melakukannya," sahut Angga cepat. "Bedebah Bara..! Kau lagi .. kau lagi..! Baik Angga..! Ayah akan segera ke sana. Dan kau Angga..! Persiapkan dirimu untuk menghabisi Bara, di pertandingan tantangan pada sang Penguasa Wakil Negeri dua bulan mendatang..!" Kl
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Bab 284. MENUJU PENJARA KOTA

"Dahsyat..!" seru Sandi takjub. Melihat kedahsyatan energi Mustika Naga Salju, yang baru saja disaksikannya"Edan..!" Gatot pun berseru terkejut. Lalu Bara meraih kitab tebal, yang ternyata terpisah menjadi dua bagian. Kitab dengan tulisan dan bahan yang sama. Namun sayangnya Bara sama sekali tak bisa membaca dan memahami makna, dari huruf-huruf serta beberapa gambar yang tergurat di buku berbahan kulit berwarna kuning kecoklatan itu. "Aku tak bisa membaca dan memahaminya," keluh Bara dengan wajah agak kecewa. "Wah, sayang sekali Bara," ujar David menyayangkan hal itu. "Mas Bara, ada satu pesan lagi dari paman Drajat yang harus kaujalani," ucap Dimas, yang sejak tadi terdiam dan terkesima, melihat hal yang terjadi pada Mustika Naga Salju itu. "Apa itu Mas Dimas..?" tanya Bara, yang kini merasa penasaran dengan maksud Drajat memberikan kitab yang sama sekali tak mampu dibaca dan dipahaminya itu. "Paman Drajat meminta kau menelan Mustika Naga Salju itu," sahut Dimas. "Hei..! Bu
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Bab 285. HEBOH DAN SEMARAK

"Sudah lama kita tak bertemu mereka David. Bagaimana ya keadaan rekan-rekan kita sekarang di sana..?" Bara berkata sekaligus bertanya, seolah pada dirinya sendiri. Ya, Bara memang memiliki kenangan tersendiri di Penjara Kota itu. Tempat yang merupakan 'titik awal' dari perjalanannya, menjadi seorang petarung kompetisi. Sebuah titik tolak yang seketika merubah kehidupannya 180 derajat. Sehingga pada akhirnya uang bukanlah masalah lagi, dalam kehidupannya. Namun di sisi lain. Hal itu juga merupakan titik pahit dalam hidupnya. Di mana sebuah kemelut terjadi, yang menyebabkan tewasnya kedua orangtuanya tercinta. Sungguh sebuah harga yang teramat mahal bagi Bara. Namun hal itu memang sudah menjadi garis-NYA..! Akhirnya mereka pun tiba di Penjara Kota. Suasana di luar area penjara saat itu tak begitu ramai. Bara teringat kebiasaannya dahulu, di jam-jam seperti ini. Biasanya dia dan rekan-rekannya sedang asik nongkrong dan ngobrol, di Taman blok penjara. Akhirnya Bara dan David turun
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Bab 286. P A S R A H

"Jarot..! Sang Kaisar datangg..!" Dakk..! Dok..! Dokk..!" Amir si gempal berteriak keras, seraya menggedor pintu jamban umum dekat taman. Di mana saat itu Jarot sedang 'fokus' pada satu titik, dalam posisi berjongkok di atas kloset. "Inna ....!" Braghh..! Jarot langsung tersentak kaget dan terjengkang. Hingga punggungnya menabrak dinding di belakangnya. Saat dia mendengar gedoran keras si Amir di pintu jamban."Keparathh kau Amir..! Awas jika kau bohong..!" Jarot pun memaki Amir, dan mengancamnya. Namun tak urung dia pun buru-buru menuntaskan hajatnya. Taman Blok D yang sebenarnya cukup luas itu. Bahkan tak mampu menampung desakkan para napi dari blok lain. Yang nekat masuk ke blok D, tanpa bisa dicegah oleh petugas sipir mereka. Suasana taman blok D penuh sesak, bagaikan sedang ada kampanye akbar saja layaknya. Karena bukan lagi ratusan napi beserta para petugas penjara yang berkumpul. Tetapi sudah mencapai ribuan orang napi, yang memenuhi area blok D. Sungguh luar biasa khari
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 287. PAMIT DAN PENYELARASAN

'Sepertinya sisa hidupku di penjara ini akan kelam. Baiklah jika hal itu harus kulakukan ...' bathin Samuel, seraya memikirkan suatu hal. Ya, Samuel akhirnya menyadari, hanya satu hal yang bisa dilakukannya pada titik batasnya nanti. *** "Jarot, apakah ada seseorang bernama Samuel di blok D ini..?" tanya Bara, di tengah obrolannya dengan rekan-rekan lamanya itu. "Siapa Bara..? Samuel..? Bukankah itu napi yang belum lama masuk ke gang 3 blok D ini. Bagaimana Rojak..?" sahut Jarot seraya bertanya pada Rojak. "Benar Jarot. Aku ingat sekali pada orang itu..!" seru Rojak membenarkan. "Ada apa dengan orang bernama Samuel itu Bara..?" tanya Jarot heran. Hatinya bertanya-tanya ada hubungan apa Bara dengan Samuel itu. "Biar David saja yang menjawab pertanyaanmu, Jarot," ucap Bara seraya melirik pada David. "Samuel adalah dalang di balik pembunuhan Ayah dan Ibuku, Jarot," David berkata dengan wajah mengelam. Dia memang selalu emosi jika berbicara soal Samuel, orang yang telah membuatny
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 288. S E L A R A S

Seth..! Hanya dengan sedikit lesatan saja, sosok Bara telah berada di puncak landai undakan batu itu. Bara pun langsung duduk bersila di atasnya. Bulatnya bulan purnama di langit malam itu, seolah mendukung niat Bara melakukan penyelarasan energinya. Perlahan Bara mengeluarkan bungkusan kain putih, yang menyelimuti benda bulat di dalamnya. Bara segera mengatur nafasnya terlebih dulu, dan menetralkan energi dalam dirinya. Kemudian dengan menghirup nafas panjang dan lama. Sreth. ! Secepat kilat Bara membuka selimut kain putih yang membungkus Mustika Naga Salju, dan tanpa ragu menelan mustika itu pada ujung tarikan nafasnya. Dan perlahan Bara mengatur posisinya pada posisi meditasi teratai, sepasang matanya pun ikut terpejam perlahan. Bara pun mulai mengolah energi di dalam tubuhnya. Blaasshhp..! Nampak uap putih mulai keluar dari seluruh pori-pori di tubuh Bara. Semakin lama uap putih yang menguarkan hawa sangat dingin itu semakin meraja, mengepul, dan menyelubungi sosok Bar
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 289. KABAR DARI MARSHA

"Ssshhh...!" Bara melepaskan rest pernafasan dalam dirinya. Perlahan sosoknya yang bersila dalam posisi melayang itu kembali ke wujud normalnya, lalu turun kembali ke atas dataran batu di bawahnya. Namun saat kedua matanya terbuka perlahan, masih nampak cahaya merah di mata kanan dan cahaya biru di mata kirinya. Secara berangsur pula kedua cahaya di matanya itu menghilang. Kini Bara telah benar-benar kembali dalam wujud normalnya. Di usapnya guliran darah yang sudah membeku di kedua sudut bibirnya, dengan kain putih selimut Mustika Naga Salju tadi. Kini barulah terasa, betapa lelah dan lemah staminanya pasca penyelarasan energi selesai dilakukan. Akhirnya Bara memutuskan langsung melakukan 'hening' di situ, hingga pagi hari nanti. Ya, Bara memang harus segera kembali memulihkan stamina, dan merecovery energinya. Perlahan kembali Bara memejamkan kedua matanya, lalu lenyap ... lenyep ... dan sirna ... sirna raga ... sirna rasa ... sirna rupa .. Niiinngg..! Bara pun masuk ke da
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 290. TENTUKAN LOKASI

"Halah kamu ini Tot! Masih pagi bukannya olahraga dulu, malah makan gorengan. Sehatnya di mana coba..?!" seru David agak keki juga, pembicaraannya dengan Bara di dengar si jahil Gatot. Sementara Bara hanya tersenyum kecut saja, memandang Gatot yang memang 'kepo'an itu. Tak lama kemudian datanglah bi Tarni, dengan membawa sepiring besar pisang goreng, yang langsung di letakkannya di atas meja teras. "Ini nih yang suka main comot di dapur, pisang goreng masih di pendaringan dah di sabet ajah. Huh..!" seru bi Tarni, seraya memandang Gatot dengan wajah sebal namun bercampur rasa geli. "Habis masakan bi Tarni enak sih..!" seru Gatot cuek. Hal yang membuat bi Tarni nggak bisa ngomel lagi pada Gatot. Dia pun kembali ke dapur dengan perasaan senang, namun juga gondok pada Gatot. Siapa sih wanita yang nggak senang dipuji masakannya enak..? Tapi caranya itu lho. Hehe. "David, Gatot. Sepertinya aku memerlukan waktu sekitar sebulan lebih. Untuk mempelajari dan menggabungkan ilmu, dalam Kit
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more
PREV
1
...
2728293031
...
34
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status