"Ssshhh...!" Bara melepaskan rest pernafasan dalam dirinya. Perlahan sosoknya yang bersila dalam posisi melayang itu kembali ke wujud normalnya, lalu turun kembali ke atas dataran batu di bawahnya. Namun saat kedua matanya terbuka perlahan, masih nampak cahaya merah di mata kanan dan cahaya biru di mata kirinya. Secara berangsur pula kedua cahaya di matanya itu menghilang. Kini Bara telah benar-benar kembali dalam wujud normalnya. Di usapnya guliran darah yang sudah membeku di kedua sudut bibirnya, dengan kain putih selimut Mustika Naga Salju tadi. Kini barulah terasa, betapa lelah dan lemah staminanya pasca penyelarasan energi selesai dilakukan. Akhirnya Bara memutuskan langsung melakukan 'hening' di situ, hingga pagi hari nanti. Ya, Bara memang harus segera kembali memulihkan stamina, dan merecovery energinya. Perlahan kembali Bara memejamkan kedua matanya, lalu lenyap ... lenyep ... dan sirna ... sirna raga ... sirna rasa ... sirna rupa .. Niiinngg..! Bara pun masuk ke da
"Halah kamu ini Tot! Masih pagi bukannya olahraga dulu, malah makan gorengan. Sehatnya di mana coba..?!" seru David agak keki juga, pembicaraannya dengan Bara di dengar si jahil Gatot. Sementara Bara hanya tersenyum kecut saja, memandang Gatot yang memang 'kepo'an itu. Tak lama kemudian datanglah bi Tarni, dengan membawa sepiring besar pisang goreng, yang langsung di letakkannya di atas meja teras. "Ini nih yang suka main comot di dapur, pisang goreng masih di pendaringan dah di sabet ajah. Huh..!" seru bi Tarni, seraya memandang Gatot dengan wajah sebal namun bercampur rasa geli. "Habis masakan bi Tarni enak sih..!" seru Gatot cuek. Hal yang membuat bi Tarni nggak bisa ngomel lagi pada Gatot. Dia pun kembali ke dapur dengan perasaan senang, namun juga gondok pada Gatot. Siapa sih wanita yang nggak senang dipuji masakannya enak..? Tapi caranya itu lho. Hehe. "David, Gatot. Sepertinya aku memerlukan waktu sekitar sebulan lebih. Untuk mempelajari dan menggabungkan ilmu, dalam Kit
"Baiklah. Kalau begitu, kita akan berangkat ke Pantai Rancabuaya, setelah kedatangan Marsha dan Leonard saja," akhirnya Bara memutuskan. "Benar, sebaiknya kita memang menunggu mereka datang ke sini terlebih dulu," Dimas menyetujui. Akhirnya mereka pun kembali sepakat, untuk berangkat berlatih setelah kedatangan Marsha dan Leonard ke vila. Bara baru saja masuk ke kamarnya untuk mandi , saat ponselnya yang berada di meja kamar berdering... Tutt ... Tutt ... Tutt.!Klik.! "Ya Resti." "Mas Bara, Resti mau kevila nanti agak siangan, sekalian mengantarkan logistik untuk kalian." "Baik Resti. O ya Resti, Mas dan semua sahabat di sini hendak menggelar latihan bersama selama sebulan lebih di Pantai Rancabuaya. Kita akan berangkat setelah kedatangan Marsha dan Leonard ke vila." "Wah..! Begitu tiba-tiba Mas. Resti ikut lho." "Baik Resti, jika memang kau ingin kau boleh ikut." "Asikk..! Resti akan kabarkan hal ini pada Revina dan yang lainnya nanti. O ya, kapan Kak Marsha dan Leonard d
Hong Cheng memiliki tiga orang murid, yang di asuhnya sejak kecil. Kesemua muridnya itu adalah anak-anak terlantar, yang ditemukannya saat dia berjalan-jalan keluar dari tempat tinggalnya. Ketiga muridnya itu adalah, Chen Sang si 'Naga Bumi' sebagai muridnya yang tertua, dan terdaftar sebagai peserta kompetisi internasional tahun ini. Cin Hai si 'Kipas Neraka sebagai murid kedua, dan terakhir Han Jian si ''Naga Terbang'.Ilmu-ilmu kelas atas yang diturunkannya pada ketiga muridnya itu, mampu menjadikan diri Hong Cheng bak raja kecil. Asset kekayaannya saat ini pastilah akan mencengangkan orang, jika diuraikan satu persatu. Karena di samping saldo rekeningnya yang dihiasi deretan angka yang panjang. Hong Chen juga memiliki beberapa tempat tinggal mewah, yang tersebar di beberapa kota. Namun yang mengherankan, adalah dia lebih sering berada di 'kuil terlarang'nya itu, daripada tinggal di rumah mewahnya. Demikianlah sekelumit kisah, tentang guru dari tiga tokoh yang nantinya akan
"Hmm. Jika kau katakan kemampuan Chen Sang hanya setara dengan Bara, maka dia bukanlah ancaman bagiku Freedy. Karena dua bulan mendatang, akulah yang akan lebih dulu menghabisi Bara. Dan lanjut akan menghabisi Cheng Sang itu...!" seru Angga, dengan nada yang sangat pongah. Freedy hanya mengangguk dan terdiam saja mendengar ucapan Angga. Dia memang mengakui kemampuan Angga saat ini, yang bahkan telah berada diatas kemampuan sang Jendral sendiri. Sedangkan Pandu langsung menoleh ke arah lain. Hatinya menjadi jengah dan sebal mendengar kesombongan Angga, yang dinilainya terlalu meremehkan kemampuan lawan. Dia sudah merasakan sendiri kemampuan Bara yang berada di atasnya. Dan andaipun Angga sudah menguasai pamungkas aji Singa Langit level ke 7 sekalipun, kiranya tak semudah itu Angga bisa menundukkan Bara. Karena Pandu sudah menyaksikan dan membuktikan sendiri. Betapa pukulan 'Singa Memecah Langit' miliknya pun bagai tak memiliki damage apa-apa, saat menghantam sosok Bara yang diseli
Sementara di kediamannya, sang Jendral saat itu sedang berkumpul dengan orang-orang kepercayaannya. Nampak Angga, Freedy, Pandu, Cin Hai, dan Han Jian, duduk di ruang tamu sang Jendral. Mereka sedang membicarakan soal kelompok Bara cs, yang semakin lama semakin meresahkan bagi kelangsungan bisnis sang Jendral. Disamping ternyata ada topik cukup mengejutkan, yang juga mereka bahas malam itu. "Baiklah. Untuk sementara urusan Bara cs kita kesampingkan dulu. Ada hal yang lebih mendesak saat ini, untuk kita mengambil tindakan..!" seru sang Jendral, seraya menatap semua orangnya yang berada di ruang tamu itu. "Hal apakah itu Ayah..?" tanya Angga penasaran. 'Hal apa yang lebih penting dibanding mengurus Bara cs itu..?' bathin Angga bertanya-tanya. "Kalian dengarlah..! Aku mendapat kabar dari orang kepercayaanku di dalam kepolisian. Keadaan dan status kita saat ini berada dalam pengawasan kepolisian. Dan tadi pagi tak sengaja ku melihat sebuah mobil di kejauhan, saat aku sedang mener
Spratzzh..!! Cahaya merah pekat berwujud lingkaran, keluar melesat dari kedua tangan Chen Sang. Nampak semakin ke bawah, lingkaran cahaya pukulan itu semakin membesar. Hingga pada saat diameter cahaya pukulan itu mencapai 15 meter... Blaammpshsk ... !!! Grgghhk..! Greegrrghk..!! Bumi di sekitar area titik pukulan itu nampak berguncang hebat. Semua satwa yang berada di sekitar lembah itu keluar berlarian kencang, terbang, atau merayap cepat menjauh. Pusaran angin dahsyat terbentuk seketika, membawa serta debu dan kerikil ikut naik masuk dalam arus pusaran. Namun tak lama kemudian pusaran angin itu pun terhenti. Kerikil-kerikil serta daun dan ranting, yang ikut terbawa naik oleh pusaran kembali berjatuhan dan berserakan di atas bumi. Kini nampaklah sebuah lubang besar di permukaan bumi lembah itu. Lubang melingkar berdiameter 15 meteran telah Amblass..!! Melesak sedalam 5 meteran ke dalam bumi. Bagaikan kolam renang yang kosong, tanpa air berbentuk lingkaran. Dahsyat..!! Subggu
"Kyaarrgghks..!!" Byaarrshk..!! Pekikkan menggetarkan yang berasal dari dalam Gua Kelelawar itu. Bagai hendak meruntuhkan karang-karang tinggi dan terjal, yang mengurung sosok Bara di dalamnya. Lalu diikuti dengan meledaknya hawa energi dari tubuh Bara, yang langsung memancarkan dua energi ajaib Naga Emas dan Naga Salju dalam dirinya. Perubahan wujud sosok Bara pun seketika terjadi.!Wujud bersisik emas berkilau berada di bagian kanan tubuhnya, dan bagian tubuh kirinya bersisik seputih salju dengan kilauan bak intan. Kedua matanya pun berlainan warna. Mata kanannya merah semerah saga, dengan kemilau keemasan mengelilingi tepian bola matanya. Sementara mata kirinya biru terang menyala. Indah namun pancarkan aura dingin mengerikkan..! Slaphh...! Melesat secepat kilat sosok bercahaya kemilau putih keemasan terang menyilaukan mata. Bak sebuah meteor yang melesat keluar, dari lubang Gua Lalai yang berada di pantai Rancabuaya itu. Sosok perwujudan Bara yang diselimuti cahaya itu te
Taph..! Tak salah memang Bara menjuluki Brian sebagai sahabat tercepat setelah dirinya, dalam hal ilmu meringankan tubuh. Bara pun terselamatkan dan langsung di bawa oleh Brian, ke tempat agak jauh dari arena pertarungan. Para sahabat pun berlesatan cepat menghampiri Brian, untuk melihat kondisi Bara yang masih tak sadarkan diri. Gatot langsung menotok beberapa titik di tubuh Bara. Untuk mempercepat dan memperlancar sirkulasi darah dan energi di tubuh Bara. Akhirnya, para sahabat memutuskan untuk meninggalkan area pertarungan final malam itu. Mereka pun berniat kembali ke kediaman Joseph, yang saat itu masih setia menanti mereka. Tampak wajah Joseph pucat pasi dilanda ketakutan, akibat merasakan kondisi alam yang tadi bagaikan hendak kiamat. Namun rasa cemasnya atas keselamatan Bara cs, membuatnya tetap bertahan menanti di posisinya. Sungguh orang yang tabah dan setia kawan si Joseph ini. Dimas dan Leonard memutuskan ikut ke rumah Joseph, setelah mereka melihat kondisi Bara.
Lengkap sudah tiga elemen langit, es, dan bumi menyatu..! Dalam satu badai gelombang power raksasa di sekitar Bara.Semua orang yang berada di sekitar arena pertarungan itu, mereka langsung bergerak secepat mungkin. Untuk menjauh dari lokasi pertarungan, yang bagaikan sedang dilanda kiamat itu. Bahkan dua helikopter yang tersisa di udara, mereka hanya bisa mengambil gambar itu dari jarak yang sangat jauh. Tentu saja mereka bergidik ngeri, setelah melihat dua helikopter rekan mereka yang sudah menjadi bangkai. Tanpa ada satu pun penumpangnya yang bisa selamat. Dengan saling menguatkan tekat. Keempat sosok lawan Bara secara bersamaan bergerak, menyerang dan menerjang..! "Hiyaahh...!! Haaurmmsh.!! Hiyaathh..!! Huuppsh..!!" Keempat sosok itu serentak melesatkan pukulan andalan mereka ke arah Bara. BLANNGGGKSHHZTT...!!!! Sebuah gelombang besar bak bola energi raksasa pun melesat deras ke arah Bara. Gelombang energi yang tercipta dari 4 serangan lawannya tersebut, terdiri atas berb
"Tembak..!" seru Dimas, saat dia melihat para sniper penyelenggara mulai menarget ke arah Bara. Splazth..! Splatsh..! ... Splatzh..! Dengan serentak para sniper Pasukan Super Level segera melesatkan pelurunya. Clakh..! Clakhs..! Clapsh..! Claksh..! ... Clakgssh..! Dan seluruh sniper pihak penyelenggara pun terhentak tewas, dengan kepala berlubang.! Karena memang mereka sudah dalam target para sniper Pasukan Super Level sejak tadi. Seth..! Sethh..! Sethh..! Sang Jendral, Freedy, dan Pandu, yang melihat Hong Chen sudah bergerak menyerang Bara. Akhirnya mereka semua pun ikut melesat, hendak menyerang Bara. Para sahabat yang melesat juga telah bersiap dengan ilmu pamungkas mereka masing-masing. Ajian 'Sayap Pembelah Langit' disiapkan oleh Brian, ajian 'Tendangan Halilintar Semesta' disiapkan Sandi, Gatot siagakan 'Jari Singa Neraka'nya, dan David juga telah menyiapkan ilmu 'Tapak Budha Mengguncang Langit' miliknya. Seth..! Sett..! Dimas dan Leonard juga tak mau ketinggalan, mere
Langit bagai terbelah, saat menyambar sebuah kilatan halilintar bercahaya keemasan ke arah tangan Chen Sang yang teracung. Dan nampaklah kini, betapa tangan kanan Chen Sang di selimuti cahaya keemasan yang berkeredepan menyilaukan. Sebuah cambuk dengan 3 lidah petir berkilat-kilat, dengan mengeluarkan bunyi tegangan listrik yang mengerikkan di udara. Krrtzzh...! Krttzzkh..!! Krrttzzsk..!!Bara melirik ke arah timer, yang menunjukkan pertarungan sudah berada di menit ke 21. 'Hmm. Apa boleh buat, ini terpaksa', bathin Bara resah. "KALIAN SEMUA YANG DI BAWAH..! MENYINGKIRLAH LEBIH JAUH..!!" seru Bara memperingatkan, dengan lambaran tenaga dalamnya, pada semua orang yang berada di sekitar arena. Seketika semua orang di bawah pun bergerak menjauhi garis batas arena. Hati mereka semua sama berdebar. Ya, mereka semua sangat sadar, kiranya puncak pertarungan final telah tiba. Dan 'Pukulan Dua Naga' pamungkas Bara pun di siapkan tanpa ragu lagi. "Hyaarrghks...!!" Blaatzhs..!! Blaatzks
"Terimalah ini bedebah.!" Byaarshk..!! Chen Sang berseru keras, seraya kembali meledakkan energi dalam dirinya. Kini nampak sosoknya berubah di selubungi cahaya hitam pekat kemerahan. Inilah ilmu gabungan, antara power Naga Bumi dan ilmu 'Badai Bumi Neraka'..! Byaarshk..!!Bara juga meledakkan 'power' dalam dirinya. Seketika sosoknya berubah menjadi dua warna yang berbeda. Nampak sebagian sisik tubuhnya berwarna emas di kanannya, dan sisik putih cemerlang kebiruan di sebelah kirinya. Kedua matanya mencorong, dengan warna merah menyala dan biru berkilau. 'Ahh..! Penyelarasan dua Mustika Naga..!' seru bathin Chen Sang terkejut. Walau dia sudah mendengar dari gurunya, soal pemuda yang sanggup menyelaraskan dua power Mustika Naga ini. Namun tetap saja hatinya merasa tergetar. Melihat keindahan sekaligus kengerian 'power', di balik sosok Bara itu. Namun tentu saja Chen Sang juga sangat yakin, dengan 'power'nya sendiri. Segera Chen Sang menerapkan ilmu 'Badai Neraka Naga Bumi'nya.
Slaph..! Slaph..! Hampir bersamaan dan dengan kecepatan yang setara, Bara dan Chen Sang kini telah saling berhadapan di tengah arena pertarungan yang luas itu. Keduanya masih dalam posisi melayang tak menyentuh tanah. Keduanya nampak saling tatap dengan pandangan tajam, dalam jarak sekitar 15 meter. "Apakah kau yang membunuh kedua adik seperguruanku..?!" seru tajam Chen Sang. "Maaf, adik seperguruanmu yang mana..?" Bara balik bertanya tenang. Karena dia memang tak tahu, jika Cin Hai dan Han Jian adalah adik seperguruan dari Chen Sang. "Si Kipas Neraka dan si Naga Terbang..!" seru Chen sang geram bukan main, melihat ketenangan Bara. 'Seolah tak bersalah saja kau bangsat..!' seru hati Chen Sang murka. Nampak 4 buah helikopter dari pihak channel khusus telah terbang mengudara, di empat titik mereka dalam bentuk 'plus' di empat sisi arena. "Ohh..! Si Tukang Kipas dan si Pendek Kekar itu. Iya aku membunuhnya, karena mereka berbuat onar di negeriku," sahut Bara tersen
"Hmm. Sepertinya ini akan memakan waktu agak lama. David, konfirmasikan saja waktu pasang pertaruhan khusus pada menit ke 25 pada para rekanan kita. Pada menit tersebut akan bisa ditentukan, aku atau Chen Sang yang akan tewas," ucap Bara. Sepasang mata Bara pun langsung terpejam, bathinnya berusaha membaca alur pertarungan yang akan terjadi nanti malam. "Baraa..! Kau harus memenangkan pertarungan nanti malam, sobatku!" seru Sandi terkejut waswas, mendengar ucapan terakhir Bara. "Kau pasti menang Bara..! Jangan ragu untuk menghabisi lawanmu nanti malam!" seru Gatot yakin. 'Andai sampai kau kalah, maka aku juga akan turun arena dan menghabisi Graito..! Dialah biang kerok dari semuanya ini!' bathin Gatot bertekad."Mas Bara.! Kau harus memenangkan pertarungan nanti..!" seru Brian serak, dia sangat terkejut mendengar ucapan terakhir Bara yang sangat dikaguminya itu."Baik akan ku infokan waktu pasang taruhan itu pada seluruh rekan kita. Aku percaya padamu Bara..!" seru David mantap.
"Bara! Sebentar lagi aku landing di bandara A.A. Bere Tallo." "Ahh..! Kau merepotkan diri untuk datang Leonard. Kali ini sepertinya akan berbahaya Leonard. Apakah Marsha kau bawa serta..?" "Tidak ada alasan bagiku untuk tak berada di sisimu, saat kalian menghadapi bahaya. Tidak Bara, Marsha tak kuijinkan ikut, walaupun dia memaksa," sahut Leonard mantap. "Syukurlah Marsha tak ikut serta. Baiklah Leonard. Kau sudah datang, maka Brian akan menemuimu. Brian akan menunjukkan hotel, di mana Mas Dimas dan Pasukkan Super Level akan menginap. Untuk sementara kau bisa menempatinya, sambil menunggu Mas Dimas datang tak lama lagi," ujar Bara lega, mendengar Marsha tak ikut serta. Bara pun memberi arahan pada Leonard. "Baik Bara, aku mengerti." Klik.! "Brian kau berangkatlah sekarang juga ke pintu keluar Bandara. Untuk menyambut Leonard. Antarkan dia ke hotel tempat Mas Dimas dan Pasukkan Super Level akan bermalam. Dan temani dia hingga Mas Dimas datang, lalu kau kembalilah ke sini," uj
"Wah..! Mantap Norman..! Kau memang pandai menangkap angin surga rupanya! Hahaa..!" David merasa senang atas pasrtisipasi Norman, dalam rencana Bara cs menghabisi 'bisnis' sang Jendral. "Hahaaa..! Baik David, sementara itu dulu yang bisa kupertaruhkan saat ini. Jika ada rejeki mendadak, maka pasti akan kutambahkan taruhanku." Klik.!"Semuanya. Norman telah menyiapkan dana 9 triliun untuk bertaruh besok," ujar David, dengan wajah berseri. "Wah..! Sepertinya Graito akan nangis darah bila mengetahui hal ini. Hehe," Dimas menimpali. "Bukan hanya nangis darah Mas Dimas. Tapi nangis sambil bugil dia, kayak ODGJ baru..! Hahaha..!" timpal Gatot tergelak. "Mantap David..! Hehehe..!" seru Bara senang, seraya terkekeh mendengar celotehan para sahabatnya. Tuttt ... Tuttt ... Tuttt.! Ponsel Bara kembali berdering. Klik.! "Ya Andrei." "Bara, aku mendengar dari Tuan Winston, kalau dia ikut bertaruh atas kemenanganmu di kompetisi internasional itu. Apakah aku boleh ikut bertaruh atas keme