All Chapters of Terpaksa Mengandung Bayi Sang Cassanova: Chapter 111 - Chapter 120

155 Chapters

111). Permintaan Maaf Dayana

***Pergi meninggalkan halte, Ganesh mengantar Dayana ke apartemen. Tidak hanya mengawal perempuan itu sampai ke pintu, dia juga ikut masuk bahkan berganti baju karena kemeja dan celananya basah."Ganesh, udah belum ganti bajunya?" tanya Dayana, dari depan pintu kamar tamu. "Bibi bikinin teh hangat. Diminum dulu.""Iya, sebentar."Sudah rapi dengan setelan kemeja dan celana milik Zerga, Ganesh melangkah menuju pintu. Di depan kamar, dia mendapati Dayana yang juga sudah berganti pakaian."Pas ternyata baju Kak Zerga," kata Dayana, sambil tersenyum tipis."Saya sama Bang Zerga beda dikit. Jadi pas.""Iya sih.""Kenapa?" tanya Ganesh, menyadari senyuman berbeda di bibir Dayana. "Jadi kangen Bang Zerga, karena bajunya saya pake?"Tidak menimpali, Dayana hanya tersenyum samar. Mengalihkan pembahasan, dia mengajak Ganesh ke sofa lalu di sana, Dayana mengajak Ganesh meneguk teh hangat yang dibuatkan bibi."Mau sekalian makan enggak?" tanya Dayana. "Habis sakit, harus banyak makan.""Saya ud
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

112). Ibu Hamil Manja

***Tidak peduli seberapa lama Ganesh menjauh, cintanya pada Dayana tidak berkurang apalagi hilang.Setelah berusaha bersikap dingin, pada akhirnya dia luluh setelah Dayana dengan terang-terangan menangis. Selembut mungkin, Ganesh menenangkan perempuan itu, bahkan ketika Dayana tiba-tiba ingin menggigit bahunya, Ganesh mengabulkannya."Tidur juga ini bumil manja," kata Ganesh, setelah membaringkan Dayana di kasur. Usai menangis lalu menggigit bahu, perempuan itu mengeluh ngantuk. Tidak mau tidur di kamar, Dayana ingin terlelap dengan posisi duduk—membuat Ganesh suka rela memberikan bahunya untuk dijadikan sandaran."Jangan nangis lagi. Kaya anak kecil aja nangis. Minder nanti anak kita kalau tahu ibunya suka nangis."Tersenyum sendiri tatkala mengingat rengekan Dayana, Ganesh lekas menyelimuti perempuan itu hingga rasa sakit yang tiba-tiba saja datang, membuatnya meringis."Ah!""Ganesh kamu kenapa?"Ganesh membulatkan mata lalu menoleh pada Dayana. Sempat mengira perempuan itu bangu
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

113). Bicara Tentang Perasaan

***"Non, makan yuk. Seafoodnya udah Bibi angetin tuh. Mumpung masih panas."Tengah menikmati film di sofa ruang tengah, Dayana mendapat tawaran tersebut dari bibi. Pukul setengah delapan lebih, Dayana belum makan malam, karena masih menunggu Ganesh datang.Mengadu ingin menyantap seafood, Ganesh sempat menawarkan Rillian untuk menemani Dayana makan. Namun, karena merasa canggung, Dayana menolak sehingga Ganesh pun bersedia untuk menemaninya makan seafood.Namun, tidak bisa langsung datang setelah pulang dari kantor, Ganesh katanya harus mengerjakan konten dulu bersama tim sehingga diperkirakan, pria itu akan tiba di apartemen Dayana pukul setengah delapan malam."Nanti, Bi, nungguin dulu Ganesh. Dia kan mau ke sini," ucap Dayana. "Bibi kalau ngantuk, tidur duluan aja. Seafoodnya biar aku angetin lagi nanti."Tidak membebankan Ganesh untuk membeli seafood, Dayana sudah memesan makanan tersebut sejak maghrib sehingga di dapur, seafood yang dia beli hanya tinggal dihangatkan."Jangan te
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

114). Pilihan Dayana

***Memilih satu diantara dua bukanlah hal mudah, termasuk memilih Ganesh atau Zerga untuk dijadikan pasangan. Namun, sesulit apa pun itu pilihan harus diambil Dayana karena seperti yang Ganesh katakan semalam, Dayana harus tegas.Berbicara tentang perasaan kemarin malam, Dayana tidak langsung menjawab pertanyaan Ganesh. Dia meminta waktu setidaknya satu kali dua puluh empat jam untuk mengambil keputusan.Sadar di posisi Dayana tidak mudah, Ganesh mengalah dengan memberi waktu, dan yaps! Malam ini waktu Dayana untuk berpikir, habis, sehingga mau tidak mau dia harus segera memutuskan."Ya Tuhan, semoga keputusan yang aku ambil tepat."Ganesh belum datang ke apartemen, Dayana kembali memantapkan hati. Tidak di ruang tengah, dia berada di kamar karena kebetulan seharian ini, tempat tersebut menjadi yang paling nyaman untuknya menenangkan hati dan pikiran."Ayo Dayana, kamu bisa."Dayana yang sejak tadi menggenggam ponsel, lantas menghubungi salah satu kontak yang tersimpan di sana. Bukan
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

115). Titipan untuk Zerga

***Usai mengobrol lama dengan Dayana, Athaya mendapat kiriman dari calon menantunya itu. Bukan untuk dia, kiriman tersebut diperuntukan untuk Zerga, dan bukan barang, yang dititipkan Dayana pada dirinya adalah sebuah voice note."Aku putar sekarang kali ya?" tanya Athaya, yang kini berdiri di samping bed Zerga. "Mumpung Papa sama yang lain belum ke sini."Athaya menoleh ke pintu kamar rawat. Tidak ada siapa-siapa, suasana masih sepi sehingga atensi dia beralih kembali pada sang putra.Hampir dua minggu menjalani perawatan, kondisi Zerga masih stuck di tempat. Namun, meskipun begitu keluarga tidak menyerah, sehingga semahal apa pun biayanya, pengobatan Zerga di Bern—Swiss, akan terus dilanjutkan."Zerga, anak gantengnya, Ibu. Ini ibu ketitipan sesuatu dari Dayana," ucap Athaya, memulai monolog. "Zerga dengarkan baik-baik ya, tapi tolong jangan kenapa-kenapa setelah dengar suara Dayana, karena keputusan yang dia ambil demi kebaikan kita semua. Zerga laki-laki baik. Ibu yakin banyak per
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

116). Memburuknya Kondisi Ganesh

***Alur hidup Dayana seperti roller coaster. Setelah sedikit tenang usai menangisi Zerga, kini dia dibuat panik setelah diberi kabar tentang Ganesh yang pingsan lalu dibawa ke rumah sakit.Tidak menunggu dijemput Mas Aji, Dayana pergi sendiri menggunakan taksi online. Menempuh jarak yang sedikit jauh, dia sampai di rumah sakit setelah tiga puluh menit di jalan."Adek yang kuat ya, Dek, Mama harus lihat Papa."Sambil memegangi perut yang tiba-tiba mengalami kram, Dayana berjalan cepat menuju IGD. Di sana, beberapa orang yang tidak asing baginya tengah menunggu."Mas Aji, gimana Ganesh?" tanya Dayana pada Mas Aji."Masih ditangani, Day. Sebentar lagi mung—"Belum selesai Mas Aji bicara, pintu IGD lebih dulu terbuka— menampilkan seorang dokter yang barusaja menangani Ganesh."Ada keluarganya Mas Ganesh di sini?""Saya calon istrinya, Dok," kata Dayana—membuat semua orang di sana, terkejut. "Gimana kondisi calon suami saya? Dia enggak kenapa-kenapa, kan?""Karusakan di salah satu ginjaln
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

117). Tangisan dan Rasa Bersalah

*** "Athaya, ternyata kamu di sini. Mama khawatir tahu enggak? Takut kamu salah jalan atau apa." Athaya refleks menoleh. Menatap sang mertua dengan mata sembab, dia tidak berkata apa pun sementara Nadia yang berdiri pada jarak beberapa meter, perlahan melangkah. "Hei, kok mata kamu sembab?" tanya Nadia, akhirnya peka. "Kenapa? Apa ada sesuatu terjadi?" "Aku punya dosa besar apa ya, Ma, sampai-sampai dua anakku harus seperti sekarang?" tanya Athaya, sambil menahan tangis. "Zerga aja belum sadar dari koma, sekarang Ganesh malah nyusul sakit. Padahal, pas aku pergi, dia baik-baik aja." "Ganesh sakit apa?" tanya Nadia. "Terus itu kamu dapat kabar dari siapa?" "Dari Dayana, Ma," ucap Athaya. "Tadi karena keinget terus sama Ganesh, aku coba hubungin, tapi enggak diangkat." "Terus?" "Aku telepon Dayana buat tanya, dan sambil nahan nangis dia bilang kalau Ganesh masuk rumah sakit," ucap Athaya dengan kedua mata yang kembali berair. "Katanya Ganesh pingsan pas bikin konten, dan
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

118). Semangat untuk Ganesh

***"Gimana, enak enggak?"Satu suapan bubur masuk ke mulut Ganesh, Dayana bertanya perihal rasa. Setengah jam berlalu pasca sadar, Dayana menawarkan makan malam karena sebelum pingsan, Ganesh katanya belum menyantap apa pun.Dibantu Roby yang membelikan bubur dari depan rumah sakit, Ganesh perlu disuapi karena meskipun sudah sadar, dia tidak sanggup duduk. Selain karena rasa sakit di perut sebelah kiri, Ganesh juga mendadak kehilangan tenaga, sehingga kini dia hanya bisa bersandar pada bed yang dinaikkan.Sudah diperiksa dokter, selang oksigen di bawah hidung Ganesh tidak dilepas guna berjaga-jaga. Tidak ringan, sakit karena kerusakan satu ginjal pria itu cukup luar biasa, sehingga ketika kambuh, bukan tidak mungkin Ganesh akan merasa sesak."Enak," jawab Ganesh pelan. "Gurih kaya biasa.""Papa belinya dari gerobakan," jawab Roby, dari ujung bed. "Mau ke rumah makan sehat, takut kamu keburu lapar.""Enggak apa-apa, Pa," ucap Ganesh. "Ini udah cukup kok.""Makan yang banyak karena sub
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

119). Ganesh dan Operasi

***"Dayana ...."Roby berucap parau. Terbangun karena dering dari ponselnya, dia mendapati panggilan dari Dayana. Beralih ke jam dinding yang sudah di angka empat pagi kurang beberapa menit, dia menjawab telepon lalu meyapa,"Halo, Dayana.""Om Roby di mana? Aku mau ketemu Ganesh," tanya Dayana, disertai isakkan. "Om bisa keluar dulu? Aku mau buka pintu, tapi takut enggak diizinin.""Enggak diizinin siapa, Day?" tanya Roby, dengan perasaan bingung. "Sini aja masuk, buka pintunya. Lagian kamu kenapa pagi banget ke sininya? Ini bahkan belum adzan subuh.""Masuk ke ruang ICU kan harus ada aturannya, Om. Aku takut diusir suster," ucap Dayana—membuat Roby mengernyit. "Om di mana? Di dalam, kan? Lagi nemenin Ganesh.""Iya, Om, lagi nemenin Ganesh," jawab Roby. "Itu kamu ngapain ada di ICU?""Kok ngapain, Om?" tanya Dayana. "Aku mau ketemu Ganesh. Dia masuk ICU, kan, karena kritis?""Day ...." Roby mendesah. "Siapa yang kritis ih? Ganesh baik-baik aja. Dia lagi tidur. Kamu ini ngelindur ya
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

120). Deeptalk Dayana dan Rillian

***"Day, akhirnya kamu bangun. Aku lega."Dayana yang baru saja membuka mata, mengernyit. Tidak menimpali ucapan Rillian, dia mengedarkan pandangan hingga ingatan tentang pernyataan dokter beberapa waktu lalu, melintas kembali."Rillian, gimana Ganesh?" tanya Dayana, setelah dia tahu jika bed tempatnya berbaring adalah bed penjenguk di kamar rawat Ganesh. "Dia udah membaik, kan?""Udah, Day," jawab Rillian. "Ada kayanya setengah jam lalu, Dokter bilang Ganesh udah melewati masa kritisnya. Cuman satu kali dua puluh empat jam mau dipantau dulu, jadi belum dipindahin ke sini.""Syukurlah," desah Dayana lega. "Aku enggak tahu harus apa kalau terjadi sesuatu sama Ganesh.""Kita doain yang terbaik aja ya buat Ganesh," ucap Rillian. "Kamu pingsannya lama banget barusan, aku sampe khawatir.""Berapa lama?""Satu jam," ucap Rillian. "Setelah tadi pas pingsan, kamu diperiksa dokter, setengah jam lalu Om Roby panggil lagi dokternya lho. Takut kamu kenapa-kenapa."Tidak menimpali, Dayana perlaha
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
16
DMCA.com Protection Status