Beranda / Romansa / Come And Serve Me / Bab 41 - Bab 50

Semua Bab Come And Serve Me: Bab 41 - Bab 50

60 Bab

41. The Homecoming

Pagar tinggi yang berdiri angkuh itu pun terbuka dengan perlahan, sebelum sebuah mobil sedan mewah berwarna hitam masuk ke dalam kediaman milik Matthew dan berhenti tepat di bagian entrance rumah mewah itu.Matthew membuka pintu mobilnya lalu keluar lebih dulu, sebelum kemudian berjalan mengitari mobil untuk membuka pintu mobil di sisi satu lagi.Pemandangan pJuliet yang terus terlelap di sepanjang jalan dari bandara ke rumah, membuatnya senyum kecil terpulas di bibir Matthew.Dengan perlahan dan hati-hati, lelaki itu mengeluarkan tubuh Juliet dengan menggendongnya. Namun alih-alih terbangun, gadis itu malah semakin meringkuk pada dada bidang yang menyelimuti dirinya dengan hangat. Semakin pulas dalam lelapnya.Juliet tidak bisa tidur selama kepergiannya dari Indonesia dan sebelum bertemu dengan Matthew, jadi kini sepertinya dia sedang membalas dengan terlelap sepanjang perjalanan pulang dari Vancouver.Matthew berhenti sejenak di depan pintu ganda yang terbuka sebagai akses utama mas
Baca selengkapnya

42. The New Target

"Matthew? Apa yang terjadi denganmu?!"Matthew menatap datar kepada Oma Anita dan juga Karina yang baru saja datang ke rumahnya.Ia baru saja hendak ke dapur untuk membuatkan susu hamil dan mengambil beberapa camilan untuk Juliet, ketika sayup-sayup ia mendengar suara mobil yang menderu di bagian entrance kediamannya.Suara langkah kaki dua orang itu yang terdengar memasuki rumah pun sangat dihapal oleh Matthew. Namun ia masih dengan santai mengaduk susu dan mengambil camilan beberapa buah potong di dalam piring yang telah disiapkan oleh pelayan.Oma Anita berjalan mendekati cucunya dan lekat memperhatikan wajahnya. Satu tangannya pun terulur memegang dagu Matthew, lalu menolehkan wajah lelaki itu ke kanan dan ke kiri."Apa yang terjadi dengan wajahmu?" Seru Oma ketika melihat lebam dan darah yang menghiasi wajah tampan itu. "Aku tidak percaya cucuku yang sabuk hitam bisa dibikin babak belur begini!"Matthew menghela napas pelan dan melepaskan dagunya dari tangan Oma. "Aku habis diker
Baca selengkapnya

43. The Perfection

"Sebagai penyebab utama dari semua rumitnya masalah kejiwaan yang dialami Juliet, sudah seharusnya kamu sangat bersyukur karena gadis itu masih mau berusaha untuk memaafkanmu, Matthew."Sindiran telak itu membuat Matthew memejamkan kedua manik coklat pasirnya. Penyesalan yang teramat dalam seolah menghujam ke dalam rongga dadanya, merobek setiap senti dinding-dinding hatinya, serta melemahkan seluruh tulang dan ototnya hingga tak berdaya."Aku tahu, Vin." Helaan napas yang berat menguar dari bibir Matthew. "Aku memang si brengsek yang sangat beruntung."Dokter Kevin, yang juga merupakan sepupu jauh Matthew dan kebetulan adalah Dokter Ahli Jiwa atau Psikiater itu menatap Matthew lurus-lurus."Aku bisa melihat refleksi penyesalanmu, dan itu bagus. Juliet itu... dia bukan hanya hancur, tapi juga sudah kehilangan inti jati dirinya. Mood-nya yang naik turun adalah disebabkan ledakan hormon kehamilan sekaligus trauma mendalam atas ketidakberdayaan dan siksaan yang setiap hari ia terima sela
Baca selengkapnya

44. The Second Date

Juliet sedang menunggu di luar ruangan praktek pribadi Dokter Kevin, menunggu Matthew yang berada di dalam sana. Julietlah yang lebih dulu masuk untuk berkonsultasi, bergantian dengan Matthew.Tujuan Dokter Kevin adalah agar dapat mengetahui permasalahan dari setiap sisi, itu sebabnya ia memisahkan kedua pasiennya itu.Suara pintu yang terbuka, membuat Juliet mengalihkan tatapannya ke arah sosok lelaki yang keluar dari sana.Juliet pun berdiri dengan senyuman yang terkembang, ketika melihat bahwa Matthew telah keluar dari ruang konsultasi dan langsung melangkah menghampirinya."Apa sudah selesai?" Tanya Juliet.Matthew mengangguk sembari mengagumi seraut wajah cantik yang semakin bertambah cantik akhir-akhir ini. Kehamilan ini membuat wajah dan kulit Juliet terlihat bersinar alami."Lalu apa yang dikatakan dokter?" Tanya Juliet lagi penasaran."Hm. Dia bilang kamu hebat sekali, sangat kooperatif dan fokus," sahut Matthew sambil meraih jemari lentik Juliet dan mengecupnya sekilas sebel
Baca selengkapnya

45. The Other Person

Karina tidak terlalu kaget melihat tempat tinggal Virgo Reiner yang lebih mirip Penthouse tersembunyi yang terletak di bagian paling atas gedung mal mewah ini.Menjadi pewaris tunggal dari kekayaan ayahnya yang bernama Angkasa Reiner, Virgo dipastikan juga akan menjadi calon pengusaha muda yang meneruskan bisnis Mal dan Hotel milik ayahnya.Dan sekarang, Karina menyeringai diam-diam karena keberuntungan yang sedang berada di pihaknya.Saat ini, gadis itu telah berada di dalam Penthouse milik Virgo. Berada di bagian dapur, lebih tepatnya. Dapur yang luas dan modern, namun tampak terlalu bersih seolah sangat jarang digunakan.Tapi itu wajar, melihat pemiliknya adalah seorang lajang kaya raya. Karina bahkan sangat yakin jika mungkin dapur secanggih ini hanya digunakan untuk pajangan saja, meskipun semua peralatannya dapat berfungsi dengan sangat baik."Duduklah, aku akan mengambilkan obat-obatan dan gel kompres dulu." Virgo menunjuk ke arah kursi di meja makan minimalis namun elegan.Ka
Baca selengkapnya

46. The Comeback

Juliet sedang duduk di kursi taman menunggu Matthew yang sedang ke kamar kecil, ketika sebuah suara isakan tangis dan bentakan tertahan membuatnya mengernyit."Jangan menangis!" Bentak sebuah suara lelaki dari arah belakang kursi taman yang diduduki Juliet, tepatnya dari balik rerimbunan tanaman di sana. Juliet memang tidak bisa melihat apa-apa, tapi ia bisa mendengar dengan jelas."Leon, lepaas. Hiks... sakit..." suara isakan lirih dan permohonan dari seorang perempuan pun juga terdengar setelahnya."Aku bilang jangan nangis, bego!! Baru segini saja sudah bilang sakit!! Terus menurut kamu apa aku juga tidak sakit, melihat kamu selingkuh dengan lelaki lain, hah?!""Kamu salah sangka. Aku tidak pernah sekali pun selingkuh, Leon. Saat itu Bram cuma mengantarku pulang karena aku lembur sampai larut malam."PLAAAKKK!!Juliet terkesiap ketika mendengar suara nyaring seperti tamparan disertai jeritan kesakitan si perempuan."Kamu bilang cuma mengantar?? CUMA?! DASAR JALANG!!"Suara gusar le
Baca selengkapnya

47. The Offering

Setelah mentransfer hasil rekaman CCTV sebagai bukti ke dalam ponsel, Virgo pun segera mengirimkan video itu kepada Dokter Dharmawan, psikiater yang menangani kasusnya sejak Virgo masih berusia 10 tahun, tepat ketika kasus yang mirip seperti ini terjadi.Tanpa mempedulikan keadaan di sekelilingnya yang berantakan, Virgo segera mengganti bajunya yang penuh darah dan mengobati luka di pelipisnya dengan ala kadarnya. Lalu ia segera mengambil kunci mobil untuk pergi mengunjungi Dokter Dharmawan.Suara gonggongan halus itu membuat Virgo seketika menoleh, dan tersenyum saat melihat Theo, si anjing Labrador Retriever berbulu hitam peliharaannya berjalan mendekat dengan ekor yang bergoyang riang.Virgo pun mengelus kepala anjing itu dengan penuh rasa sayang. "Good boy," ucapnya. "Terima kasih, Theo. Karena sudah membantu menyelamatkan wanita itu dari Jeremy. Kamu benar-benar teman yang bisa diandalkan."Theo menjawab dengan gonggongan dan badan yang memutar satu kali, seakan gembira mendengar
Baca selengkapnya

48. The Real Danger

"AAGGHHH!!" Teriakan Leon yang terdengar keras penuh kesakitan membuat Juliet terkejut. Maniknya mengerjap kaget saat melihat Matthew yang tiba-tiba saja sudah berada di sini, sedang memiting tangan lelaki yang hendak menampar wajahnya tadi. "Mungkin tanganmu sekalian kupatahkan saja, hm?! Beraninya bajingan sepertimu menyentuh calon istriku!" Geram Matthew dengan manik coklat pasirnga yang menyala-nyala dan raut wajahnya kelam seakan kabut gelap menggantung di wajahnya. Juliet terkesiap ketika mendengar suara derak mengerikan yang menguar di udara, dibarengi dengan jeritan melengking Leon. Gadis bersurai panjang itu pun melirik ke arah Giska yang bersembunyi di belakangnya dengan tubuh gemetar. Ia pasti masih shock, dan sekarang dalam dilema serta ketakutan. "Matthew," panggil Juliet. "Cukup, jangan diteruskan lagi," tegurnya, saat Leon telah jatuh berlutut dengan satu lengannya yang terpuntir dalam posisi janggal. Matthew terlihat belum puas melampiaskan amarahnya dan hendak ber
Baca selengkapnya

49. The New Relationship

"Apa yang kamu pikirkan, Muffin?" Juliet seketika tersadar dari lamunannya saat Matthew menegurnya. Gadis itu pun menoleh dan tersenyum manis kepada lelaki tampan yang sedang menyetir di sampingnya. Saat ini mereka sedang berada di dalam mobil Matthew menuju arah pulang, setelah menyelesaikan masalah antara Giska dan Leon. "Cuma berpikir hal-hal random saja. Tidak terlalu penting sih," kilah gadis itu menjawab pertanyaan Matthew. "Apa boleh aku mengetahui hal-hal random itu?" Tanya Matthew lagi. "Uhm...," Juliet menggaruk lehernya yang tidak gatal sembari meringis. "Bukan hal yang besar, Matthew... hanya saja kejadian antara Giska dan Leon membuatku banyak berpikir saja." Matthew mengecup lembut jemari Juliet yang sejak tadi berada tak lepas di dalam genggamannya. "Memikirkan tentang apa?" Tanya lelaki itu lagi. "Boleh aku tahu, Muffin?" "Ini baru ide saja," sahut gadis itu lagi. "Tapi aku ingin melanjutkan kuliah setelah melahirkan, dengan mengambil konsentrasi Hukum Pidana. K
Baca selengkapnya

50. The Ownership

Virgo tertawa kecil saat mendengar suara bantingan pintu di belakangnya. Pasti Karina melampiaskan rasa gusarnya dengan menghempaskan pintu apartemennya dengan kuat.Lucu juga. Baru kali ini Virgo mendapatkan pintu yang dibanting menutup saat ia keluar dari apartemen seorang gadis, karena biasanya lebih banyak pintu yang terbuka lebar untuknya.Lelaki itu kembali mengenakan masker dan kaca mata hitamnya sebelum melangkah menuju lift di ujung koridor.Ia menghela napas melihat kondisi apartemen yang mulai bobrok dan seperti tidak dipelihara oleh pemiliknya. Apa sebaiknya sekarang saja ia memberikan apartemen baru yang lebih baik untuk Karina ya? Siapa tahu pancingan itu akan membuatnya semakin yakin untuk menerima tawarannya.Lelaki itu masih melangkah sembari berpikir, ketika pintu lift yang masih berjarak sekitar enam meter di depannya tiba-tiba saja terbuka, dan empat orang lelaki bertubuh besar keluar dari dalamnya.Virgo hanya melirik keempat lelaki dengan gerak-gerik mencurigaka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status