Home / Romansa / Come And Serve Me / 46. The Comeback

Share

46. The Comeback

Author: Black Aurora
last update Last Updated: 2024-11-16 09:54:05

Juliet sedang duduk di kursi taman menunggu Matthew yang sedang ke kamar kecil, ketika sebuah suara isakan tangis dan bentakan tertahan membuatnya mengernyit.

"Jangan menangis!" Bentak sebuah suara lelaki dari arah belakang kursi taman yang diduduki Juliet, tepatnya dari balik rerimbunan tanaman di sana. Juliet memang tidak bisa melihat apa-apa, tapi ia bisa mendengar dengan jelas.

"Leon, lepaas. Hiks... sakit..." suara isakan lirih dan permohonan dari seorang perempuan pun juga terdengar setelahnya.

"Aku bilang jangan nangis, bego!! Baru segini saja sudah bilang sakit!! Terus menurut kamu apa aku juga tidak sakit, melihat kamu selingkuh dengan lelaki lain, hah?!"

"Kamu salah sangka. Aku tidak pernah sekali pun selingkuh, Leon. Saat itu Bram cuma mengantarku pulang karena aku lembur sampai larut malam."

PLAAAKKK!!

Juliet terkesiap ketika mendengar suara nyaring seperti tamparan disertai jeritan kesakitan si perempuan.

"Kamu bilang cuma mengantar?? CUMA?! DASAR JALANG!!"

Suara gusar le
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Come And Serve Me   47. The Offering

    Setelah mentransfer hasil rekaman CCTV sebagai bukti ke dalam ponsel, Virgo pun segera mengirimkan video itu kepada Dokter Dharmawan, psikiater yang menangani kasusnya sejak Virgo masih berusia 10 tahun, tepat ketika kasus yang mirip seperti ini terjadi.Tanpa mempedulikan keadaan di sekelilingnya yang berantakan, Virgo segera mengganti bajunya yang penuh darah dan mengobati luka di pelipisnya dengan ala kadarnya. Lalu ia segera mengambil kunci mobil untuk pergi mengunjungi Dokter Dharmawan.Suara gonggongan halus itu membuat Virgo seketika menoleh, dan tersenyum saat melihat Theo, si anjing Labrador Retriever berbulu hitam peliharaannya berjalan mendekat dengan ekor yang bergoyang riang.Virgo pun mengelus kepala anjing itu dengan penuh rasa sayang. "Good boy," ucapnya. "Terima kasih, Theo. Karena sudah membantu menyelamatkan wanita itu dari Jeremy. Kamu benar-benar teman yang bisa diandalkan."Theo menjawab dengan gonggongan dan badan yang memutar satu kali, seakan gembira mendengar

    Last Updated : 2024-11-16
  • Come And Serve Me   48. The Real Danger

    "AAGGHHH!!" Teriakan Leon yang terdengar keras penuh kesakitan membuat Juliet terkejut. Maniknya mengerjap kaget saat melihat Matthew yang tiba-tiba saja sudah berada di sini, sedang memiting tangan lelaki yang hendak menampar wajahnya tadi. "Mungkin tanganmu sekalian kupatahkan saja, hm?! Beraninya bajingan sepertimu menyentuh calon istriku!" Geram Matthew dengan manik coklat pasirnga yang menyala-nyala dan raut wajahnya kelam seakan kabut gelap menggantung di wajahnya. Juliet terkesiap ketika mendengar suara derak mengerikan yang menguar di udara, dibarengi dengan jeritan melengking Leon. Gadis bersurai panjang itu pun melirik ke arah Giska yang bersembunyi di belakangnya dengan tubuh gemetar. Ia pasti masih shock, dan sekarang dalam dilema serta ketakutan. "Matthew," panggil Juliet. "Cukup, jangan diteruskan lagi," tegurnya, saat Leon telah jatuh berlutut dengan satu lengannya yang terpuntir dalam posisi janggal. Matthew terlihat belum puas melampiaskan amarahnya dan hendak ber

    Last Updated : 2024-11-16
  • Come And Serve Me   49. The New Relationship

    "Apa yang kamu pikirkan, Muffin?" Juliet seketika tersadar dari lamunannya saat Matthew menegurnya. Gadis itu pun menoleh dan tersenyum manis kepada lelaki tampan yang sedang menyetir di sampingnya. Saat ini mereka sedang berada di dalam mobil Matthew menuju arah pulang, setelah menyelesaikan masalah antara Giska dan Leon. "Cuma berpikir hal-hal random saja. Tidak terlalu penting sih," kilah gadis itu menjawab pertanyaan Matthew. "Apa boleh aku mengetahui hal-hal random itu?" Tanya Matthew lagi. "Uhm...," Juliet menggaruk lehernya yang tidak gatal sembari meringis. "Bukan hal yang besar, Matthew... hanya saja kejadian antara Giska dan Leon membuatku banyak berpikir saja." Matthew mengecup lembut jemari Juliet yang sejak tadi berada tak lepas di dalam genggamannya. "Memikirkan tentang apa?" Tanya lelaki itu lagi. "Boleh aku tahu, Muffin?" "Ini baru ide saja," sahut gadis itu lagi. "Tapi aku ingin melanjutkan kuliah setelah melahirkan, dengan mengambil konsentrasi Hukum Pidana. K

    Last Updated : 2024-11-17
  • Come And Serve Me   50. The Ownership

    Virgo tertawa kecil saat mendengar suara bantingan pintu di belakangnya. Pasti Karina melampiaskan rasa gusarnya dengan menghempaskan pintu apartemennya dengan kuat.Lucu juga. Baru kali ini Virgo mendapatkan pintu yang dibanting menutup saat ia keluar dari apartemen seorang gadis, karena biasanya lebih banyak pintu yang terbuka lebar untuknya.Lelaki itu kembali mengenakan masker dan kaca mata hitamnya sebelum melangkah menuju lift di ujung koridor.Ia menghela napas melihat kondisi apartemen yang mulai bobrok dan seperti tidak dipelihara oleh pemiliknya. Apa sebaiknya sekarang saja ia memberikan apartemen baru yang lebih baik untuk Karina ya? Siapa tahu pancingan itu akan membuatnya semakin yakin untuk menerima tawarannya.Lelaki itu masih melangkah sembari berpikir, ketika pintu lift yang masih berjarak sekitar enam meter di depannya tiba-tiba saja terbuka, dan empat orang lelaki bertubuh besar keluar dari dalamnya.Virgo hanya melirik keempat lelaki dengan gerak-gerik mencurigaka

    Last Updated : 2024-11-17
  • Come And Serve Me   51. The Seducer

    Juliet terbangun dari tidurnya karena merasa sedikit kedinginan, dan menyadari bahwa itu karena tidak ada Matthew di sampingnya yang biasa tidur sambil memeluknya.Gadis itu mengernyit melihat jam dinding. Ternyata hari telah berganti malam. Sepulang dari jalan-jalan bersama Matthew tadi, ia merasa lelah. Apalagi ditambah dengan kejadian Giska dan Leon, serta berujung pada diskusi dengan Matthew tentang cita-cita Juliet untuk mendirikan Yayasan.Juliet pun memutuskan untuk turun dari ranjang besar itu. Ia ingin mencari Matthew. Entah kenapa ia merasakan kesepian serta kedinginan, dan saat ini ia hanya ingin mendekap tubuh lelaki itu.Juliet keluar dari kamar untuk mencari Matthew yang kemungkinan berada di ruang kerjanya. Gadis itu hampir saja mendorong pintu ruang kerja Matthew, namun segera membatalkan niatnya ketika mendengar suara dari dalam."Selamanya aku tetap tidak akan pernah memberikan restu untuk kalian!" Seru sebuah suara yang sangat familier. Suara Oma Anita.Juliet seger

    Last Updated : 2024-11-18
  • Come And Serve Me   52. The Great Temptations

    "Come and serve me, Nona Karina sang penggoda." Tidak tahu kenapa, tiba-tiba saja Karina merasakan merinding di sekujur tubuhnya ketika mendengar suara maskulin yang mengalun dengan serak dan dalam itu. Tatapan dari manik monolid Virgo lurus lekat terarah kepada dirinya, semakin dekat semakin jelas terlihat bahwa sorotnya mengandung kobaran api yang dahsyat. Terlebih, ketika Virgo melangkahkan kakinya dalam ayunan yang tegas, namun perlahan dan penuh perhitungan. Karina tak bergeming, ia masih terkesima dengan sosok yang jauh lebih tinggi dan lebih besar darinya itu, yang malah melakukan langkah pertama untuk menggoda alih-alih dirinya. Saat kini Virgo telah berada tepat di hadapan Karina, kedua insan itu pun saling bertatapan. Karina akhirnya menyunggingkan senyum tipis, dan berpikir pasti Virgo menanti dirinya untuk memulai. Benar juga. Gadis itu terlalu terbawa pada sikap Virgo tadi hingga terlupa bahwa di sini, saat ini, dirinyalah yang seharusnya memegang kendali. Baik

    Last Updated : 2024-11-20
  • Come And Serve Me   53. The Failed Experiment

    "Matthew." Lelaki itu mengalihkan tatapannya dari jendela ke arah suara lembut yang memanggilnya, lalu tersenyum saat seraut wajah rupawan mendatangi dan tiba-tiba saja memeluknya erat. "Wah wah, ada apa ini? Aku pasti sedang bermimpi indah karena mendapatkan sebuah pelukan dari seorang bidadari," goda Matthew. Sebuah kecupan ia layangkan di ubun-ubun kepala Juliet, sebelum gadis itu melepaskan pelukan mereka untuk menatap manik coklat pasir itu. "Ada apa, Muffin? Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" Tanya Matthew ketika melihat Juliet yang hanya diam saja menatapnya. Ia mengelus rambut panjang yang tergerai indah itu sembari merapikan helai-helainya. Juliet menggeleng pelan, lalu kembali memeluk Matthew. Ia tidak ingin Matthew tahu bahwa ia telah mendengar pertengkaran antara lelaki itu dan Oma Anita. Dan bagaimana hal itu sedikit banyak mempengaruhi Matthew, terlihat dari bagaimana Juliet memergokinya yang sedang melamun menatap ke jendela. "Aku sayang kamu," ucap Julie

    Last Updated : 2024-11-20
  • Come And Serve Me   54. The Fake Lovers

    "Apa sudah selesai?" Virgo bertanya kepada salah satu pegawai butik yang baru saja keluar dari kamarnya."Tinggal berdandan sedikit lagi, Tuan Virgo," sahut orang itu sembari membungkukkan badannya hormat.Virgo mengangguk, dan berjalan memasuki kamarnya dimana Karina sedang berganti baju dan berdandan sebelum mereka berdua pergi ke sebuah pesta.Tampak Karina sedang duduk di sebuah kursi di depam cermin dengan dikelilingi oleh dua orang yang menata rambut serta memoles wajahnya."Jangan menggunakan make-up terlalu tebal, dia lebih cantik jika lebih natural," tutur Virgo kepada sang make-up artist yang menganggukkan kepalanya kepada Virgo, sementara Karina juga ikut menatapnya dari balik cermin.Gadis itu melihat bahwa Virgo telah siap dengan mengenakan setelan modern tuxedo lengkap. Jika seperti ini, Virgo terlihat jauh lebih matang dari usia yang sebenarnya. Dan juga berlipat kali lebih tampan.Malam ini, Virgo mengajaknya ke dalam sebuah pesta untuk kalangan atas. Sebuah pesta ulan

    Last Updated : 2024-11-21

Latest chapter

  • Come And Serve Me   EXTRA PART

    "Anak kita tampan sekali, ya?" Juliet tersenyum menatap Matthew yang baru saja berucap, seraya menggendong bayi merah mungil di dalam dekapannya. Beberapa jam yang lalu, Juliet baru saja melahirkan putra pertamanya dengan selamat dan sehat, yang diberi nama Xavian Wiratama. "Ya, dia sangat tampan seperti ayahnya," sahut wanita itu dengan menatap suami dan putra tercintanya. Seulas senyum terlukis di wajahnya yang tetap cantik meskipun tampak lelah, setelah melakukan perjuangan panjang untuk melahirkan buah hatinya yang rupawan. Matthew mendekatkan wajahnya untuk mengecup puncak kepala istrinya dengan lembut. "Terima kasih, Muffin. Untuk semua kebahagiaan ini, aku berhutang padamu seluruh hidupku," tukasnya dengan mata berkaca-kaca, ketika mengingat kembali bagaimana kesakitan istrinya kala berjuang mengeluarkan Xavian. "Dan meskipun anak kita sangat tampan, ini adalah Xavian akan menjadi satu-satunya, oke?" Pungkas Matthew dengan menatap istrinya lekat. "Aku ketakutan sek

  • Come And Serve Me   92. The Beginning of Eternity

    Sepeninggal Matthew yang telah pulang, Darren mendengar suara denting pelan dari ponselnya. Ternyata sebuah pesan dari anak buah yang tugaskan untuk melakukan penyelidikan tentang Aldrian, mantan guru les Sienna waktu di Sekolah Dasar. Keningnya pun seketika berkerut, saat membaca seluruh kalimat yang tertera du sana. [Aldrian kini telah berada di Indonesia, dan telah menjadi salah satu dosen di kampus Nona Sienna. Apa dia perlu kami tahan?] Aldrian. Menjadi dosen di kampus Sienna? Kabar ini begitu mengejutkan, namun seketika membuat Darren terngiang kembali ketika siang ini ia menjemput Sienna di kampusnya. Gadisnya itu tampak aneh. Berlari keluar dengan kaki telanjang, serta wajah pias seperti ketakutan. Apa jangan-jangan, dia telah bertemu dengan Aldrian? Meskipun belum menemukan cukup bukti-bukti yang mengarah pada Aldrian yang menjadi penyebab atas sikap aneh Sienna bila berada di dalam kegelapan, namun firasat Darren begitu kuat tentang hal ini. Dan ia bertekad

  • Come And Serve Me   91. The Ultimate Reason

    Matthew pasti juga sudah mendapatkan kabar tentang kecelakaan Darren, sepupunya. "Hai, Sienna," sapa Matthew sambil tersenyum, namun senyum itu pun seketika menghilang ketika bertatapan dengan Karina. Meskipun telah menikah dengan pasangan masing-masing, namun tak bisa dipungkiri jika antara Matthew dan Virgo masih ada perasaan sama-sama saling tidak suka, yang juga membuat Matthew mengutuk dalam hati saat berpapasan dengan wanita ini. "Halo, Karina," sapa Matthew akhirnya, meskipun terdengar datar dan enggan. "Halo juga, Matthew. Kamu terlihat sehat. Oh iya, dimana Juliet?" tanya Karina sambil tersenyum ramah, seolah tak terpengaruh pada sikap dinginnya. "Aku tidak mengijinkannya ikut ke rumah sakit karena kondisinya yang sedang hamil," ungkap Matthew, lalu kembali menatap Sienna. "Kalian mau ikut ke ruangan Darren?" Sienna mengangguk. "Ya, kalau begitu bagaimana jika kita sama-sama saja ke sana~~" "Sayang, ayo pulang." Suara dingin yang menyeruak dengan tiba-tiba di a

  • Come And Serve Me   90. The Unforgettable

    "Thanks, Karina." Karina mengangguk dan tersenyum ke arah gadis mungil berkacamata yang duduk di depannya. Ia baru saja mengambilkan secangkir coklat hangat dan beberapa croissant beraroma harum untuk Sienna, lalu meletakkannya di meja depan gadis itu. "Sama-sama," sahut Karina. "Ayo, diminum coklat dan dimakan croissant-nya juga, selagi masih hangat." Sienna mengangguk samar, lalu mulai menghirup coklat dari mug hitam, serta menggigit kecil croissant. Pandangan mata dari balik lensa kaca matanya tampak nanar dan tidak fokus, hal yang tak lepas dari perhatian Karina sejak tadi. Gadis itu tampak sangat pucat. "Hei. Are you okay, Sienna?" tanya Karina khawatir. Sienna memiliki tubuh yang lebih mungil dari Karina, bahkan hampir seperti anak-anak remaja, sehingga siapa pun yang melihatnya bersikap goyah seperti ini pasti akan jatuh kasian. Sienna mengalihkan tatapannya dari croissant ke wajah Karina yang memandanginya dengan kening berkerut cemas. Istri sepupunya

  • Come And Serve Me   89. The Hit And Run

    Suara pintu yang tiba-tiba terbuka dari arah luar, membuat dua pasang mata berbeda warna itu pun seketika tertuju ke arah sana. "Sienna?" Sosok yang baru muncul dari pintu adalah Virgo, yang kemudian masuk ke dalam ruang rawat VIP sambil menggandeng tangan Karina yang mau tak mau juga ikut masuk. "Virgo, Karina!" Sienna yang duduk di samping brankar pun seketika berdiri ketika melihat sepupu dan istrinya yang baru saja datang. Namun ia tak bisa melangkah lebih lebih dekat ke pasangan suami istri itu, karena tangannya yang tiba-tiba saja dicengkram oleh pria bule yang berada di atas brankar. Darren mengangkat satu alis pirangnya, ekspresinya seolah tidak mengijinkan Sienna untuk berada lebih jauh. Lalu seulas senyum puas pun terukir di wajah pria itu, ketika melihat gadisnya yang duduk kembali di kursinya dengan patuh. Hm, mungkin sebaiknya ia harus sering-sering terluka, karena dengan begitu Sienna bersikap manis seperti ini. "Hei, Darren. Syukurlah kamu sudah sadar,"

  • Come And Serve Me   88. The Accident

    "Sayang." Karina pun mendengar suara Virgo yang memanggilnya, dan mendapati sebuah pelukan hangat dari belakang serta kecupan lembut di ubun-ubun kepalanya. "Kamu sudah pulang?" Karina menolehkan wajahnya ke samping, dan tersenyum ketika mendapatkan ciuman di bibirnya. "Maaf, aku terlalu fokus membongkar barang-barang sampai tidak mendengar kamu datang." Wanita itu kini membalikkan tubuhnya, meninggalkan tumpukan kardus di depannya untuk menyambut suaminya yang baru pulang bekerja. Setelah menikah dengan Karina, Virgo mendirikan perusahaan jasa konsultan hukum bersama teman-teman semasa kuliahnya. Meskipun menjadi putra tunggal seorang Angkasa Reiner membuatnya otomatis menjadi pewaris kaya raya, namun Virgo tampak enggan untuk turut campur dalam perusahaan ayahnya. Ia tidak terlalu tertarik pada dunia bisnis, karena lebih suka berkecimpung di ranah hukum, sesuai dengan jurusan kuliah yang ia pilih. "Aku sudah masak makan malam, kamu mau mandi dulu kan?" Karina kemba

  • Come And Serve Me   87. The Warmth In A Cup

    Sienna terus berlari tanpa memperhatikan apa pun di sekitarnya. Jantungnya berdebar kencang, tidak hanya karena aktivitas fisik yang dilakukannya, tetapi juga karena emosi yang meluap-luap di dalam dirinya. Langkah-langkahnya yang cepat menggema di sepanjang koridor kampus, seolah mengiringi detak jantungnya yang berdegup keras. Ia hanya ingin menjauh sejauh mungkin dari ruang kesehatan itu, sejauh mungkin dari tempat ini, dari segala hal yang membuatnya merasa terpojok. Gadis itu bahkan tidak menyadari bahwa kakinya telanjang, karena buru-buru turun dari ranjang portabel di ruang kesehatan tadi tanpa sempat mengenakan kembali flat shoes-nya. Dinginnya lantai tidak terasa menyakitkan bagi Sienna, mungkin karena pikirannya terlalu kacau untuk memproses rasa apa pun selain keinginan untuk melarikan diri. Orang-orang yang melihat Sienna berlari kencang di lorong kampus jelas dibuat bingung dan terkejut. Gadis itu menjadi pusat perhatian dengan begitu mudahnya, namun ia sama

  • Come And Serve Me   86. The Dark Memories

    "Uh..." Sienna membuka kedua matanya dengan perlahan, merasa kepalanya sangat pusing dan berat. Lalu ia pun mengerjap pelan ketika menyadari bahwa kini dirinya telah berada di tempat asing. 'Eh? Kok aku bisa ada di sini?' Ruangan yang berukuran sedang ini setahu Sienna adalah ruang kesehatan yang merupakan fasilitas dari kampusnya. Saat ini ia sedang berbaring di ranjang portabel dari besi, serta selembar selimut putih yang menutupi tubuhnya.Gadis itu masih merasa disorientasi, seolah ada ruang kosong di dalam benaknya yang memutus ingatan terakhirnya. Sebentar... Bukankah sebelumnya ia sedang berada di kelas? Ya, benar. Ia sedang membalas pesan dari Darren, sambil menunggu dosen pengganti yang datang terlambat, lalu... Lalu.Bagai ada petir yang menyambar, Sienna kembali mengingat kilasan ingatan yang menghujam otaknya. Orang itu. Dosen baru yang mengganti Pak Rudi, adalah orang itu. Apa yang dia lakukan di fakultas hukum? Bukankah... dia guru matematika?Sienna tiba-tiba mer

  • Come And Serve Me   85. The Demon From The Past

    "Uhuk-uhukk!" Darren segera memberikan segelas air kepada Sienna yang batuk-batuk karena tersedak, akibat mengunyah dengan terburu-buru. Sambil menepuk pelan punggung gadis itu dengan satu tangan, tangan satunya lagi ia gunakan untuk memberikan minum langsung ke bibir Sienna. "Thanks, Darren." Sienna berucap setelah batuknya mereda. "Pelan-pelan saja mengunyahnya, Sunshine." Sienna hanya melemparkan tatapan kesal namun tidak berkata apa-apa kepada Darren. Bagaimana ia tidak terburu-buru? Ia hampir terlambat masuk kuliah hari ini, dan semua itu gara-gara Darren yang tak ada habisnya meminta jatah bercinta. Ck. Bahkan sampai sekarang kedua kakinya masih lemas dan agak gemetar karena lelah. Meskipun begitu, ia harus kuliah hari ini. Ia tidak ingin terus membolos, apalagi sudah beberapa hari kemarin ia mangkir kuliah untuk menyelidiki kasus Mathilda. "Kamu kok nggak makan sih?" tanya gadis itu heran karena Darren yang sejak tadi ikut duduk di sampingnya, namun hanya menatapny

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status