"Kau salah karena mencari masalah denganku, Maira. Kau mau memulai permainan dari mana, Hem?" Maira terus meronta, berusaha menepis tangan Monica yang mencekik dirinya semakin kuat. Wajah Arini terus terbayang, raungannya, tawa puas Yuan, Ambar, dan Maira, penderitaan Arini, semua membuat kepalanya pusing, hatinya memanas, hasrat membunuhnya sudah semakin kuat. Akhirnya dengan kuat ia mendorong Maira, membuat wanita itu terbentur ke dinding. Sebenarnya bayi Maira tidak bersalah, tapi karena nyawa harus dibayar nyawa, Monica akan melakukan apa yang sudah Maira lakukan pada Arini. "Kau ingin bermain denganku, Maira?" Maira menggeleng, ia berusaha menghindar dan meraih gagang pintu. Berulang kali membuka tapi gagal, ia masih saja terkunci. Melihat itu Monica lantas bahagia, ia tertawa serupa tawa licik Maira. "Kau siapa? Kau pasti bukan Arini!" teriaknya membuat tawa Monica terhenti. Ia menatap lekat wajah Maira yang ketakutan, satu tangannya menampar keras Maira hingga wanita itu k
Terakhir Diperbarui : 2024-12-27 Baca selengkapnya