Semua Bab Istri Kedua dari Rumah Bordil: Bab 51 - Bab 60

97 Bab

Arini Saudaraku?

"Jadi, saudari kembar ku ada bersama Yuan?"Budi melebarkan pupil, bagaimana bisa putrinya mengenal Yuan, sementara ia belum menceritakan semuanya."Dia wanita yang baik, saat ayah punya pemikiran untuk membuang kalian, dia datang sebagai sahabat ibumu untuk mengurus saudarimu sampai saat ini," terang Budi membuat putrinya mengerti."Baik apanya? Dia hampir membuat Arini mati. Aku yakin perempuan itu pasti punya dendam pribadi sampai mengadopsi Arini." "Berhenti menyebutnya baik! Dia wanita jahat yang selalu membuat Arini menderita. Asal ayah tahu, Saudariku koma bertahun-tahun karena ulahnya, dia dan anak-anaknya itu penjahat yang tak bisa diampuni. Jika tahu begini, sudah lama aku patahkan saja kaki Yuan."Budi semakin tak mengerti maksud putrinya. Ia menatap Monica yang sedang dikuasai amarah. Pantas saja Monica seperti merasa tidak asing ketika bersama Arini, juga bisa merasakan kesakitan yang dirasakan Arini, ternyata semua sudah terjawab."Sebentar! Ayah tidak memahami apa maks
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-23
Baca selengkapnya

Dejavu

"Selamat datang, Nyonya besar. Selamat datang nona muda."Para pelayan di kediaman Nathan berbaris memberi hormat, dua perempuan jahat itu masuk dengan wajah angkuh, niat balas dendam sudah tak bisa dibendung lagi.Mengambil kesempatan ketika Nathan tak berada di rumah adalah pilihan satu-satunya, karena saat ini menaklukkan anak lelakinya saja ia sudah tak mampu. Arini yang sedang menikmati sarapan paginya sendiri berusaha abai, meski sebenarnya ia. sudah merasa sedikit takut. Tetap saja keberaniannya tak seperti Monica, ia tetap Arini yang lemah dan berusaha kuat. Kali ini ia harus melawan mereka.Bayangan kekejaman dua manusia itu terus berputar silih berganti, sebaik mungkin ia memasang wajah setenang air. Melihat Arini tak menyambutnya, membuat Yuan murka."Kau mulai bersikap angkuh ya, Arini. Bahkan kedatanganku dan putriku saja tak kau sambut layaknya melihat semut."Arini berpura-pura tuli, ia hanya tak ingin fokus makan nya terganggu. Para pelayan yang tahu bagaimana Arini h
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

Menjadi Arini

"Nyonya Monica?"Semua terkejut melihat siapa yang datang. Perempuan yang kemarin menghilang secara misterius kini kembali. Pelayan itu hanya berdiam diri dengan wajah takut. Sementara Monica yang panik kini berlari menghampiri Arini, wanita itu perlahan berusaha membuka mata, satu tangan ia gunakan untuk menggenggam jemari Monica, yang kini berada di pipinya."Kau kembali?"Monica tak kuasa menahan tangisnya. Lebam, darah, dan kini ada darah yang merembes di kakinya. "Apa yang sudah terjadi padamu, Arini? Katakan siapa yang melakukan ini?"Arini terbatuk, lagi dan lagi darah keluar dari mulutnya. Wajah cantiknya mendadak pucat, sepertinya ia memang kehilangan banyak darah."Mereka, datang lagi.""Siapa?"Tiba-tiba kesadaran Arini menghilang. Monica menyesali keterlambatannya, andai datang lebih awal, pasti ia bisa mencegah hal ini terjadi. Matanya menyisir sekeliling, ia temukan kamera pengawas yang mengarah ke ruangan ini, kemudian menatap berang ke arah semua pelayan."Aku bahkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

Tenangkan Bayiku, Maira!

Jujur saja jauh di dalam lubuk hati Monica, sebenarnya ia mulai sedikit merasa nyaman dengan perhatian kecil dari Nathan. Tapi jika mengingat bagaimana dulu dia memperlakukan Arini, membuat Monica membuang jauh pikiran nyamannya.Monica berdiam diri di depan meja rias, sebenarnya tidak masalah jika ia memang harus melayani Nathan, tapi rasanya sedikit janggal dengan niatnya kembali ke rumah serupa neraka ini.Piyama tidur berwarna merah hati sudah melekat di badan, rambut yang dibiarkan tergerai, juga aroma tubuh yang khas membuat Monica nyaman. Ia mematut dirinya di depan kaca, setelah memakai serangkaian perawatan malam, Monica bergegas tidur di pembaringan. Tak terasa satu tangan mengusap bahunya dari belakang, disusul deru napas yang menyentuh leher, membuatnya sedikit merinding. Monica terperanjat dan bangun."Sayang, ada apa?" tanya Nathan heran."Aku, sedang tidak enak badan." Monica jelas berdusta, raut kekecewaan terlihat jelas di mata Nathan, tapi ia juga tak bisa memaksa i
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Balas Dendam 2

"Kau salah karena mencari masalah denganku, Maira. Kau mau memulai permainan dari mana, Hem?" Maira terus meronta, berusaha menepis tangan Monica yang mencekik dirinya semakin kuat. Wajah Arini terus terbayang, raungannya, tawa puas Yuan, Ambar, dan Maira, penderitaan Arini, semua membuat kepalanya pusing, hatinya memanas, hasrat membunuhnya sudah semakin kuat. Akhirnya dengan kuat ia mendorong Maira, membuat wanita itu terbentur ke dinding. Sebenarnya bayi Maira tidak bersalah, tapi karena nyawa harus dibayar nyawa, Monica akan melakukan apa yang sudah Maira lakukan pada Arini. "Kau ingin bermain denganku, Maira?" Maira menggeleng, ia berusaha menghindar dan meraih gagang pintu. Berulang kali membuka tapi gagal, ia masih saja terkunci. Melihat itu Monica lantas bahagia, ia tertawa serupa tawa licik Maira. "Kau siapa? Kau pasti bukan Arini!" teriaknya membuat tawa Monica terhenti. Ia menatap lekat wajah Maira yang ketakutan, satu tangannya menampar keras Maira hingga wanita itu k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya

Perempuan Bodoh

Kondisi Arini sedikit membaik, hanya saja ia belum sepenuhnya pulih, membutuhkan cukup waktu sampai ia benar-benar kembali mendapatkan kesehatannya. Rumah sakit dengan perawatan ekstra tentunya akan membuat Arini nyaman. Sepasang kaki itu melewati koridor rumah sakit, langkahnya menuju ruangan Arini untuk melihat kondisi kembarannya yang sudah mulai membaik. Kacamata hitam menutupi matanya, dengan langkah anggun juga berani ia berhasil menjadi pusat perhatian beberapa pengunjung pasien di sana. Monica tak ambil pusing dan segera masuk ke ruangan Arini. "Kau masih betah tidur, ya? Sudah terbiasa koma selama bertahun-tahun, membuatmu kerasan untuk berbaring di ranjang pesakitan yang membosankan itu," celetuk Monica sembari menggigit buah apel. Perlahan jemari Arini bergerak, netranya juga mulai terbuka. Monica tahu Arini sadar, tapi ia bersikap seperti tidak peduli, sampai tatapan Arini kini beralih padanya. "Monica, sejak kapan kau di sini?" Wajah pucatnya mendadak panik,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-28
Baca selengkapnya

Tidak Tahan 18+

"Maafkan aku!"Monica masih terdiam dengan air mata yang juga menggenang di pipi, ia memalingkan wajah, sedikit marah karena sikap Arini yang kerap menuduhnya yang bukan-bukan."Tidak perlu minta maaf! Kau tidak akan mempercayaiku sampai kapan pun," ketus Monica melipat tangan di dada. "Kakak, maafkan aku!" Kedua tangan ia letakkan di telinga, menatap penuh harap pada Monica yang masih terlihat marah. Perlahan ia berusaha turun dari brankar. Monica langsung bangun dan memukul tangannya."Dasar bodoh! Kau sedang apa? Bagaimana jika kau jatuh? Kau bahkan belum bisa berdiri dengan sempurna.""Apa kakak masih marah?""Tidak!""Benarkah?""Hem."Arini memeluk Monica cukup erat, membuat wanita itu terbatuk."Sekarang, kau hanya perlu beristirahat di sini! Ingat, ya! Jangan lakukan apa pun sebelum mereka semua menerima balasannya. Kau hanya perlu menonton dari jauh siaran menarik ini!" peringat Monica disahut anggukan mantap Arini."Beri mereka pelajaran yang setimpal! Mereka harus bertangg
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-29
Baca selengkapnya

Nathan, dan Fantasi Pria Tua

"Masuk!"Ia masuk dengan takut-takut, sementara keringat sudah membanjiri kening Nathan dan itu sedikit menggoda. Nathan langsung menyuruhnya untuk menjelaskan apa saja yang ada dalam laporan barusan.Saat sedang menjelaskan, Nathan buru-buru ke depan pintu, menguncinya, kemudian dengan kasar memaksanya untuk menaklukan pusakanya."Pak, apa yang bapak lakukan? Sa- saya, ...""Kau ingin saya pecat?"Sebenarnya jauh dalam lubuk hati wanita itu, ia juga menginginkan ini. Tidak menyangka jika angannya menjadi nyata. Hari ini akan menjadi hal yang menyenangkan baginya.Nathan berdiri di hadapannya, dan menunjukkan pusakanya yang sedari tadi sudah berdiri tegak. Wanita itu tahu apa yang harus ia lakukan. Dengan lihai seperti sudah biasa, ia melayani Nathan dengan baik, membuat pria itu melayang sembari menjambak rambutnya pelan. "Uh, Arini. Teruskan!"Nathan semakin tidak terkendali. Ia akhirnya membaringkan karyawannya ke kursi panjang, tanpa dipaksa, wanita itu langsung membuka lebar ked
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-29
Baca selengkapnya

Dua Musuh

"Bisa ambilkan selai kacang saja?! Aku tidak suka stroberi." Monica menikmati sarapan pagi di rumah suaminya, hanya roti selai kacang, juga segelas susu seperti biasa. Rutinitas makan di pagi hari memang tak terlalu berat, ia juga lebih suka mengunyah buah kapan saja bahkan setelah sarapan. Monica memang orang yang kurang suka meja makan terlalu penuh dengan makanan beraneka ragam, tapi jika ada Nathan di rumah, meja memang harus terisi penuh. Semalam ia juga mendapat kabar jika Arini sudah membaik dan tinggal di rumahnya, tentu saja ia memberikan penjagaan yang ketat di sekeliling rumah tanpa dicurigai siapa pun, itu demi keamanan Arini juga. BRAK!!! "Nathan! Nathan!" Monica terlihat santai. Ia ingat posisi ini, rekaman terakhir Arini sebelum kejadian juga sama persis, di mana Arini disiksa saat pagi hari, ketika Nathan tak ada di rumah. Yuan dan Ambar seperti tak memiliki adab. Karena kesal, Monica tak mengizinkan satu pun pelayan untuk membungkuk dan menyambut dua ben
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

Hancur Perlahan

"Sayang, kau baik-baik saja?"Monica membuka matanya perlahan, rasa pusing sudah menguar entah ke mana. Tangannya mengusap pelipis, ternyata sudah ada perban di sana, dan seperti biasa, ia akan melihat wajah Nathan di setiap membuka mata."Hati-hati!" tegur Nathan ketika Monica ingin duduk. Monica menatap waspada, kemudian memeluk Nathan dengan erat."Aku takut! Aku takut mereka kembali menyakitiku," rintih Monica berakting. Jelas saja, untuk apa ia takut pada dua siluman itu.Pelukan Nathan mengerat, ia tak menyangka jika Arini akan ketakutan begini. Keputusannya untuk membawa Arini ke negeri Sakura sudah semakin bulat, setelah ia berhasil mengurus dan mengamankan perusahaan, ia janji akan membawa Arini menjauh dari keluarganya, ini demi keselamatan Arini sendiri."Mereka kembali, mereka ingin membunuhku. Apa kau akan menuruti kata ibu lagi dan melenyapkanku? Lalu, aku akan berlari ke mana?"Monica mengeluarkan tangisan palsu, berusaha mengambil perhatian Nathan sepenuhnya. Sebelum
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status