Home / Thriller / Istri Kedua dari Rumah Bordil / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Istri Kedua dari Rumah Bordil: Chapter 41 - Chapter 50

97 Chapters

Marah atau Cemburu

"Kau senang karena diperebutkan, hah?!" Monica melipat kedua tangan di dada, emosinya tak stabil dengan wajah marah yang terlihat jelas. Beruntung tadi ada yang berani memisahkan dan menarik Maira, sementara Nathan juga buru-buru memeluk dan menggendong Monica kembali ke ruangan. Rapat juga langsung dibatalkan begitu saja, Nathan tak ingin kliennya merasa terganggu, lagi pula ia tak terlalu merasa ini penting, menenangkan Monica jauh lebih penting saat ini. Ia duduk tanpa kata di hadapan istrinya. Sudah siap menerima umpatan bahkan tamparan yang akan dilayangkan istri sah, biasanya juga seperti itu 'kan? "Sudah berapa lama kalian menjalin hubungan menjijikkan ini?" "Monica, sudahlah! Tak perlu membahas ini. Lagi pula kita hanya istri di atas kertas 'kan?" Ucapan Nathan membuat Monica berang. "Monica memang hanya istri di atas kertas, tapi jika kau memang mencintai Arini, harusnya kau berpikir seribu kali sebelum berzina di sini." Monica menatap tajam ke arah Nathan,
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Mata-mata

"Pergi sana, sialan!"Pintu ditutup kasar dari dalam, Nathan yang terusir hanya bisa menatap sedih. Bisa-bisanya ia berani mengecup bibir Monica. Jika Arini pasti akan luluh, tapi ini Monica, si keras kepala dan tak bisa diatur. Sekali pun ia adalah suaminya, tapi tak membuat Monica bisa diatur sesuai keinginannya."Beraninya dia merayuku. Lelaki kotor itu berpikir dangkal, apa dia pikir semua perempuan akan luluh padanya? Aneh!"Monica terus saja mengumpat, kemudian mengganti bajunya. Perut yang lapar minta diisi. Tapi ia abaikan sebentar dan bersiap kembali ke apartemennya, sudah berapa hari ini Irish terkurung di sana tanpa makan dan minum, khawatir apartemennya akan berbau busuk jika Irish benar-benar mati konyol di sana.Ia yakin Nathan pasti sibuk di kamar Arini, entah apa rencana perempuan bodoh itu nanti Monica tak peduli. Kakinya melangkah masuk, tiba-tiba ia dikejutkan dengan jendela depan rumah yang sudah pecah, rumahnya berdebu."Siapa yang sudah berani mengacau di sini?"
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Monica Celaka

"Apa ini?"Sepagi ini Monica sudah memberikan surat pernyataan pengunduran diri. Rasanya ia jijik melihat wajah Nathan. Jika hanya karena perselingkuhannya dengan Maira tidak masalah, tapi ini karena ucapannya yang sudah keterlaluan. Rasanya jika terus berpapasan dengan Nathan, hanya membuatnya semakin memupuk benci. Ia tahu misinya untuk membantu Arini, tapi ia rasa cukup, dan Monica harus pergi."Apa alasanmu?"Monica tak menjawab dan langsung keluar dari ruangannya. Ia pergi tanpa membawa banyak barang, hanya ponsel, uang, dan juga kartu kredit yang penting dibawa ke mana-mana.Sepanjang jalan Monica hanya menangis. Ia hanya mantan pelacur, tapi tak berarti dirinya dianggap kotor terus menerus saat dirinya sudah berusaha memperbaiki diri."Diar! Apa yang kau lakukan? Anak sialan! Pembunuh, tidak berguna. Buang mimpimu dan pergi ke ladang! Jangan menyusahkanku dan hanya menumpang makan di sini."Suara makian Budi terus saja terngiang di kepala. Membuatnya semakin mempercepat laju k
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Monica Kritis

"Diar!" Monica terjaga, sekelilingnya hanya hutan luas, banyak kupu-kupu beterbangan dengan riang, sekawanan burung juga terbang bahkan salah satunya hinggap di kepala Monica, dan membuat wanita itu terjaga. "Diar, sini!" Monica menyapu sekeliling, tak ada siapa pun. Seingatnya ia berada di jalanan dan mengalami kecelakaan, tapi sekarang malah menatap bingung juga keheranan. "Di mana ini?" lirihnya hampir tak terdengar. Sepasang kaki melangkah, sementara suara yang memanggil dirinya tadi berusaha ia abaikan. Dari mana ia tahu nama itu. "Jangan takut, Diar! Ibu di sini." Mendengar itu Monica jadi tertarik, ia menoleh dan mencari sumber suara, tapi suara itu mendadak berhenti. "Apa aku sudah mati?" "Belum, anakku. Kau hanya tersedat, kemari, Sayang!" "Di mana kau?" "Ikutilah burung itu!" Monica menoleh ke arah kawanan burung, meski ragu tak membuatnya urung untuk tak mengekori. Monica terus melewati banyak pohon besar, rumput dan ranting berduri sepanjang jalan ia lewati.
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Jatuh Miskin

Matanya terjaga, ruangan serba putih lagi dan bau khas rumah sakit yang membosankan, mengapa ia selalu berakhir di tempat seperti ini. Monica membuang napas berat, perban di kepala sedikit mengganggu. Ia teringat kembali mimpinya, mungkin jika ia ikut masuk bersama Arumi, dirinya pasti berakhir di dalam peti mati, entah. Derap kaki terdengar mendekat, ekor matanya menangkap keberadaan Nathan. Refleks ia berbaring membelakangi. Mengapa dunia sesempit ini, terus saja mempertemukan dirinya dengan orang yang sebenarnya tak ingin ia temui. "Maaf." Satu kata tak membuat Monica bergeming, bahkan sekedar berbicara saja ia malas. Lelah rasanya jika akan berakhir dengan perdebatan. Nathan masih senantiasa berdiri, sedikit menjaga jarak sebelum Monica melemparinya dengan semua benda yang ada di atas nakas. "Mungkin maafku tak penting. Tapi, keberadaanmu penting bagiku, Monica. Kau sejauh ini sedikit membuatku sadar akan satu hal," lanjutnya kemudian. Monica sengaja tak menghubris, toh
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Rencana

Beberapa hari di rumah sakit membuat Monica jenuh, Nathan langsung mengambil keputusan untuk membawa Monica pulang sebelum istrinya itu berubah pikiran. Di rumah Monica bersikap layaknya orang asing, tak ingin berbicara, dan langsung masuk ke dalam kamar, mungkin saja ia lelah, pikirnya. Sementara Nathan seperti biasa melepas rindunya dengan mengunjungi kamar Arini. "Sayang, bagaimana kabarmu hari ini? Oh iya, aku punya kabar gembira, besok dokter akan kembali untuk mengecek perkembanganmu, ku harap semua berjalan lancar dan kau segera pulih." Arini hanya mendengarkan dan mulutnya yang sering terkatup rapat. Entah, setelah berpikir panjang, ia memilih menyerah dengan suaminya, membuang cibta Nathan yang sepertinya bercabang. Arini sudah lelah, ucapan Monica ada benarnya, ia yang terlalu bodoh karena mempertahankan Nathan. Jelas pria itu belum bisa menentukan pilihan, antara dia, Monica, atau Maira. Sebaiknya ia pergi, ada Monica yang akan membantunya pergi dari sini untuk mencar
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Bimbang

Suara langkah kaki menggema di sepanjang koridor kantor. Beberapa hari ini Monica sudah menjalani aktivitas seperti biasa sebagai asisten pribadi suaminya, tak terhitung berapa banyak karyawan yang dikeluarkan dengan cara tidak terhormat karena sikap mereka yang ceroboh. Yuan benar-benar tak ada kapoknya menyuap orang, bahkan mata-mata itu sengaja dibayar itu merayu dirinya. Ironis, mereka salah memilih lawan, bagai kucing dan tikus, tentu saja tikus akan koyak dimangsa kucing. "Coba lihat! Ini rekomendasi sampel produk baru. Menurutmu mana yang lebih menarik?" Nathan menatap Monica yang kini fokus dengan banyak pilihan di layar, ia kemudian tertuju pada gambar sebelah kiri. "Alasannya?" "Lihat warnanya yang segar seperti bunga sakura, juga desainnya yang lebih unik dari yang lain. Sekali pun ini hampir terlihat sama, tapi ada sesuatu yang membuatnya sedikit berbeda dari yang lain." Nathan manggut-manggut mengerti. Ia salut dengan Monica yang bisa belajar dengan cepat. "Sekar
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Ada yang Pergi dan Kembali

"Aku berangkat lebih awal." Nathan menatapnya heran di meja makan. Monica hanya menghabiskan satu roti tawar dan juga susu, seperti terburu-buru, bahkan tak ingin berangkat bersamanya seperti sebelum-sebelumnya. "Tunggu! Aku akan selesai sebentar lagi." Nathan berusaha menahan, tapi Monica sudah berlalu secepat kilat. Baru saja Nathan meraih tas kerjanya untuk menyusul Monica, suara teriakan pelayan membuatnya terkejut. "Tuan, nyonya Arini!" Mendengar nama Arini disebut, akhirnya ia abai pada Monica dan berlalu ke lantai atas. Nathan dibuat tercengang ketika melihat Arini terduduk di ranjang dan menatapnya sembari tersenyum. "Arini?" Nathan berlari mendekat dan memeluk erat istrinya penuh cinta, ia mengecup pipi dan rambut wanita itu berulang kali. Air mata jatuh di pelupuk mata, rona kebahagian terpancar begitu saja. Akhirnya usahanya tak sia-sia, Arini sudah puluh dan kembali ke kehidupannya. "Sayang, akhirnya kau sadar. Maaf jika aku selama ini melakukan banyak kesalahan,
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Nathan Arini 18+

Di bawa lampu remang-remang pasangan itu menjalin cinta yang sempat berjatak. Tak ada oagi cambukan, luka sayatan, atau tangis kesakitan. Semua berjalan sesuai keinginan.Lenguhan nikmat keluar dari bibir mungil Arini, ketika miliknya tersentuh jemari nakal milik Nathan. Pria itu benar-benar memanjakan dan ingin memuaskan dirinya. Bahkan saat menyamar menjadi Monica, ia tak merasakan hal senikmat ini sebelumnya.Jari itu bergerak cepat, mengorek keluar masuk miliknya, membuat netra hitamnya menghilang penuh kenikmatan. Suara seksi yang dikeluarkan Nathan juga tak kalah menggoda.Cukup lama jari kekarnya bermain di sana, sementara Arini hanya bisa meremas kasur untuk menahan agar desahannya tak terlalu keras."Mendesahlah sayang! Aku suka mendengarnya."Akhirnya desahan itu tak lagi ia tahan, sesuatu rasanya ingin keluar dari bawah sana, membuatnya memohon agar Nathan berhenti. Tapi pria itu lebih tahu apa yang harus ia lakukan tentunya. "Sayang, rasanya aku ingin buang air kecil."Na
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Kembali ke Desa Bunga

"Hentikan kebohonganmu atau kau akan mati di sini!" Maira terkejut dengan reaksi yang diberikan Nathan, pria yang biasanya dengan mudah ia rayu kini mendorongnya dengan kuat. Arini yang melihat itu tertawa mengejek, kemudian menggamit lengan suaminya dengan mesra. "Kita akan terlambat jika terus meladeni dia," ujar Arini. Nathan menatap dengan kemarahan oada Maira, jelas sekali wanita itu berbohong, ia ingat saat itu dirinya bahkan tak mengeluarkan apa pun ke miliknya. "Bawa dia dan pastikan dia tak lagi mengusik keluargaku!" titah Nathan tegas. "Nathan, dengarkan aku! Kau akan menyesal karena sudah bersikap sekejam ini padaku. Nathan, Nathan!" Arini dan Nathan menghilang bersama mobilnya. Sepanjang jalan Nathan terus berusaha menjaga kestabilan emosi istrinya. Wanita itu baru saja sembuh, ia sama sekali tak ingin membuat kesalahan yang akan memperparah kondisi istrinya lagi. Sudah cukup, karena untuk mencari pengganti Arini pun sulit, saat sebelumnya Monica memutuskan p
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status