Suara rendah seorang anak laki-laki memecah keheningan lorong kumuh."Dia sedang bersembunyi," suaranya licik, terdengar samar, nyaris seperti bisikan yang mengambang di udara.Zane menyipitkan mata, tatapannya tajam menyisir kegelapan. “Siapa di sana?” suaranya rendah, tapi tegas. “Bersembunyi dari apa?”Namun, jawaban tak pernah datang. Sebaliknya, suara tawa kecil menggema, memantul di antara dinding-dinding kumuh yang lembap. Dalam sekejap, anak itu berbalik dan melesat ke dalam kegelapan seperti bayangan yang lenyap ditelan malam. Pintu besi di ujung lorong menutup dengan keras, suaranya bergema.Zane tidak menunggu lama. Dengan gerakan cepat, ia mencabut pistol dari sarung di pinggangnya. Matanya menyala dengan tekad dingin.“Tangkap bocah aneh itu!” suaranya menggelegar di udara, menggema di lorong-lorong gelap.Reed, yang berdiri beberapa langkah di belakangnya, langsung bereaksi. “Siap, Jenderal!” Reed berteriak, sebelum berlari menyusul.Mereka mengejar, Zane berada di dep
Baca selengkapnya