All Chapters of Bayang Hitam Sang Jenderal Tirani: Chapter 11 - Chapter 14

14 Chapters

Mencium Bau Pengkhianatan

Zane melangkah menembus lapisan prajurit yang sedang bekerja. Dia mengangkat tangan pada tentara yang bergegas maju saat dia membuka pintu. Hari ini waktunya pelaporan. Zane lalu duduk di kursi besar di ujung meja. Reed berhenti disampingnya. Zane melihat jari-jarinya mendorong tabung berisi cairan berwarna cerah. Zane menggelengkan kepala, "Menurutku," katanya, dengan lebih lembut. "Kau tak perlu menyajikan hal-hal yang tidak perlu." "Tentu saja, Tuan." Reed balas lebih seperti berbisik. Namun, Reed tak bisa menahan diri. Dia melihat betapa tidak terjaganya atasannya itu, bagaimana lingkaran hitam di bawah matanya semakin jelas. “Tapi, Jenderal, ini bisa membantu—” “Tinggalkan suplemennya,” Zane memotong, suaranya lebih tegas. Reed menghela napas panjang. “Tetapi hanya jika Anda berubah pikiran…” suaranya pelan dan penuh harap. Zane pun mengangguk. "Panggil mereka." "Baik, Tuan." Tugasnya adalah memimpin. Namun, sejak Scarlett datang, Zane tidak bisa fokus dan jarang ti
Read more

Kedatangan Menteri Aldrich dan Putrinya Sersan Elara

Reed sudah berdiri menunggu, diam seperti biasanya. Dia tidak mengatakan sepatah kata pun, hanya mengikuti Zane dengan langkah yang cepat namun teratur. Dua langkah untuk setiap langkah panjang Jenderal. Reed dapat merasakan amarah yang membara di dalam Zane—tanda pasti dari kerutan yang dalam di keningnya, serta keheningan yang lebih berat dari biasanya.Zane menatap lurus ke depan, pikirannya berputar tajam. Ia lalu melangkah masuk ke dalam ruangan dengan percaya diri. Ketika pintu tertutup di belakangnya, suasana di dalam ruangan itu langsung berubah. Dewan Menteri Aldrich.. pria berumur dengan rambut perak dan penampilan berwibawa, tersenyum lebar, sedangkan Sersan Elara, wanita muda yang berdiri di sampingnya, mengamati Zane dengan perhatian.Zane menghormati mereka dengan anggun. "Menteri Aldrich," ucapnya. Tegas dan penuh rasa hormat. Aldrich mengangguk pelan, matanya menyelidik, memandang Zane dengan sorot yang penuh perhitungan. "Jenderal Zane, senang akhirnya bisa berb
Read more

Kekhawatiran Jenderal Zane

BRAKKKK Zane membanting gagang interkom dengan kesal, suara kerasnya menggema di ruangan yang tenang. Dengan gerakan cepat, ia memutar kursinya dan menghadap Reed, yang berdiri kaku di depan meja. Kedua tangannya disatukan di depan tubuh, kepalanya sedikit menunduk, menghindari tatapan langsung Zane.Aldrich dan Marcus tahu sesuatu tentang Scarlett, dan sekarang dia mengirim Elara ke markasnya. Ini bukan sekadar perjodohan politik. Ada agenda tersembunyi yang lebih besar di balik semua ini, dan Zane bertekad untuk mengungkap kebenarannya... dengan caranya sendiri.Reed mencuri pandang sekilas ke Zane, melihat atasannya menyisir rambutnya dengan jari, pertanda jelas bahwa suasana hatinya sedang buruk. Reed mencoba membuka mulut untuk memulai percakapan, tapi Zane memotongnya dengan tajam.“Lupakan basa-basi. Ceritakan tentang Aldrich,” perintah Zane, suaranya dingin dan tegas, tatapannya menusuk Reed.Reed menelan ludah, berusaha menjaga ketenangannya. "Aldrich mulai bergerak lagi,
Read more

Sentuhan Dan Serangan Maut di Pagi Hari

"HOOOOAAAAMMM..."Kai menguap lebar, membuka pintu kamarnya dengan rambut berantakan, mengenakan celana training lusuh dan kaos oblong. Matanya setengah terpejam."Eh, hai, Zane..!!" katanya, membersihkan suara serak dari tenggorokannya. "Apa yang terjadi? Maaf... Ayo.. silakan masuk."Zane menatap Kai seperti baru saja melihat makhluk astral. Zane, yang selalu tampil rapi dan energik seperti layaknya seorang jenderal, tak bisa menyembunyikan kekagetannya melihat Kai yang baru bangun tidur di pukul tujuh pagi."Apakah kamu baru bangun?" tanya Zane sambil melirik penampilan Kai yang serampangan. "Semua orang di sayap ini bangun jam tujuh pagi. Kamu tak perlu terlihat begitu kecewa, Jenderal."Zane melirik ke dalam kamar Kai, sekilas melihat kekacauan di dalam—pakaian berserakan di kursi, cangkir kopi yang tak selesai di meja, dan kasur yang tak tersentuh rapi."Kai," Zane memulai dengan nada tenang namun tajam, "Jika aku menganggap standar biasa-biasa saja orang lain sebagai ukuran
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status