Bang Fahad perlahan melepaskan ciumannya, membiarkan dahiku tetap bersandar di bahunya. Aku masih memejamkan mata, mencoba mengendalikan detak jantung yang berdentam tak karuan. Seperti ada percikan hangat yang menjalar ke seluruh tubuhku, membangkitkan perasaan yang selama ini coba kutepis. “Chi,” panggilnya dengan suara pelan, hampir seperti bisikan. “Saya tahu, hubungan kita mungkin masih sangat sulit kita terima, tapi … saya ingin mencoba untuk saling memahami, sedikit demi sedikit.” Aku membuka mata dan mendongak, menatapnya. Sorot matanya begitu tulus, lembut, dan penuh harapan. Ada kehangatan yang mengalir di antara kami, membuatku tak mampu berkata-kata. Aku hanya diam, membiarkan perasaan ini perlahan mengalir, meski jauh di sudut hati, bayangan Rakana masih menyelinap. Bang Fahad menarik selimut lebih rapat, memastikan aku tidak kedinginan. Angin malam yang dingin seperti hilang ditelan kehangatan yang ia berikan. “Chi,” ia memulai lagi, suaranya bergetar pelan. “Di awal
Last Updated : 2024-11-18 Read more