Share

Siapkah untuk Jatuh?

Author: Sity Mariah
last update Last Updated: 2024-11-18 15:01:03
Bang Fahad perlahan melepaskan ciumannya, membiarkan dahiku tetap bersandar di bahunya.

Aku masih memejamkan mata, mencoba mengendalikan detak jantung yang berdentam tak karuan. Seperti ada percikan hangat yang menjalar ke seluruh tubuhku, membangkitkan perasaan yang selama ini coba kutepis.

“Chi,” panggilnya dengan suara pelan, hampir seperti bisikan. “Saya tahu, hubungan kita mungkin masih sangat sulit kita terima, tapi … saya ingin mencoba untuk saling memahami, sedikit demi sedikit.”

Aku membuka mata dan mendongak, menatapnya. Sorot matanya begitu tulus, lembut, dan penuh harapan. Ada kehangatan yang mengalir di antara kami, membuatku tak mampu berkata-kata. Aku hanya diam, membiarkan perasaan ini perlahan mengalir, meski jauh di sudut hati, bayangan Rakana masih menyelinap.

Bang Fahad menarik selimut lebih rapat, memastikan aku tidak kedinginan. Angin malam yang dingin seperti hilang ditelan kehangatan yang ia berikan.

“Chi,” ia memulai lagi, suaranya bergetar pelan. “Di awal
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Bad Kisser

    Bang Fahad melepaskan tangannya perlahan, seolah memberiku ruang untuk bernapas. Sorot matanya tetap tertuju padaku, namun kali ini lebih lembut, seperti sedang menunggu aku bicara. Aku menarik napas panjang, mencoba menenangkan kekacauan dalam pikiranku. Hubungan ini terasa rumit, bahkan untuk sekadar dipahami. Antara masa lalu yang menahan dan masa kini yang mencoba menyentuhku dengan harapan baru, aku merasa terjebak di tengahnya. “Apa Abang pernah merasa takut? Takut kalau kita ini cuma ... salah jalan? Atau mungkin sebenarnya... kita nggak pernah ditakdirkan untuk bersama?” Ia tersenyum kecil, lalu mengangguk pelan. “Pernah. Banyak malah.” Jawabannya yang jujur membuatku tertegun. Aku menunggu ia melanjutkan, dan ia melakukannya. “Tapi, Chi, ada satu hal yang saya pelajari dari kehidupan. Kadang, jalan yang kita pikir salah itu justru membawa kita ke tempat yang tepat. Kita nggak akan pernah tahu kalau kita nggak mencoba. Sesuatu yang kita anggap buruk dan tidak kita sukai, b

    Last Updated : 2024-11-18
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Memancing Keributan

    Aku membelalakkan mata, jantungku berdegup kencang mendengar kalimat terakhirnya. Wajahku memanas, tapi aku tahu ini bukan saatnya bersikap pasif. Entah keberanian dari mana, aku memutuskan untuk membalasnya."Memakan aku, Bang? Hmmm, seperti kue klepon, begitu?" Aku menyipitkan mata, mencoba terdengar santai, meski dalam hati, aku gugup setengah mati.Bang Fahad mengerutkan kening, lalu tertawa kecil. “Kue klepon? Kamu ini ada-ada aja, tapi itu juga salah satu makanan kesukaan saya, lho."“Abang tahu kan, kalau klepon itu manis di luar dan lengket di dalamnya? Mungkin ... aku juga begitu,” ucapku sembari menatapnya tanpa berkedip. Aku sengaja menggeser sedikit tubuhku, mendekatkan wajahku ke wajahnya.Bang Fahad tampak terkejut. Pipinya yang biasanya tegas itu mulai memerah. Ia berdeham pelan, mencoba mengalihkan pandangannya, tapi aku menahan dagunya dengan jemariku.“Jangan pura-pura sibuk lihat gorden, Bang. A

    Last Updated : 2024-11-18
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Lebih Hangat

    Gemericik hujan terdengar lembut dari balik jendela. Udara dingin yang menyeruak masuk melalui celah tirai membuatku menggeliat pelan, mencoba mencari kehangatan lebih di balik selimut.Namun, kehangatan itu bukan hanya berasal dari selimut, melainkan dari tubuh seseorang yang masih memelukku erat.Mataku terbuka perlahan, pandanganku langsung jatuh pada wajah Bang Fahad yang masih terlelap. Ada sesuatu yang damai dan menenangkan menelusup dalam hati Garis rahangnya tegas, alisnya yang sedikit berkerut meskipun sedang tidur, dan napasnya yang pelan membuat dadaku terasa hangat. Rasanya aneh mengakui, tapi aku suka melihatnya seperti ini, tanpa kepalsuan, tanpa jarak.Aku memiringkan tubuhku sedikit, menatapnya lebih dekat. Tanganku bergerak pelan, membenarkan rambut di dahinya yang sedikit berantakan. Tapi tiba-tiba matanya mengerjap terbuka, membuatku refleks menarik tangan.“Kamu ngapain, Chi?” tanyanya dengan suara

    Last Updated : 2024-11-19
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Jatuh Hati Lebih Cepat

    Aku mendengkus pelan. “Lihat nanti.”“Berarti saya peluk kamu aja terus,” katanya santai sambil memejamkan mata lagi.Aku menyerah, membiarkan kehangatan pelukannya mengalir dalam tubuhku. Di luar, hujan masih turun, tapi di sini, bersama Bang Fahad, semuanya terasa lebih hangat, lebih aman dan entah bagaimana rasanya lebih bahagia. Aku sendiri tidak paham. Namun beberapa saat kemudian, aku berhasil lolos dari pelukan Bang Fahad saat dirinya lengah.Ia mengerang manja dan menyuruhku kembali ke tempat tidur. Aku hanya tertawa kecil sambil menarik selimut ke atas tubuhnya. "Tidur lagi aja, Bang. Aku mau bikin teh hangat," kataku meski tidak yakin aku bisa melakukannya.Dia hanya mengangguk malas, matanya terpejam lagi, tapi aku bisa mendengar gumaman kecil darinya. "Jangan lama-lama, Chi."Aku melangkah ke dapur kecil, menyalakan kompor untuk memanaskan air. Suara hujan di luar terdengar lebih jelas d

    Last Updated : 2024-11-19
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Hujan dan Kenangan

    Hujan turun begitu deras sejak pagi hingga sekarang hampir siang hari, menciptakan irama tenang yang berpadu dengan suara dedaunan basah di sekitar kabin. Aku membuka pintu, duduk pada ambalannya, memandangi kabut tipis yang menyelimuti pepohonan.“Chi, kamu ngapain di situ? Nanti kedinginan.” Suara Bang Fahad terdengar dari arah dapur kecil.Aku menoleh, menemukan dia sedang membawa dua cangkir cokelat panas. Asap tipis mengepul dari cangkir itu, aromanya segera menghangatkan udara.“Lagi liatin hujan, Bang,” jawabku. “Kayaknya bakalan hujan seharian." Dia mengangguk sambil menyerahkan salah satu cangkir kepadaku. “Iya, makanya kita santai aja di sini. Nggak usah mikirin apa-apa. Nikmatin aja waktunya.”“Abang nggak bosan?” tanyaku padanya yang masih berdiri di belakang.Dia tertawa kecil, lalu duduk di sampingku. Tak ayal tubuh kami jadi bersentuhan karena sempit. “Bosan gimana, Chi? Selama ada k

    Last Updated : 2024-11-20
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Sisi Lain

    Malam menyapa. Rintik hujan masih terus terdengar hampir tanpa jeda. Seharian aku bersama Bang Fahad di dalam kabin ini. Keperluan makan, diurus Bang Fahad sehingga entah sudah berapa banyak aku makan.Karena aku tidak membawa pakaian ganti, malam ini aku memakai kaos gombrong dan celana boxer selutut milik Bang Fahad yang disimpan sebagai pakaian cadangan di dalam mobilnya.Cahaya lampu di kabin redup, memberikan kehangatan tersendiri di tengah suara gemuruh petir yang sesekali terdengar di kejauhan. Aku duduk bersandar di sofa kecil, selimut tebal melingkupiku. Bang Fahad duduk tak jauh dariku, sibuk memeriksa ponsel dengan alis sedikit mengernyit“Abang lagi ngapain?” tanyaku, memecah keheningan.Dia menoleh seraya tersenyum tipis. “Cek cuaca. Kayaknya besok cuacanya udah normal. Kita bisa check out, Chi. Saya juga harus ke kantor."Aku pun hanya mengangguk mendengar penjelasannya.“Kamu laper gak

    Last Updated : 2024-11-20
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Pesona Pria Matang

    Dua hari menginap, akhirnya pagi hari ini aku dan Bang Fahad pulang. Berjalan masuk ke rumah dengan langkah pelan, udara dingin dari AC menyambut, mengusir sisa hawa lembap dari perjalanan panjang yang dilalui.Aku melepas flatshoes di depan pintu dan menghela napas lega. Bang Fahad berada tepat di sebelahku, sambil wajahnya tenang meski sorot matanya terasa lebih lembut dari biasanya. “Capek?” tanyanya pelan.Aku menggeleng. “Nggak. Tapi senang akhirnya sampai di rumah.”Kata "rumah" itu meluncur begitu saja, tapi begitu aku menyadarinya, rasanya aneh di mulut. Ini rumah Bang Fahad, bukan rumahku. Tapi dia malah tersenyum kecil, seolah kata-kata itu berarti sesuatu baginya.Aku menoleh padanya dengan perasaan canggung yang mendera, tapi Bang Fahad justru mengurai senyum lebar di bibirnya.Tangannya terulur, menyentuh lembut helaian rambutku yang lepas dari ikatannya. “Kamu mulai anggap tempat ini

    Last Updated : 2024-11-20
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Jebakan Maut

    Mama Tari terdiam cukup lama, ekspresi wajahnya masih menunjukkan penolakan. Aku bisa melihat ada amarah yang belum sepenuhnya reda, tapi di balik itu, ada konflik batin yang nyata.“Had, kamu gak pernah berubah dari dulu, selalu jadi anak yang bisa mama dan papa andalkan,” ujar Mama Tari dengan nada yang lebih lembut tapi tetap keras kepala. “Mama gak bisa memaksa diri untuk menerima mereka. Mama gak sanggup, apalagi setelah semua yang Raka lakukan. Gak hanya mencoreng nama baik keluarga, tapi juga membuktikan mama dan Papa sudah gagal mendidik dia.”Bang Fahad menggeleng pelan. “Aku gak minta Mama menerima mereka sekarang, Ma. Aku cuma berharap Mama bisa memberikan waktu. Lagipula, aku juga gak tahu sampai kapan Raka bertahan di kantor. Kalau dia bikin masalah lagi, aku sendiri yang akan menanganinya," tegasnya. "Dan ... Mama sama Papa gak pernah gagal mendidik kami, kalian adalah orang tua terhebat untukku dan Raka. Mama jangan pernah berkata

    Last Updated : 2024-11-21

Latest chapter

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Entah Kebetulan atau Hanya Skenario

    Aku menggigit bibir, menahan kepanikan yang menggelegak dalam dada. Tanganku terus menekan sisi perut Bang Fahad, berusaha mengurangi pendarahan."Pa, cepat! Kita harus segera sampai!"Mobil melaju kencang membelah jalanan sepi dini hari. Mama menangis tertahan di sampingku, menggenggam tangan Bang Fahad yang kini dingin."Fahad, bertahanlah. Tolong bertahan!" isak Mama, seolah ketakutan akan kehilangan seseorang lagi setelah Mas Althaf pergi untuk selamanya.Aku menatap wajah Bang Fahad yang semakin pucat. Perasaan aneh berkecamuk dalam dadaku. Harusnya aku tidak peduli. Harusnya aku membiarkan dia mati karena kehabisan darah.Tapi saat ini, melihatnya dalam keadaan seperti ini, jujur saja aku merasa sesak. Aku kasihan padanya. Tidak tega. Apa kebencianku hanya setengah hati? Apa aku tidak benar-benar membencinya?Mobil akhirnya berhenti dengan rem mendadak di depan rumah sakit. Papa tampak buru-buru keluar untuk meminta bantuan. Dalam hitungan detik, beberapa petugas medis datang me

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Mimpi Buruk yang Kembali

    "Apa, Chi? Tinggal di luar negeri? Kenapa tiba-tiba kamu bicara begini?" tanya Mama dengan ekspresi terkejut."Iya, Chi. Tidak ada angin dan hujan, tiba-tiba sekali kamu ingin tinggal di luar negeri. Ada apa?" Papa menimpali dengan reaksi tak kalah terkejutnya.Aku menarik napas dalam-dalam lalu mengembusnya sekaligus. Kedua tangan terangkat meraup wajah, meremas kepala kemudian barulah menatap Mama dan Papa lagi."Mama dan Papa sudah tahu, kalau Bang Fahad ada di kota ini juga. Dia ... masih terus menemuiku, Ma, Pa. Dia masih terus saja muncul di hadapanku. Dia bersikap seolah-olah ingin menebus kesalahannya di masa lalu terhadap kita. Dan tentu saja aku marah terus-terusan bertemu dia. Mama dan Papa tahu, bagaimana aku membenci dia setengah mati. Makanya, aku ingin tinggal di luar negeri. Di tempat yang jauh dan gak akan pernah bertemu lagi dengan dia," jelasku akhirnya."Kita lebih dulu tinggal di kota ini, Chi. Kalaupun harus ada yang pergi, itu bukan kamu atau kita. Tapi, ya dia.

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Aku yang Pergi!

    Pagi ini udara terasa lebih segar dari biasanya. Entah mungkin hanya perasaanku saja setelah semalam aku bisa sedikit melupakan kesedihan karena kematian Mas Althaf. Meski caranya tidak dibenarkan, tapi aku rasa itu tidak merugikan siapapun.Dengan pakaian olahraga dan earphone terpasang di telinga, aku siap keluar dari rumah untuk melakukan jogging pagi ini. Tapi belum sempat melewati pagar, Mama lebih dulu datang dan menahan kepergianku."Chi, sebentar," ucapnya dengan lembut.Aku melepas satu sisi earphone. "Ada apa, Ma?"Mama menatapku lama, seakan mempertimbangkan kata-kata yang ingin diucapkan. "Kamu pulang larut tadi malam?"Aku menghembus napas kasar. "Iya, Ma. Maaf, aku keasyikan keliling mall terus nonton di bioskopnya, enggak sadar udah larut."Mama menghela napas. "Iya, Papa juga bilang kamu pulang kemalaman karena nonton bioskop, tapi mama rasa ada sesuatu yang kamu sembunyikan."

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Jangan Lakukan Ini Lagi

    Aku melangkah cepat menuju mobil, telapak tanganku masih terasa panas setelah dua kali menampar wajah Bang Fahad. Aku ingin pergi sejauh mungkin dari laki-laki itu, tak ingin mendengar suaranya, apalagi melihat wajahnya.Namun, baru saja meraih gagang pintu mobil, seseorang menarik pergelangan tanganku dari belakang. Seketika aku menoleh dan menemukan Bang Fahad yang melakukannya. Dia mencengkram pergelangan tanganku sambil menyudutkan pada badan mobil."Kamu berpikir saya merencanakan semua ini?" tanyanya dengan suara masih tenang, tapi sorot matanya menunjukkan tidak terima.Aku mendengkus, menepis tangannya dengan kasar. "Pergi dari sini! Pergi dari hadapanku!"Bang Fahad menghela napas panjang. "Chi, kamu enggak tahu betapa khawatirnya saya ketika melihat kamu tadi. Kenapa kamu berpikir kalau saya mengenal orang-orang itu?"Aku tertawa sinis. "Khawatir? Jangan pura-pura peduli, Bang! Jangan berlaku seolah-olah Abang adalah pahlawan yang sudah menyelamatkan aku malam ini. Aku tahu

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Cara-cara Murahan

    Aku kembali meronta di dalam gendongan Bang Fahad, tapi dia tetap berjalan tegap hingga keluar dari area taman tanpa mengindahkan protesku. Napasku tersengal, dada terasa sesak karena emosi yang memuncak."Turunin aku, Bang! Aku bisa pulang sendiri!" seruku sambil mencari-cari pegangan berharap bisa bertumpu pada sesuatu dan menghentikan langkahnya.Bang Fahad hanya menghela napas, lalu sedikit mengeratkan lengannya agar aku tidak banyak bergerak. "Jangan banyak gerak, Chi. Nanti kaki kamu makin sakit.""Aku gak peduli! Aku lebih baik ngesot pulang daripada harus digendong Abang!" Aku menggertakkan gigi, tapi laki-laki itu tetap tak menggubrisku.Dia terus berjalan menyusuri trotoar jalanan kian menjauh dari taman. Sementara aku terus meronta meski tenagaku tak seberapa besar dan kalah telak dengan tenaga Bang Fahad."Turunin aku, Bang! Apa Abang udah gak bisa denger?!" teriakku kembali. Namun Bang Fahad tidak jug

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Ingin Membunuhnya

    Namun sepertinya Bang Fahad terus saja mengikuti, hingga ia berhasil menyamai langkahku lagi dan berlari tepat di lintasan di sebelahku. Akhirnya aku berhenti berlari lalu beralih menatapnya dengan pandangan penuh kebencian."Mau apalagi, sih? Gak ada tempat lain yang bisa Anda datangi selain taman ini?!" tegasku dengan memasang wajah muak yang semoga bisa ia pahami.Terdengar laki-laki itu berdehem seraya memutar tubuh hingga tak lagi berhadapan denganku. "Ini tempat umum. Siapa saja boleh ke sini, termasuk saya.""Memang, tapi aku muak bertemu Abang lagi, Abang lagi. Ngapain sih, ngikutin aku terus? Mau apa? Kita sudah selesai sejak tiga tahun yang lalu. Apalagi yang membuat Abang selalu muncul di hadapanku?" cecarku kemudian.Tampak laki-laki itu menggeleng dengan pandangan yang masih lurus ke depan, sebelum detik berikutnya berubah hingga menghadapku. "Saya mau memastikan kamu baik-baik saja, Chi."Aku mendecih kesal. "Abang buta? Abang gak lihat? Aku sekarang di hadapan Abang seh

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Lagi-lagi Dia

    "Aakhhh!" Aku memukul setir kemudi berulang, meluapkan kekesalan yang memenuhi hati. Entah bagaimana, Bang Fahad bisa datang dan mengacaukan niatku.Aku tahu apa yang akan kulakukan memang tidak dibenarkan, tapi sekali lagi aku tekankan, aku hanya sedang membutuhkan pelarian agar tidak tertekan atas kematian Mas Althaf. Mungkin saja, satu atau dua gelas minuman di klub malam tadi bisa menenangkan pikiranku. Tapi sialnya, Bang Fahad datang dan berlagak seperti orang suci."Memuakkan. Kenapa dia masih di kota ini? Dia juga tahu kematian Mas Althaf. Apa dia benar mengawasiku? Kalau iya, buat apa? Buat apalagi dia datang dalam kehidupanku? Aarghhh! Menyebalkan!" Aku merutuk sambil mengemudi, teringat pertemuan di klub malam tadi dengan Bang Fahad.Laki-laki yang kubenci setengah mati, sekarang justru hadir kembali dalam kehidupanku. Aku benar-benar muak.Setelah tiga tahun sebelumnya dia menghempasku seperti seonggok sampah, sekara

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Jijik.

    "Chi ... kamu mau minum? Sadar, Chiara. Itu gak baik. Minuman yang ada di sini itu beralkohol dan kamu pasti tahu kalau itu haram."Aku menatap laki-laki itu dengan pandangan muak. Amarah seketika memenuhi dada melihat sosoknya yang tiba-tiba muncul dan menghalangi apa yang hendak aku lakukan."Apa peduli kamu? Dan, ngapain kamu di sini?" tanyaku dengan rahang mengeras. Aku memang sudah memaafkan Bang Fahad atas kesalahannya, tapi bukan berarti aku bisa menerima kehadirannya kembali."Tentu saya peduli, Chi. Saya sangat peduli. Saya tahu kamu sedih atas kematian dokter Althaf, tapi tidak seperti ini caranya, Chi," ucapnya membuat telingaku rasanya panas.Kedua tanganku mengepal di sisi tubuh. "Pergi," pintaku dengan jari telunjuk mengarah ke pintu masuk.Bang Fahad tampak menggeleng. "Saya tahu kamu sedang bersedih, Chi. Saya tahu keadaan kamu sekarang tidak baik-baik saja, tapi tidak seperti ini kamu mencari pelarian. Kalau kamu butuh seseorang untuk berbagi kesedihan, ada saya." Dia

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   POV CHIARA

    POV CHIARA #Waktu tujuh hari berjalan dengan begitu lambat. Di mana setiap malamnya aku harus menghadapi kenyataan dengan adanya acara tahlilan di rumahku. Rumah yang selama satu tahun ini aku tempati bersama Mas Althaf.Tempat yang setiap sudutnya menguarkan aroma tubuh dari laki-laki itu, membuat dadaku sesak dan rasanya aku ingin menyusulnya saja.Aku tidak sanggup lebih lama menempati rumah itu seorang diri, karena setiap jengkalnya membangkitkan kenangan bersama Mas Althaf.Laki-laki yang menikahiku satu tahun lalu. Laki-laki yang telah membawa pelangi serta semangat dalam hidupku yang semula gelap dan hancur usai kematian bayi yang sedang aku kandung karena kecelakaan.Setelah aku memutuskan untuk memulai hidup baru tanpa bayang-bayang Bang Fahad, setelah aku mengikhlaskan hubungan kami yang baru seumur jagung itu, aku masih baik-baik saja.Aku juga mampu menjaga kandunganku yang semula d

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status