Home / Pernikahan / Adikku Ingin Jadi Maduku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Adikku Ingin Jadi Maduku: Chapter 21 - Chapter 30

46 Chapters

21. Undangan Dari Okta Untuk Melisa

Widi dan Khalif tengah asyik menonton TV di ruang tengah ketika Okta datang membawa Rani. Pasangan suami istri itu menatap putranya dengan kerutan di kening. Mereka sama-sama bingung dengan kehadiran keduahya."Untuk apa kamu ke sini membawa dia?" tanya Windy dengan nada sinis dan juga tatapan tidak suka ke arah Rani.Okta tersenyum tipis. Dia menatap Rani sebentar dan mengangguk lalu keduanya duduk di hadapan kedua orang tua Okta. "Selamat malam, Om, Tante," sapa Rani dengan senyuman manis.Namun, bagi Windy itu terlihat memuakkan karena dia tahu perempuan ini tengah berpura-pura. "Baik. Selamat malam," jawab Khalif dengan nada datarnya. Dia menatap kedua orang itu secara bergantian. "Ada apa?" tanyanya kemudian."Maaf kalau kedatangan Okta mengganggu, Pa. Okta datang membawa Rani ke sini karena Okta mau mengatakan kalau Okta ingin menikahi Rani beberapa hari lagi," ujar pria itu dengan nada penuh ketegasan.Khalif dan Windy tidak terkejut karena mereka sudah menduga kalau putranya
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

22. Acara Pernikahan Rani Dan Okta

Sejak pembicaraan pembagian perusahaan beberapa hari lalu oleh Bagus pada Melisa, di mana Riyanti yang tiba-tiba memasuki ruang kerja suaminya dan mengatakan kalau Rani pasti akan membantu Melisa, tetapi Bagus menolaknya, mereka belum pernah mengobrol kembali.Namun, karena suatu hal Riyanti malam ini mencoba untuk mendekati suaminya kembali guna memberitahukan sesuatu yang penting. Perempuan itu pun mengetuk pintu ruang kerja sang suami sebelum masuk. Dia tidak ingin suaminya kembali marah seperti beberapa hari lalu ketika dia tiba-tiba masuk begitu saja."Masuk." Suara dari dalam terdengar.Riyanti pun membuka pintu di hadapannya dan tersenyum melihat ke arah suami yang tampak sibuk berkutat dengan sesuatu. Riyanti mendekati sang suami. "Papa lagi apa?""Mengurus beberapa hal," ujarnya itu dengan datar tanpa mengalihkan pandangan ke arah Riyanti.Riyanti ini sudah berdiri di samping Bagus. Dia melihat berkas di tangan suaminya dan tahu
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

23. Lemparan Telur di Acara Nikahan Okta dan Rani

Semua yang ada di sana semakin tertawa keras melihat Rani yang tantrum di tempatnya. Seolah pemandangan ini adalah pemandangan yang lucu dan tidak ada rasa kasihan untuk perempuan itu. "Kalian semua brengsek!" teriak Rani dengan sangat keras menunjuk orang-orang di sana, yang sedang mentertawakan dirinya. Dia menatap Okta lalu menangis. "Acara kita hancur," ujarnya kemudian. Riyanti yang melihat keadaan itu langsung mendekati putrinya. "Ya Tuhan, Nak. Kenapa ini? Heh, kalian! Apa yang kalian lakukan pada putriku!" teriaknya marah. Namun, bukannya berhenti orang-orang itu malah berteriak sangat keras. Okta pun merasa bingung juga panik. Dia menepuk pundak Rani sembari menahan bau tidak sedap yang keluar dari tubuh calon istrinya itu. "Sabar, Sayang. Kamu harus sabar," ujar pria itu mencoba menenangkan Rani. "Bagaimana bisa sabar kalau sepwrti ini?" Lagi-lagi dia mengentakkan kakinya sangat keras. Seorang pria berpeci hitam dengan sarung berlari ke tengah halaman masjid. Dia
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

24. Okta Dicoret Dari Ahli Waris

"Apa maksud Mama?" tanya Okta kemudian dengan ekspresi terkejut. Dia tampak syok mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Windy.Windy menatap Okta dengan ekspresi datar. "Saya rasa kamu tidak memiliki hak lagi untuk memanggil saya Mama," ujar Windy kemudian."Ma. Jangan bercanda." Okta berujar dengan suara bergetar. Dia Tidak menyangka kalau mamanya akan bertindak sejauh ini."Saya tidak bercanda." Windi menggeleng pelan. "Apa yang saya katakan tadi itu benar," lanjutnya.Apa yang dikatakan Windy beberapa saat lalu tidak hanya membuat Okta dan Rani terkejut. Akan tetapi Riyanti yang berdiri di samping putrinya pun memiliki ekspresi yang sama.Dia terkekeh tipis. "Jeng. Sepertinya Jeng sedang ada masalah sampai-sampai mengatakan hal itu. Mungkin sebaiknya kita bicarakan di rumah saja," ujarnya kemudian. Dia menatap sekitar di mana beberapa orang masih menatap mereka dengan ekspresi yang seperti mensyukuri apa yang baru saja dikatakan oleh Windi.Windi mengangkat tangannya. "Tidak.
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

25. Okta Diusir

Mobil yang membawa Rani dan juga Okta berhenti di depan kediaman orang tua Okta. Pasangan yang baru saja resmi menjadi suami istri itu memutuskan untuk mendatangi kediamaan orang tua Okta guna membicarakan perihal tadi. Bayangan indah Rani di mana Okta akan membawanya pulang ke rumah dengan acara digendong buyar begitu saja.Bagaimana tidak? Kini keduanya dalam keadaan tidak karu-karuan. Bau busuk yang menyengat juga pakaian yang sudah sangat kotor. "Kita turun. Kita temui Papa," ujar Okta kemudian."Iya ayo. Rasanya aku sudah tidak tahan dengan bau ini. Aku ingin cepat-cepat mandi." Keduanya pun turun besama masih dengan Okta yang memegangi tangan Rani dengan sangat erat.Tanp mengetuk pintu lebih dulu, keduanya pun memasuki rumah itu. Okta melihat keberadaan papanya yang sedang bermain catur dengan sang sopir, tetapi tidak dengan keberadaan sang mama. Entah ke mana perempuan itu setelah memberikan kabar mengejutkan tadi."Pa," panggil Okta yang sudah berdiri di samping papanya.Tent
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

26. Turun Jabatan

Okta memasuki perusahaan papanya seperti biasa. Pria itu langsung menuju ke ruangannya di mana dia yang menjabat menjadi seorang direktur. Meski bukan direktur utama, jabatan Okta tentuhya bukan jabatan yang main-main. Dia berniat menggunakan jabatan ini untuk mengembalikan haknya sebagai ahli waris dari keluarganya.Okta langsung memasuki ruangan. Namun, dia dibuat mengerutkan kening kala melihat ruangan yang biasa dia tempati telah bersih. Tidak ada barang-barang apa pun di atas meja padahal biasanya di sana ada barang-barang milik Okta.Pandangan Okta jatuh pada keberadaan seorang pria yang berseragam office boy. Pria itu tengah menyapu ruangan ini dan kini tengah menatap ke arah dirinya. "Ke mana barang-barang saya?" tanya Okta kemudian.Pria itu mengangguk sekilas pertanda sopan. "Sudah dibersihkan, Pak." Dia menjawab."Dibersihkan? Apa maksudnya?" tanya Okta marah. Sejak menikah dua hari lalu, Okta memang tidak masuk kerja karena dia harus menghabiskan waktu bersama dengan sang
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

27. Tinggal Atau Pergi? Terserah

Melisa berdiri menjulang di depan Rani, dengan melipat tangan di depan dada, perempuan itu menatap adik tirinya dengan tatapan remeh."Ada apa Rani? Kenapa kamu datang-datang langsung ingin menamparku? Tingkahmu begitu bar-bar. Seperti orang yang tidak berpendidikan. Pantas saja kamu belum lulus juga sampai sekarang. Kamu sih. Bukannya belajar malah sibuk menggoda suami orang." Dia tersenyum sinis.Sedangkan Rani yang masih duduk di bawah menatap kakaknya dengan kemarahan yang semakin memuncak. "Akh!" Dia berteriak kesal seperti orang kesurupan.Detik kemudian dia pun bangkit dengan buru-buru. Kedua tangannya mengepal di samping tubuh dengan gigi bergemerutuk. "Kau ...." Tangan Rani terangkat menunjuk ke arah wajah Melissa.Melissa yang melihat itu mengerutkan kening. Dia segera menyingkirkan jari Rani lalu berujar, "Aku tidak suka ditunjuk seperti ini." Dia memasang ekspresi datar."Akh!' Rani berteriak kembali."Persetan," ujar Rani yang mengibaskan tangan di udara."Kau ... kau, ka
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

28. Rani Mencelakai Bagus

Riyanti menemui suaminya. Dia duduk di samping Bagus yang sedang mengontrol sesuatu melalui laptop. Memang, sejak mengatakan kalau pria itu akan menyerahkan segala urusan perusahaan pada Melisa, Bagus lebih sering di rumah dan mengontrol perusahaan dari sana."Pa. Bagaimana keadaan Rani sekarang, ya?" tanya perempuan itu yang merasa khawatir dengan keadaan putrinya mengingat terakhir kali kalau Okta telah dicoret dari ahli waris keluarganya.Bukankah itu berarti Okta sudah tidak lagi memiliki apa-apa?"Kenapa tanya padaku? Bukankah dia sudah ikut suaminya? Kenapa tidak kau tanyakan pada suaminya saja?" tanya Bagus dengan kesan yang cuek. Seperti tidak peduli lagi dengan Rani sama sekali. Bahkan pria itu menjawab pertanyaan Riyanti tanpa menoleh sedikit pun pada perempuan itu.Riyanti menatap sedih suaminya yang kian hari semakin memperlihatkan ketidakpeduliannya terhadap Rani. "Pa. Papa, kan tahu sendiri kejadian kemarin. Windi datang dan mengatakan kalau Okta dicoret dari ahli waris
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

29. Rani Bukan Adikku

Melissa langsun berlari mendekati tubuh ayahnya yang tergeletak dengah darah di keningnya. Dia menatap Rani dengan tajam. "Apa yang kau lakukn!" teriaknya marah pada Rani.Perempuan itu menatap kembali papanya. "Pa. Pa bangun, Pa. Bangun."Riyanti pun ikut berlari mendekati suaminya, berjongkok di seberang Melissa. "Pa. Papa sadar, Pa. Pa." Dia pun khawatir melihat keadaan suaminya saat ini. Darah yang terus keluar dari keningnya membuat dia merasa takut.Rani pun juga bergegas mendekati papanya. "Pa." Namun, baru saja dia mendekati Bagus, Melissa sudah lebih dulu mendorong tubuh adiknya itu hingga Rani jatuh terduduk di lantai."Jauhi papaku!" teriak Melissa dengan sangat keras. Dia menatap tajam Rani dan sorotnya penuh akan kebencian.Riyanti tak menduga Melisa akan melakukan itu. "Mel. Hati-hati. Adik kamu sedang hamil," ujar Riyanti memperingati Melissa.Kini tatapan kebencian Melissa tidak hanya pada Rani tetapi pada Riyanti juga. "Aku tidak peduli!" teriaknya marah. Bisa-bianya
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

30. Kunjungan Calon Mantan Mertua

"Apa yang kamu lakukan?" teriak Okta dengan sangat keras. Pria itu langsung mendekati istrinya yang terjatuh di bawa, memegangi kedua pundak Rina dan menatapnya khawatir."Kamu tidak apa-apa?" tanyanya kemudian."Sakit, Mas," ujar Rani dengan suara yang memelas, wajahnya pun menunjukkan ekspresi penuh kesedihan.Riyanti yang mendengar kegaduhan di depan kamar rawat suaminya langsung keluar. Gerakan Riyanti yang tiba-tiba menyerobot keberadaan Melissa membuat dia menabrak Melissa cukup keras sehingga posisi Melisa bergeser dari depan pintu.Detik kemudian dia melotot kala melihat putrinya duduk di bawah. "Ya Tuhan. Ada apa ini?" tanyanya yang ikut membantu Rani."Aku didorong kak Melissa, Ma," ujar Rani dengan menatap kakak tirinya itu. Melisa yang tahu kalau Rani sedang berpura-pura pun berdecak dan memutar bola matanya malas.Riyanti langsung menatap Melisa dengan tajam. "Melissa. Bukannya mama sudah mengatakan kalau kamu harus berhati-hati sama adik kamu. Dia sedang hamil," ujar per
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status