Home / Pernikahan / Adikku Ingin Jadi Maduku / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Adikku Ingin Jadi Maduku: Chapter 11 - Chapter 20

46 Chapters

11. Okta Harus Jadi Milikku

"Sekarang Rani harus mencari papa kandung Rani di mana, Ma?" tanya Rani pada sang mama. Keinginan menikahi Okta harus tertunda kembali karena tidak ada wali nikah untuk dirinya."Mana mama tahu, Ran. Mama sudah lama tidak bertemu dengan bapak kandung kamu itu." Bu Riyanti sendiri juga merasa bingung dengan hal ini. Jujur saja, dia tidak pernah berpikir sejauh ini ketika dia berpisah dulu. Apalagi ketika dirinya sudah menemukan Bagus, suami keduanya yang jauh lebih kaya dari suami pertamanya. Dia tak pernah lagi kepikiran tentang mantan suaminya."Mana papa kamu tidak pulang sejak tadi malam lagi. Entah di mana di berada sekarang," gerutu Riyanti. Sejak kepergian suaminya semalam, pria itu memang belum kembali pulang.Rani mengembuskan napas kasar. "Ih Mama. Ngapain juga nyari Papa. Toh Papa juga nggak bisa jadi wali nikah aku," ujar Rani dengan memberenggut kesal."Nikah, nikah, nikah saja yang kamu pikirkan itu." Riyanti meneg
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

12. Sampah Bagi Melisa

Seperti rencananya kemarin, Rani benar-benar mencari keberadaan bapaknya agar dia bisa segera menikah dengan Okta. Perempuan itu mendatangi alamat yang diberikan oleh sang mama. Niat hati ingin mengajak mamanya juga, tetapi Riyanti menolak hal itu.Alasannya, selain karena Riyanti tidak ingin bertemu dengan mantan suaminya lagi, dia juga masih ingin mencari keberadaan Bagus yang sudah beberapa hari ini tidak pulang.Mau bagaimanapun tawaran menggiurkan Rani kalau sudah menjadi istri Okta, tetap saja dia ingin bersama Bagus. Sudah ada cinta di hatinya untuk suaminya itu.Rani baru saja turun dari mobilnya yang susah mendapatkan parkir. Bola matanya melotot dan mulut menganga lebar melihat tempat yang ada di hadapannya."His. Ini beneran aku ke tempat seperti ini sendirian?" tanya Rani dengan ekspresi yang menunjukkan rasa jijik. Bagaimana tidak? Dia harus mendatangi pasar kumuh yang tidak pernah dia datangi sama sekali dalam hid
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

13. Bujukan Yang Gagal

Riyanti marah pada putri sambungnya ini. Secara tidak langsung, Melisa baru saja menyebut kalau Rani adalah tempat sampah yang menampung pria yang sudah dibuang dan tidak diharapkan oleh Melisa.Riyanti berdiri menatap tajam Melisa dengan napas memburu. "Tega kamu mengatakan itu tentang adik kamu?""Tega Mama menyembunyikan perselingkuhan Rani dengan calon mantan suamiku," balas Melisa dengan nada rendah penuh penekanan. Dia membalas tatapan perempuan yang sudah membesarkan dirinya itu dengan tajam.Melisa tidak masalah kalau Riyanti adalah bukan mama kandungnya, asal perempuan itu juga menyayanginya, Melisa pun akan berbuat sama. Namun, mengetahui apa yang telah Riyanti lakukan di belakangnya, sungguh kecewa dia."Itu artinya Mama mendukung apa yang dilakukan oleh Rani," lanjut Melisa.Riyanti menunduk, kedua tangannya terkepal kuat di sisi tubuh seperti menahan sebuah gejolak yang sulit dia artikan. "Mama tidak---" Kalimat yang akan dia
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

14. Mempermalukan Diri Sendiri

Rani berdiri di hadapan Toto, papa kandungnya yang dia cari beberapa hari ini. Keduanya sudah menyingkir dari beberapa preman yang berada di bawah naungan Toto.Pria tua itu menyalakan korek lalu menyulut rokok yang ada di tangannya. Dia menghisap sebentar lalu mengembuskan asap putih ke udara. Dia menatap Rani dengan tatapan memicing. "Ada apa nyari gue?" tanya Toto kemudian."Saya anak Anda. Salah kalau saya nyari Anda?" tanya Rani kemudian.Toto malah menunjukkan senyum sinisnya. Dia kembali menghisap rokok dan mengembuskan asapnya. "Setelah bertahun-tahun Yanti membawa lo dan nggak biarin gue ketemu lo, sekarang lo nyari gue? Mak lo itu tahu apa nggak? Jangan-jangan nggak tahu lagi. Kalau nggak mending lo pulang sono. Daripada nanti kena marah," ujar Toto dengan santai. Dia seperti mentertawakan keadaan saat ini."Mama tahu kok kalau saya mencari Anda. Malahan saya tahu pasar ini juga dari Mama," ujar Rani. Perempuan itu melipat tangan di depa
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

15. Harus Sadar Diri

Tentu saja Rani merasa tidak terima dengan apa yang telah Melisa lakukan padanya beberapa saat lalu. Dia benar-benar tidak suka kalau Melisa ada di atasnya.Perempuan itu langsung menuju ke ruangan sang papa untuk mengadukan apa yang telah Melisa lakukan pada sang mama. Namun, sesampainya di ruangan Bagus, Rani tidak menemukan keberadaan Riyanti di sana."Apa kamu tidak punya sopan santun sehingga main masuk saja ke ruangan seseorang?" tanya Bagus karena merasa terkejut ada seseorang main membuka pintu ruangannya. Ketika dia melihat, ternyata putri angkatnya Rani.Dia pun segera mengubah ekspresinya. "Oh. Saya lupa kalau kamu memang suka masuk tanpa permisi ke tempat orang lain," ujarnya kemudian."Papa ngomong apa sih?" tanya Rani yang tetap memasuki ruangan Bagus. "Biasanya Rani juga main masuk aja kan, Pa. Nggak perlu izin segala. Lagian Rani anak papa juga. Ngapain perlu ketuk segala," lanjut Rani.Bagus masih tertawa sinis.
last updateLast Updated : 2024-10-15
Read more

16. Membayar Wali

Dengan menguras tabungannya, Rani membawa sejumlah uang untuk menemui Toto. Itu pun masih kurang dengan yang diminta oleh ayah kandungnya itu."Kok cuma segini?" tanya Toto ketika melihat isi uang yang ada di amplop pemberian Rani.Rani mendengus. Dia sudah menduga kalau Toto akan memprotes hal itu. "Itu untuk uang mukanya. Kalau sudah selesai, akan saya berikan sisanya." Rani berujar. Ya, setelah menikah dia akan melunasinya menggunakan uang Okta."Lagian perhitungan sekali sama anak sendiri," gerutunya.Toto tampak mengangguk beberapa kali. "Oke."Rani melotot. "Jadi, Anda mau menjadi wali nikah saya?" tanyanya dengan antusias.Toto mengangguk. "Sesuai yang kau inginkan."Rani bertepuk tangan. "Bagus. Wali nikah beres. Akan saya beri instruksi nanti. Sekarang saya harus pergi dulu." Rani berujar. Dia pun segera meninggalkan pasar di mana Toto beroperasi menuju kantor Okta.Melewati jalan khusus, dia pun sampai
last updateLast Updated : 2024-10-16
Read more

17. Surat Dari Pengadilan

"Nyonya. Ada kiriman paket untuk Tuan Okta," ujar Bu Wati pada Windi yang sedang membaca majalah di ruang tengah. Perempuan tua itu mengulurkan sebuah map cokelat pada majikannya."Saya permisi, Nyoya," ujar Bu wati memilih undur diri kala surat yang ada di tangannya sudah berpindah tangan pada Windi. Perasaannya tidak enak kala melihat tulisan pada amplop cokelat tadi yang bertuliskan pengadilan agama. Apalagi mengingat kejadian akhir-akhir ini di rumah ini.Windi sendiri mengangguk. Perempuan yang sedang menunggu kepulangan suaminya itu menerima cokelat dari asisten rumah tangganya. "Terima kasih, Bi." Kening Windi mengerut kala melihat tuisan besar yang ada di bagian depan amplop."Pengadilan agama?" tanyanya kemudian. Dia pun segera membuka amplop itu meski dia tahu kalau benda itu bukan untuk dirinya. Namun, mengingat benda ini ditujukan pada Okta tentu perasaannya saat ini tidak karuan. Satu nama yang terlintas di benak Windi saat ini yaitu Melisa.Kertas putih dia dapat. Windi
last updateLast Updated : 2024-10-16
Read more

18. Pertemuan Rani dan Windi

Berada dalam satu meja makan dengan orang yang sedang tidak kita sukai membuat kita merasa kesal. Begitu pula yang dirasakan oleh Bagus yang saat ini sedang menikmati sarapan bersama keluarganya."Papa selesai," ujar Bagus akhirnya. Meski sarapannya terlihat masih ada, pria itu tetap menyudahi sarapannya.Riyanti yang melihat itu merasa sedih."Cepat habiskan makanan kamu, Mel. Kita masih ada urusan penting setelah ini," ujar Bagus yang langsung pergi begitu saja.Melisa mengangguk meski papanya tidak akan melihat. Dia memerhatikan piring papanya yang masih ada makananya. Mungkin nanti dia akan menasihati papanya untuk menghabiskan makanannya lain kali.Melisa masih tampak santai dengan sarapan yang sedang dia nikmati. Seperti tidak terganggu dengan kehadiran Rani yang sudah mengkhianatinya.Malah Rani yang terlihat kebakaran jenggot melihat kakaknya yang seperti biasa-biasa saja. Tidak seperti orang yang mengalami depresi setela
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

19. Ancaman Melisa

Okta mendatangi kantor pengadilan di hari sidang pertamanya bersama Melisa. Dia datang untuk menghormati calon mantan istrinya itu. Memakai kaca mata hitam, pria itu pun turun dari mobil.Ketika baru saja turun, mobil lain datang parkir tepat di samping mobilnya. Dia mengenali mobil itu. Mobil Melisa. Okta sengaja berhenti untuk menunggu istrinya itu turun. Senyum Okta terbit kala melihat keberadaan Melisa. Pria itu melepaskan kaca matanya lalu menyapa sang istri. "Halo istriku, Sayang. Eh salah. Halo calon mantan istri tepatnya." Dia membenahi panggilannya.Melisa sendiri hanya menatap Okta tanpa ekspresi. "Ngapain kamu di sini?" tanya Melisa kemudian.Okta menggeleng pelan. "Loh, loh, loh. Gimana sih? Ini, kan hari persidangan kita. Ya aku harus datang dong. Katanya kamu ingin bercerai dari aku." Melisa mengembuskan napas kasar. "Seharusnya kamu tidak perlu datang, Mas agar proses perceraian ini cepat selesai dan kita bisa segera berp
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

20. Keputusan Bagus

Rani meletakkan paperbag yang dia bawa pada meja di hadapannya. Di seberangnya, duduk seorang pria yang tak lain adalah Toto.Toto sendiri menatap Rani dan paperbag itu secara pergantian. kerutan terlihat di kening Toto karena pria itu merasa bingung dengan apa yang dilakukan putrinya ini. Datang-datang memberinya sesuatu. Padahal beberapa kali Rani datang sebelumnya selalu dengan tangan kosong."Apa ini?" tanya Toto kemudian.Rani mendorong paper bag itu untuk mendekati Toto. "Ini adalah perlengkapan yang harus Anda kenakan saat menjadi wali nikah saya nanti. Mulai dari pakaian dan juga sepatu," ujar Rani kemudian"Wali nikah?" tanya Toto dengan satu alis menukik naik.Rani mendelik. "Jangan bilang kalau Anda pura-pura lupa. Anda harus menjadi wali nikah saya nanti." Tatapannya terlihat mengancam.Toto pun mengangguk dengan kekehan cukup keras. "Tenang-tenang. Aku tidak lupa. Aku hanya penasaran saja. Memangnya kau sudah akan menikah?" Toto bertanya.Detik kemudian Rani pun mengangka
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status