Pembalasan sang Istri Tertindas의 모든 챕터: 챕터 571 - 챕터 580

705 챕터

Bab 571

Janice menunduk. Kedua tangannya gemetar hingga terpaksa mencengkeram gagang pintu erat-erat, begitu kuat hingga terasa sakit di persendiannya.Dengan linglung, dia kembali ke sofa. Entah sudah berapa lama dia duduk di sana, tiba-tiba bel pintu kembali berbunyi.Janice langsung berdiri, hampir membuka pintu tanpa berpikir. Namun, saat tangannya terangkat, dia ragu sejenak, lalu menurunkannya kembali.Bel berbunyi semakin cepat dan mendesak, hingga akhirnya orang di luar langsung membuka pintu dan masuk.Janice membuka mulut, terdiam ketika melihat siapa yang masuk. "Kak Naura?""Kenapa kamu nggak jawab? Aku sampai kira terjadi sesuatu padamu," ucap Naura dengan cemas."Aku baik-baik saja.""Kalau memang baik-baik saja, kenapa ada begitu banyak obat tergantung di pintu?" Naura lantas menyerahkan kantong obat kepada Janice.Janice merasakan kantong itu cukup berat. Saat menunduk melihat isinya, semua obat di dalamnya adalah salep luka bakar. Dia tahu pasti ini dari Jason.Naura melongok
더 보기

Bab 572

Di lantai bawah, Norman tidak menyangka Jason akan turun secepat itu. Dia buru-buru keluar dari mobil dan mendekat, lalu segera melihat bahwa bosnya masih memegang berkas yang sebelumnya dibawa ke atas."Pak Jason, Bu Janice nggak mau menerimanya? Bukankah ini universitas yang paling dia inginkan? Begitu kamu tahu dia ingin melanjutkan studi, kamu langsung menghubungi universitas dan susah payah mengatur kesempatan wawancara ini."Jason meletakkan dokumen itu ke dada Norman. "Cari cara untuk memberitahunya, tapi jangan sampai dia tahu kalau aku yang mengatur ini.""Pak Jason ...."Jason tidak menanggapi, langsung naik ke mobil. Norman hanya bisa menghela napas sebelum akhirnya menyetir pergi.....Keesokan harinya, Janice kembali menerima kiriman bunga dari Landon. Namun, kali ini dia jauh lebih berani. Jika sebelumnya hanya memberi sinyal, kali ini dia langsung mengirim sebuket besar mawar.Warna merah muda yang lembut seketika mencerahkan seluruh kantor. Janice merapikan buket itu, l
더 보기

Bab 573

[ Sebenarnya aku ingin tanya, lusa kamu ada waktu nggak? Aku ingin kamu menemaniku ke sebuah acara. ]Setelah membaca pesan itu, Janice langsung membalas.[ Acara apa? ][ Ayahku datang. Aku ingin memperkenalkanmu padanya. ]Janice terkejut. Jemarinya melayang-layang di atas layar ponsel, lalu akhirnya menghapus kata-kata yang semula diketik.Ucapan Fiona tadi ada benarnya. Orang kaya mana yang tidak ingin mencari pasangan yang sepadan? Sekalipun ayah Landon adalah orang yang berpikiran terbuka, dia tidak mungkin bersedia menerima seseorang dengan latar belakang seperti dirinya.Akhirnya, Janice hanya membalas singkat.[ Lupakan saja, aku cukup sibuk belakangan ini. ][ Sebenarnya, ayahku yang ingin bertemu denganmu. Bagaimanapun, adikku akan segera menikah, sedangkan aku sebagai kakak sudah lajang bertahun-tahun. ]Janice terdiam setelah membaca pesan itu. Dia sudah membayangkan banyak hal, tetapi tidak pernah membayangkan bahwa Landon ingin menikahinya, bahkan dengan begitu mendesak.
더 보기

Bab 574

Rachel merasa bingung. Ketika dia hendak bertanya lagi kepada ayahnya, tiba-tiba terdengar suara dari arah pintu.Semua orang menoleh. Terlihat Elaine dan Fiona berjalan masuk, satu di depan dan satu di belakang.Yang satu adalah bibinya, sementara yang satu lagi adalah sahabat sekaligus pengiring pengantinnya. Sudah pasti mereka tidak akan absen dalam acara makan hari ini.Keduanya melangkah maju untuk memberi salam. Pihak keluarga Karim pun menunjukkan sikap yang sopan dengan mengangguk sebagai balasan.Fiona melirik ke sekeliling ruangan. Dengan begitu banyak orang di tempat ini, dia merasa kurang nyaman untuk bertanya secara langsung. Sebagai gantinya, dia diam-diam melirik Elaine.Elaine memberi anggukan kecil sebelum maju dan bertanya, "Rachel, kenapa kakakmu belum datang?"Rachel mengangkat bahu sedikit dan tersenyum. "Aku juga baru saja menanyakannya pada Ayah."Ibrahim menatap mereka dengan curiga. "Aku nggak nyangka Landon menutupinya dari kalian. Dia sedang menunggu pacarnya
더 보기

Bab 575

Seperti menyadari tatapannya, Landon menoleh dan tersenyum tipis, lalu merangkulnya."Karena semua sudah datang, ayo kita duduk."Semua orang mengangguk dan mulai mengambil tempat duduk masing-masing.Janice melewati Jason dengan tenang. Saat hendak duduk, dia sempat bingung mana kursi yang seharusnya dia tempati.Sekarang Landon adalah kepala keluarga, jadi status dan posisinya hampir setara dengan Jason. Biasanya, orang-orang yang duduk di dekatnya adalah para tetua yang posisinya diurut sesuai senioritas.Namun, hubungan antara dirinya dan Landon hanya sebatas pacar. Duduk di tempat yang sejajar dengan para tetua rasanya kurang pantas.Saat dia masih ragu, salah satu senior yang datang bersama Ibrahim menunjuk kursi di sebelah Landon. "Janice, duduk saja di sini. Aku terlalu gemuk. Kalau duduk di sana, aku bisa ambil dua tempat sekaligus."Senior itu mengusap perutnya dan tertawa hingga matanya nyaris tak terlihat. Dia tampak sangat ramah.Janice buru-buru menolak, "Nggak perlu, Pam
더 보기

Bab 576

Semua orang menatap Jason dengan ekspresi tak percaya. Siapa pun tahu bahwa Anwar paling pantang disebut tua.Namun, Jason bukan hanya mengatakannya secara terang-terangan, tetapi juga menyebut bahwa Anwar melantur setelah minum alkohol. Ini sama saja dengan menjatuhkan harga diri Anwar.Wajah Anwar menegang. Saking emosinya, matanya yang biasanya tajam tampak menjadi sedikit buram sesaat. Dia tidak percaya bahwa Jason berani mengatakan hal seperti itu tentang dirinya.Janice pun tidak percaya. Dia tidak mengerti mengapa Jason melakukan hal ini. Dia pun perlahan mengangkat kepalanya. Matanya sedikit bergetar saat melihat jawaban yang sebenarnya.Rachel menggenggam tangan Jason dengan wajah pucat, ekspresinya penuh kekhawatiran, seolah-olah bisa pingsan kapan saja.Keluarga Luthan juga menatap Jason dengan penuh kecurigaan. Jason menelan ludah, lalu akhirnya menatap lurus ke depan dengan ekspresi tenang. Semua orang mengira bahwa dia sedang melihat Landon.Kemudian, dengan suara rendah
더 보기

Bab 577

"Ibu?"Hari ini, Ivy berpakaian sedikit mencolok, bahkan terkesan terlalu berlebihan.Dia melihat orang-orang yang duduk di dalam ruangan, lalu tiba-tiba berkata, "Janice, mereka nggak mengizinkanku masuk."Janice segera melangkah maju dan menggenggam tangannya, lalu berbisik, "Ibu, kenapa kemari?"Sejak Ivy dan Zachary keluar dari Keluarga Karim, mereka benar-benar telah disingkirkan dan tidak lagi dianggap bagian dari keluarga. Dalam sebagian besar acara, mereka bahkan tidak diberi undangan.Namun, mereka berdua juga tidak keberatan dan lebih menikmati hidup yang bebas. Makanya, Janice tidak mengerti mengapa Ivy tiba-tiba menerobos masuk.Ivy tampak kebingungan. "Bukankah kamu dan Pak Landon yang memanggilku? Katanya Keluarga Luthan ingin makan bersama denganku. Mereka menelepon dengan sangat terburu-buru, jadi aku cuma dandan apa adanya.""Tapi, begitu sampai di sini, pelayan di pintu malah melarangku masuk. Aku sudah berusaha menjelaskan, tapi mereka tetap nggak peduli. Mana mungki
더 보기

Bab 578

Ivy tidak bisa menahan diri dan segera melangkah ke arah Fiona."Tolong jangan bicara sembarangan. Hubunganku dan Zachary bersih dan terhormat, nggak pernah ada yang namanya merebut suami orang."Begitu melihat Ivy, Fiona langsung tampak ketakutan. "Bu, tolong ... jangan seperti ini. Aku salah, aku nggak akan bicara lagi. Aku nggak seharusnya membocorkan hal ini."Padahal Ivy belum menyentuhnya, tetapi Fiona bertingkah seolah-olah telah dipukul seseorang. Di tengah kepanikan, dia mundur dengan tergesa-gesa dan tanpa sengaja menjatuhkan kursi ke lantai.Kursi kayu ukiran itu berbenturan dengan lantai marmer, menimbulkan suara keras yang mengejutkan semua orang.Janice merasa hatinya bergetar. Dia tahu bahwa makan malam ini sudah pasti tidak akan berjalan dengan lancar.Suasana menjadi hening.Ivy menatap tangannya sendiri dan buru-buru menjelaskan, "Aku ... aku nggak menyentuhnya. Aku hanya ingin dia berhenti bicara sembarangan."Elaine berdiri dan berkata dengan kesal, "Aku menghormati
더 보기

Bab 579

"Bu Fiona, tolong sebutkan siapa yang memberitahumu hal ini. Memfitnah ibuku saja sudah keterlaluan, apalagi sampai menyeret nama Keluarga Karim.""Kalau sampai ada yang bilang buah jatuh nggak jauh dari pohonnya, gimana Pak Anwar bisa menghadapi orang-orang di luar nanti?"Setiap kali Janice berbicara, dia melangkah lebih dekat ke arah Fiona.Fiona belum pernah melihat Janice seperti ini sebelumnya. Dia gugup dan tanpa sadar mundur, sampai akhirnya menabrak rak pajangan di belakangnya."Ka ... kamu ...." Dia terbata-bata, tetapi tidak tahu harus membalas apa.Sementara itu, Janice masih menunjukkan ekspresi penuh keyakinan. "Bu Fiona, kita ini rekan kerja dan kamu juga sahabat Rachel, jadi aku sangat percaya dengan karaktermu. Aku hanya khawatir kamu nggak sengaja menyinggung Keluarga Karim."Fiona hanya bisa menarik napas dalam-dalam. Tadinya, dia hanya ingin memprovokasi Janice dan Ivy agar mereka malu di hadapan Keluarga Luthan.Namun, sekarang kenapa malah jadi dirinya yang berhad
더 보기

Bab 580

Fiona bergegas maju, berusaha merebut ponsel dari tangan Janice. Namun, Janice menghindar dengan sigap.Fiona hanya bisa berteriak untuk menghentikannya, "Jangan lapor polisi! Aku ... aku juga hanya mendengar gosip, aku nggak yakin!""Oh, begitu ya? Aku sudah menduga kamu pasti hanya termakan omongan orang lain." Janice menurunkan ponselnya dan mengayunkannya sedikit di tangan. "Kamu beruntung, aku lupa menekan tombol panggil."Saat itu, Fiona sadar bahwa dia telah ditipu oleh Janice. Dia menggigit bibirnya hingga hampir berdarah, tetapi tidak mampu mengatakan sepatah kata pun.Janice menatap Fiona sambil tersenyum. Setelah cukup lama mengenal Fiona, dia tahu gadis ini bukan hanya manja, tetapi juga sok pintar.Elaine mungkin sulit untuk ditaklukkan, tetapi bukan berarti Fiona juga demikian.Setelah masalah ini selesai, Janice mengangkat gelasnya dan memberi salam kepada semua orang, terutama kepada Rachel dan Jason."Maaf, sudah membuat calon mempelai melihat pemandangan yang kurang m
더 보기
이전
1
...
5657585960
...
71
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status