Home / Romansa / Pembalasan sang Istri Tertindas / Chapter 591 - Chapter 600

All Chapters of Pembalasan sang Istri Tertindas: Chapter 591 - Chapter 600

705 Chapters

Bab 591

Fiona yang merasa makin marah pun langsung berkata, "Bukankah kamu juga memaksakan diri? Aku yang orang luar pun bisa melihat tatapan Pak Jason pada Janice itu berbeda, aku nggak percaya kamu nggak menyadarinya. Kamu bisa menikah dengan Pak Jason, kenapa aku malah dianggap memaksakan diri?""Aku dan Keluarga Luthan baru sepadan. Keluarga kita sudah mengenal selama bertahun-tahun, sudah saling memahami. Kenapa aku kalah dari Janice?"Mendengar perkataan itu, Rachel langsung terkejut dan wajahnya menjadi pucat.Melihat situasi itu, Elaine tidak menghentikan Fiona dan menikmati tehnya dengan tenang. Gadis ini sudah berani sok berkuasa di depannya, dia merasa sia-sia sudah mengurusnya selama bertahun-tahun. Dia membiarkan Fiona memaki agar Rachel sadar jika sekarang tidak berjuang untuk merebut, keberuntungan tidak akan tiba-tiba datang.Elaine berpikir untung saja Janice masih memiliki sedikit moral. Jika Janice benar-benar menganggukkan kepala, nasib wanita simpanan ini juga akan lebih b
Read more

Bab 592

Setelah menyadari Jason yang membantunya untuk menghubungi sekolah impiannya, keesokan harinya Janice langsung pergi mencari Landon dan menceritakan semuanya. Saat ini, mereka sedang berpacaran, sehingga dia tidak ingin Landon mengetahui hal ini dari orang lain. Terlebih lagi, dia tidak menipu Landon yang sudah sangat baik padanya.Setelah mendengar semuanya, Landon menyarankan agar Janice berbicara langsung dengan Jason. Sementara itu, soal sekolah ini menyangkut masa depan Janice, sehingga Janice tentu saja harus memilih yang terbaik.Namun, Janice tidak ingin bertemu dengan Jason, sehingga dia berpikir untuk meminta bantuan Norman menyampaikan pesannya.Begitu mendengar nama Norman, Zion langsung menawarkan diri untuk membantu. Namun, pesan sudah terkirim lebih dari sepuluh menit pun Norman masih tidak membalas."Pak Zion, apa kamu pernah menyinggung Pak Norman? Sebagai asisten, dia pasti selalu membawa ponselnya. Sudah sepuluh menit pun masih belum membalas, kemungkinan besar dia s
Read more

Bab 593

Melihat situasi itu, Arya memegang kepala karena kesal melihat Norman ini benar-benar mirip dengan Jason. Apakah mereka akan mati jika berbicara lebih banyak? Dia segera menjelaskan, "Dia hanya berharap kamu bisa melakukan apa yang kamu suka, bukan berniat ikut campur urusanmu."Janice tersenyum. "Pertama, aku ingin berterima kasih padanya. Kedua, aku berharap kalian bisa menyampaikan pesanku padanya juga, jangan mengirim orang untuk mengawasiku lagi."Dia tidak pernah memberi tahu siapa pun soal rencana studinya ini, sehingga Jason bisa mengetahuinya pasti karena telah mengirim orang untuk mengawasinya.Arya berkata dengan cemas, "Itu karena ...."Namun, Norman langsung menekan tangan Arya dan menyela, "Nona Janice, aku akan menyampaikan pesanmu, tapi kamu sengaja mencariku bukan hanya karena ini, 'kan?"Janice langsung meneguk teh karena merasa tenggorokannya kering, lalu berkata, "Pak Norman, kamu adalah orang yang paling memahami masa lalu kami. Kamu sendiri juga melihat bagaimana
Read more

Bab 594

Di saat genting, tubuh Janice tiba-tiba ditarik ke dalam pelukan seseorang, lalu berguling ke tepi jalan. Teriakan panik dari para pejalan kaki bergema di sekelilingnya. Namun, yang terdengar di telinganya hanyalah suara napasnya sendiri dan sebuah erangan tertahan yang dipenuhi rasa sakit.Secara refleks, dia mencengkeram erat pakaian pria itu.Pria tersebut tampaknya menyadari ketakutannya, lalu mempererat pelukannya sedikit. "Jangan takut, ayo bangun dulu."Suara itu menyadarkan Janice. Dia mendongak dan menatap pria di depannya dengan perasaan campur aduk. Orang itu adalah Jason. Entah hanya perasaannya atau bukan, bibir pria itu tampak sedikit pucat."Kamu ...." Kamu baik-baik saja?Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya, beberapa orang yang peduli segera datang untuk membantu mereka. "Kalian nggak apa-apa?"Janice menggeleng, tetapi kata-kata yang ingin dia ucapkan tetap tertahan di tenggorokannya.Saat menoleh lagi ke arah Jason, pria itu masih tetap tenang seperti biasa. Den
Read more

Bab 595

Mereka berdua ternyata memang sekongkol.Jika dia benar-benar tertabrak hingga mati, kasusnya pasti hanya akan dianggap sebagai kecelakaan lalu lintas. Bahkan, karena dia yang dianggap menerobos jalur kendaraan bermotor, si pengemudi bisa mendapat hukuman yang lebih ringan.Itu akan menjadi kematian yang benar-benar sia-sia.Sambil merenungkan hal itu, Janice mendengar suara dua pria yang terjatuh ke tanah, mengerang dan memohon ampun dari dalam gang.Tampaknya semuanya sudah berakhir. Tanpa berpikir panjang, Janice segera berlari masuk ke dalam gang. Dia harus tahu siapa yang ingin membunuhnya.Namun, baru saja dia berdiri tegak, Arya dan Norman tiba bersama beberapa orang.Jason tidak memberinya kesempatan untuk bicara. Dengan tatapan tajam, dia menatap dua pria yang tersungkur di tanah dan berkata, "Urus mereka."Norman langsung memberi perintah agar mulut kedua pria itu ditutup dan mereka dibawa pergi. Melihat itu, Janice tidak bodoh. Dia langsung menyadari niat Jason."Kenapa kali
Read more

Bab 596

Dalam keadaan linglung, tiba-tiba ada selembar tisu di depan Janice. Dia baru saja ingin menolak, tetapi setetes air mata jatuh ke punggung tangannya."Terima kasih," kata Janice dengan suara tertahan."Dia baik-baik saja, ayo kita keluar dulu," ujar Arya untuk menenangkan.Janice mengiakan, lalu berbalik. Sambil menghapus air mata dengan asal-asalan, dia berjalan cepat untuk keluar dari kamar tidur.Norman juga keluar bersama Arya. Wajah Norman tampak agak masam, tetapi profesionalismenya masih terjaga.Dia berjalan ke arah Janice, lalu berucap dengan nada penuh penyesalan, "Bu Janice, maaf. Aku seharusnya nggak bertindak gegabah."Janice menggeleng, lalu balik bertanya, "Orang seperti itu selalu ada di sekitarku?""Ya," jawab Norman. "Masuk ke dalam permainan itu mudah, tapi keluar sulit. Di dunia ini, hanya orang mati yang nggak menimbulkan ancaman."Mendengar itu, wajah Janice seketika pucat. Dia pikir selama dia menjauh dari Jason, segalanya akan kembali tenang. Ternyata nyawanya
Read more

Bab 597

"Tapi ...." Janice menyela, "Intinya, kalau kejadian malam itu nggak pernah terjadi, semuanya pasti akan lebih baik."Selesai bicara, dia meletakkan cangkir teh, lalu berdiri dan mengambil tasnya."Sudah larut malam. Nggak baik kalau aku tetap di sini, aku pulang dulu."Tanpa memberi kesempatan Arya untuk berbicara, Janice langsung berjalan ke pintu dan mengganti sepatu.Tak disangka, Arya mengejarnya."Janice, kalau dia nggak menginginkannya malam itu, kamu pikir kamu bisa menyentuhnya? Kalau memang semudah itu, Vania punya 3 tahun kesempatan, tapi dia bahkan nggak berhasil satu kali pun."Janice yang memakai sepatu mematung sesaat. Namun, dia segera kembali bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan menunduk melanjutkan memakai sepatunya."Semua itu sudah berlalu.""Janice!" Suara Arya sedikit meninggi. "Kalau begitu, karena dia sudah menolongmu, setidaknya untuk malam ini tunggu sampai dia sadar baru pergi.""Aku ...." Janice baru saja ingin menolak, tetapi Arya mengeluarkan kot
Read more

Bab 598

Di bawah langit malam dengan cahaya bintang yang redup, angin dingin berembus pelan. Di bawah lampu jalan vila, sebuah mobil melintas dengan cepat. Kepala pelayan Keluarga Hartono melirik sekilas, lalu segera berlari masuk."Nyonya Elaine, Pak Norman datang," lapor seorang asisten.Elaine yang sedang membaca dokumen lantas mengerutkan keningnya dan melirik sekilas ke arah kepala pelayan itu.Ekspresi asisten itu sedikit menegang, seolah-olah baru teringat pada sesuatu yang baru saja dia laporkan 10 menit yang lalu."Nyonya Elaine, dua orang itu nggak bisa dihubungi lagi.""Apa Janice dan Jason sudah bertemu?" tanya Elaine."Sudah, kami juga menerima foto sebagai bukti. Pak Jason sampai mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan Janice." Asisten itu menyerahkan foto.Elaine menatap foto itu sejenak, lalu mengangguk puas. "Bunuh saja mereka yang hanya bekerja demi uang itu. Nggak bakal ada yang mencari mereka. Setidaknya, tujuanku sudah tercapai."Asisten itu tampak sedikit cemas. "Kalau B
Read more

Bab 599

"Sampah! Aku bahkan sempat berpikir untuk membantunya!" Elaine mengepalkan tangannya, tatapannya penuh dengan kebencian. "Zachary, aku pasti akan membuatmu menyesal!"Setelah berkata demikian, dia menyipitkan mata menatap asistennya. Asisten itu segera mendekat dan menunduk untuk mendengarkan perintahnya.....Keesokan paginya.Sinar matahari menembus tirai tipis, menyinari meja teh dekat jendela. Cahaya yang dipantulkan tampak berkilauan, menciptakan suasana yang indah.Sebuah buku terbalik diletakkan di atas meja, menambahkan suasana tenang di ruangan.Janice mengedipkan matanya dan terbangun. Saat itu, dia baru menyadari bahwa dirinya sedang berada di rumah Jason.Dia langsung terduduk, menyadari bahwa entah sejak kapan dirinya tidur di ranjang. Namun, Jason tidak ada di sana.Janice segera bangun. Setelah memastikan pakaiannya hanya sedikit kusut tanpa ada yang aneh, dia melihat ke arah tempat tidur. Selimutnya masih rapi. Sepertinya Jason membaringkannya di tempat tidur setelah di
Read more

Bab 600

Ke rumah sakit? Janice tersadar dari keterkejutannya. Dia buru-buru menarik tangan Jason dan menelan ludah dengan susah payah. "Nggak perlu ke rumah sakit. Aku cuma butuh minum air."Pergi ke rumah sakit terlalu memalukan.Jason tidak berkata apa-apa. Dia langsung menarik Janice ke minibar di samping, lalu menuangkan segelas air hangat dan menyodorkannya ke bibir Janice.Janice tertegun sejenak. "Aku bisa sendiri."Saat mengangkat tangannya, dia baru sadar bahwa Jason masih menggenggam tangannya. Dia pun mencoba menggerakkan tangannya, tetapi genggaman Jason justru semakin erat.Pria itu perlahan mengangkat kelopak matanya, menatapnya dalam-dalam. Tatapannya panas, menusuk, bahkan tampak obsesif.Namun, setelah gelombang emosi itu berlalu, Jason hanya menatap Janice lekat-lekat, sebelum akhirnya perlahan melepaskan tangannya. Bahkan, jari-jarinya tampak sedikit kaku karena terlalu menahan diri.Janice merasakan dadanya menegang sesaat. Dia memaksa dirinya untuk tetap tenang saat mengam
Read more
PREV
1
...
5859606162
...
71
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status