Semua Bab Pembalasan sang Istri Tertindas: Bab 601 - Bab 610

705 Bab

Bab 601

Dengan menghindari makanan yang tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan obat, Janice memilih beberapa bahan makanan, sekaligus menyetok untuk Jason.Saat melihat biaya pengiriman, dia langsung menarik napas dalam-dalam. Tinggal di kompleks mewah memang mahal.Bahkan, ongkos kirimnya dua kali lipat dari biasanya! Sudahlah, anggap saja membalas budi. Jika dipikir-pikir, sepertinya dia masih untung.Beberapa saat kemudian, bel pintu kamera yang terhubung ke lantai bawah berbunyi. Saat ini, Janice sedang mencuci piring yang tadi dibuang oleh Jason di dapur.Dia sempat mengecek harganya, lebih dari 2 juta per piring! Kalau Jason tidak mau, dia bisa membawanya pulang. Pakai piring semahal ini, makanan apa pun pasti terasa lebih enak, 'kan? Kecuali sandwich.Sambil membilas busa di piring, Janice berseru tanpa menoleh, "Jason, tolong buka pintu. Itu pasti kurir yang antar belanjaan.""Mm." Jason yang bersandar di ambang pintu dapur menatapnya cukup lama sebelum akhirnya berbalik untuk membuka
Baca selengkapnya

Bab 602

Suara yang tiba-tiba terdengar membuat Janice terkejut. Tangannya bergetar sehingga pisau langsung menggores jarinya.Darah menetes, seketika membasahi dan menodai sayuran menjadi merah. Dia refleks ingin membilas lukanya dengan air, tetapi pergelangan tangannya lebih dulu digenggam oleh Jason."Hati-hati infeksi." Jason menahan tangannya, lalu berbalik untuk mengambil perban dan mulai membersihkan lukanya."Terima kasih, aku bisa sendiri. Rachel sudah datang." Saat menyadari tatapan sedih Rachel yang berdiri di ambang pintu dapur, Janice buru-buru menarik diri dengan sopan, berusaha melepaskan tangannya.Namun, Jason justru menggenggamnya lebih erat. "Jangan bergerak."Janice terdiam sejenak. Apa pria ini tidak mendengarnya? Rachel sudah datang. Dulu, Jason tidak akan pernah mengabaikan Rachel seperti ini.Rachel pun menyadari perubahan sikap Jason. Wajahnya langsung pucat, tubuhnya gemetar. Dia bersandar di pintu sebelum akhirnya jatuh terduduk."Rachel!" Janice panik dan langsung be
Baca selengkapnya

Bab 603

Namun, jari Janice masih terluka. Tangan Anwar kebetulan mengenai lukanya sehingga rasa sakit seketika menjalar, seperti ada yang meremukkan jarinya secara paksa.Untuk sesaat, Janice bahkan tak sempat peduli pada rasa sakit di pipinya. Kepalanya menoleh ke samping, rambutnya berantakan. Luka di jarinya kembali mengeluarkan darah, diserap oleh tisu hingga menetes ke lantai.Anwar menuding tajam ke arahnya, suaranya penuh kemarahan. "Kalau bukan karena kamu, kenapa kamu bisa ada di rumah Jason? Kamu tahu nggak kalau Rachel hampir kehilangan nyawanya karena kamu? Dasar pembawa sial!"Janice tertegun. Dia tidak pernah menyangka kondisi Rachel separah itu. Dia mengabaikan rasa sakit di pipinya dan menatap Anwar. Namun, saat itu juga, dia melihat kepuasan pada tatapan Elaine yang berdiri di belakang Anwar.Janice langsung menyadari ada yang tidak beres. Sayangnya, Anwar tak memberi Janice kesempatan untuk bertanya. Pria tua itu mengangkat tangan lagi, bersiap menampar sekali lagi.Namun, ka
Baca selengkapnya

Bab 604

Arya melangkah mendekat, menatap sekeliling."Kondisi Rachel sudah aman." Setelah menjelaskan kondisi medis Rachel, Arya melanjutkan, "Tadi malam, bukan hanya Janice yang ada di rumah Jason, tapi juga aku. Jason menderita sakit pinggang, jadi aku meminta Janice untuk tinggal dan membantu. Aku baru pergi pagi ini.""Sedangkan alasan Jason bisa sakit pinggang, aku rasa ada seseorang yang tahu jawabannya." Arya tidak menyebutkan nama, tetapi pandangannya secara terang-terangan mengarah ke Elaine.Elaine berpura-pura tidak menyadarinya dan tetap tersenyum, meskipun urat di keningnya sedikit menegang.Namun, Arya tidak memberinya waktu untuk menenangkan diri. Suaranya dingin saat meneruskan, "Selain itu, tadi aku tanya pada Jason. Dia bilang semua obat yang selalu dibawa Rachel hilang."Ekspresi Landon langsung berubah serius. "Nggak mungkin. Rachel sudah mengonsumsi obat itu sejak lama. Dia nggak mungkin lupa membawanya.""Tergantung bagaimana kalian mau menangani masalah ini. Kalau perlu,
Baca selengkapnya

Bab 605

Arya bisa melihat tatapan Janice menjadi suram. Dia segera berjanji, "Aku akan membantumu mencari ahli terbaik. Kalau perlu, aku akan minta Jason mencarikan spesialis dari luar negeri ....""Jangan beri tahu dia." Janice memotong ucapan Arya. Dia menunduk dan berkata, "Kamu sendiri sudah melihat kondisi Rachel. Aku nggak ingin terlibat lebih jauh. Aku nggak sanggup menanggung nyawanya.""Semalam, aku sudah membantu sesuai permintaanmu. Jangan dibahas lagi. Aku akan bekerja sama dengan pengobatanmu.""Sebenarnya tadi aku bisa keluar secepat itu karena ....""Obati lukaku dulu." Wajah Janice tampak pucat pasi. Dia menahan air mata kepedihannya, lalu memalingkan wajah.Arya menghela napas, mengangguk, dan mulai membalut luka Janice. Setelah selesai, Janice bertumpu pada meja untuk berdiri."Rachel ada di kamar mana? Aku ingin menemuinya dan menjelaskan semuanya.""Aku akan menemanimu. Kebetulan ada laporan yang harus kuberikan padanya." Arya mengambil beberapa lembar kertas dari meja.Ket
Baca selengkapnya

Bab 606

Janice turun dengan linglung. Saat duduk di taman, dia menyadari bahwa kolam yang sebelumnya kering kini telah terisi penuh kembali. Rumput di sekitarnya tampak lebih hijau, seolah-olah segalanya dipenuhi kehidupan.Hanya dirinya yang terasa seperti makhluk asing yang tidak cocok dengan dunia ini. Wajahnya pucat pasi, dia terjebak dalam musim dingin yang membekukan.Janice ingin meluapkan emosinya, tetapi dia bahkan tidak tahu harus menyalahkan siapa. Padahal, dia yang terluka, dia yang tersakiti.Namun, dia sepertinya menjadi satu-satunya pendosa di dunia ini, sedangkan yang lainnya adalah manusia paling baik yang hanya khilaf.Dengan putus asa, Janice mengepalkan tangannya erat-erat, seolah-olah hanya rasa sakit yang bisa membuatnya tetap tenang.Tiba-tiba, sebuah sosok tinggi menghampirinya. Seseorang meraih tangannya. "Janice."Suara Landon terdengar sedikit terengah-engah, menandakan bahwa dia datang dengan terburu-buru.Janice tersadar, lalu memaksakan senyuman. "Ada apa?"Landon
Baca selengkapnya

Bab 607

Di bangsal, begitu Jason masuk, Rachel langsung menampilkan senyuman.Dengan susah payah, dia menopang tubuhnya. "Sudah selesai bicara dengan Dokter Arya? Aku sudah bilang aku baik-baik saja, tapi kamu tetap saja mengkhawatirkanku."Jason tidak menjawab. Dia berhenti di ujung ranjang dan menatap Rachel dengan tatapan datar.Rachel merasakan sesuatu. Tatapannya menjadi tajam dan tangannya tanpa sadar mencengkeram selimut erat-erat."Ada apa? Kamu khawatir aku akan menyalahkan Janice? Tenang saja, aku nggak berpikir macam-macam. Lagian, dia pacar kakakku." Rachel buru-buru menyatakan sikapnya, tetapi terlihat terlalu tergesa-gesa.Setelah mengatakan itu, dia baru menyadari bahwa dirinya berbicara terlalu banyak. Dia menggigit bibirnya, wajahnya yang pucat kini terlihat agak merah dan aneh.Jason bertumpu pada pagar tempat tidur, menatap Rachel dengan tatapan sedingin es, seolah-olah bisa menembus segalanya. "Rachel, kamu nggak seharusnya melakukan ini.""Apa?" Bibir Rachel bergetar."Oba
Baca selengkapnya

Bab 608

Zion meminta Janice untuk menahan Arya, lalu dirinya buru-buru pergi membeli ikan.Kebetulan, Janice memang hendak menemui Rachel, jadi dia pun setuju. Beberapa hal memang lebih baik dijelaskan sendiri.Saat tiba di depan kamar rumah sakit, Keluarga Karim dan Keluarga Luthan sudah pergi. Hanya Arya dan Landon yang masih berdiskusi tentang kondisi Rachel.Melihat kedatangannya, Arya tiba-tiba terdiam. Janice merasa aneh. Dia baru saja hendak bertanya, tetapi Landon langsung mengalihkan pembicaraan. "Zion nggak ikut denganmu?""Dia ...." Janice berjinjit mendekatkan diri ke telinga Landon dan berbisik, "Begini ...."Landon langsung merasa canggung dan secara refleks melirik Arya.Arya yang melihat hal itu langsung merasakan firasat buruk. "Apa yang kalian bicarakan?""Nggak ada!"Janice segera bersembunyi di belakang Landon. Dari sudut pandang orang lain, ini terlihat seperti tindakan penuh kepercayaan dan keintiman di antara pasangan.Arya dan Landon sama-sama tertegun. Tepat pada saat
Baca selengkapnya

Bab 609

Di perjalanan, Landon melihat Janice sedang membaca informasi pendaftaran kuliah. Sekilas, dia melirik nama sekolah itu. Itu adalah sekolah yang dia pilihkan untuk Janice."Janice, kamu nggak perlu ...."Janice langsung menyela, "Jangan menebak-nebak. Meskipun universitas yang direkomendasikan oleh Jason itu bagus, jurusan itu bukan untuk orang biasa. Biayanya terlalu mahal, bahkan yang mendapatkan beasiswa pun sudah ditentukan dari pihak universitas."Tak bisa dipungkiri, universitas itu memang punya reputasi bagus dan telah melahirkan banyak desainer legendaris.Namun, setelah Janice mencari daftar nama mahasiswa dari tahun-tahun sebelumnya, ada satu kesamaan yang mencolok. Mereka adalah putra atau putri dari seseorang yang berpengaruh.Beasiswa yang terlihat begitu menggiurkan itu, nyatanya hanya untuk mempercantik resume para anak orang kaya. Jumlah uang itu bahkan mungkin tidak cukup untuk membeli satu tas mereka.Janice tahu diri. Dia tidak bisa dibandingkan dengan mereka. Segala
Baca selengkapnya

Bab 610

Karena masalah antara Arya dan Zion, atmosfer ambigu dalam mobil langsung menghilang.Meskipun Landon mengulang kembali momen tadi, pikiran Janice sekarang penuh dengan ikan mas.Untungnya, Landon adalah pria yang pengertian. Dia tersenyum dan mencairkan suasana canggung. "Sudah merasa lebih baik?""Mm." Janice bahkan merasa lucu dengan situasi ini.Setibanya di apartemen, Landon menerima telepon pekerjaan, jadi dia tidak mengantar Janice ke atas.Di perjalanan pulang, Zion melirik Landon melalui kaca spion. "Pak, panggilan dari Arya tadi jelas sengaja. Kalau benar ingin mempermasalahkan, seharusnya dia meneleponku. Aku yakin ini pasti ulah Pak Jason. Kenapa kamu nggak menjelaskan ke Bu Janice?"Landon tetap tenang. "Kamu pikir Janice nggak tahu? Kadang, menganggap sesuatu sebagai lelucon dan tertawa saja sudah cukup untuk melepaskan diri dari masalah.""Oh .... Eh, maksudnya aku ini leluconnya?" Zion tampak kesal.Landon hanya melirik sekilas, menyuruhnya berpikir sendiri. Zion langsu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5960616263
...
71
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status