Home / Romansa / Pembalasan sang Istri Tertindas / Chapter 451 - Chapter 460

All Chapters of Pembalasan sang Istri Tertindas: Chapter 451 - Chapter 460

516 Chapters

Bab 451

Rachel mengangkat syal itu dan melihatnya. Dia memasukkan jarinya ke lubang kecil di kainnya, lalu terkekeh-kekeh. "Malah robek. Mungkin dia lupa membuangnya. Ini juga bukan gayanya, bahannya bukan kasmir, jadi nggak lembut sama sekali. Simpan saja dulu.""Baik."Rachel adalah calon istri Jason, jadi para pelayan tidak berani membantahnya. Mereka segera mengambil syal itu dan memasukkannya ke salah satu kotak di sebelahnya.Setelah selesai berkemas, Rachel melihat sekeliling ruang pakaian. Penuh dengan kopernya dan pakaian yang sudah dia putuskan untuk disingkirkan. Bagaimana jika Jason melihatnya dan menganggapnya berantakan?"Tolong bantu aku bereskan ini. Kalau kalian suka beberapa pakaian di dalamnya, kalian boleh mengambilnya.""Terima kasih, Nona!"Para pelayan membawa semua kotak keluar dari ruangan dengan cekatan.....Janice kembali ke tempat tinggal Ivy. Saat ini, Ivy sedang mengatur tempat duduk para tamu.Begitu melihat Janice dari sudut matanya, dia menggigit bibirnya dan
Read more

Bab 452

Saat pertama kali melihat syal itu, Janice sudah terkejut. Dia sendiri yang telah membuangnya ke tempat sampah. Bagaimana bisa muncul di tempat tinggal Jason? Kecuali, Jason benar-benar mencarinya di truk sampah.Namun, setelah mendengar ucapan pelayan itu, Janice langsung merasa bagaimana syal itu bisa kembali ke tangan Jason sudah tidak penting lagi. Pada akhirnya, itu tetaplah sampah.Jason pasti tahu Janice mengunjungi tempat tinggalnya, jadi membuang syal itu begitu saja. Apa maksudnya? Janice tentu mengerti.Pelayan itu menatap Janice dan bertanya, "Nona, apa masih ada urusan lain?"Janice melepaskan pegangannya dan menggeleng. "Nggak ada."Pelayan itu menarik syalnya sedikit dan kembali bekerja. Janice melihat kain merah itu menghilang dari pandangannya. Telapak tangannya terluka karena mencengkeram terlalu keras, tetapi dia sama sekali tidak merasakan sakit.Dia hanya bisa tersenyum pahit dan kembali sadar, lalu berbalik dan melihat Ivy mulai menyuruh orang-orang memindahkan ha
Read more

Bab 453

Karena marah, wajah Anwar menjadi sangat suram.Kepala pelayan menunduk dengan hormat dan bertanya lagi, "Lalu, selanjutnya ...?"Anwar memejamkan mata sejenak untuk berpikir. Sesaat kemudian, dia membukanya kembali dan bertanya balik, "Gimana dengan Ivy?""Dia mengatur semuanya dengan teliti.""Hm." Anwar melirik kepala pelayan.....Setelah keluar dari dapur, Ivy kelelahan hingga punggungnya terasa sakit. Janice memapahnya kembali. Saat melewati koridor, Jason mendekat dari arah berlawanan.Ivy tersenyum. "Kamu sudah kembali, Jason.""Hm." Jason mengangguk ringan, lalu pandangannya melewati Ivy dan jatuh pada Janice.Janice menunduk. Suaranya datar tanpa emosi. "Paman."Jason tidak merespons. Janice juga tidak ingin berbicara lebih banyak dengannya, jadi dia langsung menarik Ivy untuk pergi.Namun, saat melewati Jason, tangannya tiba-tiba digenggam oleh pria itu. Janice tertegun. Jari-jari panjang pria itu bertautan dengan jemarinya, seakan-akan ingin menyampaikan sesuatu.Namun, Jan
Read more

Bab 454

Setelah Jason pergi, Janice bersandar pada pilar dengan lemas. Salju tebal di luar tidak ada bedanya dengan wajahnya yang pucat pasi.Janice berpegangan pada pilar dan melangkah maju. Di atas kepalanya, pita merah yang baru digantung berkibar tertiup angin. Pita-pita itu tampak begitu hidup, sementara dirinya seperti sudah mati.Setelah kembali ke tempat tinggalnya, Janice merasa tubuhnya sangat tidak nyaman dan langsung berbaring di ranjang kamar tamu. Selimut baru yang menyelimuti tubuhnya sama sekali tidak memberinya rasa aman.Pada akhirnya, dia pun terlelap dalam keadaan setengah sadar.....Jason duduk di sofa. Ujung jarinya menekan pelipisnya, bulu matanya yang panjang sedikit menutup dan menyembunyikan emosi di matanya."Jason, kamu sudah balik." Rachel menghampiri dengan gembira. Melihat mantel Jason di sofa, dia langsung mengambilnya dan merapikannya dengan penuh perhatian."Aku sudah merapikan lemari pakaianmu. Biar aku gantungkan mantel ini ya?""Hm." Jason menjawab dengan
Read more

Bab 455

Janice tidur dengan sangat tidak nyenyak. Dia selalu merasa ada sebilah pisau yang tergantung di atas kepalanya.Di tengah kesadarannya yang samar, dia merasakan seseorang menyentuh wajahnya. Dengan susah payah, dia membuka matanya dan melihat pria yang membelai wajahnya dengan lembut. Dia langsung tahu bahwa semua ini hanyalah mimpi.Hanya dalam mimpi, Janice bisa menghadapi Jason dengan tenang. Dia menatap pria itu sambil bergumam, "Perutku nggak nyaman sekali."Setelah mengatakan itu, tubuhnya secara refleks meringkuk. Jason mengusap lembut bibirnya yang pecah dengan ujung jari, lalu bertanya dengan nada kesal, "Masih mau berulah?"Janice menggeleng, tampak begitu patuh. Jari Jason membeku sejenak, lalu sorot matanya semakin dalam saat menatapnya.Detik berikutnya, Janice merasakan tubuhnya ditarik ke dalam pelukan yang hangat. Sebuah tangan besar menempel di perutnya, memijatnya dengan lembut.Entah sudah berapa lama berlalu, Jason menunduk dan mendekati telinga Janice. Dia bertany
Read more

Bab 456

Pada hari pertunangan, Ivy bangun sejak pukul 5 pagi untuk bekerja, demi menunjukkan dirinya dengan baik di hadapan Anwar.Janice khawatir akan kesehatan ibunya, jadi ikut bangun pagi. Mereka berdua menghabiskan waktu 2 jam untuk memeriksa semua keperluan yang akan digunakan. Setelah memastikan semuanya tidak ada masalah, mereka akhirnya kembali dengan tubuh lelah.Tak disangka, Zachary yang bekerja hingga larut malam kemarin, juga sudah bangun. "Ayo, ayo, aku sudah menyiapkan sarapan. Cepat duduk dan makan."Setiap generasi muda dalam Keluarga Karim selalu dikirim ke luar untuk berlatih saat masih muda. Makanya, Zachary bisa memasak.Meskipun tidak bisa dikatakan sempurna dalam aspek warna, aroma, dan rasa, setidaknya cukup lezat untuk disantap.Zachary menarik Ivy untuk duduk, lalu memijat bahunya dengan lembut. Di wajah Ivy yang lelah, perlahan muncul senyuman. "Kamu pulang larut semalam, nggak perlu bangun sepagi ini.""Kalian berdua sudah bekerja keras beberapa hari ini, aku cuma
Read more

Bab 457

Janice berjalan di sepanjang koridor yang terhubung. Sementara itu, di ujung lain koridor yang dipisahkan oleh sebuah kolam kecil, Jason dan rombongannya juga berjalan.Jason berjalan di barisan paling depan. Seperti biasa, dia mengenakan setelan jas hitam. Tubuhnya tegap dan tinggi dengan wajah tampannya yang tiada duanya.Jason tampak seperti salju putih yang dingin, tetapi juga seperti aliran air malam yang dalam dan tenang.Tatapannya tetap dingin dan datar. Langkah kakinya tidak berhenti sedetik pun, bahkan Jason mempercepat langkahnya menuju Rachel.Bisa bertunangan dengan orang yang disukai, tentu saja dia sudah tidak sabar. Janice dan Jason berjalan ke arah yang berlawanan, tanpa ada lagi hubungan di antara mereka.Saat suara petasan kembali terdengar di belakangnya, Janice tahu bahwa Jason telah menjemput Rachel.....Di aula leluhur, Janice dan Ivy telah menyiapkan semua perlengkapan untuk upacara penghormatan leluhur.Begitu suara langkah kaki terdengar dari belakang, mereka
Read more

Bab 458

Saat ini, Janice mengenakan sepatu hak tinggi dan berdiri di atas ubin. Dia sedikit kehilangan keseimbangan dan tubuhnya langsung jatuh ke pelukan Landon."Maaf." Janice buru-buru meminta maaf.Saat dia hendak berdiri tegak, Landon mengangkat tangan dan menyentuh kepalanya. "Ada daun yang jatuh."Janice melihat daun yang diambilnya, lalu segera merapikan rambutnya. "Terima kasih.""Apa harus seformal ini?" tanya Landon mengangkat alisnya.Janice hendak menjelaskan, tetapi suara Rachel terdengar dari belakang. "Pantas saja tiba-tiba menghilang, rupanya ada maksud lain."Janice berbalik. Udara dingin sontak menyelimuti sekitarnya. Saat mengangkat pandangan, dia langsung bertemu dengan mata hitam Jason. Tatapan itu membawa kilatan dingin yang tajam.Janice menggigit bibir dan tanpa sadar melangkah mundur. Tak disangka, Landon justru berdiri di depannya dan tersenyum ringan. "Bukankah aku sudah bilang akan memberi kalian waktu berdua? Ayo, semua orang sudah menunggu di aula. Jangan biarkan
Read more

Bab 459

Janice menahan napas, menolak untuk mengeluarkan sepatah kata pun.Tatapan Jason semakin dalam, seperti awan gelap yang bergulung. Tanpa memberi kesempatan, Jason langsung merampas haknya untuk berbicara.Ciuman yang penuh dominasi mendarat di bibir, membawa serta kemarahan yang tak terkendali. Semuanya dicurahkan di antara bibir mereka.Janice berusaha mati-matian untuk melawan. Sayangnya, tidak peduli seberapa keras dia berjuang, dia tidak bisa melepaskan diri. Sampai akhirnya tubuhnya melemah dan matanya dipenuhi air mata kepedihan.Detik berikutnya, lehernya terasa dicekik. Tangan Jason mencengkeramnya dengan erat. Semakin lama semakin kuat.Wajah Jason yang sudah dingin kini dipenuhi dengan aura kejam dan suram. "Cuma demi dia?""Bukan!" Janice akhirnya bersuara, meskipun dengan susah payah. Air mata jatuh membasahi pipinya. "Aku bukan milik siapa pun. Aku nggak perlu melakukan apa pun demi siapa pun. Aku cuma nggak ingin tinggal di sini dan terus terjebak denganmu! Puas sekarang,
Read more

Bab 460

Begitu Ivy mendengar bahwa Anwar memanggilnya, dia mengira akan mendapatkan pujian atas pekerjaannya yang baik. Dengan penuh semangat, dia langsung menarik Janice.Saat Janice memasuki ruang tamu, dia melihat bahwa selain Keluarga Karim, Keluarga Luthan juga hadir di sana.Tatapan mereka semua penuh dengan penghinaan saat melihat ibu dan anak itu. Ketika sampai di tengah ruangan, Janice mendongak dan langsung bertemu dengan tatapan Jason yang dingin dan gelap.Jason duduk di posisi utama, jarinya perlahan memutar cincin giok merah di tangannya. Ekspresi di wajahnya tampak kejam.Janice segera menyadari bahwa sesuatu telah terjadi. Sebelum sempat berdiri tegak, dia melihat puluhan kotak hadiah yang sudah terbuka berserakan di lantai.Sebelum Janice sempat berbicara, Rachel sudah buru-buru mendekatinya. "Janice, sebenarnya apa yang terjadi?"Janice hendak melihat lebih jelas, tetapi Ivy telah menyadari sesuatu dan menyela, "Rachel, apa ada barang yang kurang? Aku bisa segera menelepon or
Read more
PREV
1
...
4445464748
...
52
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status