Semua Bab Pembalasan sang Istri Tertindas: Bab 461 - Bab 470

516 Bab

Bab 461

"Ibu," panggil Janice dengan pelan, memberi isyarat agar ibunya tidak berbicara lebih dulu.Namun, Ivy tidak bisa menahan amarahnya. Dia sudah berusaha keras untuk bertahan di keluarga ini, tetapi kini justru dipermalukan oleh orang luar."Barang-barang ini ....""Ibu!" Janice menaikkan suaranya, menghentikan ucapan Ivy.Ivy tidak bodoh. Dia segera menangkap maksud tatapan Janice. Setelah tertegun sesaat, dia buru-buru merebut gelang yang ada di tangan putrinya. "Kenapa bisa? Ini nggak mungkin!"Elaine melirik Ivy dengan tenang dan duduk dengan santai, lalu menyeruput teh dari cangkirnya. "Jadi kamu mengakui bahwa gelang ini palsu?""Ayahnya Rachel masih di luar negeri karena pesawatnya tertunda akibat badai salju, jadi aku mewakili pihak keluarga Rachel untuk menghadiri acara pertunangan ini. Tapi sekarang terjadi insiden begini, gimana aku mau menjelaskannya?""Kalau bukan karena keluarga sendiri yang menyadarinya lebih awal, barang-barang ini pasti sudah dibawa pulang sama tamu. Kam
Baca selengkapnya

Bab 462

Janice terdiam di tempat. Dia sudah sangat berhati-hati, tetapi tetap saja terkena jebakan ini. Ivy juga segera menyadari sesuatu. Tanpa ragu, dia berdiri di depan Janice untuk melindunginya."Bukan Janice. Dia nggak tahu apa-apa."Anwar menyipitkan mata, nada bicaranya penuh kekesalan. "Kalau begitu, berarti kamu yang melakukannya. Lagian, uang itu masuk ke rekeningmu."Ivy terdiam. Dia tidak bisa membela diri, hanya bisa menangis.Janice mengangkat kepalanya dan menatap mata Anwar. Tatapan pria tua itu penuh kewaspadaan dan ketegasan. Bahkan, rasa jijiknya terhadap Janice tidak ditutupi sama sekali.Janice mengatupkan bibirnya, matanya beralih ke Jason yang duduk di samping. Tatapan Jason penuh dengan kilatan dingin. Dia mengangkat cangkirnya dengan santai dan menyesap teh, tetap tenang seolah-olah ini semua bukan urusannya."Apa masih harus kuajarkan apa yang seharusnya kamu bilang?"Janice menarik napas dalam-dalam. Bibirnya bergetar ingin berbicara, tetapi rasa benci yang memenuhi
Baca selengkapnya

Bab 463

Zachary langsung berdiri di depan mereka untuk menghalangi para pengawal. "Kalau mau pukul, pukul aku! Mereka adalah istri dan anakku.""Anak kurang ajar! Mana pengawal? Cepat seret dia pergi!" Anwar berteriak marah.Hanya dalam sekejap, lebih dari sepuluh pengawal masuk dan menarik Zachary dengan paksa."Ayah! Apa kamu benar-benar mau desak orang sampai mati?!" Mata Zachary memerah karena amarah."Aku ini ayahmu! Keluarga ini masih ada di bawah perintahku! Kalau mereka nggak mengaku hari ini, orang luar akan mengira mereka yang berkuasa di rumah ini! Pukuli mereka!"Begitu perintah itu diturunkan, seorang pengawal bertubuh besar menerima cambuk dari kepala pelayan. Janice tahu, hari ini dia tidak akan bisa lolos dari hukuman ini.Ivy segera mendorongnya menjauh. "Janice, cepat pergi! Biar aku yang terima hukumannya, tapi jangan pernah mengaku bersalah ...."Namun, sebelum Ivy bisa menyelesaikan kata-katanya, Janice sudah menariknya ke samping.Dia menatap Anwar dengan dingin. "Ibuku l
Baca selengkapnya

Bab 464

Di ruang tamu.Semua orang sudah pergi.Jason meletakkan ponselnya di atas meja, lalu menyalakan sebatang rokok dengan tenang. Anwar berbalik menatapnya tajam. "Kamu yang manggil Landon ke sini?""Bukan." Suara Jason sangat datar saat berkata, "Bukannya aku sudah melakukan apa yang kamu minta?""Kamu ...." Anwar mengerutkan kening, matanya penuh dengan kecurigaan.Jason mengetukkan abu rokoknya ke asbak, lalu menatap ayahnya dengan dingin. "Ayah, jangan terlalu marah. Jaga kesehatan." Setelah berkata demikian, dia berbalik dan pergi begitu saja.Anwar sangat marah sampai tubuhnya sempoyongan. Untung saja kepala pelayan dengan sigap menahannya. "Tuan, Anda tidak apa-apa?"Anwar mengepalkan tangannya erat dan suaranya dipenuhi kebencian. "Perempuan itu nggak boleh dibiarkan hidup! Cepat lakukan!""Tapi ... bagaimana dengan Tuan Zachary?" tanya kepala pelayan dengan ragu."Kamu belum pernah dengar pepatah 'kalau yang lama nggak pergi, yang baru nggak akan datang’? Semua pria itu sama saja
Baca selengkapnya

Bab 465

"Balas dendam? Hah ...."Zachary tertawa dingin.Di Keluarga Karim, dialah orang yang paling sabar. Setiap hari, dia selalu tersenyum dengan tenang. Bahkan saat dimarahi oleh Anwar sekalipun, dia tidak pernah mengeluh atau menyalahkan keadaan. Namun, senyumnya kali ini terasa sangat sinis, bahkan sedikit menyimpang dari biasanya."Pak Zachary, pada akhirnya, Pak Anwar tetap saja berhati lunak. Kalau nggak, mana mungkin dia datang ke sini untuk melihat Ivy? Jangan buat dia merasa bersalah." Elaine maju untuk menengahi.Namun, Zachary menatapnya dingin. "Ini urusan keluargaku, aku nggak butuh orang luar mengajariku bagaimana menghadapinya."Wajah Elaine menjadi tegang dan kedua tangannya mengepal kuat. Dia menatap Zachary selama beberapa detik sebelum mendengus dingin."Kenapa nggak ada hubungannya denganku? Pak Zachary sudah lupa? Masalah Ivy masih belum terselesaikan dan sekarang dia tiba-tiba jatuh dan koma. Aku cuma merasa ... ini agak mencurigakan.""Elaine!" Zachary menggertakkan g
Baca selengkapnya

Bab 466

Tubuh Janice mulai bergetar, tangisnya pecah tak terkendali. Setiap tarikan napasnya terasa seperti luka yang semakin dalam, serta membawa rasa sakit dan keputusasaan yang menusuk.Landon menepuk punggungnya dengan lembut. "Janice, jangan khawatir. Aku akan selidiki semuanya."Janice sangat berterima kasih pada Landon, tetapi dia tahu tempat ini adalah Kota Pakisa. Keluarga Karim sangat berkuasa dan bisa mengendalikan segalanya.Meskipun Keluarga Luthan sangat berpengaruh di Kota Heco, mereka tidak bisa menjangkau kekuasaan Keluarga Karim di sini.Terlebih lagi, dengan kata-kata Anwar yang setegas itu, mana mungkin dia tidak punya rencana yang sudah dipersiapkan dengan matang?Dengan bersusah payah, Janice menguatkan tubuhnya, lalu duduk di tepi tempat tidur. Dia menatap Zachary dan Landon. "Paman, Pak Landon, kalian bisa tinggalkan aku sebentar? Aku ingin sendirian sama ibuku."Keduanya saling berpandangan, lalu mengangguk dan keluar dari kamar dengan tenang.Setelah pintu tertutup, J
Baca selengkapnya

Bab 467

Jason menjawab dengan tenang, "Bukan apa-apa."....Janice pulang ke rumah dengan tubuh yang benar-benar kelelahan. Begitu merebahkan diri di sofa, tiba-tiba terdengar ketukan di pintu. Saat dibuka, Naura muncul sambil membawa sepanci makanan."Aku dengar suara pintu, jadi tahu kamu sudah pulang. Aku masak ronde dengan arak beras, ini makanan favoritmu, 'kan?"Janice menatapnya dengan curiga. "Kenapa kamu bisa tahu ini makanan favoritku?"Gerakan tangan Naura yang memegang panci sempat terhenti, tetapi kemudian dia tertawa pelan. "Lupa? Waktu itu kamu mabuk dan bilang sama aku. Untung saja aku masih ingat."Janice tidak banyak berpikir. Dia mengusap perutnya karena memang merasa lapar."Aku ambilkan mangkuk."Beberapa saat kemudian, mereka berdua duduk dengan masing-masing satu mangkuk besar sambil menikmati hidangan yang menghangatkan tubuh.Janice lalu berdiri dan mengambil sisa anggur dari sebelumnya. Naura terkejut. "Kamu baru saja makan ronde dengan arak, sekarang mau minum lagi?"
Baca selengkapnya

Bab 468

Ketika Janice tersadar kembali, dia sudah terbaring di lorong depan pintu rumahnya sambil menghirup oksigen. Naura berlutut di sampingnya dengan wajah cemas dan menggenggam erat tangannya."Dia sudah sadar! Dokter, gimana keadaannya?""Saat ini belum bisa dipastikan. Kita harus bawa dia ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut." Dokter itu menenangkan Naura sambil mengukur tekanan darah Janice.Namun, Naura terlihat semakin cemas. "Aku bukan nanya tentang gasnya, aku tanya tentang lukanya!""Luka? Tapi kami nggak menemukan luka apa pun di tubuhnya." Dokter itu tampak ragu dan mendekatkan diri ke Janice. "Nona, apa kamu merasa tidak nyaman di bagian lain?"Janice menggelengkan kepalanya. Setelah menghirup oksigen, selain kepala yang terasa sedikit pusing, dia tidak merasakan sakit apa pun. Naura tertegun, lalu menunjuk noda darah yang menempel di pintu rumahnya."Lalu ... darah siapa ini? Tadi pintu rumahku diketuk dengan sangat panik. Begitu pintu dibuka, aku lihat kamu tergeletak
Baca selengkapnya

Bab 469

Janice berpikir sejenak, lalu memutuskan untuk tidak melibatkan Naura lebih jauh."Kak Naura, tetangga bawah sudah melaporkan bahwa mereka mendengar suara tembakan. Kalau kita bilang ada kemungkinan orang ketiga, kamu mau menghabiskan tahun baru di kantor polisi? Sebaiknya nggak usah memperumit keadaan. Yang penting kita selamat.""Iya juga, ya .... Tapi siapa yang ngetuk pintu tadi? Sepertinya dia terluka juga. Aku penasaran lukanya parah atau nggak," gumam Naura.Mendengar ucapannya, bayangan sosok yang samar di dalam kegelapan kembali muncul dalam benak Janice. Namun, sebelum dia bisa memikirkannya lebih jauh, ponselnya berdering.Zachary."Paman .... Apa?! Aku segera ke sana!" Janice langsung berdiri dan berlari menuju kamar rawat ibunya.Begitu sampai di depan pintu, dia melihat tiga polisi yang ingin membawa Ivy dengan paksa, meskipun Zachary berusaha menghalangi mereka."Pak Zachary, maaf. Pak Anwar sudah memutuskan bahwa jumlah uang yang hilang terlalu besar. Pencurinya harus s
Baca selengkapnya

Bab 470

Janice berdiri di depan vila yang terang benderang. Dia mengangkat tangannya hendak mengetuk, tetapi kemudian menurunkannya lagi. Apakah benar dia?Saat tangannya kembali turun, pintu terbuka dari dalam. Norman keluar dengan perlahan. "Bu Janice, Pak Jason sudah menunggu Anda.""Menungguku? Dia tahu aku akan datang?" Janice sedikit terkejut. Norman tidak menjawab secara langsung, hanya memberikan isyarat agar dia masuk.Janice ragu sejenak, tetapi akhirnya melangkah masuk. Semakin dekat dengan rumah yang begitu familier di ingatannya, semakin bergejolak emosinya. Dia dilanda perasaan yang campur aduk. Jika benar Jason yang telah menyelamatkannya, apa yang harus dia katakan?Tanpa sadar, dia sudah berdiri di tengah ruang tamu.Sebelum sempat memperhatikan sekeliling, langkah kaki seorang pria terdengar menuruni tangga di belakangnya. Janice mengepalkan tangannya, seolah bertekad menghadapi kenyataan, lalu berbalik.Jason tampak baru saja selesai mandi. Dia mengenakan jubah tidur hitam d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4546474849
...
52
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status