Semua Bab Pembalasan sang Istri Tertindas: Bab 431 - Bab 440

520 Bab

Bab 431

"Sejak kapan kamu jadi tukang gosip begini? Biarkan saja dia pergi, mungkin nanti dia nggak terus-menerus terbebani lagi," kata Landon dengan datar."Tuan, kamu benar-benar pengertian, aku mau ambil cuti besok." Zion menyeringai."Semua cutimu bulan ini dibatalkan."Zion langsung kehilangan senyumnya.....Di Hotel.Janice kembali ke hotel, lalu duduk di area istirahat lobi dan memesan secangkir kopi panas. Untuk terakhir kalinya, dia memercayai Jason. Mereka memang seharusnya duduk dan bicara dengan baik.Melihat salju yang beterbangan di luar jendela kaca besar, hatinya pun dipenuhi kegelisahan. Satu jam berlalu, kopinya sudah lama menjadi dingin.Landon pernah mengatakan bahwa dia dan adiknya untuk sementara tinggal di vila milik Keluarga Luthan, yang berjarak setengah jam dari sini. Pergi dan pulang hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam.Sekarang sudah satu jam lima belas menit.Janice menggenggam cangkir yang sudah dingin, berpikir mungkin karena hujan salju deras, jadi wajar j
Baca selengkapnya

Bab 432

Jason duduk diam sepanjang malam.Saat fajar menyingsing, Rachel perlahan terbangun. Melihat pria itu masih ada di sisinya, hatinya dipenuhi rasa bahagia sekaligus rasa sakit. Dengan suara lemah, dia berkata, "Jason, maaf, kamu jadi harus menemaniku semalaman."Jason tersadar dari pikirannya dan berdiri dengan perlahan. "Kupanggilkan dokter."Saat dia berbalik, Rachel menggenggam tangannya. "Jason, aku suka sama kamu. Apa kita bisa bersama? Tentu saja, kalau kamu ingin menolakku, aku bisa menerimanya."Jason menundukkan pandangan dan menatapnya tanpa ekspresi, lalu menarik tangannya perlahan dari genggaman Rachel. "Biarkan dokter periksa kondisimu dulu."Menatap punggung pria itu yang perlahan menjauh, Rachel menggigit bibir pucatnya dan matanya berkaca-kaca.Setelah dokter datang dan memeriksa kondisinya, mereka memastikan bahwa Rachel telah melewati masa kritis. Dia pun dipindahkan ke kamar perawatan biasa.Jason membantu Rachel berbaring dengan tenang, lalu berkata dengan suara dala
Baca selengkapnya

Bab 433

"Apa maksudmu? Aku belum setua itu sampai nggak bisa mengurus keluarga ini!" Anwar paling tidak suka dianggap tua, dan lebih dari itu, dia paling takut menjadi tua.Namun, Jason tetap menanggapinya dengan tenang. "Yang lebih penting adalah kesehatanmu."Anwar terdiam di tempat, wajahnya sedikit memucat karena marah. Namun, sebagai seseorang yang pernah memimpin keluarga besar selama bertahun-tahun, dia mengendalikan emosinya dengan cepat.Anwar mengeluarkan dua dokumen dan meletakkannya di depan Jason, lalu mengubah topik pembicaraan. "Daftar peserta upacara persembahan tahun baru, lihat dulu."Jason membuka daftar itu. Nama-namanya hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya, kecuali satu ... Ivy.Anwar berkata dengan nada dingin, "Bagaimanapun juga, dia itu kakak iparmu. Dia tetap bagian dari keluarga ini. Sekarang setelah Tracy meninggal, sudah saatnya dia mulai melakukan sesuatu untuk Keluarga Karim.""Oh ya?" Jason menatap lurus ke mata Anwar.Anwar menunjuk dokumen di bawahnya deng
Baca selengkapnya

Bab 434

Air hangat mengalir ke tenggorokannya, meredakan rasa perih yang mengganggunya sejak tadi. Tubuh Janice mulai merasa lebih nyaman. Jari-jari hangat menyentuh bibirnya dan mengusapnya perlahan, seolah sedang menyentuh sesuatu yang berharga.Pria itu semakin mendekat. Napasnya yang hangat berembus di wajah Janice. Tanpa sadar, Janice menahan napas. Meskipun penglihatannya kabur, dia bisa merasakan betapa dekatnya sosok itu. Begitu dekat, hingga jika dia bergerak sedikit saja, bibir mereka akan bersentuhan.Namun, tepat saat itu, efek obat mulai bekerja sepenuhnya. Tubuhnya kehilangan tenaga, membuatnya langsung terjatuh kembali ke sofa.Tak lama kemudian, tubuh tegap itu menunduk dan memeluknya erat. Di telinganya, suara detak jantung pria itu terdengar jelas, ritmenya stabil dan menenangkan. Tanpa sadar, sesuatu yang lembut menyentuh dahinya."Tidurlah."Suara rendah dan dalam itu terdengar seperti mantra yang membawa Janice tenggelam dalam tidur nyenyak.Saat membuka mata lagi, yang pe
Baca selengkapnya

Bab 435

Naura menunjuk ke arah jas yang dikenakan Landon.Saat itu juga, Janice baru menyadari bahwa jas yang dipakai Landon terlihat sangat mirip dengan yang dikenakan Jason saat mengantarnya pulang waktu itu ketika Jason menyembunyikan wajahnya.Meskipun ada perbedaan kecil dalam detailnya, bagi orang awam, keduanya terlihat hampir sama. Ditambah lagi, bentuk tubuh Landon dan Jason hampir serupa, jadi tidak heran Naura salah mengenali."Kak Naura, ini bukan seperti yang kamu pikirkan," Janice buru-buru menjelaskan.Namun, Naura tidak mau mendengar. Dia berdiri di depan Janice dengan sikap hendak melindungi Janice. "Janice! Kamu sudah janji sama aku bahwa kamu nggak akan kembali sama mantanmu!""Mantan?"Landon menatap Janice dengan ekspresi penuh arti, seulas senyuman samar muncul di sudut bibirnya. Janice yang baru saja mulai merasa baikan, tiba-tiba ingin pingsan lagi di tempat.Dengan penuh keyakinan, Naura melanjutkan, "Pak, percuma kamu datang sekarang! Waktu Janice benar-benar membutuh
Baca selengkapnya

Bab 436

Naura mengira Janice sudah lupa, jadi dia berbalik ke dapur dan mengambil sesuatu, lalu meletakkannya di depan Janice. Benda itu adalah sebuah jam tangan pria. Desainnya sederhana, tetapi harganya selangit.Janice langsung mengenalinya. Jam tangan itu milik Jason. Sebab ... dia sendiri memiliki versi wanitanya yang sama persis. Namun, tadi malam saat dia membereskan dapur, jam tangan ini tidak ada di sana.Kecuali ... orang yang menemaninya selama dia demam adalah Jason. Landon tidak pernah mengatakan bahwa dia yang memasak bubur untuk Janice. Itu hanya asumsi Janice semata.Mengingat semua yang terasa seperti mimpi, tangan Janice sedikit gemetar, hingga tanpa sengaja menumpahkan teh jahe dari cangkirnya.Naura segera mengambil tisu dan menyeka tumpahan itu. "Kenapa kamu?"Namun, Janice tidak menjawab. Dia menoleh ke luar jendela, lalu tiba-tiba meraih jam tangan itu dan bergegas keluar. Di dalam lift, dia menatap angka-angka yang turun satu per satu.Sambil bersandar pada dinding lift
Baca selengkapnya

Bab 437

Jason tidak menjawab. Dia langsung menarik Janice ke dalam mobil.Di luar, pemandangan terus berubah dengan cepat. Entah setelah berapa lama berlalu, sampai akhirnya salju mulai turun lagi.Saat mobil berhenti dan pintu terbuka, lapisan salju yang lebih tebal sudah menyelimuti tanah.Begitu Janice turun, sebuah mantel kasmir telah diletakkan di pundaknya. Aroma familier dari pria di sampingnya langsung menyelimutinya.Begitu tersadar, dia telah berdiri di depan sebuah vila yang begitu megah. Meski sekarang telah tertutup salju, taman luas di sekelilingnya masih tampak seperti tempat yang berasal dari dongeng.Mudah membayangkan bagaimana tempat ini terlihat saat dipenuhi bunga yang bermekaran. Namun, Janice sudah mengetahui gambaran itu. Sebab, tempat ini adalah rumah tempat dia membakar diri di kehidupan yang lalu.Selama delapan tahun pernikahan, tempat ini bagaikan penjara yang megah.Janice menatap rumah itu sambil bertanya dengan nada dingin, "Apa maksudmu?"Jason memicingkan mata
Baca selengkapnya

Bab 438

Mendengar kata "api", Jason kembali tercengang. Dia teringat bahwa gadis kecil dalam mimpinya itu sangat membencinya.Di tengah malam, semua mimpinya selalu berakhir sama. Gadis kecil itu berlari ke dalam rumah yang terbakar sambil menggandeng seorang wanita yang bersosok samar. Keduanya saling berpandangan dan tersenyum, lalu menghilang dari mimpinya.Janice memanfaatkan kesempatan ini untuk melepaskan diri dari Jason dan berdiri dalam jarak beberapa langkah darinya.Dengan kemarahan yang bercampur dengan permohonan, Janice berkata, "Paman, aku memang nggak bisa menang melawanmu. Apa kalian masih belum cukup menghinaku? Apa kamu benar-benar baru bisa puas kalau semua orang memarahiku sebagai wanita murahan?"Usai bicara, Janice langsung berbalik dan pergi.Jason mengulurkan tangan hendak menariknya, tetapi dia hanya berhasil meraih mantel yang tersampir di pundak Janice.Janice melepas mantel itu dengan tegas dan pergi tanpa menoleh sama sekali. Sosoknya menghilang di tengah salju yan
Baca selengkapnya

Bab 439

Rachel tidak menyadari kejanggalan dari ucapan Janice. Dia langsung mengeluarkan ponsel dan berkata, "Lihat nih, kami foto banyak sekali. Aku mau pakai foto ini di acara tunangan dan pernikahan nanti. Kamu bantu aku pilih dong."Janice melirik sekilas ponsel Rachel. Senyum kedua orang itu di dalam foto tampak sangat mencolok. Rachel adalah nona kaya yang dirawat dengan penuh cinta kasih. Ketenangan dan kelembutan yang ada dalam dirinya terpancar begitu alami.Saat tersenyum, auranya begitu menular. Bahkan Jason yang biasanya selalu dingin, terlihat lebih santai saat berdiri di sisinya.Mereka benar-benar serasi. Setiap foto yang diambil tampak begitu sempurna. Namun, Janice justru merasa tidak nyaman. Matanya tidak tahu harus menatap ke mana."Semuanya bagus, kok. Kalian putuskan saja." Janice tersenyum, lalu mengalihkan pembicaraan, "Oh ya, kenapa kamu cari aku?""Oh, iya. Aku terlalu senang sampai lupa. Jepitan dasi yang kamu desain untuk kakakku bagus sekali. Sekarang dia pakai jepi
Baca selengkapnya

Bab 440

Gaun pengantin?Saat mendengar dua kata itu, Janice merasa ironis. Ditambah dengan waktu Vania mencoba gaun pengantin, ini sudah kedua kalinya. Selain itu, keduanya adalah pasangan Jason. Seolah-olah semua pernikahan ini tidak akan bisa berlangsung tanpa kesaksian darinya.Janice menatap Rachel. Dia tersenyum dengan bahagia, polos, tanpa tipu muslihat seperti Vania. Undangannya juga memang tulus.Justru karena itulah, Janice semakin merasa dirinya seperti orang jahat. Dia ingin mencari alasan untuk menolak, tetapi saat hendak membuka mulut, ponselnya bergetar.Tiba-tiba, sebuah firasat buruk muncul di benaknya.Benar saja. Begitu dia membuka layar, ada pesan dari Ivy.[ Pak Anwar minta aku bantu siapin pesta pertunangan Jason dan Rachel. ]Janice sontak merasa sesak. Apakah Ivy akan berakhir dengan menyinggung Keluarga Luthan dan Karim, atau baik-baik saja, semua bergantung pada sikapnya.Janice mengetik pesan dengan tangan gemetar.[ Aku tahu. ]Rachel sepertinya menyadari sesuatu, se
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4243444546
...
52
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status