Semua Bab Pembalasan sang Istri Tertindas: Bab 21 - Bab 30

50 Bab

Bab 21

Janice berpikir sejenak dengan tenang, lalu mendekat ke satu-satunya polisi bisa dia percaya dan memberi tahu, "Maaf, bisa tolong ....""Oke," jawab Priska sambil mengangguk. Setelah memberikan semua instruksinya, Janice merasa lega.Supaya tidak membuat Priska berada dalam situasi sulit, dia menarik napas dalam sebelum berucap, "Aku sudah kasih tahu semuanya. Aku nggak bakal membiarkanmu menyinggung orang lain. Silakan tangani aku sesuai prosedur."Priska bersikap baik pada Janice. Jika sampai dia terlibat masalah dengan Jason karena dirinya, tentu saja Janice akan merasa tidak enak. Itu sebabnya, Janice mengangkat tangan yang diborgol dengan patuh.Priska menatapnya dengan ragu, lalu tiba-tiba berucap sambil tersenyum, "Sebenarnya ...." Dia mulai berbicara, tetapi setelah itu menjadi ragu dan tidak melanjutkan ucapannya.Kemudian, Priska bertanya dengan makna yang mendalam, "Kamu nggak merasa lebih aman tinggal di sini?""Aman?" Janice sedikit bingung, tetapi dia tetap membalas sambi
Baca selengkapnya

Bab 22

"Nona Janice, sebagai pengacara, aku harus dengan bertanggung jawab memberitahumu bahwa ini adalah hasil terbaik untukmu," ucap Wilson dengan tak acuh. Dia seolah yakin bahwa Janice yang tidak memiliki dukungan hanya bisa menerima nasibnya.Janice menutup naskah pidato itu dan menatap Wilson tanpa berkata apa-apa. Di bawah tatapan Janice yang tegas, Wilson tiba-tiba merasa sedikit tidak yakin."Nona Janice, kenapa kamu menatapku seperti itu?" tanya Wilson."Pak Wilson, seingatku kamu pernah dikejar-kejar karena bantu orang miskin menangani kasus secara gratis. Itulah yang bikin Keluarga Karim menghargaimu, 'kan?" tanya Janice dengan nada lembut.Wilson tertegun sejenak. Masa lalunya itu hanya diketahui oleh Jason dan Anwar. Lantas, bagaimana Janice bisa mengetahuinya?Sebagai pengacara yang berpengalaman, Wilson dengan cepat kembali tenang. Kemudian, dia bertanya, "Memangnya kenapa?"Janice berucap, "Ketika mengatakan semua ini padaku, apa hatimu merasa tenang? Lupakan soal kasus Vania
Baca selengkapnya

Bab 23

Jason tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya melirik sekilas ke arah Janice dengan ekspresi yang makin dingin. Pria itu memancarkan sikap yang jelas melarang orang mendekat. Di dalam hati, Janice mencibir. Itulah Jason yang dia kenal.Pada saat itu, terdengar suara tegas dan tajam dari belakang. "Janice, kenapa masih berdiri di sana? Semua orang lagi menunggumu." Anwar yang berbicara demikian.Janice berbalik dan melihat bahwa di belakang Anwar, ada ibunya dan Zachary. Biasanya, dua orang ini sama sekali tidak punya posisi penting dalam acara sebesar ini.Tidak disangka, kali ini mereka muncul di situasi yang sangat tidak menyenangkan. Jelas, Anwar khawatir bahwa Janice akan berubah pikiran dan menolak untuk naik panggung."Janice ...." Zachary terlihat serius dan mencoba mendekat untuk melindungi Janice.Namun, Janice segera menggeleng padanya sambil berujar, "Cukup temani ibuku saja."Di bawah tatapan peringatan dari Anwar, Janice akhirnya naik ke panggung. Di antara hadirin, Calvin yan
Baca selengkapnya

Bab 24

Tubuh Kevin tiba-tiba menegang dan wajahnya memucat. Dia menunjuk layar dengan panik sambil bertanya, "Memangnya kenapa? Bukannya ini justru menunjukkan bahwa Nona Janice kasih informasi palsu padaku buat fitnah Nona Vania?"Banyak orang di sekitar mengangguk setuju. Namun, Janice malah menatap Vania dengan tenang sambil bertanya, "Vania, bukannya kamu yang paling tahu siapa sebenarnya yang kasih informasi ke wartawan? Kenapa kamu diam saja?"Vania terlihat panik. Dia buru-buru menjawab, "Apa hubungannya denganku? Bukan aku!"Janice terus menatapnya sambil bertanya, "Vania, apa aku pernah bilang bahwa ini ada hubungannya denganmu?""Aku cuma bilang bahwa kita sudah jelas membahas semua ini di kantor Pak Hamdan waktu itu. Jadi kenapa ketika para wartawan dan penggemarmu salah paham tentangku, kamu nggak menjelaskannya?" tanya Janice."Aku ... aku ...." Vania tidak bisa menjawab dan memilih untuk menangis.Janice berucap dengan nada peduli, "Vania, jangan nangis. Nanti, orang-orang kira
Baca selengkapnya

Bab 25

Ketenangan Janice benar-benar mengejutkan semua orang. Orang yang dulu berada di posisi paling tidak penting dalam Keluarga Karim, kini tidak lagi penakut atau menundukkan kepala saat berbicara.Janice berdiri di atas panggung dan membela dirinya sendiri. Tatapannya yang jernih dan penuh keyakinan menyapu wajah Jason yang dingin dan berbahaya, tanpa ada sedikit pun keraguan.Saat keadaan mulai berbalik, semua kamera langsung mengarah ke Kevin dan Vania. Ini membuat Kevin merasa gugup dan secara refleks menatap Vania.Di sisi lain, wanita itu mengernyit dan memberikan isyarat kecil dengan matanya. Kevin segera membantah dengan keras, "Nona Janice, kamu nggak bisa memfitnahku dan Nona Vania cuma karena aku mengajukan beberapa pertanyaan!"Dengan mata berkaca-kaca, Vania berucap, "Janice, aku tahu kamu mungkin marah karena kampus kasih kuota kompetisi untukku. Tapi, aku cuma mau permintaan maaf.""Aku bahkan sudah bilang ke polisi mau berdamai. Kalau kamu terus seperti ini, aku akan mundu
Baca selengkapnya

Bab 26

Tatapan penuh keraguan dari orang-orang di sekitar hampir menenggelamkan Vania. Jika tidak memberikan alasan yang masuk akal, citra yang telah dia pertahankan selama ini akan runtuh.Vania menggigit bibirnya. Matanya berbinar licik ketika berucap, "Janice, kamu mungkin lupa. Masalah yang lagi dibahas sekarang adalah kamu dituduh meminta orang untuk melukaiku.""Aku kasih kamu kesempatan buat minta maaf di sini biar kita bisa berdamai. Kalau kita berdamai, kamu akan aman," jelas Vania.Taktik berpura-pura lemah sudah tidak berhasil. Kini, Vania mulai menggunakan ancaman. Namun, sayangnya kali ini dia kembali salah langkah.Janice berbalik dan menatap Priska. Polisi wanita itu pun berbicara dengan tegas, "Nona Vania, kami sudah menyelidiki pria yang berusaha melukaimu. Dia nggak memiliki catatan kriminal, tapi punya seorang putri yang butuh biaya pengobatan."Priska menambahkan, "Kami sudah memeriksa rekeningnya. Ada uang yang masuk dari rekening luar negeri yang jumlahnya sesuai dengan
Baca selengkapnya

Bab 27

Janice melanjutkan, "Pak Anwar. Dia yakin aku nggak bersalah sehingga mengatur konferensi pers ini untukku.""Walaupun aku nggak punya hubungan darah dengan Keluarga Karim, keluarga ini selalu memperlakukanku ... seperti keluarga sendiri dan nggak pernah melukaiku. Makasih banyak," tambah Janice sambil membungkuk dalam-dalam kepada Anwar.Meskipun Anwar merasa marah, dia tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya tersenyum dan mengangguk kepada semua orang. Tak bisa dipungkiri, langkah ini adalah cara tercepat untuk meredakan krisis reputasi Keluarga Karim.Setelah konferensi pers selesai, Janice bergegas menyusul Priska dan berucap, "Makasih. Kalau bukan karena bukti yang kamu temukan tentang Calvin, aku pasti ...."Priska mengisyaratkan kepada rekan-rekannya untuk membawa Calvin ke dalam mobil, lalu menatap Janice dengan tatapan kesulitan."Bukan aku. Itu semua perintah Pak Jason. Gadis-gadis yang kasih kesaksian itu semuanya ditemukan oleh Pak Jason dalam semalam. Sebelumnya, nggak ada y
Baca selengkapnya

Bab 28

Wajah Vania tampak pucat. Ketika Jason mengangkat tangan, Vania sontak merebut flashdisk dan menjatuhkannya. Kemudian, dia pura-pura tidak sengaja menginjak flashdisk itu hingga hancur.Vania berucap dengan ekspresi penuh penyesalan, "Maaf, Jason. Aku nggak sengaja. Aku cuma ingin membantumu ambil tadi."Janice menatap flashdisk yang hancur itu, lalu berbalik dan pergi. Tidak penting Jason melihat isinya atau tidak, yang penting Vania merasa takut dan orang-orang melihatnya. Itu sudah cukup.Setelah Janice keluar, Ivy mengikutinya. Ivy menegur, "Kamu sudah gila? Kenapa memberi bukti itu kepada Vania?""Ibu, kamu kira kita bisa melindungi bukti itu?" tanya Janice balik."Kamu bisa memutarnya langsung. Kemudian, orang-orang akan tahu kebusukan Vania," jelas Ivy."Kamu nggak ingin tinggal di rumah Keluarga Karim lagi? Kamu kira Jason akan mengampuni kita?" tanya Janice lagi.Ivy telah meremehkan cinta Jason kepada Vania. Di kehidupan lampau, Janice mati karena cinta ini. Jason sampai meli
Baca selengkapnya

Bab 29

Ketika Janice tersadar kembali, dia sudah berada di rumah sakit. Meskipun matanya bergerak, kesadarannya belum pulih total. Dia bisa mendengar obrolan di pinggir ranjang."Gimana kondisinya?" Terdengar suara rendah, familier, dan berbahaya."Dia baik-baik saja. Aku berani jamin. Tangannya akan kembali normal."Tangan? Begitu mendengarnya, kesadaran Janice berangsur kembali. Matanya yang menyipit tertuju pada dokter berjas putih.[ Vincent, Direktur Departemen Neurologi ]Nama yang sangat familier. Janice akhirnya ingat. Di kehidupan lampau, tangan Vania terluka saat masak. Jason khawatir padanya, jadi menyuruh dokter saraf terbaik untuk memeriksanya.Hari itu, Janice mendapat kesempatan untuk mendesain ulang perhiasan. Namun, tiba-tiba muncul perampok yang memotong saraf di tangannya.Janice pun pergi ke rumah sakit, memohon supaya diberikan dokter saraf terbaik. Siapa sangka, dia diberi tahu bahwa Jason membawa Vincent hanya untuk mengobati luka kecil Vania.Janice langsung menelepon
Baca selengkapnya

Bab 30

Janice kembali ke kampus. Dia masuk ke asramanya. Tidak ada siapa pun di dalam. Sepertinya mereka pergi wawancara.Janice membuka lacinya. Ketika melihat barang di dalam, matanya sontak menyipit. Janice hendak mengambilnya, tetapi tiba-tiba terdengar suara di belakang. "Janice."Janice menurunkan tangannya dan berbalik. Malia langsung berlari ke hadapannya dan menampar wajah sendiri."Janice, aku minta maaf. Semua ini gara-gara aku tamak. Reporter bilang aku cuma menyampaikan beberapa patah kata pakai akunmu dan aku percaya. Kamu juga tahu ibuku membenciku karena aku menghamburkan uangnya untuk kuliah. Makanya, aku tertipu. Maafkan aku."Malia menampar diri sendiri sambil meminta belas kasihan dari Janice. Janice pura-pura termangu supaya Malia tidak menghentikan tamparannya.Malia kesal, tetapi tidak berani mengatakan apa pun. Setelah wajahnya merah, Janice baru menghentikannya. "Sudahlah, nggak ada gunanya minta maaf lagi sekarang."Janice menunduk mengelus tangannya yang cedera. Mat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status